Anda di halaman 1dari 18

ASKEP MATERNITAS

DIAGNOSA, INTERVENSI DAN EVALUASI KEPERWATAN

Nama: Ayu Lestari

NIM: 2302122220240

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis risiko infeksi adalah:
1. Manajemen imunisasi/vaksinasi
2. Pencegahan infeksi

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis inkontinensia urin stres adalah:

1. Latihan otot panggul


2. Perawatan inkontinensia urin

 Diagnosa, perencanaan, kriteria hasil dan intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi


Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan infeksi 1.14539 hal.27
dengan pertahanan primer Keperawatan selama 1x 8 Observasi:
tubuh yang tidak adekuat jam di harapkan pasien 1. Monitor tanda dan gejala
(D.01422 hal 04) mengetahui dan mencegah infeksi lokal dan sistemik
resiko infeksi dengan Terpeutik:
kriteria hasil: 1. Batasi jumlah pengunjung
1. Pasien mampu 2. Berikan perawatan kulit pada
mengidentifikasi area luka
resiko meningkat 3. Cuci tangan sebelum dan
2. Kemampuan sesudah kontak dengan pasien
melakukan strategi 4. Pertahankan tehnik aseptic pada
control resiko pasien beresiko tinggi
meningkat Edukasi:
3. Kemampuan pasien 1. Jelaskan tanda dan gejala
mengubah perilaku infeksi
meningkat 2. Ajarkan cara mencuci tangan
4. Kemampuan yang benar
mengenali perubahan 3. Ajarkan cara memeriksa luka
status Kesehatan 4. Anjurkan meningkatkan asupan
meningkat nutrisi dan protein
Kolaborasi:
1. Pemberian antibiotik
Inkontinensia Urin Stres Setelah dilakukan tindakan Latihan Otot Panggul (I.07215)
keperawatan selama 3 x 24 Mandiri :
jam diharapkan Kontinensia 1. Monitor pengeluaran urine
urin membaik dengan
kriteria hasil : Terapeutik :
1. Kemampuan 1. Berikan reinforcement positif
mengontrol urin selama melakukan Latihan
meningkat dengan benar
2. Nokturia menurun
3. Residu volume urine Edukasi :
setelah berkemih 1. Anjurkan berbaring
menurun 2. Anjurkan tidak
4. Dribbling menurun mengkontraksikan perut, kaki,
5. Hesistancy menurun dan bokong saat melakukan
6. Enuresis menurun Latihan otot panggul
7. Kemampuan 3. Anjurkan menambah durasi
menunda kontraksi-relaksasi 10 detik
pengeluaran urin dengan siklus 10-20 kali,
membaik dilakukan 3-4 kali sehari
8. Frekuensi berkemih 4. Ajarkan mengkontraksikan
membaik sekitar otot uretra dan anus
9. Sensasi berkemih seperti menahan BAB/BAK
membaik selama 5 detik kemudian
dikendurkan dan direlaksasikan
dengan siklus 10 kali
5. Ajarkan mengevaluasi Latihan
yang dilakukan dengan cara
menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali.
6. Anjurkan Latihan selama 6-12
minggu
Kolaborasi :
1. Kolaborasi rehabilitasi medik
untuk mengukur kekuatan
kontraksi otot dasar panggul,
jika perlu

Perawatan Inkontinensia Urin


(I.04163
Mandiri :
1. Identifikasi penyebab
inkontinensia urin (mis:
disfungsi neurologis, gangguan
medulla spinalis, gangguan
refleks destrusor, obat-obatan,
usia, Riwayat operasi, gangguan
fungsi kognitif)
2. Identifikasi perasaan dan
persepsi pasien terhadap
inkontinensia urin yang
dialaminya
3. Monitor keefektifan obat,
pembedahan, dan terapi
modalitas berkemih

Terapeutik :
1. Bersihkan daerah genital dan
kulit sekitar secara rutin
2. Berikan pujian atas
keberhasilan mencegah
inkontinensia
3. Buat jadwal konsumsi obat-obat
diuretik
4. Ambil sampel urin untuk
pemeriksaan urin lengkap atau
kultur

Edukasi :
1. Jelaskan definisi, jenis
inkontinensia, penyebab
inkontinensia urin
2. Jelaskan program penanganan
inkontinensia urin
3. Jelaskan jenis pakaian dan
lingkungan yang mendukung
proses berkemih
4. Anjurkan membatasi konsumsi
cairan 2-3 jam menjelang tidur
5. Ajarkan memantau cairan
keluar dan masuk serta pola
eliminasi urin
6. Anjurkan minum minimal 1500
cc/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
7. Anjurkan menghindari kopi,
minuman bersoda, teh dan
cokelat
8. Anjurkan konsumsi buah dan
sayur untuk menghindari
konstipasi

Kolaborasi :
1. Rujuk ke ahli inkontinensia, jika
perlu
 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
Resiko infeksi

S : klien mengatakan mengetahui pencegahan resiko infeksi dari edukasi perawat


O : klien tampak -mampu melakukan strategi control resiko meningkat
- mengubah perilaku meningkat
- mengenali perubahan status Kesehatan meningkat

A : masalah resiko infeksi terarasi


P : intervensi di hentikan
Inkontinesia urine stress

S : klien mengatakan sudah dapat mengontrol pengeluaran air kencing(urin)


O : klien terlihat dapat
- menunda pengeluaran urin membaik
- Frekuensi berkemih membaik
- Sensasi berkemih membaik
A : masalah Inkontinesia urine stress teratasi
P : intervensi di hentikan

Nama: Eva Lestari


NIM: 230212222379
 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk
diagnosis risiko infeksi adalah:
3. Manajemen imunisasi/vaksinasi
4. Pencegahan infeksi

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis inkontinensia urin stres adalah:

3. Latihan otot panggul


4. Perawatan inkontinensia urin

 Diagnosa, perencanaan, kriteria hasil dan intervensi


Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi
Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan infeksi 1.14539 hal.27
dengan pertahanan primer Keperawatan selama 1x 8 Observasi:
tubuh yang tidak adekuat jam di harapkan pasien 2. Monitor tanda dan gejala
(D.01422 hal 04) mengetahui dan mencegah infeksi lokal dan sistemik
resiko infeksi dengan Terpeutik:
kriteria hasil: 5. Batasi jumlah pengunjung
5. Pasien mampu 6. Berikan perawatan kulit pada
mengidentifikasi area luka
resiko meningkat 7. Cuci tangan sebelum dan
6. Kemampuan sesudah kontak dengan pasien
melakukan strategi 8. Pertahankan tehnik aseptic pada
control resiko pasien beresiko tinggi
meningkat Edukasi:
7. Kemampuan pasien 5. Jelaskan tanda dan gejala
mengubah perilaku infeksi
meningkat 6. Ajarkan cara mencuci tangan
8. Kemampuan yang benar
mengenali perubahan 7. Ajarkan cara memeriksa luka
status Kesehatan 8. Anjurkan meningkatkan asupan
meningkat nutrisi dan protein
Kolaborasi:
2. Pemberian antibiotik
Inkontinensia Urin Stres Setelah dilakukan tindakan Latihan Otot Panggul (I.07215)
keperawatan selama 3 x 24 Mandiri :
jam diharapkan Kontinensia 2. Monitor pengeluaran urine
urin membaik dengan
kriteria hasil : Terapeutik :
10. Kemampuan 2. Berikan reinforcement positif
mengontrol urin selama melakukan Latihan
meningkat dengan benar
11. Nokturia menurun
12. Residu volume urine Edukasi :
setelah berkemih 7. Anjurkan berbaring
menurun 8. Anjurkan tidak
13. Dribbling menurun mengkontraksikan perut, kaki,
14. Hesistancy menurun dan bokong saat melakukan
15. Enuresis menurun Latihan otot panggul
16. Kemampuan 9. Anjurkan menambah durasi
menunda kontraksi-relaksasi 10 detik
pengeluaran urin dengan siklus 10-20 kali,
membaik dilakukan 3-4 kali sehari
17. Frekuensi berkemih 10. Ajarkan mengkontraksikan
membaik sekitar otot uretra dan anus
18. Sensasi berkemih seperti menahan BAB/BAK
membaik selama 5 detik kemudian
dikendurkan dan direlaksasikan
dengan siklus 10 kali
11. Ajarkan mengevaluasi Latihan
yang dilakukan dengan cara
menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali.
12. Anjurkan Latihan selama 6-12
minggu
Kolaborasi :
2. Kolaborasi rehabilitasi medik
untuk mengukur kekuatan
kontraksi otot dasar panggul,
jika perlu

Perawatan Inkontinensia Urin


(I.04163
Mandiri :
4. Identifikasi penyebab
inkontinensia urin (mis:
disfungsi neurologis, gangguan
medulla spinalis, gangguan
refleks destrusor, obat-obatan,
usia, Riwayat operasi, gangguan
fungsi kognitif)
5. Identifikasi perasaan dan
persepsi pasien terhadap
inkontinensia urin yang
dialaminya
6. Monitor keefektifan obat,
pembedahan, dan terapi
modalitas berkemih

Terapeutik :
5. Bersihkan daerah genital dan
kulit sekitar secara rutin
6. Berikan pujian atas
keberhasilan mencegah
inkontinensia
7. Buat jadwal konsumsi obat-obat
diuretik
8. Ambil sampel urin untuk
pemeriksaan urin lengkap atau
kultur

Edukasi :
9. Jelaskan definisi, jenis
inkontinensia, penyebab
inkontinensia urin
10. Jelaskan program penanganan
inkontinensia urin
11. Jelaskan jenis pakaian dan
lingkungan yang mendukung
proses berkemih
12. Anjurkan membatasi konsumsi
cairan 2-3 jam menjelang tidur
13. Ajarkan memantau cairan
keluar dan masuk serta pola
eliminasi urin
14. Anjurkan minum minimal 1500
cc/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
15. Anjurkan menghindari kopi,
minuman bersoda, teh dan
cokelat
16. Anjurkan konsumsi buah dan
sayur untuk menghindari
konstipasi

Kolaborasi :
2. Rujuk ke ahli inkontinensia, jika
perlu

 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
Resiko infeksi

S : klien mengatakan mengetahui pencegahan resiko infeksi dari edukasi perawat


O : klien tampak -mampu melakukan strategi control resiko meningkat
- mengubah perilaku meningkat
- mengenali perubahan status Kesehatan meningkat

A : masalah resiko infeksi terarasi


P : intervensi di hentikan
Inkontinesia urine stress

S : klien mengatakan sudah dapat mengontrol pengeluaran air kencing(urin)


O : klien terlihat dapat
- menunda pengeluaran urin membaik
- Frekuensi berkemih membaik
- Sensasi berkemih membaik
A : masalah Inkontinesia urine stress teratasi
P : intervensi di hentikan

Nama: Chaerun Nissa


NIM: 2302122220346

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis risiko infeksi adalah:
5. Manajemen imunisasi/vaksinasi
6. Pencegahan infeksi

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis inkontinensia urin stres adalah:

5. Latihan otot panggul


6. Perawatan inkontinensia urin

 Diagnosa, perencanaan, kriteria hasil dan intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi


Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan infeksi 1.14539 hal.27
dengan pertahanan primer Keperawatan selama 1x 8 Observasi:
tubuh yang tidak adekuat jam di harapkan pasien 3. Monitor tanda dan gejala
(D.01422 hal 04) mengetahui dan mencegah infeksi lokal dan sistemik
resiko infeksi dengan Terpeutik:
kriteria hasil: 9. Batasi jumlah pengunjung
9. Pasien mampu 10. Berikan perawatan kulit pada
mengidentifikasi area luka
resiko meningkat 11. Cuci tangan sebelum dan
10. Kemampuan sesudah kontak dengan pasien
melakukan strategi 12. Pertahankan tehnik aseptic pada
control resiko pasien beresiko tinggi
meningkat Edukasi:
11. Kemampuan pasien 9. Jelaskan tanda dan gejala
mengubah perilaku infeksi
meningkat 10. Ajarkan cara mencuci tangan
12. Kemampuan yang benar
mengenali perubahan 11. Ajarkan cara memeriksa luka
status Kesehatan 12. Anjurkan meningkatkan asupan
meningkat nutrisi dan protein
Kolaborasi:
3. Pemberian antibiotik
Inkontinensia Urin Stres Setelah dilakukan tindakan Latihan Otot Panggul (I.07215)
keperawatan selama 3 x 24 Mandiri :
jam diharapkan Kontinensia 3. Monitor pengeluaran urine
urin membaik dengan
kriteria hasil : Terapeutik :
19. Kemampuan 3. Berikan reinforcement positif
mengontrol urin selama melakukan Latihan
meningkat dengan benar
20. Nokturia menurun
21. Residu volume urine Edukasi :
setelah berkemih 13. Anjurkan berbaring
menurun 14. Anjurkan tidak
22. Dribbling menurun mengkontraksikan perut, kaki,
23. Hesistancy menurun dan bokong saat melakukan
24. Enuresis menurun Latihan otot panggul
25. Kemampuan 15. Anjurkan menambah durasi
menunda kontraksi-relaksasi 10 detik
pengeluaran urin dengan siklus 10-20 kali,
membaik dilakukan 3-4 kali sehari
26. Frekuensi berkemih 16. Ajarkan mengkontraksikan
membaik sekitar otot uretra dan anus
27. Sensasi berkemih seperti menahan BAB/BAK
membaik selama 5 detik kemudian
dikendurkan dan direlaksasikan
dengan siklus 10 kali
17. Ajarkan mengevaluasi Latihan
yang dilakukan dengan cara
menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali.
18. Anjurkan Latihan selama 6-12
minggu
Kolaborasi :
3. Kolaborasi rehabilitasi medik
untuk mengukur kekuatan
kontraksi otot dasar panggul,
jika perlu

Perawatan Inkontinensia Urin


(I.04163
Mandiri :
7. Identifikasi penyebab
inkontinensia urin (mis:
disfungsi neurologis, gangguan
medulla spinalis, gangguan
refleks destrusor, obat-obatan,
usia, Riwayat operasi, gangguan
fungsi kognitif)
8. Identifikasi perasaan dan
persepsi pasien terhadap
inkontinensia urin yang
dialaminya
9. Monitor keefektifan obat,
pembedahan, dan terapi
modalitas berkemih

Terapeutik :
9. Bersihkan daerah genital dan
kulit sekitar secara rutin
10. Berikan pujian atas
keberhasilan mencegah
inkontinensia
11. Buat jadwal konsumsi obat-obat
diuretik
12. Ambil sampel urin untuk
pemeriksaan urin lengkap atau
kultur

Edukasi :
17. Jelaskan definisi, jenis
inkontinensia, penyebab
inkontinensia urin
18. Jelaskan program penanganan
inkontinensia urin
19. Jelaskan jenis pakaian dan
lingkungan yang mendukung
proses berkemih
20. Anjurkan membatasi konsumsi
cairan 2-3 jam menjelang tidur
21. Ajarkan memantau cairan
keluar dan masuk serta pola
eliminasi urin
22. Anjurkan minum minimal 1500
cc/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
23. Anjurkan menghindari kopi,
minuman bersoda, teh dan
cokelat
24. Anjurkan konsumsi buah dan
sayur untuk menghindari
konstipasi

Kolaborasi :
3. Rujuk ke ahli inkontinensia, jika
perlu

 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
Resiko infeksi

S : klien mengatakan mengetahui pencegahan resiko infeksi dari edukasi perawat


O : klien tampak -mampu melakukan strategi control resiko meningkat
- mengubah perilaku meningkat
- mengenali perubahan status Kesehatan meningkat
A : masalah resiko infeksi terarasi
P : intervensi di hentikan
Inkontinesia urine stress

S : klien mengatakan sudah dapat mengontrol pengeluaran air kencing(urin)


O : klien terlihat dapat
- menunda pengeluaran urin membaik
- Frekuensi berkemih membaik
- Sensasi berkemih membaik
A : masalah Inkontinesia urine stress teratasi
P : intervensi di hentikan

Nama: Selvi Istiyah Wulandari


NIM: 2302122220381
 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk
diagnosis risiko infeksi adalah:
7. Manajemen imunisasi/vaksinasi
8. Pencegahan infeksi

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis inkontinensia urin stres adalah:

7. Latihan otot panggul


8. Perawatan inkontinensia urin

 Diagnosa, perencanaan, kriteria hasil dan intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi


Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan infeksi 1.14539 hal.27
dengan pertahanan primer Keperawatan selama 1x 8 Observasi:
tubuh yang tidak adekuat jam di harapkan pasien 4. Monitor tanda dan gejala
(D.01422 hal 04) mengetahui dan mencegah infeksi lokal dan sistemik
resiko infeksi dengan Terpeutik:
kriteria hasil: 13. Batasi jumlah pengunjung
13. Pasien mampu 14. Berikan perawatan kulit pada
mengidentifikasi area luka
resiko meningkat 15. Cuci tangan sebelum dan
14. Kemampuan sesudah kontak dengan pasien
melakukan strategi 16. Pertahankan tehnik aseptic pada
control resiko pasien beresiko tinggi
meningkat Edukasi:
15. Kemampuan pasien 13. Jelaskan tanda dan gejala
mengubah perilaku infeksi
meningkat 14. Ajarkan cara mencuci tangan
16. Kemampuan yang benar
mengenali perubahan 15. Ajarkan cara memeriksa luka
status Kesehatan 16. Anjurkan meningkatkan asupan
meningkat nutrisi dan protein
Kolaborasi:
4. Pemberian antibiotik
Inkontinensia Urin Stres Setelah dilakukan tindakan Latihan Otot Panggul (I.07215)
keperawatan selama 3 x 24 Mandiri :
jam diharapkan Kontinensia 4. Monitor pengeluaran urine
urin membaik dengan
kriteria hasil : Terapeutik :
28. Kemampuan 4. Berikan reinforcement positif
mengontrol urin selama melakukan Latihan
meningkat dengan benar
29. Nokturia menurun
30. Residu volume urine Edukasi :
setelah berkemih 19. Anjurkan berbaring
menurun 20. Anjurkan tidak
31. Dribbling menurun mengkontraksikan perut, kaki,
32. Hesistancy menurun dan bokong saat melakukan
33. Enuresis menurun Latihan otot panggul
34. Kemampuan 21. Anjurkan menambah durasi
menunda kontraksi-relaksasi 10 detik
pengeluaran urin dengan siklus 10-20 kali,
membaik dilakukan 3-4 kali sehari
35. Frekuensi berkemih 22. Ajarkan mengkontraksikan
membaik sekitar otot uretra dan anus
36. Sensasi berkemih seperti menahan BAB/BAK
membaik selama 5 detik kemudian
dikendurkan dan direlaksasikan
dengan siklus 10 kali
23. Ajarkan mengevaluasi Latihan
yang dilakukan dengan cara
menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali.
24. Anjurkan Latihan selama 6-12
minggu
Kolaborasi :
4. Kolaborasi rehabilitasi medik
untuk mengukur kekuatan
kontraksi otot dasar panggul,
jika perlu

Perawatan Inkontinensia Urin


(I.04163
Mandiri :
10. Identifikasi penyebab
inkontinensia urin (mis:
disfungsi neurologis, gangguan
medulla spinalis, gangguan
refleks destrusor, obat-obatan,
usia, Riwayat operasi, gangguan
fungsi kognitif)
11. Identifikasi perasaan dan
persepsi pasien terhadap
inkontinensia urin yang
dialaminya
12. Monitor keefektifan obat,
pembedahan, dan terapi
modalitas berkemih

Terapeutik :
13. Bersihkan daerah genital dan
kulit sekitar secara rutin
14. Berikan pujian atas
keberhasilan mencegah
inkontinensia
15. Buat jadwal konsumsi obat-obat
diuretik
16. Ambil sampel urin untuk
pemeriksaan urin lengkap atau
kultur

Edukasi :
25. Jelaskan definisi, jenis
inkontinensia, penyebab
inkontinensia urin
26. Jelaskan program penanganan
inkontinensia urin
27. Jelaskan jenis pakaian dan
lingkungan yang mendukung
proses berkemih
28. Anjurkan membatasi konsumsi
cairan 2-3 jam menjelang tidur
29. Ajarkan memantau cairan
keluar dan masuk serta pola
eliminasi urin
30. Anjurkan minum minimal 1500
cc/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
31. Anjurkan menghindari kopi,
minuman bersoda, teh dan
cokelat
32. Anjurkan konsumsi buah dan
sayur untuk menghindari
konstipasi

Kolaborasi :
4. Rujuk ke ahli inkontinensia, jika
perlu

 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
Resiko infeksi

S : klien mengatakan mengetahui pencegahan resiko infeksi dari edukasi perawat


O : klien tampak -mampu melakukan strategi control resiko meningkat
- mengubah perilaku meningkat
- mengenali perubahan status Kesehatan meningkat

A : masalah resiko infeksi terarasi


P : intervensi di hentikan
Inkontinesia urine stress

S : klien mengatakan sudah dapat mengontrol pengeluaran air kencing(urin)


O : klien terlihat dapat
- menunda pengeluaran urin membaik
- Frekuensi berkemih membaik
- Sensasi berkemih membaik
A : masalah Inkontinesia urine stress teratasi
P : intervensi di hentikan

Nama: Rahmat Tulloh


NIM: 2302122220231
 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk
diagnosis risiko infeksi adalah:
9. Manajemen imunisasi/vaksinasi
10. Pencegahan infeksi

 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk


diagnosis inkontinensia urin stres adalah:

9. Latihan otot panggul


10. Perawatan inkontinensia urin

 Diagnosa, perencanaan, kriteria hasil dan intervensi

Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi


Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan Tindakan Pencegahan infeksi 1.14539 hal.27
dengan pertahanan primer Keperawatan selama 1x 8 Observasi:
tubuh yang tidak adekuat jam di harapkan pasien 5. Monitor tanda dan gejala
(D.01422 hal 04) mengetahui dan mencegah infeksi lokal dan sistemik
resiko infeksi dengan Terpeutik:
kriteria hasil: 17. Batasi jumlah pengunjung
17. Pasien mampu 18. Berikan perawatan kulit pada
mengidentifikasi area luka
resiko meningkat 19. Cuci tangan sebelum dan
18. Kemampuan sesudah kontak dengan pasien
melakukan strategi 20. Pertahankan tehnik aseptic pada
control resiko pasien beresiko tinggi
meningkat Edukasi:
19. Kemampuan pasien 17. Jelaskan tanda dan gejala
mengubah perilaku infeksi
meningkat 18. Ajarkan cara mencuci tangan
20. Kemampuan yang benar
mengenali perubahan 19. Ajarkan cara memeriksa luka
status Kesehatan 20. Anjurkan meningkatkan asupan
meningkat nutrisi dan protein
Kolaborasi:
5. Pemberian antibiotik
Inkontinensia Urin Stres Setelah dilakukan tindakan Latihan Otot Panggul (I.07215)
keperawatan selama 3 x 24 Mandiri :
jam diharapkan Kontinensia 5. Monitor pengeluaran urine
urin membaik dengan
kriteria hasil : Terapeutik :
37. Kemampuan 5. Berikan reinforcement positif
mengontrol urin selama melakukan Latihan
meningkat dengan benar
38. Nokturia menurun
39. Residu volume urine Edukasi :
setelah berkemih 25. Anjurkan berbaring
menurun 26. Anjurkan tidak
40. Dribbling menurun mengkontraksikan perut, kaki,
41. Hesistancy menurun dan bokong saat melakukan
42. Enuresis menurun Latihan otot panggul
43. Kemampuan 27. Anjurkan menambah durasi
menunda kontraksi-relaksasi 10 detik
pengeluaran urin dengan siklus 10-20 kali,
membaik dilakukan 3-4 kali sehari
44. Frekuensi berkemih 28. Ajarkan mengkontraksikan
membaik sekitar otot uretra dan anus
45. Sensasi berkemih seperti menahan BAB/BAK
membaik selama 5 detik kemudian
dikendurkan dan direlaksasikan
dengan siklus 10 kali
29. Ajarkan mengevaluasi Latihan
yang dilakukan dengan cara
menghentikan urin sesaat saat
BAK, seminggu sekali.
30. Anjurkan Latihan selama 6-12
minggu
Kolaborasi :
5. Kolaborasi rehabilitasi medik
untuk mengukur kekuatan
kontraksi otot dasar panggul,
jika perlu

Perawatan Inkontinensia Urin


(I.04163
Mandiri :
13. Identifikasi penyebab
inkontinensia urin (mis:
disfungsi neurologis, gangguan
medulla spinalis, gangguan
refleks destrusor, obat-obatan,
usia, Riwayat operasi, gangguan
fungsi kognitif)
14. Identifikasi perasaan dan
persepsi pasien terhadap
inkontinensia urin yang
dialaminya
15. Monitor keefektifan obat,
pembedahan, dan terapi
modalitas berkemih

Terapeutik :
17. Bersihkan daerah genital dan
kulit sekitar secara rutin
18. Berikan pujian atas
keberhasilan mencegah
inkontinensia
19. Buat jadwal konsumsi obat-obat
diuretik
20. Ambil sampel urin untuk
pemeriksaan urin lengkap atau
kultur

Edukasi :
33. Jelaskan definisi, jenis
inkontinensia, penyebab
inkontinensia urin
34. Jelaskan program penanganan
inkontinensia urin
35. Jelaskan jenis pakaian dan
lingkungan yang mendukung
proses berkemih
36. Anjurkan membatasi konsumsi
cairan 2-3 jam menjelang tidur
37. Ajarkan memantau cairan
keluar dan masuk serta pola
eliminasi urin
38. Anjurkan minum minimal 1500
cc/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
39. Anjurkan menghindari kopi,
minuman bersoda, teh dan
cokelat
40. Anjurkan konsumsi buah dan
sayur untuk menghindari
konstipasi

Kolaborasi :
5. Rujuk ke ahli inkontinensia, jika
perlu

 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
Resiko infeksi

S : klien mengatakan mengetahui pencegahan resiko infeksi dari edukasi perawat


O : klien tampak -mampu melakukan strategi control resiko meningkat
- mengubah perilaku meningkat
- mengenali perubahan status Kesehatan meningkat

A : masalah resiko infeksi terarasi


P : intervensi di hentikan
Inkontinesia urine stress

S : klien mengatakan sudah dapat mengontrol pengeluaran air kencing(urin)


O : klien terlihat dapat
- menunda pengeluaran urin membaik
- Frekuensi berkemih membaik
- Sensasi berkemih membaik
A : masalah Inkontinesia urine stress teratasi
P : intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai