Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Rotua Situmorang


Nim : 1193111087
Kelas : PGSD Reg-F 2019
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia SD Kelas Rendah
Dosen Pengampu : Masta Marselina Sembiring, S.Pd., M.Pd.

1. Pendekatan yang digunakan guru pada sekolah lama adalah pendekatan ekspository
dan pendekatan konsep. Dimana pendekatan ekspositori menekankan pada penyampaian
informasi yang disampaikan sumber belajar kepada peserta pembelajaran. Dalam
pendekatan ekspositori sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas, artinya
pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan tidak khusus. Sedangkan pendekatan
konsep adalah dimana dalam pelaksanaannya pendekatan konsep ini dilakukan secara
langsung tanpa memberi kesempatan kepada siswa untnuk menghayati bagaimana konsep
itu dibuat. Jadi secara langsung siswa langsung diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu
sesuai dengan konsep yang telah diberikan guru. Hal ini dapat kita lihat langsung dalam
film pada saat guru menyuruh Ishaan untuk membaca teks atau bacaan yang ada dalam
bukunya lalu kemudian gurunya memerintahkannya untuk menentukan dimana terdapat
kata sifat bahasa inggris dalam bacaan tersebut sementara untuk membaca saja Ishaan
belum paham dan tidak mampu untuk mengingat huruf dengan cepat. Padahal setiap anak
memiliki cara mereka sendiri dalam memahami suatu hal, dalam menyerap informasi dan
juga dalam mendapatkan suatu ilmu.
Sedangkan pendekatan yang digunakan guru di sekolah baru adalah pendekatan
konstruktivisme dan humanisme. Dimana dalam pendekatan konstruktivisme
pembelajaran dipusatkan pada pribadi seseorang dan di dalam film bisa kita lihat bahwa
guru menggunakan beberapa tahapan pendekatan yang dilakukan bertahap yakni dengan
cara Scaffolding melakukan pendekatan-pendekatan bertahap, dengan usaha mendatangi
keluarga nya dan berusaha memecahkan permasalahan yang di alami Ishaan, dia
membimbing Ishaan, memberi motivasi, dorongan, kebebasan, memberikan kasih sayang
dan kelembutan, mengajari menulis, membaca dan menghitung dengan metode yang bisa
di terima oleh Ishaan dengan kondisinya yang seperti itu, dan menggunakan cara cara yang
kreatif untuk mengajar Ishaan seperti menulis dengan jari pada pasir dan kulit tangan,
menulis sembari mewarnai, menulis sembari membuat kerajinan tangan dari tanah liat,
memanfaatkan audio book bersamaan dengan buku teks. Ishaan mendengarkan rekaman
di kaset sembari mengikuti tulisan yang ada di buku bacaannya. Ishaan juga mengisi
suasana yang bernyanyi guru mata ditutup. Kemudian dia juga menggunakan dikte, setelah
Ishaan mengenal huruf dan angka, maka sang guru mendikte Ishaan dengan beberapa kata,
kemudian lambat laun beberapa kalimat. Tak cukup sampai disitu sang guru
menggambarkan-angka di anak tangga, kemudian mengajari Ishaan bertambah dan turun
dengan turun tangga itu. Dan dia berperilaku menjadikan muridnya mampu mengatasi
kondisinya dan akhirnya dia menjadi anak yang pintar. Sedangkan pada pendekatan
humanistic dilakukan dengan cara melakukan pendekatan-pendekatan kepada prinsip
belajar pada teori humanistik yang sangat cocok dengan Ishaan, seperti: self directection,
dimana guru Ishaan mencari tahu terlebih dahulu teknik belajar seperti apakah yang cocok
dengan Ishaan. Setelah cara melihat yang tepat guru Ishaan pun mendorong Ishaan untuk
belajar dan membantu Ishaan mengidentifikasi masalah yang dipelajari oleh Ishaan.
Kemudian guru tersebut pun belajar bagaimana cara-cara untuk mengajarkan pembelajaran
setelah pengalaman belajar, memilih bahan ajar dan metode belajar yang tepat, guru Ishaan
memotivasi Ishaan dalam belajar dengan melibatkannya langsung dalam proses belajar
tersebut. Seperti pada saat belajar menghitung naik turun tangga. Kemudian guru
mengevaluasi Ishaan dengan menggunakan standar atau kemampuan Ishaan sendiri, Atau
gurunya mengajarinya secara pribadi atau pribadi. Guru Ishaan senantiasa membantunya
dengan sabar, dan dengan melakukan teknik - teknik seperti berdiskusi dan belajar yang
menyenangkan, dan membantu Ishaan menerapkan hasil belajarnya kedalam dunia nyata
(dikelas). Disisi lain Ram Shankar Nikumbh tidak pernah mengancam dan menghukum
Ishaan melainkan menciptakan kelas yang menyenangkan dan nyaman.

2. Strategi yang diterapkan di sekolah yang lama adalah strategi pembelajaran


langsung (direct instruction).Dimana pembelajaran langsung adalah istilah yang sering
digunakan untuk teknik pembelajaran Ekspositori, atau teknik penyampaian secara chalk
and talk. Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab
dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan atau berpusat pada guru.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dan guru
mengharapkan apa atau hal yang telah disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik
karena fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement)
siswa. Seperti di dalam film pada saat Ishaan tidak bisa menemukan kata sifat bahasa
inggris dan tidak bisa mengerjakan soal matematika guru langsung memberikan tekanan
dan hukuman kepada siswanya, tetapi guru tidak memperhatikan bagaiman kemampuan
dan daya tanggap dari siswa tersebut.
Sedangkan strategi pembelajaran di sekolah baru strategi pembelajaran problem
solving. Dimana dalam strategi ini pembelajaran dilakukan dengan cara mengaktifkan dan
melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan memecahan masalah tersebut.
Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan pemecahan masalah dalam strategi
pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajarkan kepada siswa
bagaimana siswa dapat memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal
matematika tetapi dengan memerhatikan karakteristik dan kemampuan siswa itu sendiri.
Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu
siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi
pemecahan masalah. Seperti yang dialami oleh Ishaan dia memiliki kecerdasan spasial atau
visual, kecerdasan ini biasanya mampu berimajinasi mental dengan baik dan mampu
menggambarkan/menciptakan kembali suatu grapis, orang orang seperti ini mampu
berpikir beberapa dimensi artinya mampu menciptakan kembali dunia visual atau
penglihatan pandangan, kecerdasan ini salah satunya dapat ditemukan pada pelukis seperti
Ishaan yang pandai melukis dan menghasilkan lukisan yang luar biasa, sehingga dia
berhasil memenangkan lomba melukis di sekolahnya. Dengan memecahkan masalah yang
dihadapi Ishaan yang dipandu oleh gurunya Nikumbh maka Ishaan bisa mengerti akan
pembelajaran dikelas, bisa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam bidang
seni dan menjadi siswa yang pintar dan dibanggakan.

3. Metode membaca yang diterapkan oleh guru disekolah baru adalah metode abjad, metode
eja dan metode suku kata. Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai
dengan mengenalkan huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Metode eja adalah belajar
membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam
metode eja adalah pendekatan harfiah. Metode suku kata, metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata seperti ba, bi bu, be, bo, ca.ci,cu,ce,co, da,di,du,de,do, dan
seterusnya. Kemudian suku – suku kata tersebut dirangkaikan menjadi kata- kata yang
bermakna. Tokoh Ishaan mengalami dyslexia yakni kesulitan belajar dalam hal membaca
dan menulis ataupun mengenali huruf, dia melihat huruf-huruf seakan-akan menari dan
dalam posisi terbalik, kalau di pantulkan di cermin baru bisa terbaca tulisannya, dia bukan
anak yang tidak normal, tetapi anak yang memiliki kebutuhan khusus, artinya dia
memerlukan perlakuan dan sesuatu yang khusus dalam belajarnya, dia membutuhkan
perhatian, pengertian dan kasih sayang dari orang-orang dikehidupannya. Sayangnya,
hanya karena lemah dalam satu jenis kecerdasan ini ditambah dengan sistem pendidikan
yang hanya mengapresiasi baca tulis hitung sebagai ukurannya, Ishaan dicap sebagai anak
berketerbelakangan mental, bodoh, atau idiot. Padahal, ia unggul di lebih banyak jenis
kecerdasan daripada teman-temannya. Untuk membaca, ia tidak bisa karena huruf-huruf
yang dibuku seakan teracak dan tidak bisa dipahami. Maka guru disekolah baru pun
mengajarkan atau memperkenalkan huruf kepada Ishaan, dan karena kegigihannya Ishaan
pun bisa mengenal, dan menulis huruf dengan baik dan bisa membacanya.

4. Pendekatan yang akan saya gunakan adalah pendekatan konstruktivisme yang bertujuan
membangun dan memotivasi siswa, yakni dengan cara scaffolding yaitu melakukan
pendekatan-pendekatan bertahap, dengan usaha mendatangi keluarga nya dan berusaha
memecahkan permasalahan yang di alami siswanya,membimbing,memberi motivasi,
dorongan, kebebasan, memberikan kasih sayang dan kelembutan, mengajari menulis,
membaca dan menghitung dengan metode yang bisa di terima oleh siswa tersebut dengan
kondisinya yang seperti itu. Dan saya juga akan melakukan pendekatan inquiry untuk
memberikan kesempatan kepada siswa belajar melalui memecahkan atau mencari tahu
serta menyelidiki masalah. Dalam pendekatan ini guru tidak memberikan pembahasan
secara tuntas sehingga peluang siswa untuk mencari dan menemukannay sendiri dengan
distimulus oleh guru. Tetapi sebagai guru kita tentu harus mengetahui dulu segala
kebiasaan siswa serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh siswa kita. Setelah itu
kita boleh motivasi siswa untuk tetap semangat khususnya dalam belajar sehingga
keinginan siswa untuk mencapai sesuatu akan semakin besar. Kemudian setelah kita
mengetahui kemampaun siswa tersebut guru harus mulai mengembangkan bakat yang
dimiliki siswanya dan lebih memfokuskan pada pengembangan bakat tersebut dan untuk
mengatasi kekurangannya kita harus lebih berusaha memperbaikinya dengan
menggunakan cara yang kreatif yang tentu saja harus mendukung perubahan siswa
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai