Anda di halaman 1dari 48

Client education

Disajikan dalam Mata Kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan


PSIK- FK UNLAM
2010
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa akan


mampu:

 Mendeskripsikan pentingnya kualitas dari suatu


hubungan belajar-mengajar
 Menjelaskan domain kognitif dan hubungan antar
domain
 Menentukan faktor-faktor penghambat dan faktor
yang menunjang belajar
 Mendeskripsikan metode pembelajaran dan strategi
evaluasi
Illustrates the importance of
client education

“If you give a man a fish, you feed him for a day,
but if you teach a man how to fish, you feed him
for a lifetime”
 Proses belajar-mengajar mendukung
klien dan biasanya selalu membantu
klien agar mencapai level tertinggi
dari keadaan sejahtera atau agar
mampu mengatur kebutuhan
kesehatan yang khusus
 Perawat sebagai guru utama bagi
klien dan bertugas mengkordinasikan
informasi dari team kesehatan lain
 American Nurses Association,1991.Standards
of Clinical Nursing practice “mendidik
klien tentang penyakit pasien, perawatan,
health promotion, atau aktivitas merawat diri
sebagai salah satu tanggung jawab perawat
terhadap semua pasiennya”

 JCAHO (Joint Commission on Accreditation of


Healthcare Organization, 1995)
mendukung adanya standar untuk pendidikan
bagi klien di pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan akreditasi
 Pendidikan bagi klien merupakan bagian
integral dari praktik keperawatan
 The American Hospital Association’s
(1992)Patient’s Bill of Rights, mendukung
bahwa pasien tidak hanya memiliki hak
untuk , perawatan yang bertanggung
jawab tetapi juga memiliki hak untuk
menerima informasi terkini dari diagnosis,
perawatan, dan prognosis
 Perawat dapat memberikan pengaruh
pada pasiennya tetapi tidak dapat
mengontrol klien mereka melalui
pendidikan
 Proses Belajar dan perubahan perilaku
merupakan bentuk perilaku sukarela
 Pilihan tetap ada pada diri pasien,
walaupun perawat telah memberikan
informasi dan dukungannya
Proses Belajar-Mengajar

 Belajar adalah proses sebuah skill dari


pengetahuan seseorang lewat praktek,
study atau instruksi/perintah
 Perubahan dalam teori belajar:
Teacher-Centered Theory

Belajar lebih banyak menggunakan


kemampuan untuk mengingat

Tujuan: untuk mengingat fakta-fakta


 Student-Centered Theory

Belajar adalah proses intuitive yang


kompleks dengan mendukung
kemampuan diri
 Belajar haruslah didasari pada
pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki seseorang
 Example:
Seorang mahasiswa perawat,
mempelajari anatomi. Haruslah
mengingat fakta-fakta/ teori,
Farmakologi patofisiologi, kimia,
anatomi, fisiologi dan matematika
Pendekatan Belajar

 Pada awal masa penelitian tentang proses


belajar-mengajar, dilakukan diruang kelas
tertutup (Amerika), yang mempelajari
bagaimana proses belajar-mengajar terjadi
pada anak-anak dan remaja
 Study yang lebih mendalam dari kegiatan
ini, melibatan penelitian untuk mempelajari
tentang bagaimana orang dewasa belajar
 Pedagogy

Biasa digunakan untuk


mendeskripsikan pendekatan dan
asumsi tentang peristiwa mengajar
bagi anak-anak
 Andragogy

Istilah andragogy, dikemukakan


pertamakali oleh Knowles (1990),
mengacu pada teori belajar pada
orang dewasa
Proses Penyimpanan Informasi
Otak Stimulus internal/eksternal

Tergantung pada faktor:


Arti ingatan,
tingkat kepentingan Tersimpan sebagai
short term memory(terbatas
hanya 5-7 ide-ide dalam satu
waktu, Babcok&Miller,1994)
Transfer informasi
Long term memory
Sejumlah data diproses
Domains of Knowledge

Belajar fakta,
membuat
keputusan,
kesimpulan
Emosi atau
Kognitif
perasaan
Muscular
movement
sebagai hasil
Afektif
Psikomotorik dari
beberapa
pengetahuan
Kualitas hubungan Belajar-
Mengajar

 Kondisi belajar antara perawat-klien


akan efektif apabila adanya kondisi
saling berpartisipasi saat proses
belajar-mengajar terjadi.
 Tahap mengajar (teaching) pada klien
harus ditunda sampai klien memiliki
keinginan untuk berpartisipasi aktiv
Kualitas hubungan Belajar-
Mengajar

 Client focus Berfokus pada kebutuhan


klien

“Keunikan seorang klien”


(penghargaan, kepercayaan, tingkat kognitif, gaya
belajar)

 Menyeluruh
Data hasil pengkajian memberikan perawat
“gambaran menyeluruh” yang berisikan hal-hal
kontekstual klien.
Perawat juga mempergunakan pengalaman mereka
 Contoh:
Seorang perawat yang akan mengajari
seorang klien yang baru di diagnosa
Diabetes Melitus tentang cara menginjeksi
insulin,

mengantisipasi kemungkinan masalah atau


pertanyaan yang akan diajukan klien, dan
akibat lanjut dari tindakan yang dilakukan
 Negosiasi
 Bersama dengan perawat-klien
memilih dan menentukan hal-hal yang
dianggap penting untuk dipelajari
 Dapat bersifat formal, dengan melalui
kontrak tertulis berupa petunjuk cara
belajar
 Informal, pada saat validasi dan
pengecekan proses belajar yang telah
dilakukan
 Interaktif
 Hubungan belajar-mengajar antara
perawat-klien adalah sebuah hubungan
yang dinamis, proses interaktif terjadi
melalui partisipasi antara perawat dan
klien.
 Perawat belajar dari klien, dan klien
belajar dari perawat, kemudian
mendiskusikan isi/materi,
mengklarifikasi, dan menekankan
pokok/poin utama atau menemukan
masalah baru
Tujuan Pendidikan Klien
 Wellness promotion
 To promote optimum health and function
 Dipengaruhi oleh beberapa praktik yang berkaitan dengan
optimal wellness, seperti jenis makanan, istirahat, coping
abilities, higiene
 Diseases prevention
 Berfokus pada pengetahuan dan skill untuk mendeteksi dini
atau pencegahan dari penyakit dan ketidakmampuan
 Restoration of health or function
 Berfokus pada pembatasan(limit disability) atau per
baikan fungsi
 Pada kesehatan masyarakat dan pusat rehabilitasi, misal:
pendidikan pada pasien dengan masalah kesehatan yang
kronis seperti penyakit jantung dan diabetes
 Promotion of coping
Pendidikan bagi klien sangat penting bagi individu dan
keluarga yang terutama berhadapan dengan tindakan
atau prosedur baru yang menakutkan, pada pasien
dengan penyakit kronis atau disability.
Misal: Memberikan pendidikan dan penjelasan pada
pasien sebelum pembedahan tentang prosedur, dapat
meningkatkan koping dengan meminimalkan apa
yang tidak diketahui pasien dan dapat menurunkan
tingkat kecemasan pascaoperasi
Assessment For Learning

 Assessing Learning needs


 Baseline knowledge
 Budaya dan bahasa
 Prioritas
 Pendekatan yang realistik
Assessment For Learning
 Assessing Learning needs
 Kaji apa yang dibutuhkan oleh klien, baik
kebutuhan fungsi tubuhnya agar lebih
mandiri
 Contoh:
Orang tua harus mendemonstrasikan
kemampuan mereka dalam memberi
makan bayinya dengan menggunakan
alat sebelum bayi diperbolehkan keluar
dari RS
Pengetahuan dasar

 Banyak klien yang mengemukakan tentang


pentingnya dan mengapa harus belajar
 Perawat: Bandingkan pengetahuan klien,
sikap dan keterampilan yang dimiliki
dengan kebutuhan pasien terhadap fungsi
mandiri
 Perawat:”Ceritakan/jelaskan apa yang anda
ketahui tentang (relevant topic)”
 Perawat: Menemukan data tentang
pengalaman dan tingkat pendidikan klien,
dapat dijadikan indikasi dari mana harus
memulai
Budaya dan Bahasa
 Agama, kepercayaan tentang masalah kesehatan,
bahasa dan peran gender merupakan faktor yang
harus diperhatikan ketika kapan akan memulai
rencana pendidikan klien
 Norma-norma budaya yang dipegang oleh klien
berpengaruh pada kepercayaan klien tentang masalah
kesehatan dan tanggung jawabnya terhadap masalah
kesehatan. Perawat harus memahami hal ini,
sehingga dapat memberikan perawatan yang
memungkinkan bagi klien.(Daddy&Clegg,2001)
 Contoh:
Kepercayaan orang Yahudi tidak menerima transfusi
darah, muslim tidak menerima dan mendonorka
organ, Amerika latin dan China lebih mempercayai
pengobatan yang telah turun temurun
Prioritas
 Klien selalu memiliki kebutuhan yang
kompleks untuk belajar, perawat harus
mampu membuat prioritas agar proses
mengajar lebih efektif
 Tanyakan klien untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar mereka
 Mengajar harus dilakukan ketika klien
merasa belajar adalah prioritasnya yang
utama
 Contoh:
Setelah perawat merawat dan
mendengarkan klien yang datang ke
klinik dengan kateter, perawat
merasa perlu untuk memberikan
pembelajaran tentang cara-cara
mencegah infeksi dan memberikan
informasi tentang pengobatan yang
telah diberikan
Realistic approach/ Pendekatan
yang realistik
 Perawat yang melakukan pendekatan
dengan klien secara realistik , berarti telah
membuat prioritas dan mencoba untuk
tidak terlalu banyak memberikan
pelajaran/materi dalam satu pertemuan.
 Hal yang harus dipertimbangkan:
 The client’s energy level
Kelemahan fisik dapat mempengaruhi
kemampuan dalam konsentrasi
 The client’s age
Different teaching styles at different ages
 The client’s emotional state
Klien bisa terlalu cemas atau depresi
Assessing Learning Readiness

 Motivasi
 Pengalaman
 Status fisik dan sistem sensorik
 Kemampuan membaca-menulis/
literacy level
Dignosa Keperawatan
 Deficient knowledge
 Definisi:
Kurang atau tidak adanya informasi pengetahuan
tentang topic spesific.(NANDA,2001)
 Ditandai oleh:
 Verbalisasi masalah
 Ketidaksesuaian/ketidakmampuan mengikuti
instruksi
 Penampilan/perilaku yang tidak sesuai
 Faktor yang berhubungan:
 Ketidakmampuan untuk mengingat/recall
 Interpretasi informasi yang salah
 Tingkat cognitiv yang rendah
 Tidak adanya/kurang tertarik untuk belajar
 Sumber informasi yang tidak dikenal
(NANDA,2001)
Outcome Identification and
Planning
 Client-centered, client-involved goals are
most effective.
 Create measurable goals with a time
frame:
Who+Does+What+How+When=Goal
Contoh:
Klien+mampu
mendemonstrasikan+berganti
pakaian+tanpa bantuan+sebelum KRS
Strategi Rencana Mengajar
 Kuliah (formal&informal)
 Diskusi (pertukaran ide, informasi,
perasaan, bertanya)
 Demonstrasi (fokus psikomotorik)
 Role playing (spesifik pada orang
dewasa & anak-anak)
Alat bantu dan sumber mengajar

 Pamphlets
 Audiovisual aids
 Perlengkapan dan model
 Menggunakan Penterjemah
Waktu dan banyaknya Informasi

 Klien tidak dalam kondisi kelelahan


 Klien harus merasa nyaman
 Menghadirkan keluarga atau tenaga
kesehatan lain
 Aktivitas kebutuhan dan perawatan klien
telah terpenuhi, sehingga tidak
mengganggu sesi mengajar
 Kegiatan belajar tidak dilakukan saat
sebelum ada tindakan (KRS, pembedahan)
Melibatkan Keluarga dan teman

 Support orang terdekat dapat


memberikan keberhasilan kegiatan
belajar-mengajar
Implementation of client Teaching

 Menentukan kebutuhan prioritas klien


 Lingkungan yang nyaman
 Tahap mengajar secara individual
 Komunikasi
 Repetition/ Pengulangan
Evaluasi dari Belajar
 Tes Tertulis
 Tes verbal
 Demonstrasi ulang
 Simulasi pada situasi yang berbeda
Proses Pendokumentasian

Tujuan:
 Pendokumentasian sebagai sarana

komunikasi rencana dan kemajuan


klien untuk tenaga kesehatan lain
yang membutuhkan
 Memenuhi tugas seorang perawat

 Pendokumentasian sebagai catatan

legal perkembangan klien


 Dokumentasi harus berisikan :
 Subject matter
 Respon klien
 Segala perkembangan klien
Hubungan antara adaptasi psikososial
pada penyakit dan pengajaran
Penolakan atau tidak percaya

Marah

Tawar menawar

Resolusi

Penerimaan
Pengkajian
 Kumpulkan data mengenai kebutuhan
belajar klien, motivasi, kemampuan
untuk belajar serta sarana
pengajaran dari klien, keluarga,
lingkungan belajar, catatan medis,
riwayat keperawatan dan literatur
Diagnosa keperawatan
 Identifikasi kebutuhan pengajaran
klien mengacu pada tiga domain
pengajaran
Perencanaan
 Tetapkan tujuan pengajaran
 Rumuskan dalam terminologi tingkah
laku, identifikasi prioritas yang
berhubungan dengan kebutuhan
belajar.
 Rundingkan dengan klien tentang
rencana pengajaran
 Identifikasi metode pengajaran yang
digunakan
Implementasi
 Implementasikan metode pengajaran
 Secara aktif libatkan klien dalam
aktivitas pengajaran
 Libatkan partisipasi keluarga sesuai
kebutuhan
Evaluasi
 Nilai hasil proses belajar-mengajar
dan ukur kemampuan klien untuk
mencapai tujuan pengajaran
 Ulangi pengajaran bila dibutuhkan
Kapasitas perkembangan untuk
belajar
 Bayi
 Balita
 Prasekolah
 Anak usia sekolah
 Remaja
 Orang dewasa
 Lansia

Anda mungkin juga menyukai