KEBUDAYAAN)
Dosen:
Zurriyatun toyyibah
Disusun
Oleh:
Dea Hermiwati
(012SYE22)
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II 3
TINJAUAN TEORI 3
A. Antropologi Kesehatan 3
B. Penerapan Antropologi Kesehatan kepada Masyarakat 5
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala limpahan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang berjudul
“Antropologi Kesehatan: Masyarakat, Rumah Sakit dan Kebudayaan” dapat
dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Mataram,
18 Mei
2023
Penyusun
iii
B
A. Latar Belakang
Antropologi berasal dari bahasa yunani, asal kata dari anthoropus
berarti manusia , dan logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara
harfiah antropologi adalah ilmu kemanusiaan. Para ahli antropologi
sering mengemukakan bahwa antropologi marupakan studi tentang
umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya, antropologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kemanisiaan baik dalam bentuk fisik,
kemanusiaan, dan kebudayaanya.
Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian
pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
alamnya, tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana tingkah laku dan
penyakit mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan
balik.
Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosial budaya, semua
kelompok harus berdaptasi dengan lingkungan geografi dan iklim,
belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia untuk kehidupan dan
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri
dan dimana mereka hidup. Manusia menderita penyakit selain karena
patologinya juga karena sosial psikologi dan faktor budayanya.
Persepsi sehat-sakit yang berbeda antara masyarakat dan perawat
dapat menimbulkan permasalahan. Persepsi masyarakat tentang sehat
sakit dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu terhadap penyakit
serta terkait dengan sosial-budaya masyarakat setempat. Budaya
masyarakat Jawa dan Madura dalam mencari pengobatan sangat
berbeda. Masyarakat Jawa terkadang lebih memilih berobat pada “orang
pintar” ke
dukun daripada ke dokter atau masyarakat Madura yang lebih meminta
disuntik dua kali
saat berobat ke mantri, semua ini didasari atas persepsi masyarakat
dalam mencari pengobatan ketika mereka sakit.
Sejarah antropologi kesehatan pada tahun 1849 Rudolf Virchow,
ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila
kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang
sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai
dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren
dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur
sosial yang
1
mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan
bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang
Antropologi Kesehatan tersebut, munculnya bidang baru memerlukan
lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian
Antropologi Kesehatan
dan antropologi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan ?
2. Bagaimana Definisi Antropologi Kesehatan?
3. Bagaimana Menerapkan Antropologi Kesehatan Kepada
Masyarakat ?
4. Bagaimana Menerapkan Antropologi Kesehatan Kepada Rumah
Sakit ?
5. Bagaimana Menerapkan Antropologi Kesehatan Kepada
Kebudayaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat Mengetahui Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan
2. Dapat Mengetahui Definisi Antropologi Kesehatan
3. Dapat Mengetahui Penerapan Antropologi Kesehatan Kepada
Masyarakat
4. Dapat Mengetahui Penerapan Antropologi Kesehatan Kepada
Rumah Sakit
R
I
A. Antropologi Kesehatan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia. Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural
dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat
sebagai pusat dari budaya, diantaranya:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan
supranatural maupun supernatural atau penyihir
3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di
setiap kelompok masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
3
Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena
pernikahan diantara anggota keluarga.
praktek kesehatan.
B. Penerapan Antropologi Kesehatan kepada Masyarakat
Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu
adalah “Zoon
Politicon” artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu
ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi
makhluk yg suka bermasyarakat. Dan oleh karena sifatnya suka
bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk
sosial.
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya.
Makhluk sosial artinya bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan
membutuhkan manusia lain. sebagai makhluk budaya menandakan
bahwa manusia memiliki akal budi yang membedakan dengan makhluk
hidup lain dibumi ini.
Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan.
Perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi
dapat juga menuju ke arah kemunduran. Terkadang
perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga
membingungkan dan menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat.
Perubahan itu
Seleksi
Kompensasi sosial, moral juga materi
dan
pen
didi
kan
For
mal
Kompensasi
Material
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Kata budaya atau
kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi manusia
dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada
lingkungan tempat
AB III
PARADIGM
KEPERAW
ATAN
11
Sehingga keperawatan harus berperan untuk memingkatkan derajat
kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang
optimal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai upaya dilakukan oleh perawat untuk memperbaiki status
kesehatan masyarakat, termasuk mempelajari unsur sosial dan
kebudayaan masyarakat. Melalui proses keperawatan, khususnya pada
tahap pengkajian perawat perlu mengkaji unsur sosial masyarakat
seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, social ekonomi, dan unsur
budaya.
Kemudian mengenai pandangan sehat-sakit yang berbeda antara
masyarakat dan perawat dapat menimbulkan permasalahan. Persepsi
masyarakat tentang sehat sakit dapat dipengaruhi oleh pengalaman
masa lalu terhadap penyakit serta terkait dengan sosial- budaya
masyarakat setempat.
B. Saran
Dengan upaya yang dilakukan oleh perawat untuk memperbaiki
status kesehatan
masyarakat, diharapkan juga masyarakat ikut serta dalam
meningkatkan status kesehatan sehingga akan lebih efektif bila
bersama-sama menerapkannya. Sehingga diharapkan nanti tidak ada
lagi masyarakat dengan status kesehatan yang rendah selain itu tidak
ada lagi perbedaan mengenai pandangan sehat sakit dalam masyarakat
dengan perawat.
16
DAFTAR PUSTAKA