Anda di halaman 1dari 8

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM

MENANGANI VIRUS COVID-19

Disusun sebagai penilaian Ujian Tengah Semester


Mata kuliah Kemuhammadiyahan
Dosen pengampu mata kuliah Djoni Gunanto

Oleh :
Agisni Aulia Silfa Putri
2018120082

Universitas Muhammadiyah Jakarta


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Ilmu Administrasi Publik
2020
I. PENDAHULUAN
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS-CoV). Novel coronavirus (2019- nCoV) adalah virus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV
ditransmisikan dari musang ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar
pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia. Manifestasi klinis biasanya
muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi
coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan
sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2  (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyerang siapa saja ; baik bayi, anak-anak, orang
dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.

COVID-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember
2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan
ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Menurut Nature, penyebaran COVID-19
sudah tidak bisa dihentikan lagi dan sudah mencapai kriteria epidemiologis dan telah
dinyatakan sebagai pandemi. Menurut penghitungan AFP, per tanggal 14 April 2020,
setidaknya 1.920.057 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia dengan 119.403 kematian.
Karena itu, koordinasi antar negara sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan tantangan
dari virus ini yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Akselerasi tajam dalam jumlah kasus infeksi menunjukkan bahwa pandemi virus
corona saat ini menyebar dengan tingkat yang mengkhawatirkan. Dilansir data dari
Worldometers per tanggal 8 April 2020, secara global kasus terinfeksi virus corona
sudah mencapai 1.424.140 orang di 200 negara di dunia. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 301.738 orang dilaporkan sembuh dari Covid-19. Namun, sebanyak 81.889
orang lainnya meninggal dunia.
Indonesia juga menjadi salah satu negara positif virus corona, kasus pertama
di Indonesia yaitu menimpa dua warga depok yang diumumkan langsung oleh
Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Sejak hari itu, jumlah warga
positif corona di Tanah Air semakin meningkat, per tanggal 13 April 2020
Pemerintah mengumumkan jumlah pasien positif di Indonesia mencapai 4.557
kasus, dari jumlah tersebut, korban meninggal mencapai 399 jiwa, dan yang
sembuh 380 orang.
Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Keppres No. 11 tahun 2020 dalam
menanggulangi virus corona. Keppres tersebut berisi penetapan status Kedaruratan
Kesehatan akibat pandemi corona di Indonesia berdasarkan UU No. 6 tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan. Kemudian, Presiden Jokowi juga menerbitkan
Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2020. PP itu mengatur soal Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di suatu daerah guna menekan laju penularan virus corona.
Nantinya, berdasarkan PP tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
menetapkan suatu daerah untuk memberlakukan PSBB. Penetapan juga harus melalui
pertimbangan Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Namun,
sejumlah pihak mengkritik langkah pemerintah dan menuntut agar diterapkan suatu
karantina wilayah, bukan PSBB.

Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam,
dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan
infiltrat pneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi
awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani, atau
pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan
secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, memasak daging dan telur sampai
matang. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin.
II. PEMBAHASAN
Seiring meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia,
mendorong Pimpinan Pusat Muhammadiyah  membentuk gugus tugas
penanggulangan Covid-19 pada 5 Maret 2020 lalu yang diberi nama
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) . Pembentukan gugus
tugas itu atas perintah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir setelah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kasus pertama di Indonesia yang
positif terinfeksi Corona pada 2 Maret 2020. Tim ini dibentuk sebagai bentuk
ikhtiar Muhammadiyah untuk membantu Pemerintah Pusat dalam mencegah
penyebaran dan menangani COVID-19. MCCC telah menet apkan strategi
dengan menggerakan semua sumber daya yang dimilikinya. Upaya
pencegahan tersebut berupa sosialisasi dan pendampingan ke sekolah-
sekolah maupun universitas, meliputi tata cara penggunaan masker,
penggunaan hand sanitizer, etika batuk dan bersin dan deteksi dini.
MCCC juga mempunyai program yang disebut Safari (sadar faktor
resiko) COVID-19. Program ini adalah program pemberdayaan masyarakat
untuk paham dan sadar apakah dirinya merupakan kelompok resiko atau
tidak. Kedua, ada program GEMES (Gerakan Memberi Masker) kepada
orang-orang yang sedang sakit.
Selain itu, dalam rangka ikut serta berpartisipasi dalam
penanggulangan wabah COVID-19, MCCC menunjuk 55 Rumah Sakit
Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) di seluruh Indonesia yang siap
menerima pasien COVID-19. Dan setelah satu bulan melaksanakan tugas
nya, per tanggal 3 April 2020 secara statistik RSMA sudah menangani total
881 kasus ODP, 192 kasus PDP dengan 11 kasus terkonfirmasi positif
COVID-19, sehingga total ada 1.084 pasien.
Dalam rangka menanggapi wabah Covid-19 ini, PP Muhammadiyah
juga mengeluarkan surat edaran  tuntutan ibadah sesuai Fatwa Muhammadiyah
melalui Surat Edaran Nomor 02/EDR/I.0/E/2020 tentang Tuntunan Ibadah dalam
Kondisi Darurat Covid-19., berikut beberapa tuntutan ibadah nya sebagai berikut :
a. Shalat 5 waktu di rumah
Pelaksanaan shalat 5 waktu yang biasa dilakukan secara berjamaah di masjid
atau mushola, untuk sementara waktu dianjurkan untuk dilaksanakan di
rumah masing-masing. Hal ini sesuai dengan imbauan untuk melakukan
social distancing sebagai upaya pencegahan penularan yang salah satunya
melalui kontak langsung dengan penderita.
b. Shalat Jumat diganti shalat Zuhur
Tuntunan selanjutnya, mengenai pelaksanaan shalat Jumat.   Majelis Tarjih
dan Tajdid PP Muhammadiyah, melalui surat edaran itu, menyebutkan, jika
shalat Jumat sebagai kewajiban pokok tidak dapat dilakukan, maka beralih
kepada kewajiban pengganti, yaitu shalat Zuhur empat rakaat di rumah
masing-masing
c. Penggantian kalimat azan
Azan sebagai penanda masuknya waktu shalat tetap dikumandangkan seperti
biasa. Namun, ada salah satu kalimat dalam azan yang diubah. Kalimat itu
adalah seruan hayya 'alas-salah (kemarilah laksanakan shalat) yang harus
diganti dengan kalimat sallu fi rihalikum (shalatlah kalian di kendaraan
kalian) atau sallu fi (salatlah kalian di rumah masing-masing). Kalimat
pengganti itu sesuai dengan tuntunan syariat yang ada.
d. Shalat tarawih di rumah
Shalat tarawih yang biasanya dilakukan selama bulan Ramadhan dilakukan di
rumah masing-masing, jika kondisi wabah virus corona masih
mengkawatirkan. Dengan demikian, takmir masjid tidak perlu
mempersiapkan kegiatan Ramadhan lainnya seperti ceramah, tadarus
berjamaah, iktikaf, dan sebagainya.
e. Puasa bagi tenaga Kesehatan
Untuk menjaga kekebalan tubuh menghadapi paparan virus, para tenaga
medis yang bertugas bisa meninggalkan puasa Ramadhan dan menggantinya
di lain hari sesuai dengan tuntunan syariat yang ada.
f. Shalat Idul Fitri tidak diselenggarakan jika virus corona belum mereda
Terakhir, tuntunan untuk tidak melaksanakan shalat Idul Fitri dan rangkaian
kegiatan yang mengikutinya. Shalat ini merupakan sunnah muakkadah yang
sangat penting. Akan tetapi, menurut Muhammadiyah, jika wabah Covid-19
belum juga reda di awal bulan Syawal nanti, maka seluruh rangkaian shalat
Idul Fitri tidak diselenggarakan. Kegiatan penyerta misalnya mudik, pawai
takbir, halal bi halal, dan sebagainya. Satu lagi terkait dengan Idul Fitri,
kumandang takbir yang biasa dilakukan di masjid-masjid bisa dilakukan dari
rumah masing-masing. Keputusan tersebut diambil dengan menjadikan nilai
dasar ajaran Islam dan beberapa prinsip turunannya sebagai pedoman utama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah meminta seluruh umat islam di
Indonesia untuk membatasi ibadah seperti shalat Tarawih berjamaah dan
ibadah buka puasa bersama guna mencegah penyebaran covid-19 saat bulan
Ramadhan. Sekertaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Naiam meminta umat
untuk turut andil dalam membantu penekanan potensi penyebaran. Salah
satunya dnegan membatasi dua kegiatan keaagamaan tersebut. Dan umat
islam diminta tidak melakukan buka bersama dan shalat tarawih di ruang
publik.
Ancaman virus Covid-19 yang semakin tinggi ini dan mengingat bahwa
DKI Jakarta merupakan zona merah Covid-19 dengan jumlah penyebarannya yang
sangat tinggi, menyebabkan Pemprov DKI Jakarta menerapkan status pembatasan
sosial bersakala besar (PSBB) sejak 10 April hingga 23 April 2020 mendatang.
Menanggapi PSBB yang akan diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta, Ketua
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dr Corona Rintawan meminta
pemerintah memberikan larangan tegas terkait mudik, jangan hanya imbauan saja. dr
Corona menyampaikan bahwa di lingkungan internal Muhammadiyah sudah ada
kesepakatan bersama untuk melarang warganya mudik di tengah pandemi Covid-19.
Di bidang pendidikan, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen)
meliburkan sekolah-sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah. Itu sudah sesuai edaran
yang sudah dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sedangkan, melalui Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti
Litbang) telah meliburkan perkuliahan di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah
dan Aisyiyah (PTMA). Lalu, mengganti dengan perkuliahan daring. Selain itu,
penyemprotan disinfektan sudah dilakukan hampir semua Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM). Termasuk, ke daerah-daerah basis jamaah Muhammadiyah, sosialisasi
langsung dan daring, dan penghimpunan dana oleh Lazismu.
III. KESIMPULAN
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Novel coronavirus (2019- nCoV) adalah virus
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa
SARS-CoV ditransmisikan dari musang ke manusia. Tanda dan gejala umum infeksi
coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan
sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. COVID-19 pertama kali
ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk
Indonesia. Menurut Nature, penyebaran COVID-19 sudah tidak bisa dihentikan lagi
dan sudah mencapai kriteria epidemiologis dan telah dinyatakan sebagai pandemi.
Indonesia juga menjadi salah satu negara positif virus corona, kasus pertama di
Indonesia yaitu menimpa dua warga depok yang diumumkan langsung oleh
Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Sejak hari itu, jumlah warga
positif corona di Tanah Air semakin meningkat, per tanggal 13 April 2020
Pemerintah mengumumkan jumlah pasien positif di Indonesia mencapai 4.557
kasus. Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Keppres No. 11 tahun 2020 dalam
menanggulangi virus corona. Keppres tersebut berisi penetapan status Kedaruratan
Kesehatan akibat pandemi corona di Indonesia berdasarkan UU No. 6 tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan. Kemudian, Presiden Jokowi juga menerbitkan
Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2020. PP itu mengatur soal Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di suatu daerah guna menekan laju penularan virus corona.
Seiring meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia,
mendorong Pimpinan Pusat Muhammadiyah  membentuk gugus tugas
penanggulangan Covid-19 pada 5 Maret 2020 lalu yang diberi nama
Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) . Tim ini dibentuk
sebagai bentuk ikhtiar Muhammadiyah untuk membantu Pemerintah Pusat
dalam mencegah penyebaran dan menangani COVID-19. MCCC telah
menetapkan strategi dengan menggerakan semua sumber daya yang
dimilikinya. Upaya pencegahan tersebut berupa sosialisasi dan
pendampingan ke sekolah-sekolah maupun universitas, meliputi tata cara
penggunaan masker, penggunaan hand sanitizer, etika batuk dan bersin dan
deteksi dini. MCCC juga mempunyai program yang disebut Safari (sadar
faktor resiko) COVID-19. Program ini adalah program pemberdayaan
masyarakat untuk paham dan sadar apakah dirinya merupakan kelompok
resiko atau tidak. Kedua, ada program GEMES (Gerakan Memberi Masker)
kepada orang-orang yang sedang sakit. Di bidang pendidikan, Majelis Pendidikan
Dasar dan Menengah (Dikdasmen) meliburkan sekolah-sekolah Muhammadiyah dan
Aisyiyah. Itu sudah sesuai edaran yang sudah dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai