Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI LEMAK

A. Dasar Teori

Lipid berasal dari bahasa yunani yang berarti lemak, Lipid dilihat dari stukturnya

merupakan senyawa triester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam

karboksilat rantai panjang,

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur C, H dan O,

yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak),

seperti benzene dan ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat dalam

suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang

padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji,sedangkan suhu cair pada suhu kamar

disebut minyak (Achmad Djaeni, 2004.Hal 91),

Lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstrasi dengan

pelarut nonpolar seperti kloroform, eter dan benzena. Senyawa organik ini terdapat dalam

semua sel dan berfungsi sebagai komponen struktur sel, sebagai simpanan bahan

metabolik, sebagai bentuk untuk mengangkut bahan bakar, sebagai komponen pelindung

dinding sel dan juga sebagai komponen pelindung kulit vertebrata. (Aisjah Girindra,

1993. Biokimia 1 hal 46),

Lipid atau lemak merupakan senyawa yang terdiri dari atom-atom hidrogen, karbon,

dan sedikit atom oksigen. Lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar.

Lemak terdapat dalam sel berfungsi sebagai cadangan makanan, komponen pelindung

dinding sel, pelindung kulit hewan vertebrata dan mengkut bahan bakar.

Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran.

Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya,

sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang

Laporan Lipid Kelompok 1 1


berbeda. Pada umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat

cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang mengandung asam

lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak.


Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar

seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan

dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan

menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis trigliserida

dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya. Trigliserida

dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak

padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas,

trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami

autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga

memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak

mengalami ketengikan.
Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan molekul

kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid

yang paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah

sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam

lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.
B. Tujuan
a. Mengetahui bahwa lipida dapat membentuk noda semi transparan pada kertas
b. Mengetahui kelarutan lipida pada pelerut tertentu, dan dapat mengetahui

terjadinya pembentukan emulsi dari minyak


c. Meguji ketidakjenuhan lemak

C. Alat dan Bahan


a. Kelarutan Lemak
a) Alat
Tabung reaksi
Pipet
Kertas saring
Rak tabung reaksi
b) Bahan

Laporan Lipid Kelompok 1 2


Pelarut
Kloroform (CHCl3)
Etanol (C2H5OH)
Aseton (dimetil keton)
Eter
Air (H2O)
Bahan uji larutan lemak (minyak, margarin, lisetin)
Air
b. Uji Ketidakjenuhan
a) Alat
Tabung reaksi
Pipet
Rak tabung reaksi
b) Bahan
Kloroform
Iodium
Bahan uji larutan lemak (minyak, margarin, lesitin)
c. Penyabunan
a) Alat
Tabung reaksi
Pipet
Pembakar bunsen
Rak tabung reaksi
b) Bahan
KOH
Air
NaOH
Bahan uji lemak (minyak, margarin dan lesitin)
d. Uji Gliserol
a) Alat
Tabung reaksi
Pipet
Rak tabung reaksi
b) Bahan
KHSO4
NaOH
Bahan uji lemak (minyak, margarin dan lesitin)

D. Cara Kerja
a. Kelarutan lemak
a) Masukan 1 atau 2 tetes lemak kedalam 10 tetes air yang akan diuji
b) Memasukan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji kedalam 10 tetes

pelarut (aseton, etanol 70%, kloroform, eter dan air)


c) Meneteskan larutan lipid yang telah dibuat pada point 1 dan 2 pada kertas

saring dan membiarkannya kering

Laporan Lipid Kelompok 1 3


d) Mengamati pembentukan noda lemak pada kertas saring. Jika ada noda ada

noda lemak yang menempel pada kertas saring berarti lemak tersebut larut

dalam pelarut.
b. Uji Ketidakjenuhan
a) Menyediakan larutan iodium dalam kloroform
b) Menuangkan iodium tersebut sebanyak 0,5 ml kedalam tabung reaksi
c) Memasukan larutan yang akan diuji setetes demi stetes dan setiap penambahan

selesai harus mengocoknya sampai warna iodium hilang. Mengamati

hilangnya warna iodium (kuning) untuk setiap penetesan senyawa lemak yang

akan diuji (hitung jumlah penetasan lemak sampai warna iodium hilang.
d) Menuliskan hasil pengamatan
c. Penyabunan
a) Memasukkan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi.

Menambahkan air suling sebanyak 3 ml. Memasukkan KOH sebanyak 1 ml.

Memanaskan campuran tersebut sampai mendidih (1-2 menit). Mengocoknya

dan memperhatikan pembentukan busa.


b) Mengulangi percobaan a, dengan mengganti larutan KOH dengan NaOH
c) Membandingkan hasil yang diperoleh dari point a dan b
d. Uji Gliserol
a) Menuangkan NaSO4 setinggi 0,5 cm kedalam tabung reaksi
b) Menambahkan 5 tetes larutan yang akan diuji pada tabung reaksi tersebut. Jika

senyawa lemak terbentuk padat, maka jumlahnya kira-kira sama dengan

NaSO4.
c) Menambahkan lagi NaSO4 dan memanaskannya dengan hati-hati
d) Mencium bau dengan mengibaskan tangan pada tabung reaksi tersebut.
e) Menuliskan hasil pengamatan.
E. Hasil pengamatan
a. Kelarutan Lemak

Pelarut Kloroform Etanol Aseton Eter Air


Bahan
Minyak + + + + _
Margarin + _ _ + _
Lesitin + _ _ + _
Ket: + : larut
- : Tidak larut

b. Uji Ketidakjenuhan

Laporan Lipid Kelompok 1 4


Pereaksi Klorofom + iodium
Bahan
Awal Akhir
Minyak Cokelat Cokelat (-)

Margarin Cokelat Merah (+)

Lesitin Cokelat Orange (+)

c. Penyabunan

Pereaksi
KOH NaOH
Bahan
Minyak + +
Mentega +++ +
Lesitin ++ +
Ket : + : sedikit buih
+ + : sedang buih
+ + + : banyak buih

d. Gliserol

Bahan Minyak Mentega lesitin


Pereaksi
NaSO4 ++ +++ +

Ket : + : sedikit bau


+ + : bau
+ + + : sangat bau
F. Pembahasan
a. Uji Kelarutan
Pada praktikum uji kelarutan kami menggunakan empat macam larutan

lemak, yaitu minyak, margarin dan lesitin. Minyak merupakan salah satu kelompok

lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam pelarut organik non-polar. Margarin dibuat dari minyak nabati, atau

minyak hewani. Bisa juga mengandung susu saringan, garam dan penggemulai.

Sedangkan lesitin adalah nama lain untuk fosfatidil kolina, suatu fosfolipid yang

Laporan Lipid Kelompok 1 5


menjadi komponen utama fraksifosfatida pada ekstrak kuning telur atau kacang

kedelai yang diisolasi secara mekanik, maupun kimiawi dengan menggunakan

heksana.Pelarut yang digunakan terdiri dari aseton, etanol, kloroform, eter dan

aquades.
Menurut kelarutannya lipid umumnya larut dalam pelarut non-polar dan

pelarut organik dan tidak akan larut dalam pelarut polar. Dari tabel kloroform dan

eter dapat melarutkan semua lipid ini dikarenakan kloroform merupakan pelarut

lemak (pelarut organik) yang umum. Pelarut etanol dan aseton hanya dapat

melarutkan minyak saja, sedangkan pada mentega dan lesitin tidak larut. Etanol

adalah nama lain dari alkohol merupakan pelarut polar sedangkan aseton salah satu

keton yang paling sederhana dan termasuk kedalam pelarut polar. Minyak yang

digunakan yaitu minyak kelapa (VCO) dimana minyak ini termasuk dalam dalam

kelompok lemak tidak jenuh karena berbentuk cair dalam suhu ruang dan mempunyai

ikatan ganda satu atau lebih. Minyak VCO mengandung asam lemak oleat dimana

pada kepalanya terdapat gugus polar yaitu OH sehingga akan berikatan dengan

hidrogen yang terdapat pada etanol. Margarin dan lesitin tidak larut dalam etanol

karena keduanya termasuk lemak jenuh. Lemak jenuh berbentuk padat atau koloid

dalam suhu ruangandan tidak mempunyai ikatan ganda pada ekornya. Jika dilarutkan

kedalam aseton akan terbentuk endapan pada lesitin dan pada mentega mengambang.

Ini dikarenakan pada asam lemaknya tidak terdapat gugus polar OH sehingga tidak

akan berikatan dengan hidrogen pada etanol. Dan untuk pelarut terakhir yaitu air yang

merupakan pelarut umum dan pelarut polar. Dari tabel dapat dilihat bahwa semua

larutan lemak tidak dapat larut. Ini dikarenakan ikatan C H nonpolar yang terdapat

pada ekor asam lemak bersifat hidrofobik. Lemak terpisah dari air karena molekul air

membentuk ikatan hidrogen satu sama lain dan menyingkirkan lemak. Untuk

mengetahui larut tidaknya, kami menggunakan kertas saring yang telah ditetesi

Laporan Lipid Kelompok 1 6


larutan lemak dan pelarutnya kemudian mengeringkannya dibawah sinar matahari.

Untuk yang tidak larut akan menghasilkan noda yang semi transparan yang

merupakan noda translusent. Sedangkan yang larut tidak akan meninggalkan noda.
b. Uji ketidakjenuhan
Untuk praktikum uji ketidakjenuhan untuk mengetahui jenuh atau tidaknya

suatu lemak. Asam lemak jenuh yaitu lemak yang tidak mempunyai ikatan ganda dan

akan berbentuk padatan dalam suhu ruangan. Asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak

yang mempunyai satu ikatan ganda atau lebih dan berbentuk cair pada suhu ruangan.

Larutan yang digunakan untuk uji ini adalah campuran antara kloroform dan iodium

yang berwarna coklat. Pereaksi akan bereaksi jika terjadi perubahan warna dari

campuran iodium dan kloroform. Ini dikarenakan asam lemak tak jenuh telah

mereduksi pereaksi iodium.Pereaksi iodium akan mengoksidasi asam lemak yang

mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Tiap molekul

iodium mengadakan reaksi adisi pada ikatan rangkap pada suatu ikatan rangkap. Oleh

karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat

bereaksi.
Dari tabel dapat dilihat yang bereaksi positif adalah margarin dan lesitin yang

berarti kedua lemak ini termasuk kedalam lemak jenuh, sedangkan minyak VCO

bereaksi negatif dan menandakan bahwa lemak ini termasuk kedalam lemak tidak

jenuh jenuh.
c. Uji Saponifikasi
Praktikum yang ketiga yaitu penyabunan atau saponifikasi. Reaksi ini

bertujuan untuk pengambilan asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan

campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada

pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali. Basa yang

digunakan disini adalah KOH (Kalium Hidrosida) dan NaOH (Natrium

Hidroksida).Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini

tergantung pada jumlah mol asam lemak.Untuk lemak dengan berat tertentu,jumlah

Laporan Lipid Kelompok 1 7


mol asam lemak tergantung pada panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut.

Apabila rantai karbon itu pendek,maka jumlah mol asam lemak besar,sebaliknya

apabila rantai karbon itu panjang,jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram

KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1gram lemak disebut bilangan

penyabunan. Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada

panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa

besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin

kecil berat molekul lemak,makin besar bilangan penyabunannya.


Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon dengan gugus COO- pada

ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob artinya tidak suka air, sedangkan

gugus COO- bersifat hidrofil, artinya akan suka air, jadi dapat larut dalam air. Oleh

adanya dua bagian itu, molekul sabun tidak sepenuhnya tidak larut dalam air, tetapi

membentuk misel, yaitu kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat

hidrofil dibagian luar.


Dari tabel diperoleh bahwa pada KOH jumlah buih yang dihasilkan lebih

banyak daripada yang direaksikan dengan NaOH terutama mentega dan lisin. Ini

dikarenakan pada pada asamlemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap sehingga

mudah bereaksi dan akan menghasilkan buih yang lebih sedikit daripada asam lemak

jenuh yang lebih lama bereaksi sehingga akan menghasilkan buih yang lebih banyak.
d. Uji Gliserol
Untuk praktikum yang terakhir yaitu praktikum uji gliserol diaman jika

gliserol dicampur dengan Kalium Sulfat (KHSO4), dehidrasi akan terjadi dan akroline

aldehid yang terbentuk berkarakterisasi bau. Acrolein (propenal) (C3H4O)adalah

senyawa aldehid dengan rumus struktur H2CCHCHO. Zat cair tak berwarna atau

agak kekuningan, dan mudah terbakar.Acrolein atau propenal merupakan senyawa

organik yang tak jenuh (berantai rangkap 2). Rumus bangun dari akroline adalah:

Laporan Lipid Kelompok 1 8


Adapun reaksi yang terjadi pada pencampuran antara gliserol dengan KHSO4 adalah:
CH2OH CH2

CHOH 2H2 + CH

CH2OH C =O

Intensitas bau yang dihasilkan tergantung dari banyaknya atom C yang

terdapat pada lemak tersebut. Semakin banyak atom C maka semakin pekat bau yang

dihasilkan begitu juga sebaliknya.

G. Kesimpulan
a. Lipid larut dalam pelarut non polar
b. Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilarutkan dengan cara mereaksikan

alkali dengan minyak sehingga didapatkan suatu sabun.


c. Pada reaksi safonifikasi dihasilkan campuran gliserol dan sabun
d. Pada uji gliserol yang diuji dari tingkat ketengikan, ketengikan suatu lipid

dpengaruhi dari banyaknya atom C yang ada pada lipid yang diujikan.
H. Pertanyaan
1. Apakah semua pelarut dapat melarutkan senyawa lemak?jelaskan!
Jawab: Tidak, senyawa lemak hanya larut dalam pelarut nonpolar dan pelarut

lemak contohnya kloroform, sedangkan pada pelarut polar tidak dapat

contohnya air. Ini dikarenakan pada ikatan C H nonpolar yang

terdapat pada ekor asam lemak menyebabkan lemak bersifat hidrofobik


2. Sifat apa yang dimilki oleh lesitin?
Jawab : a). wujudnya padat lunak seperti lilin, putih dan dapat berubah
menjadi cokelat bila kena cahaya
b). bersifat higroskopis
c) larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton

3. Apa yang menyebabkan hilangnya warna air iodium pada penambahanlarutan

lemak pada uji ketidakjenuhan?

Jawab: Karena iodium bereaksi dengan ikatan rangkap yang menyebabkan

warna iodium menghilang/berubah.


Laporan Lipid Kelompok 1 9
4. Senyawa mana yang paling cepat menghilangkan warna air iodium?
Jawab: margarin

I. Daftar Pustaka
o Anwar Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta:
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
o Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang.
o Windyariani, Sisti. 2008. Biokimia. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah
Sukabumi
o Teaching Team. 2007. Penuntun Praktikum Biokimia. Gorontalo: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UNG.

Laporan Lipid Kelompok 1 10

Anda mungkin juga menyukai