Anda di halaman 1dari 5

A.

PERENCANAAN
Tabel 9
Perencanaan Keperawatan pada Diagnosis Keperawatan
Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin

No Diagnosis Tujuan Intrvensi


Kep.

1. Kesiapan Eliminasi urin Manajemen eliminasi urin


peningkatan Obsevasi :
eliminasi  Identifikasi tanda dan
urin gejala retensi atau
inkontinensia urin
D.0048 Tujuan : setelah dilakukan
 Identifikasi faktor yang
tindakan keperawatan 3 x 24 jam
pengosongan kandung kemih yang menyebabkanretensi atau
inkontinensia urin
lengkap membaik
 Monitor eliminasi urin
Terapeutik :

 Catat waktu-waktu
haluaran berkemih
 Batasi asupan cairan,jika
perlu
 Ambil sampel urin tengah
Edukasi :
 Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
 Ajarkan mengatur asupan
cairan dan haluaran urin
 Anjurkan minum yang
cukup
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat
suppositoria,jika perlu

Tabel 10
Perencanaan Keperawatan pada Diagnosis Keperawatan
Konstipasi
No Diagnosis Tujuan Intrvensi
Kep.

1. Konstipasi Eliminasi fekal Manajemen Konstipasi


Obsevasi :
D.0049 Tujuan : setelah dilakukan
 Periksa tanda dan gelaja
tindakan keperawatan 3 x 24 jam
 Periksa pergerakan
diharapkan eliminasi fekal
membaik usus,karakteristik feses
 Identifikasi faktor resiko
kontipasi
Terapeutik :

 Anjurkan diet tinggi serat


 Lakukan masasse
abdomen, jika pelu
 Lakukan evaluasi fases
secara manual,jika perlu
 Berikan enema atau
irigasi,jika perlu
Edukasi :

 Jelaskan etiologi masalah


dan alasan tindakan
 Anjurkan peningkatan
asupan caira,jika tidak ada
kontraindikasi
 Ajarkan cara mengatasi
konstipasi/impaksi
Kolaborasi :
 Kolaborasipenggunaan
obat pencahar,jika perlu

Tabel 11
Perencanaan Keperawatan pada Diagnosis Keperawatan
Retensi Urin
No Diagnosis Tujuan Intrvensi
Kep.

1. Retensi Eliminasi Urin Katerisasi Urin


Urin Obsevasi :
 Periksa kondisi pasien
D.0050 Tujuan : setelah dilakukan
(mis. kesadaran, tanda-
tindakan keperawatan 3 x 24 jam
tanda vital, daerah
pengosongan kandung kemih yang
perineal,distensi kandung
lengkap membaik
kemih, inkontenensia urin,
reflek kemih)
Terapeutik :
 Siapkan peralatan, bahan-
bahan danruangan tindakan
 Siapkan pasien;bebaskan
pakaian bawah dan
posisikan dorsal
rekumben(untuk wanita)
dan supine(untuk laki-laki)
 Pasang sarung tangan
 Bersihkan dengan perineal
atau preposium dengan
cairanb NaCl atau aquades
 Lakukan insersi kateter
urin dengan menerapkan
prinsip aseptik
 Sambungkan kateter urin
dengan menerapkan prinsip
aseptik
 Sambungkan kateter urin
dengan urine bag
 Isi balon dengan NaCl
0,9% sesuai anjuran pabrik
 Fiksasi selang kateter
diatas simpisis atau paha
 Pastikan kantung urina
ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
 Berikan label wakru
pemasangan
Edukasi :

 Jelaskan tujuan dan


prosedur pemasangan
kateter urin

Tabel 12
Perencanaan Keperawatan pada Diagnosis Keperawatan
Resiko Inkontinensia Urin Urgensi

No Diagnosis Tujuan Intrvensi


Kep.

1. Resiko Kontinensia Urin Manajemen eliminasi urin


Obsevasi :
Inkontinensi
 Identifikasi tanda dan
a Urin gejala retensi atau
inkontinensia urin
Urgensi  Identifikasi faktor yang
menyebabkanretensi atau
inkontinensia urin
D.0051 Tujuan : setelah dilakukan  Monitor eliminasi urin
tindakan keperawatan 3 x 24 jam Terapeutik :
diharapkan kontinensia urin
membaik Catat waktu-waktu
haluaran berkemih
 Batasi asupan cairan,jika
perlu
 Ambil sampel urin tengah
Edukasi :
 Ajarkan tanda dan gejala
infeksi saluran kemih
 Ajarkan mengatur asupan
cairan dan haluaran urin
 Anjurkan minum yang
cukup
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian obat
suppositoria,jika perlu

Tabel 13
Perencanaan Keperawatan pada Diagnosis Keperawatan
Resiko Konstipasi

No Diagnosis Tujuan Intrvensi


Kep.

1. Resiko Eliminasi fekal Pencegahan Konstipasi


Obsevasi :
Konstipasi
 Identifikasi faktor resiko
konstipasi (mis.asupan
serat tidak adekuatm
D.0052 Tujuan : setelah dilakukan asupan cairan tidak
tindakan keperawatan 3 x 24 jam adekuat,aganglionik,
diharapkan eliminasi fekal kelemahan otot
membaik abdomen,aktivitas fisik
kurang)

 Monitor tanda dan gejala


konstipasi (mis. defekasi
kurang 2 kali seminggu,
defekasi lama/ sulit. Fases
keras,pristaltik menurun)
 Identifikasi status kognitif
untuk mengkomunikasikan
kebutuhan
 Identifikasi penggunaan
obat-obatan yang
menyebabkan konstipasi.
Terapeutik :

 Batasi minuman yang


mengandung kafein dan
alkohol
 Jadwalkan rutinitas BAK
 Lakukan massase abdomen
 Berikan terapi akupressur
Edukasi :

 Jelaskan penyebab dan


faktor resiko konstipasi
 Anjurkan minum air putih
sesuai dengan kebutuhan
(1500-2000 ml/hari)\
 Anjurkan mengonsumsi
makanan berseat (25-30
gram/hari)
 Anjurkan meningkatkan
aktivitas fisik sesuai
kebutuhan
 Anjurkan berjalan 15-20
menit 1-2 kali/hari
 Anjurkan berjongkok untuk
memfasilitasi proses BAB.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta PPNI TIM Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. Jakarta PPNI
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta PPNI TIM Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. Jakarta PPNI
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta PPNI TIM Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia. Edisi 1. Jakarta PPNI

Anda mungkin juga menyukai