Anda di halaman 1dari 14

Akhlak Kepada

Allah

Barangsiapa yang beriman

kepada Allah dan Hari akhir, dan


barangsiapa yang bertaqwa
kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan jalan keluar baginya.
Dan memberinya rizki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya.
(QS. Ath-Thalaq [: 2-3).

Pengertian Akhlak Kepada Allah


Akhlak kepada Allah adalah etika dan adab

dalam ber-ubudiyah (beribadah) dan


menjalankan amanah yang diembankan-Nya
kepada kita.
Akhlaq kepada Allah merupakan pondasi
dalam berakhlak kepada siapapun di muka
bumi ini. Karena Akhlak kepada Allah
pijakannya adalah aqidah yang mengakar
dalam diri seseorang.
Akhlak kepada Allah merupakan pintu
gerbang dalam berkhlak karimah pada
siapapun dan apapun di muka bumi.
Seseorang tidak mungkin memiliki akhlak

1. Taat Kepada Perintah Allah

Allah berfirman : Hai orang-orang yang

beriman, ta`atlah kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah kamu berpaling
daripada-Nya, sedang kamu mendengar
(perintah-perintah-Nya) (QS. Al-Anfal [8]:
20).
Rasulullah bersabda: Tidak beriman
salah seorang diantara kalian, hingga hawa
nafsunya bisa mengikuti apa yang telah
datang dariku (Al-Quran & Sunnah) (HR.
As-Syaibani)

2. Menjaga Amanah sebagai


Hamba Allah
Akhlak yang perlu diperhatikan seorang muslim terhadap Allah

adalah senantiasa berusaha untuk menjaga amanah yang


diembankan oleh Allah padanya.
Dari ibnu Umar , Rasulullah bersabda:Setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap apa
yang dipimpinnya. Seorang memimpin manusia, merupakan
pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya,
dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang
wanita juga merupakan pemimpin atas rumah keluarganya dan
juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta
tuannya, dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang
dipimpinnya. Dan setiap kalian adalah pemimpin, dan
bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. (HR. Muslim)

3. Ridha Terhadap Ketetapan &


Ketentuan Allah
Seorang mukmin meyakini bahwa apapun yang terjadi

pada dirinya, merupakan hal terbaik yang Allah


berikan padanya. Apakah itu bersifat kebaikan atau
bahkan bencana dan musibah sekalipun.
Rasulullah bersabda: Sungguh mempesona
karakter orang beriman. Karena segala urusannya
adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia
mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi
dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar,
karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal
terbaik bagi dirinya. (HR. Bukhari)

4. Senantiasa Memperbaharui
Taubat
Setiap manusia pasti pernah melakukan

kesalahan dan kekhilafan. Karena tidak ada


seorang manusiapun yang sempurna
dalam artian luput dari dosa dan noda.
Hamba yang berakhlak adalah hamba
yang selalu menyesali perbuatan dosanya
dan selalu memperbaharui taubatnya.
Dari Anas bin Malik ra, bahwasanya
Rasulullah bersabda: Semua anak adam
(manusia) pasti berbuat kesalahan. Dan
sebaik-baik orang yang berbuat
kesalsahan adalah orang-orang yang
bertaubat kepada Allah (HR. Turmudzi)

5. Prioritasnya adalah Mencari


Keridhaan Allah
Rasulullah bersabda: Barang siapa yang

mencari keridhaan Allah dengan adanya


kemurkaan manusia, maka Allah akan
memberikan keridhaan manusia juga. Dan
barang siapa yang mencari keridhaan
manusia dengan cara kemurkaan Allah,
maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya
pada manusia. (HR. (Turmudzi, Al-QadhaI
dan Ibnu Asakir)

6. Melaksanakan Ibadah
Diantara adab yang harus dilakukan oleh

seorang mumin adalah senantiasa


merealisasikan ibadah kepada Allah, di
mana pun ia berada, kapanpun dan dengan
siapapun. Karena ia memahami, untuk
tujuan itulah ia diciptakan oleh Allah .
Allah berfirman: Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS.
Adzariyat [51]: 56).

7. Membaca & Mentadabburi AlQuran


Seorang mukmin yang mengedepankan akhlak kepada Allah

senantiasa membaca & mentadabburi firman-Nya. Karena


membaca al-Quran merupakan refleksi dari kecintaan
seorang hamba kepada-Nya.
Dari Abu Musa al-Asyari , Rasulullah bersabda:
Perumpamaan mukmin yang membaca al-Quran adalah
seumpama buah utrujah; baunya harum dan rasanya manis.
Perumpamaan mumin yang tidak memabaca al-Quran
adalah seumpmana tamrah (kurma); tidak berbau namun
rasanya manis. Perumpamaan munafik yang membaca alQuran adalah seumpama Raihanah; baunya harum namun
rasanay tidak enak. Dan perumpamaan munafik yang tidak
membaca al-Quran adalah seumpama Handzalah, tidak
berbau dan rasanya tidak enak. (HR. Bukhari & Muslim)

8. Bersyukur kepada Allah


Atas Segala Nikmat
Salah satu etika mendasar seorang mumin

lainnya adalah senantiasa bersyukur atas


segala kenikmatan dan anugerah yang telah
Allah berikan kepadanya yang tak terhingga
jumlahnya.
Allah berfirman: Apabila kamu menghitung
nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
bisa menghitungnya. (QS. An Nahl : 18).
Allah berfirman: Jika engkau bersyukur
kepadaKu maka niscaya akan Kutambah
nikmatKu padamu. Namun jika kau kufur akan
nikmat Ku maka sungguh AzabKu sangatlah
pedih.

10. Senantiasa Bertawakkal


Kepada Allah
Seorang mukmin senantiasa bertawakkal

kepada Allah . Karena ia meyakini, bahwa


tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dari
Allah .
Allah berfirman: Dan memberinya rezki dari
arah yang tiada disangka-sangka. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)
nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiaptiap sesuatu. (QS. At-Thalaq [65]: 3)

11. Tidak Menduakan Allah (Syirik)


Allah berfirman: Dan di antara manusia ada orang-orang yang

menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya


sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orangorang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah [2 ]: 165).
Syirik adalah menyamakan Allah dengan selain Allah dalam hal-hal
yang merupakan kekhususan Allah , seperti berdoa kepada selain Allah
disamping berdoa kepada Allah (Dr. Shalih bin Fauzan bin
Abdullah).
Syirik adalah dosa paling besar yang bisa menghapus semua amal hamba.
Syirik juga merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah.
Rasulullah bersabda: Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang
paling besar?, Kami menjawab, Ya wahai Rasulullah!, Beliau bersabda,
Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua (HR.
Bukhari & Muslim).

11. Tidak Menduakan Allah (Syirik) .. Lanjutan


Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa

syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar." (QS. Al-Nisa': 48).
Perlu dipahami, ayat di atas yang menerangkan perbuatan syirik yang

tidak diampuni berlaku di akhriat. Yakni orang yang bertemu Allah


dengan membawa dosa syirik dan belum bertaubat darinya, maka ia
tidak akan disucikan, tidak diampuni dosa dan kesalahannya, dan
diharamkan atasnya masuk surga sehingga ia kekal di neraka.
Jika saat ia mati masih membawa dosa syirik dan tidak bertaubat

sebelum wafatnya, maka ia tidak akan mendapatkan ampunan dari


Allah . Allah telah haramkan ampunan bagi dosa syirik yang
pelakunya tidak bertaubat sebelum meninggalnya. Hal ini berbeda,
dengan dosa selain syirik yang dibawa mati pelakunya, ia berada di
bawah Masyi-ah (kehendak) Allah . Artinya, jika Allah berkenan maka
akan mengampuninya.
Seseorang yang telah terjerumus ke dalam kesyirikan lalu sadar akan

kesalahannya dan besarnya dosa yang telah diperbuat, maka ia masih

Anda mungkin juga menyukai