KASUS
Disusun Oleh
Kelompok 6 :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan
pendahuluan dan kasus asuhan keperawatan komunitas dengan Gout Artritis dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai gout artritis . kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membaca demi perbaikan tugas di waktu yang akan
datang.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………..…….…………………….1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah............................................................................................................... 7
3. Tujuan Penelitian................................................................................................................ 7
4. Manfaaat.............................................................................................................................8
5. Metode Penulisan dan Pengumpulan Data............................................................................. 9
6. Lokasi dan Waktu.............................................................................................................. 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 11
B. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.......................................................................... 18
C. Konsep Lanjut Usia........................................................................................................28
D. Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan Komunitas..............................................................36
E. Tinjauan Teori Penerapan Asuhan Keperawatan...............................................................46
2. Prioritas Masalah & Diagnosa Keperawatan.................................................................... 50
3. Rencana Keperawatan/Intervensi.................................................................................... 53
Pelaksanaan.......................................................................................................................... 52
Tahap Evaluasi......................................................................................................................53
BAB 3.................................................................................................................................. 54
TINJAUAN KASUS............................................................................................................ 54
Sistem Pembuangan Air Kotor.............................................................................................57
A. ANALISA DATA......................................................................................................... 87
SKALA PRIORITAS MASALAH.......................................................................................90
INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................... 92
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI KELURAHAN PLUMBON, INDRAMAYU JAWA
BARAT............................................................................................................................... 92
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN....................................................................................... 117
1. Pengkajian................................................................................................................... 117
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................................. 117
3. Perencanaan.................................................................................................................117
4. Pelaksanaan................................................................................................................. 114
5. Evaluasi.......................................................................................................................114
B. Saran........................................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 116
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
bahwa tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan komunitas pada abad ini
pesat. Seiring dengan meningkatnya populasi lansia yang dibutuhkan oleh seorang
fungsional lansia. Pola morbiditas dan mortalitas lansia biasanya mengikuti pola
Prevalensi asam urat jumlahnya bervariasi pada tiap negara. Prevalensi di USA
meningkatnya umur. Gout arthritis banyak dijumpai pada laki-laki, usia 30-40
tahun, sedangkan pada wanita usia 55-70 tahun, insidens wanita lebih jarang
pada masyarakat Indonesia belum ada data yang pasti. Prevalensi nasional
penyakit sendi adalah 30,3% (bersasarkan diangnosis tenaga kesehatan dan gejala).
Timur, Kalimantan Selatan dan Papua Barat (Riskesdas, 2007). Menurut Riskesdas
indonesia 11,9% dan berdasrkan diagnosis atau gejala 24,7% jika dilihat dari
karakteristik umur, prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (54,8%). Penderita
wanita juga lebih banyak (27,5%) dibandingkan dengan pria (21,8%) (Riskesdas,
2013). Berdasarkan hasil survey di wilayah kerja Puskesmas Plumbon yaitu pada
hampir 29 % dari 86 lansia mengalami penyakit asam urat, hasil tabulasi asam
urat dari Puskesmas plumbon pada tahun 2021 sebanyak 1024 orang dan 2022
sebanyak 2805 orang, hal ini berarti dalam waktu 1 tahun terjadi peningkatan
sebanyak 63,4 %. Pada 10 orang lansia yang terkena Asam Urat di wilayah RW 13
kelurahan plumbon terkait dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat
Penyakit asam urat terjadi terutama pada laki-laki mulai dari usia pubertas hingga
mencapai usia puncak 40-50 tahun, sedangkan pada perempuan asam urat mulai
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab Asam Urat adalah usia, jenis
penyakit-penyakit metabolik, pola makan, kurang konsumsi air putih dan obat-
obatan: aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat TBC. Dari beberapa faktor diatas
salah satunya yang sangat berpengaruh terhadap asam urat yaitu pola makan.
Makanan mengandung zat purin yang tinggi akan di diubah menjadi asam urat.
Makanan tinggi purin misalnya: daging sapi, kacang tanah, emping, kangkung,
bayam, dan daun singkong. Makanan tersebut akan mempengaruhi kadar asam
urat dalam darah (Lanny Sustrani, 2004). Jika kadar asam urat dalam darah
melebihi batas normal (tinggi), maka akan merusak organ-organ tubuh, terutama
berdampak munculnya batu ginjal dan akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal.
Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga
demikian jika kadar asam urat tinggi upayakan untuk menurunkannya agar
Tjokroprawiro, 2007).
asam urat pada lanjut usia dan keluarganya sehingga keluhan dan gejala penyakit
asam urat berkurang serta mencegah komplikasi akut dan kronis sehingga
diharapkan kualitas hidup lanjut usia dapat lebih optimal. Penyakit ini dapat
pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan Asam Urat dan perlunya
pemecahan masalah yang dapat dilakukan (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
komunitas pada usia lanjut dengan Asam Urat, di wilayah kerja Puskesmas
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian study
kasus ini adalah : “ Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada lansia yang
Indramayu?”
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
asuhan keperawatan komunitas pada lansia yang menderita Asam Urat di Wilayah
b. Tujuan Khusus
Indramayu.
Kecamatan Indramayu.
Indramayu.
4. Mampu melakukan evaluasi tindakan pada lansia yang menderita Asam
4. Manfaaat
a. Manfaat Teoritis
asuhan keperawatan komunitas pada lansia yang menderita Asam Urat di Wilayah
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
1. Metode penyusunan
Deskriptif
pada pemecahan masalah yang dihadapi saat ini dan hasilnya dapat
a. Studi pustaka
b. Studi lapangan
a. Observasi
b. Wawancara
c. Pemeriksaan Lingkungan
3. Jenis data
b. Data sekunder.
a. Lokasi
b. Waktu
Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada tanggal 24 Mei
TINJAUAN PUSTAKA
1. 1. Pengertian
monosodium urat atau kristal urat akibat adanya supersaturasi asam urat
berulang, dan disertai dengan arthritis yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal monosodium urat atau asam urat yang terkumpul di dalam sendi
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah. Menurut Dr.
Asam Urat adalah penyakit yang menyerang sendi dan tendon yang
karena deposit asam urat yang lama kelamaan membentuk kristal pada sendi atau
tendon yang terkena sehingga mengakibatkan peradangan. Istilah lain asam urat
adalah penyakit pirai atau dalam bahasa Inggris disebut GOUT (Admin, 2009).
Asam Urat nilai normalnya 2,4 mg/dl hingga 6 mg/dl untuk wanita dan 3,0
2. Etiologi
bertambah.
a. Gout primer renal terjadi karena ekskresi asam urat di tubuli distal
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak
penting.
2. Gambaran Klinis
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui
pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen
penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per
100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause
perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan
akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol
dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu
jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya
penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat
di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout
sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat)
yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh
mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan
asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang
respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat
mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.
Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn
jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal.
Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang
bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout
Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul
pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi
sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul.
Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat
kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara memadai (Askandar
3.3. Komplikasi
Komplikasi asam urat biasanya terjadi pada penderita asam urat akut yang
terlambat menangani penyakitnya. Jika kadar asam urat dalam darah melebihi
batas normal (tinggi), maka akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal
munculnya batu ginjal dan akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal. Asam urat
pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam
urat akan merusak endotel/pembuluh darah koroner. Dengan demikian jika kadar
asam urat tinggi upayakan untuk menurunkannya agar kerusakan tidak menyebar
4. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah.
berurutan.
urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam
respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh
leukosit.
3. Fagositosis
lisosom.
4. Kerusakan lisosom
5. Kerusakan sel
kerusakan jaringan.
1. Colchicin: dosis 0,5 × 1,2 kali/hari dan berikan sampai tanda inflamasi
nyeri perut, diare, mual, muntah. Bila ada efek samping obat segera
dihentikan. Dosis harus dikurangi pada pasien yang tua dengan gangguan
fungsi ginjal/hati
atau sistemik dengan aturan yang ketat karena efek samping kortikosteroid
mg/minggu.
5. Pengobatan hiperurisemia
penurunan asam urat yang mendadak, yang mana hal ini dapat
dipertahankan < 6,4 mg/dl yaitu kadar di bawah titik saturasi asam
urat di dalam darah. Indikasi batu ginjal, tofus, ekskresi asam urat
hepatitis.
400 mg/hari
Sereal, beras, roti putih, sagu, Daging, jeroan, bebek, daging awetan, ikan/
Diet rendah purin, turunkan berat badan, hindari alkohol, olahraga ringan
dan teratur, hindari stres, colchisin dosis rendah efektif untuk menghindari
serangan gout akut. Jika kadar serum asam urat bisa dipertahankan 5 mg/dl dan
tidak ada serangan akut maka pemberian colchisin untuk maintenance dapat
dihentikan. Obat ini cukup toksik, terutama terhadap ginjal dan hepar, sehingga
nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat/dibatasi
wilayah geografi. Contoh: kesatuan-kesatuan seperti kota, desa, RT, RW, dan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
komunitas.
4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
pasien/ klien.
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga
kelompoknya sendiri.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti: air,
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
masyarakat.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
masyarakat.
asuhan keperawatan.
dengan kebutuhannya.
sertamasyarakat.
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil (R. Fallen & R. Budi, 2010).
tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu
individu.
2. Tingkat Keluarga
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
4. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, soaial dan spiritual. Maka peran perawat adalah membantu agar
5. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan
atau adopsi. Antara keluarga satu dan yang lainya saling tergantung dan
Kesehatan
f. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-
6. Kelompok khusus
1. Definisi
kepekaan secara individual (Hawari, 2001). Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
(Pudjiastuti, 2003).
Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung
umur. Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan Fisik
a. Sel
perbaikan sel.
b. Sistem Persyarafan
c. Sistem Penglihatan
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
d. Sistem Pendengaran
suara atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,
e. Sistem Cardiovaskuler
berganti.
h. Sistem Gastrointestinal
i. Sistem Genitourinaria
sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi
sekunder.
j. Sistem Endokrin
dan testoteron.
k. Sistem Kulit
akibat penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan
l. Sistem Muskuloskeletal
2. Perubahan Mental
a. Perubahan fisik.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Hereditas.
e. Lingkungan.
kekakuan sikap.
3. Perubahan Psikososial
pensiun. Berikut ini adalah hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun.
mortality).
4. Perawatan Lansia
yaitu:
a. Pendekatan Psikis
akrab.
b. Pendekatan Sosial
dengan Tuhan dan Agama yang dianut lansia, terutama bila lansia
1. Pengkajian
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:
terjadi.
Status kesehatan dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara
imunisasi.
2. Analisa data
ini :
l. Faktor financial
efektif
3. Diagnosa Keperawatan
a. Problem
b. Etiologi
faktor-faktor resiko.
dengan kesehatan
. Penyalahgunaan obat
. Nyeri
. Stabilitas emosi
. Keluarga berencana
. Kesadaran
. Seksualitas manusiawi
. Penyedia pelayanan
. Bungkus/ kulit
. Memelihara keorang
kesehatan
tuaan
. Fungsi
. Peraturan penulisan
. Anak/dewasa neuromuskuluskeletal
resep
ditelantarkan
. Respirasi
. Tekhnis prosedur
. Perlakuan salah
. Sirkulasi
terhadap anak/orang . Lain - lain
dewasa
. Digesti – hidrasi
. Pertumbuhan dan
. Fungsi perut
perkembangan
. Fungsi genitourinaria
. Lain – lain
partum
. Lain - lain
4. Menyusun Rencana Asuhan Keperawatan
antara lain:
2. Merumuskan Tujuan
tujuan
5. Menetapkan:
a. Penanggung jawab
5. Pelaksanaan
masyarakat, Puskesmas/ Dinas Kesehatan atau sector terkait lainnya yang meliputi
kegiatan:
1. Promotif :
d. Penyediaan perumahan
e. Tempat-tempat rekreasi
f. Konseling perkawinan
b. Home Care
c. Rujukan
pencegahan yaitu:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup
penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
penyakit.
3. Pencegahan Tersier
R. Budi, 2010).
2. Tahap Evaluasi
1. Pengkajian
a. Lokasi
b. Batas wilayah/wilayah
2. Data demografi
Asam Urat
1) Fasilitas umum
3) Fasilitas Kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, presentasi pemakaian sarana
2. Ekonomi
a. Karekteristik pekerjaan
Keamanan :
a. Diet makan
c. Kebiasaan berolahraga
posyandu)
belum ada
5. Pendidikan
masalah :
Sedang Rendah
Tidak ada
Tinggi Sedang
Rendah
Tinggi
Sedang
No Masalah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Keterangan :
1) Sesuai dengan peran perawat komunitas
3) Besarnya resiko
5) Minat masyarakat
Score :
0 : Sangat rendah
1–2 : Rendah
3–4 : Sedang
5 : Tinggi
3. Skoring diagnosis keperawatan komunitas (Depkes, 2003)
Masalah 1 2 3 4 5 6 Total
Keterangan :
1. Perhatian masyarakat
2. Prevalensi kejadian
6. Aspek politis
Score :
0 : Sangat rendah
1–2 : Rendah
3–4 : Sedang
5 : Tinggi
Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan/Intervensi
pada lansia.
Tujuan :
Intervensi
para lansia.
lansia.
kurang.
Tujuan :
kegiatanposyandu lansia.
Kriteria Hasil
Intervensi
rutin.
Plumbon
Tujuan
2) Tujuan jangka
pendek Kelompok
Lansia RW 13
mampu:
Kriteria Hasil
Intervensi
rutin.
plumbon
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Tujuan :
2) Tujuan jangka
pendek Kelompok
Lansia RW 13
mampu:
Kriteria Hasil
kehidupansehari - hari.
menu yangdiajarkan.
3) Mampu menyebutkan dengan benar makanan pantangan
Intervensi
Plumbon
Pelaksanaan
2. Preventif :
b. Rujukan
Tahap Evaluasi
TINJAUAN KASUS
meliputi:
1. Data Geografi
Batas wilayah sebelah barat : Gang depung Batas wilayah sebelah timur :
Batas wilayah sebelah selatan : Gang tumaritis Batas wilayah sebelah utara :
Gang surapati
selokan air yang berhubungan dengan saluran air besar yang ada di sepanjang jalan raya.
48
49
2. Data Demografi
sebagai berikut:
Jenis Kelamin
20%
Laki-laki 5
jiwa
Perempuan
80% 20 jiwa
4% 5 jiwa
12% 20% 58 - 60 tahun
8 jiwa
16%
61 - 63 tahun
4 jiwa
32%
16% 64 - 66 tahun
4 jiwa
67 - 69 tahun
Berdasarkan gambar. 2 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 8jiwa (32%) berusia
Tingkat Pendidikan
Tidak
Sekolah 0
jiwa
32% SD 10 jiwa
40%
SMP 7 jiwa
SMA 8 jiwa
28%
Perguruan
Tinggi 0
jiwa
berpendidikan SMP.
Jenis Pekerjaan
Tidak
Bekerja 14
jiwa
32%
PNS 1 jiwa
56%
8%
Pensiunan 2
4%
jiwa
Wiraswasta
8 jiwa
Berdasarkan gambar. 4 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 14 jiwa (56 %) tidak
Kader 0
40%
orang
Dukun 0
60% orang
Dokter/
Mantri 10
orang
Pkm/ RS 15
orang
Gambar. 5: Diagram Sarana Tempat Pengobatan Kelompok Lansiadi RW 13 Kelurahan
Plumbon Kecamatan Indramayu Bulan mei 2022
Hipertensi
Asam Urat
Gastritis
100% (Maag)
Gangguan
Pendengaran
Ya 25 orang
Tidak 0
100% orang
sehat/ Jamkesmas.
4. Data Perumahan
28%
Baik 18
rumah
72% Kurang 7
rumah
Berdasarkan gambar. 8 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 18 rumah (72%) keadaan
ventilasi rumah yang dimiliki adalah baik, dan 7 rumah (28%) keadaan ventilasi rumah
Ya 25jiwa
Tidak 0 jiwa
100%
Berdasarkan gambar. 9 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia (100%) memiliki jendela
di rumahnya.
8%
Memenuhi
Syarat 23
Rumah
Tidak
92% Memenuhi
Syarat 2
Rumah
Berdasarkan gambar. 10 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 23 rumah (92%) luas
jendelanya memenuhi syarat dengan ukuran lebih dari 10 % luas lantai rumah dan 2
rumah (8%) luas jendelanya tidak memenuhi syarat dengan ukuran kurang dari 10 %
d. Kondisi Jamban
Kondisi Jamban
Baik 25
100% rumah
Buruk 0
rumah
Berdasarkan gambar. 11 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia (100%) kondisi jamban
e. Kepemilikan MCK
Kepemilikan
MCK
1 buah
25
100
% > dari
1
buah 0
MCK 1 buah.
f. Letak MCK
Letak MCK
Di Dalam
Rumah 25
Rumah
100%
Di Luar
Rumah 0
Rumah
> dari 10
meter 25
Rumah
< dari 10
100%
meter 0
Rumah
Gambar. 14 : Diagram Jarak Sumber Air Dengan MCK > Dari 10meter Kelompok
Lansia di RW 13 Kelurahan Plumbon Kecamatan Indramayu
Di buang
sembarangan tanpa
saluran 0Rumah
20%
Ada 20
rumah
Tidak ada
80% 5 rumah
20 rumah (80%) memiliki tempat sampah di rumahnya, dan 5rumah (20%) tidak
40% Terbuka
10 rumah
60%
Tertutup
15 rumah
15 rumah (60%) tempat sampah yang dimilki dalam keadaan tertutup dan 10 rumah (40%)
Dibakar 0
rumah
Dimasukkan
kedalam
lubang 0
rumah
Dibuat pupuk
0 rumah
100%
TSU 25 rumah
d. Keberadaan Lalat
Keberadaan Lalat
12%
Ada 3
rumah
Tidak Ada
22 rumah
88%
Berdasarakan gambar. 19 diketahui bahwa dari 25 lansia, 22 rumah(88%) tidak ada lalat
Sumber Lalat di
Rumah
Sampah
7Rumah
Kotoran
28
Hewan0
%
52 Genangan
% Air 0Rumah
20
% Selokan
5Rumah
Tidak ada
lalat13
13 rumah (52%) tidak ada lalat, 7 rumah (28%) sumber lalat berasal dari sampah, 5
Ada 25
rumah
100%
Tidak ada 0
rumah
penampungan air.
Setiap
hari 10
rumah
40%
3 x/
minggu
60% 15 rumah
Tidak
pernah 0
rumah
15 rumah (60%) menguras tempat penampungan airnya 3 x/ minggu dan 10 rumah (40%)
Tidak pernah
0 jiwa
16%
1 kali 0 jiwa
2 kali 21
jiwa
> 3 kali 0
jiwa
Berdasarkan gambar. 23 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 21 jiwa (84%) mandi
dan sikat gigi 2 kali sehari dan 4 jiwa (16 %) mandi dan sikat gigi 3 kali sehari.
63
Ya 25 jiwa
Ya 25 jiwa
Tidak 0 jiwa
Gambar. 25 : Diagram Penggunaan Pasta Gigi Kelompok Lansia diRW I3 Kelurahan
Plumbon Kecamatan indramayu bulan mei 2022
Berdasarkan gambar. 25 tersebut diatas diketahui bahwa dari 25lansia (100%) ketika
Tempat BAB
WC sendiri
Jamban
Kolam/
Sungai
100%
Sembarang
tempat
sendiri.
100%
PAM 25
Rumah
Ya 25 Rumah
100%
Tidak 0Rumah
diminum.
1 kali 7
Rumah
28%
2 kali 18
Rumah
> 2 kali 0
72% Rumah
Tidak Pernah
0 Rumah
membersihkan rumah 2 kali sehari dan 7 rumah (28%) membersihkan rumah 1 kali
sehari.
66
Gemuk 10
jiwa
32%
Berdasarkan gambar. 30 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 10jiwa (40%) berbadan
b. Penghasilan Perbulan
Penghasilan Perbulan
Rp. <
500.000
16%
11 jiwa
44%
Rp. >
500.000
10 jiwa
40%
Rp. >
1.000.000
4 jiwa
< 6 mg/dl 0
jiwa
20%
> 6 mg/dl
pada
perempuan
80% 20 jiwa
> 7 mg/dl
pada laki-
laki 5 jiwa
20 jiwa (80%) nilai asam uratnya lebih dari 6 mg/dl padaperempuan dan5 jiwa (20%)
< 1 tahun
15 jiwa
40%
1- 2
tahun 10
60%
jiwa
> 2 tahun
0 jiwa
mengalami Asam Urat selama kurang dari 1 tahun dan 10 jiwa ( 40% ) mengalami Asam
e. Sumber Motivasi
Sumber Motivasi
Keluarga 8
jiwa
20%
48% Petugas
Kesehatan
12 jiwa
32%
Tetangga/
Teman
sebaya 5
jiwa
Berdasarkan gambar. 34 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 12jiwa (48%) sumber
motivasi yang di dapat dari petugas kesehatan, 8 jiwa (32%) sumber motivasi dari
Motivasi Yang
Didapat
Dalam pola
makan
40
% Aktifitas
52 dan
%
8 Mengontrol
% Kadar
Asam Urat 10
jiwa
Berdasarkan gambar. 35 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 13jiwa (52%) motivasi
yang didapat adalah pola makan menghindari pantangan, 10 jiwa (40%) mengontrol
Kadar Asam Urat dan 2 jiwa (8%) aktifitas dan istirahat yang cukup.
70
Media
16% Elektronik 4
jiwa
memperoleh informasi tentang Asam Urat dari petugas kesehatan, 6 jiwa (24%)
memperoleh informasi dari media cetak dan 4 jiwa (16%) dari media elektronik.
Pengertian
Asam Urat 5
20% jiwa
Komplikasi
12%
Asam Urat 3
68% jiwa
Pola hidup
sehat penderita
Asam Urat 17
jiwa
informasi tentang pola hidup sehat Asam Urat, 5 jiwa (20%) mendapatkan informasi
tentang pengertian asam urat, 3 jiwa (12%) mendapatkan informasi tentang komplikasi
asamurat.
jiwa
28%
Posyandu
Lansia 15
jiwa
60% Senam
sehat
penderita
Asam Urat 3
jiwa
mengikuti posyandu lansia, 7 jiwa (28%) aktif mengikuti penyuluhan kesehatan, 3 jiwa
60 membosanka
% 8
% Tidak ada
15
jiwa
Berdasarkan gambar. 39 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 15 jiwa (60%) tidak
mengalami kendala apapun, 8 jiwa (32%) kendalanya adalah waktu/ jadwal kurang pas,
mengatakan bahwa pengetahuan tentang Asam Urat ialah kurang, 7 jiwa (28%)
mengatakan bahwa pengetahuan Asam Urat ialah cukup dan 5 jiwa (20%) mengatakan
Kurang
28% 32% olahraga 10
jiwa
Mengkonsumsi
alkohol 0 jiwa
40%
Konsumsi
makanan
tinggi purin 7
jiwa
Gambar. 41 : Diagram Pengetahuan Lansia Tentang PenyebabAsam Urat Kelompok
Lansia di RW I3 Kelurahan Plumbon Kecamatan indramayu bulan mei 2022
74
mengatakan bahwa penyebab Asam Urat karena kurang olahraga, 8 jiwa (32%)
tinggi purin.
Penanggulangan
Asam Urat
Pengobatan
daridokter
20
%
Melakukan
52
% pola hidup
28 sehat yang
% dianjurkan
pengobat
an
13 jiwa (52%) mengatakan penanggulangan Asam Urat dengan pengobatan dari dokter,
7 jiwa (28%) mengatakan melakukan pola hidup sehat yang dianjurkan petugas
Banyak
12% 8% mengkonsumsi
12% air putih dan
buah-buahan
kecuali alpukat
& durian 3 jiwa
Berolahraga
yang sesuai 17
68% jiwa
Menjaga
kestabilan
Berat Badan 3
jiwa
Gambar. 43 : Diagram Pengetahuan Lansia Tentang Upaya Penderita Asam Urat Agar
Tidak Menimbulkan KomplikasiKelompok Lansia di RW I3 Kelurahan Plumbon
Kecamatan indramayu bulan mei 2022
mengatakan berolahraga yang sesuai agar tidak terkena komplikasi Asam Urat, 3 jiwa
(12%) mengatakan banyak mengkonsumsi air putih dan buah-buahan kecuali alpukat
dan durian serta menjaga kestabilan berat badan, 2 jiwa (8%) mengatakan mengurangi
Pengobatan
Tradisional
(Alternatif) 8
jiwa
20%
Memeriksakan
48% ke dokter/
petugas
kesehatan 12
32% jiwa
Menunggu
perkembangan
penyakit/
berdiam diri 5
jiwa
mengatakan memeriksakan ke dokter/ petugas kesehatan ketika ada gejala asam urat, 8
berdiam.
77
40% Akan
48%
menggunakan
pengobatan
tradisional untuk
12% pengobatan
langsung 3 jiwa
Kembali seperti
biasa saat sebelum
terkena Asam Urat
12 jiwa
Gambar. 45 : Diagram Tindakan Yang Dilakukan Ketika Nilai Asam Urat Sudah Normal
Kelompok Lansia di RW I3 Kelurahan Plumbon Kecamatan indramayu bulan mei 2022
mengatakan tindakan yang dilakukan ketika nilai asam urat sudah normal adalah
kembali seperti saat sebelum terkena asam urat, 10 jiwa (40%) mengatakan tetap
lanjutan.
78
9. Pola Makan
2-3 x seminggu
17 jiwa
68%
< 2 x seminggu
5 jiwa
3 x seminggu, 5 jiwa (20%) mengkonsumsi kurang dari 2 xseminggu dan 3 jiwa (12%)
8% 2 - 3x/hari
15 jiwa
32%
1x/hari 8
60% jiwa
Tidak
pernah 2
jiwa
kali perhari mengkonsumsi buah dan 2 jiwa (8%) mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi buah.
2 - 3x/hari
8% 7 jiwa
28%
1x/hari 16
jiwa
64%
Tidak
pernah 2
jiwa
Gambar. 48 : Diagram Jumlah Konsumsi Sayur Perhari Pada Lansia Kelompok Lansia di
R W I3 Kelurahan Plumbon Kecamatan indramayu bulan mei 2022
a. Olahraga Harian
Olahraga Harian
Ya 12
43% Jiwa
Tidak 13 jiwa
57%
Berdasarkan gambar. 49 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 13 jiwa (57%) tidak
melakukan olahraga setiap harinya dan 12 jiwa (43%) melakukan olahraga setiap hari.
Jenis
Olahraga Jalan pagi,
joging, senam
aerobik 20 jiwa
20%
Bermain bola,
badminton, tenis
meja 5 jiwa
80%
Bertanding
dalam cabang
olahraga 0 jiwa
Berdasarkan gambar. 50 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia,20 jiwa (80%) jenis
olahraga yang dilakukan setiap harinya adalah jalan pagi, joging, senam, lari dan 5 jiwa
> 3x
seminggu 5
20% jiwa
1 - 3x
seminggu 5
60%
20% jiwa
1 - 3x sebulan
15 jiwa
menjalankan olahraga efektif sebanyak 1 – 3 kali sebulan dan 5 jiwa (20%) menjalankan
olahraga 1 – 3 kali seminggu dan ada yang lebih dari 3 kali seminggu.
82
15 - 30 menit
12%
18 jiwa
16%
30 - 45 menit
4 jiwa
72%
> 45 menit 3
jiwa
dari 45 menit.
< 5 jam 10
40% jiwa
6 - 8 jam
60% 15 jiwa
> 9 jam 0
jiwa
Berdasarkan gambar. 53 tersebut diketahui bahwa dari 25 lansia, 15 jiwa (60%) waktu
tidurnya selama 6 - 8 jam dan 10 jiwa (40%) waktu tidurnya selama kurang dari 5 jam.
b. Kegiatan Liburan
Kegiatan Liburan
1x seminggu
8% 2 jiwa
20%
1 - 2x
seminggu 5
jiwa
72%
< 1x dalam
sebulan 18
jiwa
kurang dari 1 kali dalam sebulan, 5 jiwa(20%) kegiatan liburannya 1 – 2 kali seminggu, 2
a. Pengkonsumsian Alkohol
Konsumsi Alkohol
Ya 0 jiwa
Tidak 25 jiwa
100%
Gambar. 55 : Diagram pengkonsumsian alkohol Kelompok Lansiadi RW I3 Kelurahan
Plumbon Kecamatan indramayu bulan mei 2022
b. Pengkonsumsian Kopi
Konsumsi Kopi
32%
Ya 8 jiwa
68%
Tidak 17 jiwa
jiwa (68%) tidak mengkonsumsi kopi dan 8 jiwa (32%) mengkonsumsi kopi.
2 - 3 sendok
teh 18 jiwa
72%
> 3 sendok teh
4 jiwa
3 sendok teh kopi yang digunakan, 4 jiwa (16%) mengkonsumsi lebih dari 3 sendok teh
Komunitas
2. 17 lansia (68 %)
dari 25 lansia
mengatakan tidak
mengerti tentang
diet asam urat
3).Sebanyak 10
lansia (44 %)
mengatakan
penghasilan
perbulan mere-
87
Dari hasil analisis data, didapatkan data yang kemudian dilakukan skoring untuk
menentukan prioritas masalah, adapun skoring tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1. Kurang
pengetahuan
kelompok
1. 4 2 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 51
lansia
tentang diet
Asam Urat
Ketidakpatuhan
kelompok lansia
2. 4 3 3 5 5 4 4 5 5 3 4 5 50
melakukan
pemeriksaan
89
Asam Urat
Kurangnya
kesadaran
3kelompok lansia 4 3 3 5 5 3 4 4 4 4 5 5 49
.
tentang masalah
kesehatan lansia
Keterangan:
Sangat Rendah : 1
Rendah :2
Sedang :3
Tinggi :4
Sangat Tinggi :5
Berdasarkan skoring diatas, maka prioritas masalah keperawatan komunitas di Kelurahan plumbo
2. Koping Komunitas 1.Kerjasama dengan 1.Tujuan Lansia di Sabtu 17 Kantor Ketua Kader Dana swadaya
tidak Efektif lintas program sektor :
Kelompok desa juni 2022 desa Lansia di bantu dana
Petugas Puskesmas Lansia dalam plumbon Jam:10,00 plumbon desa
dalam hal penyuluhan waktu 3 x Bidan
pertemuan setempat
2. Koordinasi rutin untuk
dengan kader dalam melakukan Mahasiswa
persiapan tempat, pemeriksaan Lansia di Keperawata
waktu dan penyuluhan asam urat di desa
Puskesmas, plumbon
3.Beri penyuluhan Posyandu
tentang Asam Urat Lansia atau
serta dampak jika Pustu
tidak periksa atau setempat.
ditindaklanjuti.
2.Mengetahui Lansia di
tentang desa
manfaat, plumbon
jadwal dan
kegiatan
posyandu
lansia.
3.meningkatk
an kesadaran
untuk
mengikuti
kegiatan
posyandu
lansia.
Mampu
114
3. Defisit Kesehatan 1. Koordinasi Kelompok Lansia di Sabtu 25 Kantor Ketua Kader Dana swadaya di
Komunitas dengan kader dalam Lansia desa desa juni 2022 desa Lansia bantu dana desa
persiapan tempat, plumbondala plumbon Jam 10.00 plumbon
waktu dan peralatan m waktu 3 x Bidan
untuk penyuluhan pertemuan setempat
2. Lakukan mengerti
persiapan tempat dan tentang Lansia di Mahasiswa
waktu untuk kondisi desa keperawatan
penyuluhan perubahan plumbon stikes
yang terjadi indramayu
3. Beri pada lanjut
penyuluhan tentang usia.
kesehatan lansia serta Lansia di
kondisi perubahan 2.Mengerti desa
yang terjadi pada penyebab plumbon
lansia perubahan
4. Beri leaflet perubahan
tentang kesehatan yang terjadi
lansia untuk pada lansia.
membantu
pemahaman para 3. Mampu
lansia. menjaga
kesehatan diri
sendiri
115
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya :
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan yaitu :
1. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan di fokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan kusus terhadap penyakit, contoh : imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnose dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit.
3. Pencegahan tersier yaitu kegiatan yang menenkankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidak mampuan
keluarga. Contoh : membantu keluarga yang mempunyai keluarga dengan penyakit Guat untuk melakukan pemerikasaan secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian terhadap progam yang telah di laksanakan dibandingakan dengan tujuan semula dan di jadikan dasar urnuk
memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil. Sedangkan focus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :
4. Relefansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksaan
116
5. Perkembangan atau kemajuan proses : kesesuaian dengan perencanaan, peranstaf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
6. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumberdana dan penggunaannya serta keuntungan progam
7. Efiktifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas akan tindakan yang di laksanakan.
8. Dampak. Apakah status eksehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan. Apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
117
BAB 4
A. Simpulan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
b. Analisa Data
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
118
4. Pelaksanaan
keadaan kelompok lansia yang menderita asam urat serta para kelompok
5. Evaluasi
hasil yang diharapkan. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa para kelompok
B. Saran
Pada penulisan karya tulis ini, ada beberapa saran yang ingin penulis
berkembang bagi kesehatan lansia serta masyarakat disekitar tempat tinggal lansia.
116
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T., 2006, Keperawatan Komunitas, Edisi: 3, EGC, Jakarta Fallen, R., 2010,
Makhfudli, Ferry Efendi 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Edisi: 1,Salemba Medika,
Jakarta
Sustrani, Lanny, 2006, Asam Urat, Edisi: 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tim Penyusun, 2012, Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir, Fakultas IlmuKesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Tjokroprawiro, Askandar, 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi: 1,Airlangga
University Press, Surabaya