A. Dasar Teori
Lipid berasal dari bahasa yunani yang berarti lemak, Lipid dilihat dari stukturnya
merupakan senyawa triester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur C, H dan O,
yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak),
seperti benzene dan ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat dalam
suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang
padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji,sedangkan suhu cair pada suhu kamar
Lipid adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstrasi dengan
pelarut nonpolar seperti kloroform, eter dan benzena. Senyawa organik ini terdapat dalam
semua sel dan berfungsi sebagai komponen struktur sel, sebagai simpanan bahan
metabolik, sebagai bentuk untuk mengangkut bahan bakar, sebagai komponen pelindung
dinding sel dan juga sebagai komponen pelindung kulit vertebrata. (Aisjah Girindra,
Lipid atau lemak merupakan senyawa yang terdiri dari atom-atom hidrogen, karbon,
dan sedikit atom oksigen. Lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar.
Lemak terdapat dalam sel berfungsi sebagai cadangan makanan, komponen pelindung
dinding sel, pelindung kulit hewan vertebrata dan mengkut bahan bakar.
Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran.
sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang
cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang mengandung asam
seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan
dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan
menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis trigliserida
dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya. Trigliserida
dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak
padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas,
autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga
memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak
mengalami ketengikan.
Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan molekul
kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid
yang paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah
sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam
lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.
B. Tujuan
a. Mengetahui bahwa lipida dapat membentuk noda semi transparan pada kertas
b. Mengetahui kelarutan lipida pada pelerut tertentu, dan dapat mengetahui
D. Cara Kerja
a. Kelarutan lemak
a) Masukan 1 atau 2 tetes lemak kedalam 10 tetes air yang akan diuji
b) Memasukan 1 atau 2 tetes senyawa lemak yang akan diuji kedalam 10 tetes
noda lemak yang menempel pada kertas saring berarti lemak tersebut larut
dalam pelarut.
b. Uji Ketidakjenuhan
a) Menyediakan larutan iodium dalam kloroform
b) Menuangkan iodium tersebut sebanyak 0,5 ml kedalam tabung reaksi
c) Memasukan larutan yang akan diuji setetes demi stetes dan setiap penambahan
hilangnya warna iodium (kuning) untuk setiap penetesan senyawa lemak yang
akan diuji (hitung jumlah penetasan lemak sampai warna iodium hilang.
d) Menuliskan hasil pengamatan
c. Penyabunan
a) Memasukkan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi.
NaSO4.
c) Menambahkan lagi NaSO4 dan memanaskannya dengan hati-hati
d) Mencium bau dengan mengibaskan tangan pada tabung reaksi tersebut.
e) Menuliskan hasil pengamatan.
E. Hasil pengamatan
a. Kelarutan Lemak
b. Uji Ketidakjenuhan
c. Penyabunan
Pereaksi
KOH NaOH
Bahan
Minyak + +
Mentega +++ +
Lesitin ++ +
Ket : + : sedikit buih
+ + : sedang buih
+ + + : banyak buih
d. Gliserol
lemak, yaitu minyak, margarin dan lesitin. Minyak merupakan salah satu kelompok
lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar. Margarin dibuat dari minyak nabati, atau
minyak hewani. Bisa juga mengandung susu saringan, garam dan penggemulai.
Sedangkan lesitin adalah nama lain untuk fosfatidil kolina, suatu fosfolipid yang
heksana.Pelarut yang digunakan terdiri dari aseton, etanol, kloroform, eter dan
aquades.
Menurut kelarutannya lipid umumnya larut dalam pelarut non-polar dan
pelarut organik dan tidak akan larut dalam pelarut polar. Dari tabel kloroform dan
eter dapat melarutkan semua lipid ini dikarenakan kloroform merupakan pelarut
lemak (pelarut organik) yang umum. Pelarut etanol dan aseton hanya dapat
melarutkan minyak saja, sedangkan pada mentega dan lesitin tidak larut. Etanol
adalah nama lain dari alkohol merupakan pelarut polar sedangkan aseton salah satu
keton yang paling sederhana dan termasuk kedalam pelarut polar. Minyak yang
digunakan yaitu minyak kelapa (VCO) dimana minyak ini termasuk dalam dalam
kelompok lemak tidak jenuh karena berbentuk cair dalam suhu ruang dan mempunyai
ikatan ganda satu atau lebih. Minyak VCO mengandung asam lemak oleat dimana
pada kepalanya terdapat gugus polar yaitu OH sehingga akan berikatan dengan
hidrogen yang terdapat pada etanol. Margarin dan lesitin tidak larut dalam etanol
karena keduanya termasuk lemak jenuh. Lemak jenuh berbentuk padat atau koloid
dalam suhu ruangandan tidak mempunyai ikatan ganda pada ekornya. Jika dilarutkan
kedalam aseton akan terbentuk endapan pada lesitin dan pada mentega mengambang.
Ini dikarenakan pada asam lemaknya tidak terdapat gugus polar OH sehingga tidak
akan berikatan dengan hidrogen pada etanol. Dan untuk pelarut terakhir yaitu air yang
merupakan pelarut umum dan pelarut polar. Dari tabel dapat dilihat bahwa semua
larutan lemak tidak dapat larut. Ini dikarenakan ikatan C H nonpolar yang terdapat
pada ekor asam lemak bersifat hidrofobik. Lemak terpisah dari air karena molekul air
membentuk ikatan hidrogen satu sama lain dan menyingkirkan lemak. Untuk
mengetahui larut tidaknya, kami menggunakan kertas saring yang telah ditetesi
Untuk yang tidak larut akan menghasilkan noda yang semi transparan yang
merupakan noda translusent. Sedangkan yang larut tidak akan meninggalkan noda.
b. Uji ketidakjenuhan
Untuk praktikum uji ketidakjenuhan untuk mengetahui jenuh atau tidaknya
suatu lemak. Asam lemak jenuh yaitu lemak yang tidak mempunyai ikatan ganda dan
akan berbentuk padatan dalam suhu ruangan. Asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak
yang mempunyai satu ikatan ganda atau lebih dan berbentuk cair pada suhu ruangan.
Larutan yang digunakan untuk uji ini adalah campuran antara kloroform dan iodium
yang berwarna coklat. Pereaksi akan bereaksi jika terjadi perubahan warna dari
campuran iodium dan kloroform. Ini dikarenakan asam lemak tak jenuh telah
mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Tiap molekul
iodium mengadakan reaksi adisi pada ikatan rangkap pada suatu ikatan rangkap. Oleh
karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat
bereaksi.
Dari tabel dapat dilihat yang bereaksi positif adalah margarin dan lesitin yang
berarti kedua lemak ini termasuk kedalam lemak jenuh, sedangkan minyak VCO
bereaksi negatif dan menandakan bahwa lemak ini termasuk kedalam lemak tidak
jenuh jenuh.
c. Uji Saponifikasi
Praktikum yang ketiga yaitu penyabunan atau saponifikasi. Reaksi ini
campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Pada
pengambilan asam lemak ini, minyak dihidrolisis dengan larutan alkali. Basa yang
tergantung pada jumlah mol asam lemak.Untuk lemak dengan berat tertentu,jumlah
Apabila rantai karbon itu pendek,maka jumlah mol asam lemak besar,sebaliknya
apabila rantai karbon itu panjang,jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram
penyabunan. Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada
panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa
besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin
ujungnya. Bagian hidrokarbon bersifat hidrofob artinya tidak suka air, sedangkan
gugus COO- bersifat hidrofil, artinya akan suka air, jadi dapat larut dalam air. Oleh
adanya dua bagian itu, molekul sabun tidak sepenuhnya tidak larut dalam air, tetapi
membentuk misel, yaitu kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat
banyak daripada yang direaksikan dengan NaOH terutama mentega dan lisin. Ini
dikarenakan pada pada asamlemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap sehingga
mudah bereaksi dan akan menghasilkan buih yang lebih sedikit daripada asam lemak
jenuh yang lebih lama bereaksi sehingga akan menghasilkan buih yang lebih banyak.
d. Uji Gliserol
Untuk praktikum yang terakhir yaitu praktikum uji gliserol diaman jika
gliserol dicampur dengan Kalium Sulfat (KHSO4), dehidrasi akan terjadi dan akroline
senyawa aldehid dengan rumus struktur H2CCHCHO. Zat cair tak berwarna atau
organik yang tak jenuh (berantai rangkap 2). Rumus bangun dari akroline adalah:
CHOH 2H2 + CH
CH2OH C =O
terdapat pada lemak tersebut. Semakin banyak atom C maka semakin pekat bau yang
G. Kesimpulan
a. Lipid larut dalam pelarut non polar
b. Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilarutkan dengan cara mereaksikan
dpengaruhi dari banyaknya atom C yang ada pada lipid yang diujikan.
H. Pertanyaan
1. Apakah semua pelarut dapat melarutkan senyawa lemak?jelaskan!
Jawab: Tidak, senyawa lemak hanya larut dalam pelarut nonpolar dan pelarut
I. Daftar Pustaka
o Anwar Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta:
Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
o Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang.
o Windyariani, Sisti. 2008. Biokimia. Sukabumi : Universitas Muhammadiyah
Sukabumi
o Teaching Team. 2007. Penuntun Praktikum Biokimia. Gorontalo: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UNG.