Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PELAKSANAAN

ISOLASI SOSIAL

STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1)
Pertemuan : 1
Hari, Tgl :
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak
diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang
lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
b. Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan
singkat, ya atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


 Tujuan khusus :
1. Klien mampu mengungkapkan hal – hal yang melatarbelakangi terjadinya
isolasi sosial
2. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi
3. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan orang
lain
4. Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
 Tindakan keperawatan.
1. Mendiskusikan faktor – faktor yang melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial
2. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi
3. Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi:
Salam terapuetik “Selamat pagi ”Saya peawat angger,Saya mahasiswa poltekkes
tanjung karang yang akan merawat Ibu.”Siapa nama Ibu?Senang dipanggil
siapa?”Apa keluhan ibu hari ini?
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman ibu ? Mau
dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, bu?
Bagaimana kalau 15 menit”

2. Fase Kerja
”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja
yang ibu kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”
“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
yang lain?”
”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai
pasiendapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.
Kalau begitu inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?
” Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita
dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T, senang
dipanggil T. Asal saya dari Flores, hobi memancing”
“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan
saya!
“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang
hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”

3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”
“ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”
“Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak
ada. Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan
ke pasien
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan
teman saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”Baiklah, sampai jumpa

SARTEGI PELAKSANAAN 2
Pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama
-seorang perawat)

Fase Orientasi : “Selamat pagi bu! ”“Bagaimana perasaan ibu hari ini?
“ Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan
lagi sambil bersalaman dengan perawat ! »
“Bagus sekali, ibu masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak
ibu mencoba berkenalan dengan teman saya perawat T. Tidak lama kok,
sekitar 10 meni. “Ayo kita temui perawat T disana .

Fase Kerja :( Bersama-sama klien saudara mendekati perawat N)


Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N »
Baiklah bu, ibu bisa berkenalan dengan perawat T seperti yang kita praktekkan
kemarin(pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat T :
memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan
seterusnya)
Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada perawat T .coba tanyakan tentang
keluarga perawat T. Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa
sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat T,
misalnya jam 1 siang nanti »
Baiklah perawat T, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu akan
kembali ke ruangan ibu. Selamat pagi (Bersama-sama pasien saudara
meninggalkan perawat T untuk melakukan terminasi dengan klien di tempat
lain)

Fase Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan perawat T”
ibu tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk
menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya
menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan
perawat lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari?
Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti ibu coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya,
mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok.”

STRATEGI PELAKSANAAN 3
Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang
kedua-seorang pasien)

ORIENTASI :Selamat pagi bu! Bagaimana perasaan hari ini?


“Apakah ibu bercakap-cakap dengan perawat T kemarin siang”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi
berikutnya orang lain
”Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap dengan perawat T
kemarin siang”
”Bagus sekali ibu menjadi senang karena punya teman lagi”
”Kalau begitu ibu ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain,
yaitu pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui dia di ruang makan”

KERJA : ( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )


Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. »
Baiklah bu, ibu sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang
telah ibu lakukan sebelumnya.(pasien mendemontrasikan cara
berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal
dan hobi dan menanyakan hal yang sama).
Ada lagi yang ibu ingin tanyakan kepada O Kalau tidak ada lagi yang
ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat
janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore
nanti (ibu membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
Baiklah O, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan klien akan
kembali ke ruangan ibu. Selamat pagi (Bersama-sama pasien saudara
meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di
tempat lain)
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, T tampak lebih baik saat berkenalan dengan O”
”pertahankan apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu
kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap
dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu
hari ibu dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam
10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, ibu bisa bertemu dengan T, dan tambah
dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya ibu bisa berkenalan dengan
orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana ibu, setuju kan?”
“Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman ibu. Pada
jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.”
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
ISOLASI SOSIAL
A. TOPIK
ISOLASI SOSIAL
Sesi 1 : Kemampuan memperkenalkan diri
Sesi 2 : Kemampuan Berkenalan
Sesi 3 :Kemampuan Bercakap-cakap
Sesi 4 :Kemampuan Bercakap-cakap dengan Topik
Tertentu
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik

C. LANDASAN TEORI
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
(Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang
menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
(Rowlins). Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka
peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai
mekanisme koping maladaptif bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan
yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
(Keliat dan Akemat, 2005)
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami
mekanisme koping maladaptif (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey
Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per
1000 penduduk di Indonesia mengalami mekanisme koping maladaptif (ringan
sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang
paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %),
perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran Rakyat
Bandung, 2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien isolasi sosial adalah ; 1)
Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan hubungan interpersonal,
3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila
klien menarik diri tidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan
diri sendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006)
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya
dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang merupakan
salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif
dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian adaptasi
optimal pasien. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah mengasingkan diri dari pergaulan masyarakat.
Contohnya : menarik diri
2. Rentang respon

Respon adaftif Respon Maladftif

o Menyendiri o Merasa sendiri o Manipulasi


o Otonomi o Menarik diri o Impulsive
o Berkerja sama o Tergantung pada orang o Membanggakan diri
lain
o Saling
tergantung
3. Faktor Predisposisi
Klien mengatakan bahwa hidupnya tidak berarti lagi, minder,tidaj mau bergaul
dengan orang lain

4. Faktor Presipitasi
Klien menarik diri dan malas untuk melakukan aktivitas,malu bertemu orang lain
sehingga ia tidak termotivasi untuk melakukan aktivias sehari-hari.(Gail Wiscarz
Stuart,1998,345)

5. Tanda dan gejala


a. Sering menyendiri
b. Kontak mata kurang
c. Tidak mau berbicara
d. Menghindar kalau didekati

6. Penatalaksanaan
a. Berikan perhatian dan penghargaan
b. Temani klien walaupun tidak menjawab
c. Katakan “ saya akan duduk di samping anda “
d. Jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarnya
e. Dengarkan klien dengan empatik
f. Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergabung dengan orang lain
g. Lakukan interaksi secara bertahap
h. Motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain
i. Tingkatkan interaksi secara bertahap(Gail Wiscarz Stuart,1998,237)

D. KLIEN
1. Kriteriaklien
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus
2. Prosesseleksi
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompoK.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Sabtu, 17Februari 2016
Jam : 09.00-10.00 WIB
Tempat : RuangDewiAmba RSMM Bogor
Setting tempat

O
K F K

F K

CL L O

KETERANGAN GAMBAR
: Leader : Observer
L O
: Co-Leader : Klien
CL K
: Fasilitator
F

1. Tim Terapis
a. Leader :Anton Priambodo
Tugas:
- Menyiapkan proposal kegiatan TAK
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
- Menjelaskan permainan.
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
- Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-leader :FikriAulia

Tugas :
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas
klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c. Fasilitator :NenengSitiNuroniah
Tugas:
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Memotivasi klien yang kurang aktif.
- Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok
d. Observer :DestrinAulia
Tugas :
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan
- Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan
berlangsung
2. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Bermain peran/ simulasi
3. Media
- Laptop
- Musik/ lagu
- Bola
- Buku catatan dan pulpen
- Kartu nama/ name tag
- Jadwal kegiatan klien
SESI 1 : Kemampuan Memperkenalkan Diri
A. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
B. Setting
Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Laptop
2. Musik
3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan aturan main/terapi :
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta
izinkepada terapis.
- lamakegiatan 15 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu hidupkan laptop dan play musik serta bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat musik
dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan
dirinya.
b. Hidupkan musik kembali dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap , nama panggilan, hobi, dan
asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d. Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.
e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.

c. Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat

SESI 2 : TAK Kemampuan Berkenalan


A. Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
1. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
2. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
B. Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Laptop
2. Musik/ lagu
3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 1 TAK
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik
- Salam dari terapis
- Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
lain.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
- Menjelaskan aturan main berikut :Jika ada klien yang meninggalkan
kelompok harus minta izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit,
setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Hidupkan laptop dan play musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah
jarum jam
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada disebelah kanan
dengan cara :
- Memberi salam
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
- Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan bicara.
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Hidupkan kembali musik dan edarkan bola. Pada saat musik dimatikan, minta
pada anggota kelompok yang memegang bola untuk memperkenalkan anggota
kelompok yang disebelah kanannya kepada kelompok, yaitu : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan
2) memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi
2) menyepakati waktu dan tempat
SESI 3 : TAKS Kemampuan Bercakap-cakap
A. Tujuan
1. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok :
2. Menanyakan kehidupan pribadi kepada 1 orang anggota kelompok
3. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
B. Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Laptop
2. Musik/ lagu
3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 2 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Salam terapeutik
- Memberi salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Menanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang
kehidupan pribadi
- Menjelaskan aturan main berikut :Jika ada klien yang meninggalkan
kelompok harus minta izin kepada terapis, lama kegiatan 45 menit dan
setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
g. Tahap kerja
a. Hidupkan laptop dan play musik dan edarkan bola berlawanandengan arah
jarum jam
b. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada
disebelah kanan dengan cara :
- Memberi salam
- Memanggil panggilan
- Menanyakan kehidupan pribadi : orang terdekat/dipercayai/ disegani,
pekerjaan.
- Dimulai oleh terapi sebagai contoh
- Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
- Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
h. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana Tindak Lanjut


1) menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tantang kehidupan
pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
2) memasukan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan membicarakan
topik tertentu.
2) menyepakati waktu dan tempat

Anda mungkin juga menyukai