Anda di halaman 1dari 6

Modul Edukasi

Diabetes
Bagi mahasiswa S-1 Keperawatan

Disusun oleh
Ns. Ahmad Hasyim W, M.Kep, MN CWCC
Dan
Tim blok endokrin

Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
Malang
2015

Peran edukasi diabetes terutama dilakukan oleh perawat. Educator diabetes bertanggung
jawab untuk memfasilitasi klien dalam merubah gaya hidupnya sehingga mampu
mengontrol glukosa darah secara mandiri, melakukan monitoring glukosa darah, serta
berespon dengan tepat terhadap hasil pengukuran glukosa darah.
Dalam melakukan edukasi diabetes, perawat harus memperhatina empat prinsip :
1. Edukasi harus berpusat pada klien
Materi edukasi, metode, dan target pencapaian edukasi harus sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi klien. Dalam paradigm edukasi diabetes, perawat tidak lagi
menjadi penentu materi edukasi serta target apa yang harus dicapai oleh klien.
2. Pemberdayaan klien
Dalam manajemen diabetes, klien memiliki peran sentral dalam mengontrol glukosa
darah secara mandiri melalui modifikasi gaya hidup. Klien diberikan pengetahuan
dan kemampuan dalam memperbaiki lifestyle nya, menggunakan obat, melakukan
monitoring, serta berespon secara tepat terhadap hasil monitoring
3. Bertahap dan teratur
Edukasi diabetes harus terstruktur dan terencana. Keteraturan menjadi kunci bagi
educator dalam memantau kemajuan klien dalam mengontrol glukosa darahnya.
Rekomendasi dari ADEA menganjurkan educator idealnya hannya membahas satu
topik dalam satu sesi edukasi, serta tidak beranjak ke topik berikutnya jika masalah
belum terselesaikan bersama klien.
4. Pembelajaran dewasa/ adult learning (andragogy)
Andragogy adalah prinsip utama dalam edukasi diabetes. Klien datang bukan untuk
meminta

solusi

kepada

educator.

Lebih

dari

itu

educator

bertugas

untuk

memfasilitasi klien dalam mengidentifikasi masalah, menyusun prioritas masalah,


menemukan solusi, serta melakukan aksi.
Berdasarkan framework yang tercantum dalam Chronic Conditions Self-Management
Support Program - Curtin University Australia dan Flinders Model Of Diabetes Education,
terdapat 5 tahap dalam melakukan edukasi diabetes kepada individual:
1.
2.
3.
4.
5.

STEP
STEP
STEP
STEP
STEP

1:
2:
3:
4:
5:

ESTABLISHING TRUST
ASSESS PATIENTS NEEDS
SETTING PRIORITIES AND TIME FRAME
DELIVERING THE EDUCATION CONTENTS
EVALUATION-RE EVALUATION-FOLLOW UP STRATEGIES

Skenario praktikum:
Sesi edukasi ini adalah bersifat INDIVIDUAL. Artinya 1 orang perawat akan
mengedukasi 1 orang klien. Mahasiswa membagi peran menjadi perawat, klien, dan
sisanya menjadi observer/evaluator proses edukasi. Dalam edukasi ini yang
ditekankan adalah komunikasi interpersonal anatara perawat dengan klien. Klien
diberikan lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitannya
dan

perawat

memfasilitasi

untuk

menemukan

solusi.

Media

pembelajaran

digunakan untuk memudahkan klien memahami materi edukasi.


Table di bawah ini menjelaskan implementasi dari setiap tahap, sekaligus menjadi
panduan bagi mahasiswa dalam melakukan edukasi

Tindakan

Aktivitas

STEP 1:
Establishing
Trust

Perawat
memperkenalkan diri

Perawat menyebutkan nama dan


profil dirinya

Perawat menjelaskan
perannya

Perawat menjelaskan perannya, apa


yang bisa dilakukan untuk klien

Informed consent dan


kontrak

Meminta persetujuan klien serta


kontrak waktu lamanya sesi edukasi

Menciptakan interaksi
yang trust-honest

Menekankan kepada klien pentingnya


keterbukaan dan kejujuran selama
sesi edukasi

STEP 2:
Assess
Patients
Needs

Implementasi

Menyusun list masalah - Perawat membantu klien untuk


yang akan dijadikan
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan
topik edukasi
yang dialami klien dalam mengatur
glukosa darahnya secara mandiri
- Untuk memudahkan, klien dapat
dibimbing
untuk
menulis
list
masalah
- Ada pengetahuan dasar yang harus
dipastikan oleh perawat (missal:
pemahaman klien tentang diabetes,
tatalaksana diabetes)
- Perawat
diperbolehkan
untuk
mengusulkan materi yang perlu
dikuasai
oleh
klien.
Hal
ini
3

dimaksudkan untuk membantu klien


mengidentifikasi
masalah
yang
mungkin terlewatkan oleh klien
STEP 3:
Setting
Priorities
And Time
Frame

STEP 4:
Delivering
The
Education
Contents

Mengarahkan klien
untuk menentukan
topik yang dinilai
perlu untuk segera
diatasi

- Perawat membantu klien untuk


memilih masalah yang dinilai paling
berat/sulit
- Perawat dapat membantu klien
melakukan pembobotan masalah
sesuai dengan urgensi masalah
tersebut

Menyusun deadline
pencapaian

- Perawat membantu klien untuk


menentukan waktu yang dibutuhkan
untuk mengatasi masalah sesuai
topik yang disepakati

Memberikan edukasi
kepada klien
mengenai topik yang
telah disepakati

Perawat memberi
kesempatan kepada
klien untuk
menyampaikan
feedback

Edukasi dapat diberikan


menggunakan berbagai macam
metode dan media seperti:
- Diskusi
- Demonstrasi
- Praktikum
- Video
- Gambar/grafik
Sebagai tambahan, perawat juga
dapat menggunakan teknik-teknik
komunikasi terapeutik seperti:
- Focusing
- Rewarding
- Reflecting
- Silence
- Motivational interviewing
(harus dilakukan saat
praktikum)
Perlu diperhatikan disini adalah
perawat tidak boleh menyalahkan
klien meskipun apa yang dilakukan
oleh klien adalah salah/tidak tepat
- Memastikan apakah klien mengerti
dengan materi yang disampaikan
- Memastikan bahwa materi yang
disampaikan sesuai dengan
kebutuhan klien
4

STEP 5:
EvaluationRe
EvaluationFollow Up
Strategies

Perawat mengevaluasi
implementasi materi
edukasi oleh klien
Perawat melakukan
rencana tindak lanjut
atau modifikasi
pembelajaran

Perawat menanyakan kepada klien


kesulitan apa yang dialami saat
implementasi
Perawat memberikan solusi serta
memodifikasi teknik pembelajaran
sebagaimana yang tercantum pada
STEP 4

Terminasi sesi edukasi - Perawat mereview materi-materi


penting yang telah disampaikan
- Menutup sesi edukasi

Contoh teknik komunikasi terapeutik


1. Motivational interviewing
Adalah pendekatan komunikasi yang digunakan untuk menumbuhkan
kesadara internal klien untuk berubah menjadi lebih baik. Terdapat tiga
aktivitas dalam motivational interviewing:
o Exploring importance
Mengajak klien untuk memahami petingnya perubahan perilaku yang
akan dijalani
o Building confidence
Memberikan reinforcement positif bahwa klien akan mampu
melakukan modifikasi lifestyle dengan baik
o Dealing with resistance
Secara bertahap mengarahkan sikap menolak klien untuk berubah
2. Focusing
Memfokuskan kembali pembicaraan jika klien membahas sesuatu di luar
konteks edukasi
3. Rewarding
Memberikan apresiasi/ penghargaan atas upaya yang telah dilakukan klien
(meskipun jika hasilnya kurang optimal)
4. Reflecting
Mengajak klien untuk melakukan refleksi diri atas proses yang selama ini
telah berjalan
5. Silence
Memberikan waktu diam sejenak untuk klien menenangkan diri. Sangat
berguna bagi klien yang sedang berada dalam kondisi emosi tidak stabil

Referensi

Chronic conditions self management support (CCSMS) model, and Flinders


Model of Diabetes Education. Unpublished material. Copyright: Flinders
University & Curtin University
Dietitians association of Australia 2009. The Role Of Credentialled Diabetes
Educators And Accredited Practising Dietitians In The Delivery Of Diabetes
Self Management And Nutrition Services For People With Diabetes
Dunning, T 2013. Diabetes Education: Art, Science and Evidence. West
Sussex: Wiley-Blackwell

Anda mungkin juga menyukai