SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM 2023 RENCANA KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN ELEMINASI BERDASARKAN SDKI, SLKI, SIKI
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional
Hasil 1 Inkontinensia fekal Setelah melakukan 1. Observasi 1. Data dasar untuk intervensi keperawatan Monitor peristaltic usus memberikan asuhan selama 3 x 24 jam , secara teratur keperawatan membuang air besar 2. Terapeutik 2. Menentukan pola membaik dengan kriteria Anjurkan waktu yang inkontinensia hasil: konsisten untuk 3. Menjaga hidrasi Pengontrolan fases membuang air besar 4. Mencegah iritasi meningkat Berikan vrivasi, 5. Melatih otot sfingter Devekasi membaik kenyamanan dan posisi 6. Mengetahui Frekuensi yang meningkatkan keberhasilan anus membuang air proses defekasi buatan dan tindakan besar membaik Gunakan Enema rendah operasi yang berkaitan
Kondisi kulit jika perlu 7. Untuk memperlancar
perianal membaik Anjurkan dilatasi rektal BAB
digital jika perlu Ubah program latihan eliminasi fekal jika perlu 3. Edukasi Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu sesuai program atau hasil konsultasi Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai kebutuhan Anjurkan olahraga sesuai toleransi 4. Kolaborasi Kolaborasi penggunaan suppositoria jika perlu
2 Inkontinensia urin Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengidentifikasi
refleks intervensi keperawatan Periksa kondisi pasien kemampuan dan selama 3 x 24 jam, maka (mis, kesadaran, tanda- kebiasaan berkemih kontinensia urin tanda vital, daerah selama 24 jam membaik, dengan kriteria ferineal, distensi 2. Mengetahui keadaan hasil: kandung kemih, umum klien Inkontinensia Urin, 3. Deteksi masalah untuk Sensasi Refleks berkemih) mengetahui apa berkemih 2. Terapeutik penyebab membaik Siapkan peralatan bahan inkontinensia bahan, dan ruangan 4. Minum teh dan kopi Dribbling tindakan dapat meningkatkan menurun Siapkan pasien: frekuensi urin Hesitancy bebaskan pakaian bawah menurun dan posisikan dorsal Nokturia rekumben (untuk wanita) menurun dan supine (untuk laki Enuresis laki) menurun Pasang sarung tangan Residu B volume Bersikan daerah ferineal urine setelah atau Preposium dengan berkemih cairan NACL atau menurun aquades Lakukan insersi kateter Urin dengan menerapkan prinsip aseptik Sambungkan kateter Urin dengan Urin Bag Isi balon dengan NACL 0,9% sesuai anjuran pabrik Fiksasi selang kateter di atas simpisis atau di paha Pastikan kantung Urin ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih Berikan label waktu Pemasangan 3. Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter Urin Anjurkan menarik nafas saat insersi selang kateter 3 Kesiapan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui menigkatkan intervensi keperawatan Identifikasi tanda dan karakteristik urin eleminasi urin selama 3 x 24 jam, maka gejala Retensi atau Inkon normal eliminasi urin membaik, tinensia urine 2. Mengidentifikasi dengan kriteria hasil: Identifikasi faktor yang gagguan pola menyebabkan Retensi eliminasi urine Desakan berkemih atau Inkontinensia Urin 3. Mengelola (urgensi) menurun Monitor Eliminasi Urin gangguan pola Urin menetes (miss, frekuensi, eliminasi urine (dribbling) konsistensi, aroma, 4. Mengetahui tanda menurun volume dan warna) dan gejala Distensi kandung 2. Terapeutik 5. Bertujuan untuk kemih menurun Catat waktu-waktu dan mengeluarkan Berkemih tidak Haluaran berkemih bahan sisa dari tuntas (hesistancy) Batasi asupan tubuh menurun cairan ,jika perlu 6. Menentukan warna Ambil sampel Urin urine tengah (midstream) atau kultur 3. Edukasi ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih Ajarkan mengukur asupan cairan dan Haluaran Urin Ajarkan mengambil spesimen Urin midstream Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih Ajarkan terapi modalitas penguatan otot otot Panggul/berkemihan Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada Kontraindikasi Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur 4. Kolaborasi Kolaborasi pemberian obat suppositoria uretra, jika perlu 4 Risiko konstipasi Setelah di lakukan 1. Observasi 1. Untuk melunakkan intervensi keperawatan Identifikasi faktor resiko eliminasi feses selama 3x24 jam, maka Konstipasi (mis, asupan 2. Untuk menfasilitasi kontinesia fekal serat tidak adekuat, reflex devekasi membaik, dengan kriteria asupan cairan tidak 3. Menjaga hasil: adekuat, aganglionik, keadekuatan asupan Kemampuan kelemahan otot nutrisi yang di mengontrol abdomen, aktivitas fisik bitihkan pengeluaran kurang ) 4. Menjaga pola fases Monitor tanda dan gejala makan pasien meningkat Konstipasi (mis, sehingga pasien Frekuensi Defekasi kurang 2 kali makan secara teratur defekasi seminggu, Defekasi 5. Nutrisi serat tinggi membaik lama/sulit, feses keras, untuk melancarkan Konsistensi Peristaltik menurun ) eliminasi feses feses Identifikasi status 6. Untuk melunakan membaik kognitif untuk feses mengkomunikasikan kebutuhan Identifikasi penggunaan obat-obatan yang menyebabkan Konstipasi 2. Terapeutik Batasi minuman yang mengandung kafein dan alkohol Jadwalkan rutinitas BAK Lakukan masa reses abdomen Berikan terapi akupresur 3. Edukasi Jelaskan penyebab dan faktor resiko Konstipasi Anjurkan minum air putih sesuai dengan kebutuhan (1500-2000 ml/hari ) Anjurkan mengkonsumsi makanan berserat (25-30 g/per hari ) Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik sesuai kebutuhan Ajarkan berjalan (15-20 menit 1-2 kali / hari) Anjurkan berjongkok untuk memfasilitasi proses BAB 4. Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi ,jika perlu