Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT IPA

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini
berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti saya tahu. Dalam bahasa inggris, kata
sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. Science kemudian berkembang
menjadi natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam
(IPA). IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Jadi dari
sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif.
1) James B. Conant, mendeskripsikan IPA sebagai rangkaian konsep dan pola konseptual
yang saling berkaitan yang dihasilkan dari eksperimen dan observasi. Hasil-hasil
eksperimen dan observasi yang diperoleh sebelumnya menjadi bekal bagi eksperimen dan
observasi selanjutnya, sehingga memungkinkan ilmu pengetahuan tersebut untuk terus
berkembang.
2) IPA menurut Carin & Sound (1989) adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta
melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.
3) Abruscato (1996)
dalam bukunya yang berjudul Teaching Children Science
mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses
yang sistematik guna mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta.
4) The Harper Encyclopedia of Science mendefinsikan IPA sebagai suatu pengetahuan dan
pendapat yang tersusun dan didukung secara sistematis oleh bukti-bukti yang dapat
diamati.
Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, IPA seharusnya dipandang
sebagai cara berpikir untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara
untuk menyelidiki bagaimana fenomena-fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang
tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) orang. Dengan demikian,
pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan
IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.
1. HAKIKAT IPA SEBAGAI PRODUK
Produk adalah hasil yang diperoleh dari suatu pengumpulan data yang disusun secara
lengkap dan sistematis. Contoh: Dari hasil pengamatan tanaman ditempat terang dan ditempat
gelap maka dihasilkan perbedaan antara lain; (a) bentuk daun (b) tinggi tumbuhan (c) warna
tumbuhan
IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik dari
para ahli saintis sejak berabad-abad berupa fakta, data, konsep, prinsip, dan teori-teori. Jadi

hasil yang berupa fakta yaitu dari kegiatan empiric (berdasarkan fakta), sedangkan data,
konsep, prinsip dan teori dalam IPA merupakan hasil kegiatan analitik.
1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar ada, atau
peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya : air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah
2) Konsep IPA adalah merupakan penggabungan ide antara fakta-fakta yang ada
hubungannya satu dengan yang lainnya.
Misal : energi, air, tumbuhan, massa, gaya
3) Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep
Misal : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara,
panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan.
4) Hukum alam adalah prinsip prinsip yang sudah diterima dan bersifat lebih kekal.
Misal : Hukum kekekalan energi berbunyi bahwa dalam suatu interaksi tidak ada energi
yang diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari suatu bentuk ke bentuk
lain.
5) Teori ilmiah adalah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori ini dapat berubah jika
ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Misal : Teori meteorologi
membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan
terbentuk.
2. HAKIKAT IPA SEBAGAI PROSES
IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam
menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadiankejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Jadi dalam prosesnya kita bisa berfikir dalam
memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan. IPA disusun dan diperoleh melalui
metode ilmiah. Untuk itu diperlukan sejumlah keterampilan sains yang sering disebut science
processes skills, meliputi :
a)
b)
c)
d)

Mengenal dan merumuskan masalah.


Mengumpulkan data.
Melakukan percobaan atau penelitian.
Melakukan pengamatan.

e) Melakukan pengukuran.
f) Menyimpulkan.
g) Mengkomunikasikan pegetahuan atau
melaporkan hasil penemuan.

h) Didalam penyelidikan suatu ilmiah terbagi menjadi tujuh tahapan, diantaranya :


1) Observasi/ pengamatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan panca indra.

2) prediksi yaitu memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan kecenderungan atau pola
hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh.
3) Interpretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil
pengamatan.
4) Merencanakan dan melaksanakan penelitian eksperimen.
i) Tahap- tahap penelitian:
Menetapkan masalah penelitian.
Menetapkan hipotesis penelitian.
Menetapkan alat dan bahan yang digunakan.
Menetapkan langkah- langkah percobaan serta waktu yang dibutuhkan.
6) Mengendalikan variabel yaitu mengukur variabel sehingga ada perbedaan pada akhir
eksperimen karena pengaruh variabel yang diteliti.
j) Variabel terdiri atas tiga yaitu:
Varibel bebas yaitu factor yang menjadi penyebab terjadinya perubahan.
Variabel terikat yaitu factor yang dipengaruhi.
Variabel control yaitu variabel yang dibuat tetap.
k) 7) Hipotesis yaitu suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataankenyataan yang ada di alam melalui perkiraan.
l) 8) Kesimpulan yaitu hasil akhir dari proses pengamatan.
m)
n) 3. IPA SEBAGAI SIKAP ILMIAH

o) Dalam proses IPA mengandung cara kerja, sikap, dan cara berfikir. Dalam memecahkan
masalah atau persoalan, seorang ilmuan berusaha mengambil sikap tertentu yang
memungkin usaha mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ini dinamakan sikap ilmiah.
Sikap-sikap tersebut antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Objektif terhadap fakta aau kenyataan


Tidak tergesa-gesa di dalam mengambil kesimpulan atau keputusan.
Berhati terbuka
Dapat membedakan antara fakta dan pendapat
Bersikap tidak memihak suatu pendapat tertentu tanpa alasan yang didasarkan atas fakta.
Tidak mendasarkan kesimpulan atas prasangka.
Tidak percaya akan takhayul
Tekun dan sabar dalam memecahkan masalah.
Bersedia mengkomunikasikan dan mengumumkan hasil penemuannya untuk diselidiki,

dikritik dan disempurnakan.


j) Dapat bekerjasama dengan orang lain.
k) Selalu ingin tahu tentang apa, mengapa, dan bagaimana dari suatu masalah atau gejala
yang dijumpainya.
p) Menurut Wynne Harlei dan Heudro Darmojo, sikap ilmiah yang dapat dikembangkan
pada anak SD yaitu:
a) Sikap ingin tahu

e) Sikap tidak berprasangka

b) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang

f) Sikap mawas diri

baru
g) Sikap bertanggung jawab
c) Sikap kerja sama
h) Sikap berpikir bebas
d) Sikap tidak putus asa
i) Sikap kedisiplinan diri
j)
k) Sikap ilmiah lain yang muncul dari hasil pengamatan/ obsevasi:
(a) Jujur

(b)Teliti

(c) Cermat.

l)
m) KESIMPULAN
4

Pada hakikatnya, IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Hakikat sebagai produk dan proses tidak bisa dibedakan atau dipisahkan, karena produk
dan proses mempunyai hubungan terikat satu dengan yang satunya lagi dalam melakukan
pengamatan ilmiah sehingga dapat membentuk sikap ilmiah.

n)

Anda mungkin juga menyukai