Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

LBP ( LOW BACK PAIN )

Disusun oleh :
Nama : Gresly Pesireron
NPM : 1420116050
Ruang praktek : Neurologi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )


MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Defenisi

Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah lumbasakral dan


sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki.
(Harsono, 2010)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan
pasien.
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,
osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner, 2012).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah
nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya
otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan
otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

B. Etiologi

1. Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.


a. Trauma primer seperti Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
b. Trauma sekunder seperti Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,
stenosis spinal, spondilitis, osteoartritis.
2. Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot
3. Prosedur degenerasi pada pasien lansia
4. Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi
5. Kegemukan
6. Mengangkat beban dengan cara yang salah
7. Keseleo
8. Terlalu lama pada getaran
9. Gaya berjalan
10. Merokok
11. Duduk terlalu lama
12. Kurang latihan (olahraga)
13. Depresi /stress
14. Olahraga (golf, tennis, sepak bola)

C. Manifestasi klinis

1. Perubahan dalam gaya berjalan.


a. Berjalan terasa kaku.
b. Tidak bias memutar punggung.
c. Pincang.
2. Persyarafan
a. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi
pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah
yang tidak dirangsang.
b. Tidak terkontrol Bab dan Bak.
3. Nyeri.
- Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
- Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
- Nyeri otot dalam.
- Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
- Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
- Nyeri pada pertengahan bokong.
- Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
D. Komplikasi
1. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
2. Osteoporosis.
3. Depresi.
4. Stress.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X vertebra ; mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi,
osteoartritis atau scoliosis.
2. Computed tomografhy ( CT ) : berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari
seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan
masalah diskus intervertebralis.
3. Ultrasonography : dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
4. Magneting resonance imaging ( MRI ) : memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi
patologi tulang belakang.
5. Meilogram dan discogram : untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi
atau protrusi diskus.
6. Venogram efidural : Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan
memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.
7. Elektromiogram (EMG) : digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf
tulang belakang ( Radikulopati )
F. Penatalakasanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan.
a. Informasi dan edukasi.
b. NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal),
latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh
dan aktivitas.
2. Medis
a. Formakoterapi
1. NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
2. NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin),
opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif nonbedah
1. Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
2. Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah
yang intractable)

c. Bedah
1. HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
2. Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif
3. Defisit neurologik memburuk
4. Sindroma kauda
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data biografis
2. Aktivitas dan istirahat
Gejala :Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras waktu tidur, penurunan
rentang gerak dari ekstrimiter pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan
aktivitas yang biasanya dilakukan.
Tanda :Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam berjalan.
3. Eliminasi
Gejala :Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine
4. Integritas Ego
Gejala :Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah
pekerjaan,finansial keluarga.
Tanda :Tampak cemas, defresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat
5. Neurosensori
Gejala :Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda :Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotania, nyeri
tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori).
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya
batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat defekasi, mengangkat kaki, atau
fleksi pada leher, nyeri yang tidak ada hentinya atau adanya episode nyeri yang lebih
berat secara interminten; nyeri menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau bahu/lengan;
kaku pada leher (servikal). Terdengar adanya suara “krek” saat nyeri baru
timbul/saat trauma atau merasa “punggung patah”, keterbatasan untuk
mobilisasi/membungkuk kedepan
Tanda Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena, perubahan cara
berjalan: berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang terangkat pada bagian tubuh
yang terkena, nyeri pada palpasi.
7. Keamanan
Gejala : Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
8. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala :Gaya hidup ; monoton atau hiperaktif
9. Pertimbangan: DRG menunjukan rata-rata perawatan:10,8 hari
10. Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan batuan transportasi, perawatan diri dan
penyelesaian tugas-tugas.
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Kurang pengetahuan
C. Rencana Tindakan Keperawatan, Tujuan, dan Rasional

N Diagnosa Tujuan Intervensi RASIONAL


o Keperawatan (NOC) (NIC)
(NANDA)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji tipe dan sumber nyeri
1. Untuk menentukan intervensi.
. tindakan 2. Ajarkan tentang teknik
2. Teknik nafas dalam dapat
keperawatan nyeri relaksasi nafas dalam. membuat klien menjadi rileks
berkurang / hilang 3. Kolaborasi dengan tim
3. Analgetik dapat membantu
dengan kriteria : medis dalam pemberian mengurangi rasa nyeri
- Melaporkan nyeri analgetik
berkurang / hilang
- Frekuensi nyeri
berkurang / hilang
- Ketegangan otot
berkurang / hilang
- Dapat istirahat
2 Hambatan Setelah dilakukan1. Kaji kemampuan klien
1. Tingkat kemampuan mobilisasi
mobilitas fisik tindakan dalam mobilisasi dengan klien dapat menggambarkan
keperawatan klien sekala 0-4 tingkat gangguan mobilitas
mampu mencapai
0:Klien tidak tergantung pada fisiknya
mobilitas fisik orang lain 2. Memfokuskan perhatian pasien,
dengan kriteria : 1:Klien butuh sedikit membantu menurunkan
bantuan tegangan otot dan
- Klien dapat 2:Klien butuh bantuan meningkatkan proses
melakukan mobilitas sederhan penyembuhan
secara bertahap 3:Klien butuh bantuan
3. Masase jaringan lunak
dengan tanpa banyak bermanfaat untuk mengurangi
merasakan nyeri. 4:Klien sangat tergantung spasme otot, memperbaiki
- Menggerakkan otot pada pemberian pelayanan peredaran darah, mengurangi
dan sendi 2. Ajarkan pasien untuk bendungan, dan mengurangi
- Mampu pindah melakukan teknik relaksasi nyeri.
tempat tanpa bantuan untuk mengontrol atau
4. Obat relaksasi otot dapat
5. menyesuaikan nyeri. merelaksasikan otot dan
3. Beri masase jaringan menurunkan nyeri. NSAID
lunak dengan lembut. menurunkan edema dan tekanan
4. Kolaborasi dalam pada akar saraf. Sedangkan
pemberian obat sesuai analgesik digunakan
dengan kebutuhan. menghilangkan nyeri sedang
Misalnya obat relaksan sampai berat.
otot, NSAID, analgetik.
8
3 Kurang Setelah dilakukan1. Berikan informasi untuk
1. Menurunkan resiko terjadinya
. Pengetahuan tindakan melakukan perubahan trauma berulang dari
keperawatan klien “mekanika tubuh” saat leher/punggung dengan
dapat terpenuhi bergerak dan beraktivitas menggunakan otot-otot bokong.
kebutuhan tidurnya2. Anjurkan untuk
2. Bagi pasien yang terpaksa
dengan kriteria : mengistirahatkan salah berdiri lama dapat mengurangi
- Klien satu kaki saat berdiri dan lordosis lumbal. Membungkuk
mengungkapkan hindari mengunci lutut, kedepan dapat memperburuk
pemahaman tentang membungkuk ke depan postur tubuh dan memperberat
kondisi, prognosis dalam waktu yang lama keadaan.
dan tindakan. harus. 3. Pengetahuan dasar yang
- Klien melakukan3. Beri He pada klien tentang memadai memungkinkan pasien
kembali perubahan proses penyakit dan untuk bekerjasama dalam
gaya hidup, prognosis serta program pengobatan dan
perbaikan postur pembatasan kegiatan mendapatkan penyembuhan
- Berpartisipasi yang optimal.
dalam aturan
tindakan.
BAB III
WEB OF CAUTION ( WOC )

Masalah musculuskletal, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap


Guncangan vertikal

otot abnormal dan terjadi perubahan struktur dengan discus

susun atas thoraks melemah

fibri fertilago dan matrik gelatinus

Kurang Pengetahuan fibri kartilago padat dan tidak teratur

mobilitas fisik terganggu fibri kartilago discus/ kerusakan sendi


pusat

Hambatan mobilitas fisik menekan akar syaraf

Gangguan Rasa Nyaman

Nyeri
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2012

Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 03 Februaei 2020.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.

Amin Huda & Kusuma Hardi; Asuhan Keperawatan Praktis, Edisi revisi, Jilid 1. Mediaction,
Jogjakarta,2016

Amin Huda & Kusuma Hardi; Asuhan Keperawatan Praktis, Edisi revisi, Jilid 2. Mediaction,
Jogjakarta,2016

Anda mungkin juga menyukai