Anda di halaman 1dari 56

PENGARUH FASILITAS KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAAN PADA PT.SUMBER

CIPTA MULTINIAGA

PROPOSAL

OLEH :

ERI MULYANA FAUZI

2016-61-201-051

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2020
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENGARUH FASILITAS KERJA DAN LINGKUNGAN


KERJA TERHADAP KINERJA

NAMA : ERI MULYANA FAUZI


NPM : 2016 61 201 051
JURUS
: MANAJEMEN
AN

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Marlyn E alfons SE,.M.si

NIP.19811012 2014 04 2 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen

Dr.Samel W. Ririhena, M.Si Marlyn E Alfons SE,.M.Si


NIP.19641015 199303 1 001 NIP.19811012 2014 04 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh

Fasilitas Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT

Sumber Cipta Multimedia”.

Adapun tujuan dari penyusunan proposal ini adalah sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Universitas Musamus Merauke. Terselesaikannya

proposal ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,

tenaga dan waktu yang telah diberikan, untuk itu tak lupa pula penulis meyampaikan

rasa terimakasih kepada :

1. Prof. Dr.Philipus Betaubun, ST.,MT, selaku Rektor Universitas Musamus yang

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan tinggi

di Universitas Musamus Merauke.

2. Dr. Samel W. Ririhena, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang

dengan ikhlas memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis saat

menempuh pendidikan.

3. Marlyn E. Alfons, SE.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen serta sebagai dosen

pendamping akademik.

iii
4. Marlyn E. Alfons, SE.,M.Si Dosen Pembimbing yang dengan segala

kesibukannya masih dapat meluangkan waktu untuk mengarahkan dan

membimbing penulis hingga penulis mampu menyelesaikan proposal ini.

5. Semua Dosen di Universitas Musamus Merauke yang telah mendidik dan

memberikan ilmu kepada penulis.

6. PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke yang sudah mengijinkan penulis

melakukan penelitian dan membantu penulis dan pengumpulan data.

7. Bapak,Ibu, adik serta keluarga tercinta yang selalu mendoakan, memotivasi serta

memberikan dorongan kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan

Proposal ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan, kakak tingkat yang telah membantu dan memberikan

motivasi sehingga proposal ini dapat selesai.

Akhirnya dengan segenap kemampuan dan pengetahuan, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna namun besar harapan

penulis, semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain nantinya.

Wa’alaikummussalam wr wb.

Merauke …….2020

Penulis

ERI MULYANA FAUZI


NPM 201661201051

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1

B. Rumusan Maslah.....................................................................................10

C. Tujuan Penelitian....................................................................................10

D. Manfaat Penelitian..................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................12

A. Landasan Teori.......................................................................................12

1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia.....................................12

2. Keselamatan kerja.............................................................................13

3. Kesehatan kerja.................................................................................18

4. Kinerja...............................................................................................22

B. Penelitian Terdahulu...............................................................................27

C. Kerangka Berfikir...................................................................................29

v
D. Hipotesis.................................................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................31

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................31

B. Pendekatan Penelitian.............................................................................31

C. Populasi dan Sampel...............................................................................31

D. Jenis dan Sumber Data............................................................................32

E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................33

F. Defenisi Operasional...............................................................................35

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas............................................................37

H. Analisis Regresi Linier Berganda...........................................................39

I. Pengujian Hipotesis..................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................43

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1 Kerangka Pikir............................................................................29

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperluhkan

bagi setiap intansi baik perusahaan atau organisasi, suatu perusahaan atau

organisasi pasti memiliki tujuan untuk dicapai. Dengan mengandalkan

kemampuan dan keahlian yang dimiliki dari sumber daya yang berada dalam

perusahaan atau organisasi tersebut, hal ini dikarenakan tugas dan tanggung

jawab yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan akan dijalankan oleh

sumber daya manusia, keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas

merupakan kesadaran yang telah lama disadari oleh sebuah organisasi karena

kelak sumberdaya manusia yang berada didalam yang akan mengelola dari

apa yang dimiliki organisasi atau perusahaan agar mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Tercapainya sebuah tujuan organisasi atau perusahaan terdapat pada

pengelolaan sumber daya manusia yang baik, hal tersebut umumnya

menggambarkan fungsi manajemen yang berjalan dengan baik karena

penataan sumber daya manusia merupakan tugas penting dari manajemen

demi memberikan kontribusi produktivitas yang dihasilkan sumber daya

manusia sebagai tenaga kerja dalam organisasi atau perusahaan yang akan

1
meningkatkan profit, bahkan kelangsungan hidup dari organisasi atau

perusahaan itu sendiri.

Hasibuan (2017) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan

seni yang menggunakan manusia untuk mencapai tujuan dengan efektif dan

efesien dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainya agar tujuan yang dicapai dapat dihasilkan secara optimal sehingga

menghasilkan kepuasan.

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan selain penyiapan sumber

daya manusia yang berkualitas dalam bekerja kesiapan karyawan untuk

bekerja juga perlu diperhatikan diantaranya dapat berupa kesehatan karyawan

dalam bekerja, kesehatan merupakan suatu kunci dari kesuksesan seseorang

atau bagi perusahaan dalam hal ini dapat diartikan bahwa kesehatan

merupakan penunjang dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Aktivitas dapat

berupa pelaksanaan pekerjaan karyawan sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan karyawan yang bekerja dengan kondisi kesehatan yang baik akan

cenderung memperkecil kemungkinan dari resiko kecelakan pada pekerjaan

yang dilakukan.

Kesehatan juga akan mengharuskan karyawan untuk dapat bekerja

dengan benar pada tugas dan tanggung jawab yang dapat menghasilkan

kentungan baik bagi karyawan dan organisasi atau perusahaan sendiri.

Keuntungan yang dapat dirasakan karyawana antara lain adalah memeperoleh

material yang merupakan hasil dari pencapaian mereka dalam bekerja,

2
sedangkan bagi organisasi atau perusahaan antara lain mengurangi tingkat

absensi, sehingga dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2011) kesehatan merupakan kondisi yang

baik secara fisik maupun mental, emosional yang diperoleh dari lingkungan

tempat bekerja, yang akan menghindari resiko dari kecelakaan yang dapat

terjadi yang biasanya disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor manusia dan

lingkungan. Dimana faktor penyebab dari kecelakaan banyak disebabkan oleh

faktor manusia hal ini disebabkan manusia sebagai pengguna dari alat-alat

yang disediakan yang biasa terjadi kelalaian atau kelalaian terhadap

pengunaanya, sedangkan faktor lingkungan merupakan kecelakaan yang

diakibatakan dari kerusakan alat-alat atau bahkan alat yang digunakan belum

memiliki standar keamanan.

Kondisi kesehatan karyawan sangat penting dikarenakan kesehatan

akan berkaiatan dengan keselamatan kerja dari karyawan dalam bekerja.

Keselamatan kerja karyawan merupakan suatu penciptaan rasa aman yang

diberikan oleh perusahaan kepada setiap individu karayawan, keselamatan

juga dapat diartikan sebagai upaya perlindungan yang diberikan kepada setiap

individu karyawan.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bangun

(2012) keselamatan kerja merupakan perlindungan keamanan kerja bagi

karyawan secara fisik maupun mental dalam lingkungan kerja, yang dapat

diartikan bahwa kecelakaan yang apabila terjadi dalam lingkungan kerja yang

3
menimpa karyawan akan menjadi tanggung jawab yang dibebankan atau

diberikan kepada perusahaan tempat bekerja.

Perlindungan yang diberikan perusahaan berupa keselamatan dan

kesehatan kerja akan memberikan rasa nyaman pada karyawan sehingga

karyawan dapat meningkatkan kinerja dalam bekerja. Kinerja merupakan

bentuk nyata yang dihasilkan karyawan dalam bekerja, kinerja juga dapat

diartikan sebagai pencapaian prestasi yang diperoleh dari pencapaian hasil

sesuai dengan tuagas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang yang

diberikan. Pencapaian kinerja yang maksimal akan menunjukan seberapa

kompeten dan tangung jawab seseorang karyawan terhadap menjalankan

pekerjaanya.

Menurut Mangkunegara (2012) kinerja merupakan pencapaian dari

hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan

sesuai tugas dan tanggung jawab, pencapaian hasil harus secara maksimal

untuk menciptakan prestasi yang dapat berguna bagi pengakuan derajad

karyawan dalam perusahaan.

Dengan demikian dapat diketahui akan pentingnya sebuah

keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diberikan organisasi atau

perusahaan kepada setaiap karayawan agar dapat memberikan rasa aman,

sehingga dapat menjaga keutuhan dari karyawan dan dapat meningkatkan

hasil dari kinerja yang diperoleh.

4
Mengingat akan pentingnya sebuah penggunaan listrik pada semua

lapisan masyarakat maka pemerintah menyediakan layanan ketenagalistrikan

kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN adalah suatu badan

usaha dimana modalnya dimiliki oleh pemerintah yang kekayaanya berasal

dari negara, keberadaan BUMN sangatlah penting bukan hanya untuk

kalangan pemerintah tapi juga oleh masyarakat luas kerena kehadiran BUMN

dapat mestabilkan harga dari kebutuhan masayarakat, dalam hal ini disektor

penggunaan listrik yang merupakan kebutuhan dari masyarakat umum.

Dalam hal ini BUMN mempercayai sektor ketenagalistrikan pada

perusahaan listrik Negara (PLN), atau yang biasa memiliki nama resmi PLN

(Persero). Persero sendiri merupakan salah satu badan usaha yang dikelola

oleh Negara atau Daerah,dengan tujuan yaitu pertama adalah memberi

pelayaan umum dan yang kedua mencari keuntungan. PT PLN (Persero)

merupakan sektor yang bergerak dibidang jasa dalam pelayan

ketenagalistrikan yang dipercayai oleh pemerintah untuk mengatur pengadaan

tenaga listrik agar menjangkau semua lapisan masyarakat, sejalan dengan itu

maka PT PLN (Persero) membuka cabang-cabang anak perusahaan utuk dapat

mewujudkan pengadaan listrik yang dapat menjangkau seluruh masyrakat,

mengingat akan banyaknya manfaat dari kegunaan listrik sendiri diantara lain

yaitu: dapat mendukung kemajuan teknologi dan memudahkan aktivitas

kegiatan manusia.

5
Sehubungan dengan penyedian ketenagalistrikan yang harus

menjangkau seluruh masyarakat maka PT PLN (Persero) tidak dapat

menanganinya dengan bekerja pada satu tempat saja mengingat jarak tempuh

dan lokasi serta wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu PT PLN (Persero)

perlu membuka cabang-cabang anak perusahaan, seperti yang dilakukan PT

PLN (Persero) di daerah Merauke yang memperbanyak cabang-cabang

perusahaanya demi menyediakan layanan jasa bagi masyarakat luas, salah

satu cabang PT PLN (persero) yang di daerah Merauke terletak di Daerah

Semangga satu.

Demi menciptakan layanan terbaik bagi masyarakat PT PLN (Persero)

ULP(Unit Layanan Pelanggan) Kuprik Merauke mulai jam kerja pada pukul

08.00–16.00 Wit, dimana terdapat 39 karyawan dengan latar belakang

pendidikan yang beragam sesuai dengan jabatannya, serta karyawan dalam PT

PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke telah melalui tahap seleksi sebagai

syarat dari peneriman karyawan baru. Untuk menambahkan keahlian pada

karyawan yanag ada pada PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke

mendapatkan pelatihan berupa diklat yang diadakan dua kali dalam satu

tahun. Karyawan PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke merupakan

gabungan dari karyawan yang bekerja pada PT Haleyora Power, PT Haleyora

Powerindo, Soney reya dan PT Mitra Anihma Sejahtera. Selain itu bagian-

bagian yang pada PT PLN ULP Kuprik Merauke meliputi beberapa bagian

antara lain: Manager, SPV Teknik, SPV P.A, SPV TE, Pejabata K3L dan staf.

6
Pelayanan ketenagalistrikan pada PT PLN (Persero) ULP Kuprik meliputi

daerah Kuprik hingga jagebob 13.

Sementara itu, pengadaan jasa ketenagalistrikan yang dilakukan oleh

PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke yang menjangkau daerah-daerah luas

harus diseimbangkan oleh tenaga kerja sesuai dengan luas daerah pekerjaan

agar membuat pekerjaan lebih efesien dan efektif. Namun masih terdapat

kekurangan pada PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke dalam bidang

pekerjaan lapangan dalam merawat atau memperbaiki alat penyedian ketenaga

listrikan, mengingat PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke bukan hanya

sebagai penyedia jasa layanan ketenagalistrikan namun juga sebagai

perusahaan yang bertanggung jawab dalam kerusakan pada alat-alat

ketenagalistrikan apabila terjadi kerusakan pada daerah atau wilayah tersebut.

Seperti yang telah diketahui bahwa pelayanan jasa ketanagalistrikan

dalam PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke meliputi wilayah yang luas

dengan jumlah tenaga kerja yang belum seimbang, serta menurut observasi

yang penulis lakukan masih banyaknya karyawan dalam bekerja tidak

mengikuti prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan.

Dalam lingkup PT PLN (Persero) istilah K3 biasa disebut dengan K2

(keselamatan ketenagalistrikan) merupakan upaya dari pengamanan instalasi

penyedia tenaga listrik serta pemgamanan manfaat tenaga listrik demi

mewujudkan kondisi amdal dan melindungi manusia serta mahluk hidup

7
lainnya yang ada di muka bumi ini dari bahaya akibat kecelakaan listrik yang

tidak terduga.

Sehubungan dengan pentingnya kesiapan kerja yang dapat berupa

keselamatan dan kesehatan kerja, maka peneiliti ingin melakukan penelitian

pada PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke yang dimana diketahui bahwa

pekerjaan yang dilakukan karyawan PT PLN (Persero) sangatlah beresiko

terutama pada bagian pekerjaan lapangan yang berurusan langsung turun ke

lapangan untuk sekedar mengecek atau memperbaiki kabel,aliran listrik yang

rusak dengan menggunakan alat atau pengaman diri apa adanya, sehingga

dengan adanya penyediaan alat-alat ketenagalistrikan yang lengkap dapat

membantu tenaga lapangan dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

dan benar serta tidak menimbulkan masalah yang sewaktu-waktu tidak

terduga dan tidak di rencanakan. Oleh karena itu dapat diketahui betapa

penting sekali untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan

perusahan PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke.

Sesuai ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang telah

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yaitu hukum pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja karyawan UU No.1/1970, sedangkan dalam

pelaksananan pekerjaan K3 atau K2 dalam PT PLN terdapat pada UU

No.30/2009 yang dimana didalamanya terdapat peraturan yang mewajibkan

memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan dalam bekerja, namun

rupanya hal ini masih belum menjadi kesadaran akan pentingnya K3 pada

8
karyawan PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke seperti yang diungkapkan

peneliti bahwa masih ada karyawan yang bekerja belum sesuai dengan

prosedur yang telah diatur, hal ini biasa terjadi pada pekerjaan lapangan yang

menangani tentang perawatan dan pemeliharaan alat-alat ketenagalistrikan

masih ada beberapa karyawan yang tidak menghiraukan prosedur keselamatan

dan kesehatan kerja, prosedur yang dimaksud adalah penggunaan alat

pelindung diri (APD) yang harus digunakan pada saat bekerja. Prosedur

penggunaan alat pelindung diri (APD) yang harus selalu digunakan dalam

bekerja diantaranya menggunakan helem kepala, kacamata pelindung, masker,

identitas diri, baju lengan panjang, sarung tangan 20 kV Kelas 3, sabuk

pengamanan standar dan safety boot, sefty shoe,Rompi, kotak P3K. Selain itu

elemen K3 dapat berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk setiap

ruangan-ruangan serta rambu-rambu K3 yang biasa terpasang di gardu-gardu

listrik sebagai petunjuk petugas dalam melaksanakan perbaikan dan papan

peringatan untuk masyarakat yang melitas. Meskipun hal ini terlihat sangat

sederhana namun dapat berdampak buruk apabila komponen dari prosedur

penggunan alat pelindung diri (APD) tidak dilaksanakan, namun rupanya hal

ini masih belum menjadi kesadaran bagi beberapa karyawan PT PLN

(Persero) ULP Kuprik, bahkan hal ini bisa berdampak pada kinerja karyawan

yang ada di perusahaan tersebut.

9
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti

tertarik untuk mengangkat tema penelitan dengan judul “ PENGARUH

KESELMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN ( PERSERO ) ULP KUPRIK

MERAUKE.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merumuskan

masalah yaitu :

1. Apakah keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke ?

2. Apakah kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke ?

3. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT.PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pengamatan dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini

ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan

PT.PLN ( Persero) ULP Kuprik Merauke ?

10
2. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan

PT.PLN ( Persero) ULP Kuprik Merauke ?

3. Untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

kinerja karyawan PT.PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke ?

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pengamatan dari hasil penelitian ini harus membawa manfaat

bagi semua pihak baik bagi perusahaan PT. PLN ULP Kuprik dan akademis kampus

serta penulis pribadi yaitu :

1. Bagi PT. PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pemikiran dan

wacana bagi pimpinan dalam monitoring dan mengevaluasi karyawan

PT.PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke.

2. Bagi Akademisi Universitas Musamus Merauke

Penelitian ini harus mencakup informasi serta refrensi kepada

pembaca atas penelitian berikutnya yang ingin melakukan penelitian serupa

dan berfungsi sebagai pembanding untuk peneliti masa depan.

3. Bagi Peneliti

Peneliti berharap ini mampu menambah pengetahuan dan keterampilan

penulis serta sebagai pengalaman buat penulis dalam hal keselamatan dan

kesehatan kerja serta kinerja karyawan pada PT. PLN ULP Kuprik Merauke.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu hal

penting yang harus diperhatikan oleh organisasi. Manjemen sumber daya

manusia merupakan sarana dalam mencapai suatu tujuan. Pengelolaan

terhadap sumber daya manusia perlu dilakukan dengan tujuan untuk menjaga

produktivitas dari tenaga kerja.

Pengelolaan sumber daya manusia sebagai aset atau kekayaan dapat

dilihat dari segi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diperhatikan oleh

organisasi hal ini merupakan hak dari setiap karyawan dalam bekerja, untuk

memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap karyawan dalam

menjalankan pekerjaannya. Pencapaian hasil optimum dapat dilihat dari

kinerja yang dihasilkan dari setiap individu karyawan dalam menjalankan

pekerjaannya. Kinerja karyawan merupakan gambaran dari penciptaan hasil

serta proses dalam menjalankan pekerjaan.

12
2. Keselamatan kerja

Keselamatan kerja merupakan jaminan perlindungan yang diberikan

oleh organisasi atau perusahaan karyawan apabila terjadi resiko dari

penggunaan alat-alat dalam bekerja maupun akibat kesalahan dari karyawan

itu sendiri yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau kecelakaan dalam

bekerja baik yang disengaja ataupun tidak sengaja yang disebabkan oleh para

pekerja itu sendiri, sehingga sangat diperlukan sekali adanya keselamatan

kerja guna melindungi perilaku antar sesama anggota karyawan agar dapat

memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabat sehingga tidak

terjadi diskriminasi yang dapat menyebabkan perpecahan atau keributan antar

karyawan di perusahaan tersebut.

Menurut Swasto (2011) berpendapat bahwa keselamatan kerja

meliputi aspek yang melindungi karyawan dari terhadap kemungkinan

munculnya resiko yang akan terjadi serta dapat membahayakan para karyawan

dalam lingkungan kerja.

Menurut Mangkunegara (2007) pengertian tentang penerapan

keselamatan kerja yang baik yaitu:

1. Keadaan lingkungan kerja

a. Meliputi cara organisasi atau perusahaan dalam meletakan barang-

barang berkategori berbahaya yang harus memperhatikan faktor-faktor

13
keamanan, agar mengurangi tingkat kecerobohan yang dapat

menyebabkan kecelakaan.

b. Penataan terhadap tempat bekerja yang mempermudah ruang gerak

bagi karyawan serta ruangan yang tidak sempit sehingga karyawan

merasa senang dan betah berada di dalam ruangan tersebut dan dapat

menyelesaikan pekerjaan dengan cepat serta pengaturan sirkulasi

udara yang cukup baik agar karyawan tidak merasa kepanasan di

dalam ruang kerja dengan di fasilitasi dengan adanya alat pendingin

ruangan yang berupa AC penunjang aktivitas bekerja.

c. Sebelum mendirikan sebuah organisasi atau perusahaan yang nantinya

akan menghasilkan limbah bahwa penting untuk diketahui akan

penempatan pembuangan limbah haruslah diutamakan dan sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan agar tidak menggangu dan tidak

membahayakan lingkungan yang berada didekat perusahaan tersebut.

2. Pemakaian peralatan kerja

Keadaan ini dapat diciptakan dari penggunaan alat pelindung diri

(APD) yang sesuai dengan standar pekerjaan, serta penggunaan alat-alat

elektronik dalam bekerja yang sesuai dengan prosedur dan cara

penggunannya.

14
3. Pengaturan penerangan

Faktor pencahayaan amatlah penting dalam bekerja apalagi bila

keadaan saat bekerja dalam lingkungan cuaca yang kurang mendukung maka

pencahayaan yang tepat perlu adannya untuk mengurangi resiko kesalahan

dalam bekerja .

4. Pembinaan pegawai

Pembinaan yang dapat berupa pelatihan merupakan faktor yang amat

sangat diperlukan bagi setiap karyawan hal ini bukan hanya bertujuan untuk

melatih para karyawan agar mampu bekerja sesuai bidang nantinya namun

dari sinilah masing-masing karyawan nantinya dapat mengetahui pentingnya

keselamatan kerja dan mematuhi posedur yang menjadi gambaran dari

terbentuknya keselamatan kerja.

a. Tujuan keselamatan kerja

Setiap organisasi perlu menjaga keselamatan kerja pada setiap

karyawan dikarenakan karyawan merupakan aset dan kekayaan yang dimiliki

oleh setiap organisasi atau perusahaan. Tujuan dari dibentuknya keselamatan

kerja antara lain ( Daramita dan Wijaya 2012 ) :

1. Agar setiap karyawan mendapatkan jaminan dari keselamatan dan

kesehatan kerja pada tempat mereka bekerja.

2. Memberi kesadaran pada karyawan pentingnya mematuhi prosedur

penggunaan alat perlindungan diri (APD).

3. Menciptakan hasil produksi yang aman digunakan.

15
4. Mendapatkan perhatian akan pemenuhan tingkat gizi karyawan.

5. Memelihara jalinan kerja sama yang baik antar sesama karyawan

serta dapat meningkatkan partisipasi kerja.

6. Dapat menghindar dari penyebab resiko terganggunya kesehatan

kerja dalam lingkungan kerja.

7. Memberikan rasa aman terhadap karyawan dalam bekerja.

b. Fungsi keselamatan kerja

Adanya pemberitahuan tentang pentingnya keselamatan bekerja tentu

memiliki maksud antara lain dapat mengetahui bahwa fungsi dari keselamatan

kerja sebagai pelindungan terhadap diri agar tetap waspada dan berhati-hati

dalam bekerja serta menghidari resiko yang dapat membahayakan diri sendiri.

Menurut Sucipto (2014) fungsi dari keselamatan kerja terdiri dari

beberapa yaitu :

1. Pencegahan terhadap adanya kondisi pekerjaan yang dapat

beresiko tinggi terhadap keselamatan.

2. Membuat gambaran mengenai keadaan tempat pekerjaan serta cara

menangani pekerjaan tersebut sehingga dapat terselesaikan dengan

baik.

3. Menerapkan pengetahuan tentang keselamatan keraja serta saling

mengingatkan terhadap rekan kerja agara selalu memperhatikan

keselamatan saat bekerja.

16
4. Meninjau kembali terhadap pelaksanaan keselamatan kerja apakah

sudah sesuai dengan yang diharapkan.

c. Indikator-indikator keselamatan kerja

Keselamatan kerja dapat menjadi sebuah kesadaran pencegahan dalam

bertindak dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan untuk mengukur

keselamatan kerja diperlukan indikator yang dapat membantu dalam

mengukur keselamatan kerja. Adapun indikator-indikator yang dapat menjadi

acuan dalam mengukur variable keselamatan kerja menurut ( Monier 2006 )

diantaranya:

1. Lingkungan kerja secara fisik

Meliputi perindungan terhadap karyawan dalam ruang lingkup tempat

bekerja seperti:

a. Menempatkan barang-barang dengan tingkat bahaya yang sesuai

serta memberi rambu-rambu perhatian informasi sesuai dengan jenis

bahayanya.

b. Tersedianya peralatan penanganan maupun pencegahan apabila

terjadi kecelakaan .

2. Lingkungan sosial piskologi

Jaminan yang diberikan atas dasar kepatuhan karyawan dalam menaati

peraturan tentang keselamatan dan prosedur kerja dalam organisasi atau

perusahaan.

17
a. Ketentuan atas tata tertib organisasi agar dapat dilaksanakan dengan

merata terhadap semua karyawan.

b. Pemeliharaan serta pembuatan jaminan pekerjaan berupa asuransi perlu

dilakukan apalagi terhadap karyawan yang bekerja dalam resiko

kecelakaan yang besar.

3. Kesehatan kerja

Kesehatan kerja merupakan aspek penting yang harus dimiliki setiap

karyawan. Kesehatan kerja karyawan menjadi perhatian khusus bagi setiap

organisasi atau perusahaan karena memiliki karyawan yang sehat dapat

berdampak pada kemajuan dari organisasi atau perusahaan itu sendiri,

sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

Menurut Mangkunegara (2013) kesehatan kerja adalah kondisi dimana

seseorang dinyatakan sehat secara fisik dan mental sehingga dapat

mendukung produktivititas secara sosial dan ekonomis yang akan

meningkatkan kehidupan karyawan.

Menurut Swasto (2011) kesehatan kerja merupakan keadaan dimana

seseorang dinyatakan sehat secara fisik maupun mental dan kesehatan juga

mencakup kondisi dimana lingkungan tempat bekerja. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kesehatan kerja anatara lain yaitu :

18
1. Kondisi Lingkungan Kerja

Kondisi ini meliputi :

a. Kondisi fisik

Kondisi fisik merupakan gambaran tentang fasilitas yang diberikan

oleh organisasi atau perusahaan kepada karyawan dalam hal ini guna untuk

menunjang pelaksanaan kerja maupun memberikan tingkat kenyamanan pada

karyawan.

b. Kondisi fisiologis

Kondisi ini dapat dilihat pada alat-alat yang dipergunakan dalam

bekerja, hal inilah yang biasa membuat karyawan banyak menguras tenaga

sehingga dapat menyebabkan kelelahan pada karyawan.

c. Kondisi khemis

Kondisi ini dapat dilihat dari keadaan cuaca dan efek samping dari

reaksi kimia yang ditimbulkan dari aktivitas proses pekerjaan.

2. Mental Piskologis

Kondisi ini biasa disebakan oleh hubungan kerjasama yang dijalani

antar anggota karyawan atau bahkan atasan dengan bawahan untuk

menciptakan dan membangun suasana serta menjalin komunikasi kerja yang

baik antar karyawan.

19
a. Tujuan kesehatan kerja

Tujuan dari kesehatan kerja adalah memberikan kondisi yang nyaman

pada karyawan dalam bekerja dan merupakan bentuk dari perhatian yang

diberikan organisasi atau perusahaan terhadap para karyawan yang bekerja.

Menurut Nuraini ( 2012 ) tujuan dari kesehatan kerja antara lain:

1. Menjaga dan meningkatkan level kesehatan masyarakat diberbagai

bidang pekerjaan dalam tingkat yang tinggi secara fisik, mental maupun

kesehatan sosial.

2. Menghindari adanya gangguan kesehatan pada para karyawan yang di

akibatkan tindakan atau kondisi lingkungan kerja.

3. Menciptakan perlindungan bagi para karyawan dalam menjalankan

pekerjaanya dari resiko bahaya yang dapat mengancam faktor-faktor

kesehatan dalam bekerja.

4. Memposisikan karyawan sesuai dengan lingkungan dan kemampuan fisik

maupun mental, dalam bekerja yang dapat berpengaruh pada hubungan

pekerjaan sehingga biasanya dapat menyebabkan kecelakaan dalam

bekerja atau bahkan dapat mempengaruhi kesehatan.

b. Fungsi-fungsi kesehatan kerja

Adanya fungsi kesehatan kerja antara lain menjaga kondisi diri dan

memastikan karyawan untuk siap bekerja. Fungsi dari kesehatan kerja antara lain

(Sucipto 2014):

20
1. Menganalisis dan mengambil keputusan terhadap gangguan kesehatan

yang mungkin terjadi dalam lingkungan kerja.

2. Memberikan masukan-masukan kepada organisasi berkaitan dengan

lingkungan kerja.

3. Memberitahukan akan penawaran mengenai kesehatan kerja dan

pentingnya alat pelindung diri (ADP ) pada karyawan.

4. Mengecek kondisi kesehatan karyawan.

5. Ikut serta dalam proses pemeliharaan.

6. Dapat menggunkan alat P3K sesuai dengan yang fungsinya serta dapat

melakukan pertolongan pertama jika diperluhkan.

c. Indikator-indikator kesahatan kerja

Persiapan kondisi kesehatan kerja yang prima perlu diperhatikan untuk

mengawali pekerjaan karena dalam bekerja seseorang dituntut untuk dapat

bekerja secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan gambaran dalam

menentukan kesehatan kerja berikut ini adalah indikator-indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur variabel kesehatan kerja antara lain seperti yang

dikemukakan oleh ( Bayu Ramdan dkk 2014 ) antara lain :

1. Lingkungan secara medis

Lingkungan secara medis yang ada pada tempat kerja dapat

dilihat dari sebuah organisasi atau perusahaan dalam penataan tempat

kerja antara lain:

21
a. Kebersihan lingkungan kerja.

b. Pergantian udara tempat bekerja.

c. Tempat pembuangan hasil limbah yang sesuai.

2. Lingkungan kesehatan tenaga kerja

Upaya sebuah organisasi atau perusahaan dalam menfasilitasi

penyediaan kesehatan kerja antara lain, kamar mandi, serta air bersih.

3. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja

Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yaitu berupa informasi

akan pentingnya kesehatan dan adanya jaminan kesehatan yang

diberikan kepada karyawan sebagai pemberi rasa aman di dalam

bekerja.

4. Kinerja

Kinerja merupakan bentuk kontribusi nyata yang diberikan karyawan

pada perusahaan, dalam bentuk prestasi keberhasilan pencapaian hasil yang

maksimal dari tugas dan tanggung jawab yang diberikan dapat menjadi

gambaran bagaimana proses pekerjaan yang dilakukan, kinerja karyawan

menuntut agar setiap karyawan bekerja dengan baik dan benar, sehingga tercapai

tujuan sebuah organisasi atau perusahaan serta memperkecil resiko kerugian

yang akan dialami.

Menurut Amir (2015) kinerja merupakan suatu hal yang diperlihatkan

seseorang dalam proses bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dalam

22
mencapai hasil yang optimal , namun bukan berarti ini menjadi akhir dari proses

itu melainkan menjadi awal dari proses pencapaian hal yang baru.

Menurut Darmawan (2013) kinerja merupakan hasil kerja yang dilihat

secara kualitas dan kuantitas serta dalam mewujudkannya perlu adanya

pengawasan yang dilakukan dengan tujuan mengarahkan dan memberikan

informasi agar hasil kinerja yang dilakukan sesuia dengan harapan organisasi.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Dalam menentukan kinerja setiap organisasi atau perusahaan perlu

mempertimbangkan keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan. Untuk dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam meningkatkan

semangat dalam bekerja sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar demi

meningkatkan produktivitas dari organisasi atau perusahaan tersebut.

Menurut Darmawan (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

antara lain:

a. Lingkungan eksternal

Adalah kondisi yang tercipta dari lingkungan luar

karyawan seperti keadaan ekonomi dari setiap karyawan yang

berbeda, kehidupan sosial dan agama.

23
b. Faktor internal

Yaitu kondisi keadaan yang diciptakan dari karyawan seperti

keahlian, sifat kepribadian, ketanggapan, bakat dari masing-masing

karyawan yang dibawa dalam tempat kerja.

c. Lingkungan internal organisasi

Adalah keadaan yang diciptakan atas kondisi sebuah organisasi

yang berupa pedoman visi misi serta aturan dan tujuan yang ada

dalam organisasi atau perusahaan.

d. Perilaku kerja

Sikap individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

dengan mengandalkan pengalaman dan pengetahuan serta keahlian

yang dimiliki dari setiap karyawan dalam organisasi atau

perusahaan tersebut.

Faktor di atas dapat dijadikan gambaran dalam menentukan kinerja karyawan

yang dapat berguna bagi penilaian agar dapat memberikan suatu penghargaan bagi

karyawan sebagai bentuk apresiasi kepada karyawan. Penilaian kinerja seorang

karyawan dapat dilihat dari ( Robbins 2009 ):

a. Kemampuan kerja

Merupakan kesanggupan karyawan dalam menjalankan aktivitas

pekerjaan yang diberikan.

24
b. Motivasi

Sebagai penggerak atau dorongan dari dalam maupun luar diri sehingga

menjadi semangat penggerak dalam mencapai keinginan atau tujuan.

c. Pendidikan

Umumnya pendidikan menjadi tolak ukur kemampuan seorang dalam

menyelesaikan pekerjaan serta dianggap dapat menepati berbagai jabatan

sesuai dengan kemampuan.

b. Indikator-indikator kinerja

Kinerja karyawan merupakan sebuah pengukuran yang ditetapkan

sebuah organisasi atau perusahaan dalam memperhitungkan posisi dan

kontribusi seorang karyawan untuk itu perlu ditentukan indikator untuk

mengukur kinerja karyawan,agar karyawan tersebut dapat menjadi pedoman

atau perbaikan kinerja karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung

jawabnya di dalam bekerja yang ada di organisasi atau perusahaan tersebut.

Adapun indikator yang mengukur kinerja menurut (Nuraini 2013) adalah

sebagai berikut:

a. Kualitas kerja

Pencapaian hasil yang optimal dalam pengerjaanya membutuhkan

ketelitian dan keseriusan dalam pekerjaannya.

b. Prokdutivitas

Berkaitan dengan jumlah produk dan kualitas yang dihasilkan serta

ketepatan waktu dalam menyelesaikannya.

25
c. Pengetahuan

Merupakan penerapan dari pemahaman sehingga dapat menjadi

sebuah kemampuan yang dapat membatu seseorang karyawan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasannya.

d. Bisa diandalkan

Menyangkut ketersedian seseorang karyawan dalam menerima tugas

serta kemampuan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.

e. Kehadiaran

Merupakan keberadaan karyawan dalam lingkup kerja yang

menyangkut ketepatan waktu masuk dan pulang kerja serta penggunaan waktu

istirahat yang baik dan tepat waktu.

f. Kemandirian

Sebuah kesadaran diri yang harus dimiliki setiap karyawan dimana

pekerjaan harus dilakukaan serta diselesaiakan dengan bersungguh-sungguh

dan penuh rasa tanggung jawab walaupun tanpa pengawasan.

26
B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Afrizal firmanzah dan kawan-kawan (2017)

dengan judul “ Pengaruh Keselamtan dan Kesehatan kerja terhadap Kinerja

Karyawan pada karyawan PT. PLN (Persero) Area Kediri Distributor Jawa

Timur ”. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

menggunakan regresi berganda dengan bantuan SPSS for windos 21. Hasil

penelitian menunjukan variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang dilihat dari

nilai signifikan F α yaitu 0,000 < 0,05 dan analisis Adjusted R square sebesar

0,89.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Eggy Aufal Marom dan kawan-kawan (2018)

dengan judul “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) terhadap

Kinerja Karyawan pada karyawan bagian produksi perusahaan PT Lion Metal

Works Tbk”. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Berawijaya Malang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menggunakan aplikasi

SPSS 20 for windos. Populasi yang digunakan pada penelitian ini berjumlah

80 karyawan bagian produksi PT Lion Metal Works Tbk. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel keselamtan kerja dan kesehatan kerja yang

kerjanya secara simultan bepengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

27
3. Penelitian ini dilakukan oleh Sudarijati dan kawan-kawan (2019) dengan judul

“Pengaruh Program Keselamatan Kerja (K3) dan Kondisi Lingkungan Fisik

terhadap Kinerja pada PT Bahagia Jaya Sejahtera ” Fakultas Ekonomi

Universitas Djuanda Bogor. Populasi dan sampel berjumlah 36 karyawan

bagian produksi pada PT Bahagia Jaya Sejahtera. Pengumpulan data dengan

menyebarkan kuisioner serta wawancara. Uji instrumen dilakukan dengan

validitas dan reliabilitas. Analisis data penelitian mencakup analisis regresi

berganda, korelasi serta uji signifikasi secara simultan dan parsial.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda program keselamatan kesehatan

kerja dan kondisi lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap kinerja dan hasil uji F menyatakan bahwa secara

simultan program keselamatan kesehatan kerja dan kondisi lingkungan kerja

fisik berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan hasil uji t

menyatakan bahwa program keselamatan kesehatan kerja (K3) dan kondisi

lingkungan kerja fisik secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

28
C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan penerapan di atas, maka dapat disusun kerangka pikir

sebagai mana gambar di bawah ini :

H1

Keselamatan Kerja Kinerja ( Y)

( X1 ) 1. Kualitas kerja

1. Lingkungan kerja secara 2. Produktivitas

fisik 3. Pengetahuan
H3
2. Lingkungan piskologis 4. Bisa diandakan
Kesehatan kerja ( X2 ) 5. Kehadiran
1. Lingkungan secara medis 6. Kemandirian
2. Lingkungan kesehatan Nuraini (2013)
tenaga kerja

3. Pemeliharaan kesehatan

tenaga kerja

Bayu Ramadan dkk

H2

Gambar 2 1 Kerangka Pikir

29
D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah kerangka pikir, landasan teori serta

penelitian terdahulu, tujuan dan manfaat penelitian maka dapat dikembangkan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Di duga keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT PLN

(Persero) ULP Kuprik Merauke.

H2 :Di duga kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT PLN

(Persero) ULP Kuprik Merauke.

H3 : Di duga keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan PT

PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kantor PT PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke

yang beralamat di jalan Semangga Satu kabupaten Merauke. Waktu penelitian

yang dilaksanakan mulai bulan November 2019 sampai Januari 2020.

B. Pendekatan Penelitian

Penulis menerapkan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif yang mana melakukan tabulasi data dari responden,

melakukan perhitungan menggunakan sistem stastistika serta dilakukan analisis.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah tempat generalis, terdiri dari atas objek atau subjek

penelitian dengan kualitas serta krakteristik berbeda yang ditentukan oleh

peneliti yang kemudian dipelajari serta diambil kesimpulanya

(Sugiyono,2010). Populasi yang dicakup dalam penelitian ialah karyawan PT

PLN ( Persero ) ULP Kuprik Merauke sebanyak 39 orang.

31
2. Sampel

Sampel ialah sebagian karakteristik yang dipunyai populasi tersebut

(Sugiyono, 2014). Karena itu, sampel yang dipilih dalam penelitian ini

berjumlah 39 orang dengan menggunakan total sampling, yaitu 39 orang dari

total keseluruhan populasi.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Data yang dikumpulkan oleh peneliti yang di pakai didalam

penelitian ini dibagi 2 jenis :

a. Data kuantitatif yaitu : data yang diperoleh sebagai angka-angka yang

bisa hitung untuk masalah yang diteliti.

b. Data kualitatif yaitu : data yang diperoleh berbentuk angka-angka

ataupun tidak dapat dilakukan perhitungan dan data yang diperoleh

dari hasil wawancara dengan para responden serta informasi yang

diterima dari pihak lain mengenai masalah yang sedang diteliti.

2. Sumber data

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini

didasarkan pada data kuantitatif. Sumber data untuk penelitian ini ialah

data primer dan data sekunder (Sugiyono,2014), yakni:

32
a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan mengamati

dan mengumpulkan data dengan menggunakan kuisoner yang

dikumpulkan dari responden.

b. Data sekunder ialah data yang diterima peneliti dalam bentuk

informasi tertulis misalnya: artikel, internet dan data langsung dari

responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan memiliki

ciri khusus jika dibandingkan dengan wawancara dan kuisoner.

Observasi memiliki obyek-obyek yang tidak terbatas pada orang

melainkan bisa dilakukan dengan pengamatan kondisi lingkungan

dan alam. Sutrisno Hadi dalam sugiyono 2016 mengemukakan

bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks dan

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua di antaranya yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.

33
2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono 2016).

3. Angket (Kuesioner)

Suatu cara dalam pengumpulan data , dapat dilaksanakan

menggunakan pertanyaan baik tertulis maupun tidak terhadap

responden guna dijawab atau dengan cara memberi seperangkat

instrument pertanyaan (Sugiyono,2016).

Kemudian untuk jawaban yang akan dimaksukkan pada skala

Likert (1-5) adalah yaitu:

1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

2. Setuju (S) diberi skor 4

3. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

4. Studi Kepustakaan

Suatu langkah pada penelitian di buat dengan mengutip sebuah

sumber-sumber yang berbentuk keterangan-keterangan dari berbagai

literatur seperti jurnal, buku-buku, maupun sumber lainya dengan

34
tujuan untuk membantu dalam menunjang teoritis sebagai landasan

pada penelitian.

F. Defenisi Operasional

1. Keselamatan kerja

Monier (2006) keselamatan kerja merupakan situasi dalam

lingkungan kerja yang akan menjamin secara keseluruhan keselamatan

karyawan atau bukan karyawan yang berada pada tempat kerja.

Lingkungan kerja itu sendiri dapat dibagi menjadi berbagai indikator

termasuk:

a. Lingkungan kerja secara fisik meliputi perindungan terhadap

karyawan dalam ruang lingkup tempat bekerja

b. Lingkungan sosial psikologi jaminan yang diberikan atas dasar

kepatuhan karyawan dalam menaati peraturan tentang keselamatan dan

prosedur kerja dalam organisasi atau perusahaan.

2. Kesehatan kerja

Bayu Ramadan ddk (2014) menyatakan bahwa kesehatan kerja

merupakan sebuah usaha yang melingkupi aturan-aturan untuk melindungi

keadaan yang dapat menyebabkan kerugian kesehatan secara fisik maupun

piskologi sehingga dapat bekerja dengan optimal. Kesehatan kerja itu

sendiri dapat dibagi menjadi beberapa indikator termasuk :

35
a. Lingkungan secara medis yang ada pada tempat kerja dapat dilihat dari

sebuah organisasi atau perusahaan dalam penataan tempat kerja.

b. Lingkungan kesehatan tenaga kerja upaya sebuah organisasi atau

perusahaan dalam menfasilitasi penyediaan kesehatan antara lain alat

P3K, kamar mandi, serta air bersih.

c. Pemeliharaan kesehatan tenaga kerja berupa informasi akan

pentingnya kesehatan dan adanya jaminan kesehatan yang diberikan

kepada karyawan sebagai bentuk rasa nyaman dalam bekerja.

3. Kinerja

Nuraini (2013) menyatakan bahwa kinerja merupakan proses yang

dilakukan dalam bekerja dengan menggunakan orang maupun sistem.

Proses dalam bekerja itu sendiri dapat dibagi menjadi berbagai indikator

termasuk:

a. Kualitas kerja pencapaian hasil yang optimal dalam pekerjaannya yang

sangat membutuhkan ketelitian dan keseriusan dalam pekerjaannya.

b. Prokdutivitas berkaitan dengan jumlah produk dan kualitas yang

dihasilkan serta ketepatan waktu dalam menyelesaikannya.

c. Pengetahuan merupakan penerapan dari pemahaman sehingga dapat

menjadi sebuah kemampuan yang dapat membatu seseorang karyawan

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

36
d. Bisa diandalkan menyangkut ketersediaan seseorang karyawan dalam

menerima tugas serta kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaanya

dengan baik.

e. Kehadiran merupakan keberadaan karyawan dalam lingkup kerja yang

menyangkut ketepatan waktu masuk dan pulang kerja serta

penggunaan waktu istirahat kerja yang baik.

f. Kemandirian adalah sebuah kesadaran diri yang harus dimiliki setiap

karyawan dimana pekerjaan harus dilakukan serta diselesaikan dengan

bersungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab walaupun tanpa

pengawasan.

G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dipakai guna mengukur keabsahan (valid) tidak suatu

kuisoner. Validitas adalah suatu drajad kebenaran antara data sebenarnya

terjadi terhadap obyek penelitian dengan data yang bisa dilaporkan oleh

peneliti. Terdapat 2 (dua) bagian jenis validitas yang digunakan yaitu

validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal digunakan yang

mana derajad akurasi gambaran terhadap penelitian dengan hasil yang

ingin dicapai, sedangkan validitas eksternal terkait atas derajad akurasi

hasil penelitian hasil dapat direalisasikan atau diterapkan pada populasi

yang mana sampel itu diambil.(Sugiyono,2010).

37
Didalam penelitian ini digunakan uji validitas internal yakni sejauh

mana perbedaan yang sebenarnya diantara responden yang diteliti, untuk

itu akan dilakukan dengan menggunakan analisis faktor, dimana analisis

faktor digunakan untuk menguji apakah bait-bait pertanyaan dapat

mengkonfirmasi secara kontruksi atau variabel.

Pengujian validitas bisa diterapkan dengan menggunakan SPSS untuk

menguji daftar atau pertanyaan atau pernyataan yang diajukan ialah

dipergunakan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung > rtabel maka

pertanyaan valid. Sedangkan rhitung < rtabel maka pertanyaan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilaksanakan supaya peneliti mengetahui seberapa

konsisten hasil terhadap suatu jawaban mengenai tanggapan responden,

hasil uji reliabilitas bisa dilihat dari nilai cronboch alpa reliabilitas yang

ialah mendekati 1. SPSS (statistical package of social science)

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas menggunakan uji

stastistic cronbatch alpa (a). Suatu kontruk atau variabel di katakan

reliable jika nilai cronbatch alpa hasil perhitungan >0,60 ( Ghozali,2005).

Uji reliabilitas dipakai guna menentukan apakah meter yang

dipakai memperlihatkan kosistensi dalam konsitensi. Apabila cronbach

alpa hitung > cronbach alpa yang ditetapkan maka pertanyaan reliable.

Sedangkn bila cronbach alpa cronbach alpa hitung negative atau < dari

cronbach alpa yang ditetapkan maka pertanyaan tidak reliable.

38
H. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut (Sugiyono,2006) analisis regresi liner berganda dipergunakan

guna mengetahui apakah variabel bebas mempengaruhi variabel terikat dalam

persamaan berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Variabel kinerja karyawan

a = Konstan

b1 b2 = Koefisien regresi

e = Error

X1 = Keselamatan kerja

X2 = Kesehatan kerja

I. Pengujian Hipotesis

Tujuan adanya pengujian hipotesis adalah untuk membuktikan atau

menetapkan hipotesis atau asumsi mengenai parameter populasi termasuk

informasi dari sampel yang diambil populasi tersebut. ( Sugiyono 2010 ).

1. Uji t ( Parsial )

Uji t sebenarnya memperlihatkan berapa jenuh efek terhadap

suatu variabel terkait yaitu variabel keselamatan kerja (X1) dan

kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) karyawan PT PLN

39
(Persero) ULP Kuprik Merauke. Model hipotesis yang digunakan

didalam uji t ini adalah :

a. Ho : b1 = 0 ( artinya tidak terdapat pengaruh keselamatan

kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) terhadap kinerja

karyawan (Y) karyawan PT PLN (Persero) ULP Kuprik

Merauke.

b. Ha : b1 ≠ 0 ( artinya terdapat pengaruh keselamatan kerja

(X1) dan kesehatan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) PT

PLN (Persero) ULP Kuprik Merauke.

c. Nilai thitung dibandingkan nilai ttabel dengan kriteria

pengambilan keputusan ialah :

Ho diterima jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5%

Ho ditolak ( ho diterima ) ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada α = 5%

Atau menggunakan rumus :

r (n−2)
Hitung =
(1−r 2)

Keterangan :

t : nilai t hitung

r : Koefesien korelasi

n : jumlah responden

untuk ttabel a = 0,5 derajad kebebasan ( dk = n-3 ), jika nilai

thitung >ttabel berarti valid.

40
Uji signifikan parsial (uji – t) diterapkan guna mengetahui

seberapa jauh dampak variabel independen secara

individual (Parsial) terdapat variasi dependen. Kriteria

pengujianya adalah Ho :b1 = 0, artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh positif dan signifikatif dari variabel

independen terdapat variabel dependen. Kriteria

pengambilan keputusan adalah Ho ditolak jika thitung< ttabel

pada α = 5% dan jika Ho diterima thitung > ttabel pada α = 5%

2. Uji F ( Simultan )

Untuk menganalisis Keselamatan kerja (X1) dan kesehatan

kerja (X2) secara bersamaan terkait kinerja karyawan (Y). Uji F

seringkali dibilang sebagai simultan, yang digunakan untuk menguji

apakah variabel yang digunakan dalam model mampu menjelaskan

perubahan nilai variabel dependen atau tidak. Kriteria pengujian

adalah Ho : b1, b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak memiliki

pengaruh positif dan signifikan atas variabel bebas terhadap variabel

terkait. Sedangkan Ho : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama memiliki

dampak positif dan signifikan terkait variabel terkait. Kriteria

pengambilan keputusan ialah Ho diterima jika Fhitung < Ftabel = 5% dan

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5%.

3. Uji Koefesien Determinasi ( R2 )

41
Uji koefesien determinasi ( R2) artinya menilai seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.

Nilai yang dekat dengan angka satu berarti variabel-variabel

independen memberikan banyak informasi yang dibutuhkan untuk

memperkirakan variabel dependen (Ghozali, 2005). Banyak para

peneliti yang menyarankan untuk memakai nilai adjustred (R2)

(Adjusted R Sguare) pada saat memastikan mana model regresi

terbaik.

Didalam penelitian ini untuk mengelolah data digunakan alat

bantu SPSS proses penyusunan data yakni SPSS (stastistical package

for social science )

42
DAFTAR PUSTAKA

Afrizal Firmanzah,Djamhur Hamid & Mochamad Djud.(2017). Vol 42 No.2.


Pengaruh Keselamtan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
pada PT. PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur.
Alfa Omega Hutagalung & Zulfa Fitri Ikantrinasari.(2018).vol 1 No.1.Pengaruh
Keselamatan dan Kesehtan Kerja dan Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan
Claning Service PT X di Jakarta.
Hasibuan, Malayu. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi.Bandung: PT Bumi Aksara
http://administrasibisnis.studentjourral.ub.ac.id/index.php/jab/articel/download/1679/
2064
Krisyanto, Edy. (2019). Vol 2 No.3. hal 31-45 Pengaruh Disiplin dan Keselamatam
dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Inkabis
Indonesia, Tanggerang Selatan.
Maharani Ikaningtyas,muchammad Al Musi Sadieq & Arik Prasetya.(2019). Vol 13
No.1. Pengaruh K3 Pada Motivasi dan Kinerja Karyawan pada PT. YTL
Paliton Jawa Timur.
Marom ,Dkk .(2018). Vol 60 No.1.Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
( K3) Terhadap Kinerja Karyawan pada Karyawan bagian Produksi
Perusahaan PT. Lion Metal Works Tbk.
Prabowo, A. R. (2019). Skripsi. Pengaruh Pelatihan Dan Karateristik Pekerjaan
Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT PLN (Persero) UP3 Merauke, 3-32.
Sri Harni & Taufik Setiawan.(2019). Vol 5 No.2. Pengaruh Keselamatan Kesehatan
Kerja (K3) dan Pengawasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Operasional
pada PT XYZ di Bogor.
Sudarti & Muhamad Andri Yani.(2019). Vol 5 No.1. Pengaruh Program
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan Kondisi Lingkungan Kerja Fisik
Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Bahagia Jaya Sejahtera.
Surya Bakti.(2019). Skripsi. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Sinar Perdana Caraka
Kecamatan Bagan Sinemban Kabupaten Rokan Hilir.
Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Bisnis,edisi ke tiga (Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif).Bandung:CVAlfabeta

43
LAMPIRAN

LEMBARAN KUESIONER

Bapak/Ibu yang saya hormati,

Sebagai syrat menyelesaikan studi Strara 1 di Universitas Musamus

Merauke, saya melaukukan penelitian denagn Judul Pengaruh Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero)

ULP Kuprik Merauke

Saya menjamin kerahasiaan data yang Bapak/Ibu berikan karena data

tersebut hanya sebagai bahan penelitian dan tidak untuk dipublikasikan.

Peneliti,

HILLDA ADI PANGGESTI

NPM: 2016-61-201-015

I. Tentukan pilihan anda dengan memberikan tanda centang () pada

pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu/Saudara pada

saat ini!

1. Nama Responden :…………………

2. Jenis Kelamin

a. Pria b. Wanita

3. Usia anda

a. 20-30 th b. 31-40 th c. 41-50 th

44
4. Pendidikan Terakhir

a. SLTA b. D3 c. SI d. Lain-lain

II. Petunjuk Pengisisn Opin/Kuesioner

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti, samapai Bapak/Ibu benar-

benar memahaminya intinya.

2. Jangan ada pertanyaan yang terlewatkan / tidak diisi.

3. Berikan jawaban atas setiap pertanyaan dengan memilih salah satu dari

4 (empat)

4. Alternatif pilihan yang paling cocok dengan keadaan sebenarnya

Setiap pilihan

5. Diberikan kode sebagai berikut

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat tidak Setuju 1

6. Cantumkan tanda () pada kolom pilihan yang Bapak / Ibu pilih yang

kolomnya tersedia di smaping kanan dari pernyartaan

45
III. Pertanyaan

KUESIONER MENGENAI KESELAMATAN KERJA (X1)

N Pertanyaan S K T S
NO SS S KS TS STS
1. Apakah perusahaan selalu
menyediakan perlengkapan kerja
seperti helem, sarung tangan,
masker serta Alat pelindung diri
lainya (APD) yang dapat
menghindarkan saya dari
kecelakaan ?
2. Apakah semua peralatan kerja
dalam kondisi baik dan layak
pakai ?
3. Apakah bagian peralatan kerja
yang berbahaya telah di beri
tanda peringatan ?
4. Apakah perusahaan memberikan
pelatihan dan pendidikan bagi
setiap pegawai untuk bertindak
dengan aman dalam
menyeksaikan pekerjaan ?
5. Apakah Perusahaan memberikan
aturan mengenai (SOP) dalam
pelaksanaan pekerjaan ?

6. Apakah perawatan dan


pemeliharaan jaminan asuransi

46
dijalankan oleh perusahaan ?

KUESIONER MENGENAI KESEHATAN KERJA (X2)

N Pertanyaan S K T S
NO SS S KS TS STS
1. Apakah kebersihan tempat
lingkungan kerja terjaga ?
2. Apakah keadaan suhu dan
ventiasi di tempat bekerja baik ?
3. Apakah perusahaan
menyediakan obat-obatan untuk
pertolongan pertama jika terjasi
kecelakaan ?
4. Apakah perusahaan
memberikan intruksi pentingnya
penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dalam bekerja ?
5. Apakah perusahaan
menyediakan fasilitas kamar
mandi, air bersih dan tempat
pembuangan sampah?

6. Apakah perusahaan
memberikan pelatihan kerja yang
dapat memepermudah karyawan
dalam bekerja ?

47
KUESIONER MENGENAI KINERJA KARYAWAN KERJA (Y)

Pertanyaan S
NO SS S KS
TS STS
1. Karyawan memiliki
tingkat kualitas dan ketelitan yang
tinggi dalam bekerja ?
2. Karyawa mampu
menyelesaikan pekerjaan sesuai
target yang ditentukan ?
3. Karyawan mampu bekerja dengan
standar perusahaan ?
4. Karyawan tidak pernah
menunda-nunda pekerjaan ?
5. Karyawan sangat disiplin
dan tepat waktu dalam bekerja ?

48
6. Karyawan patuh terhadap
peraturan yang berlaku dalam
ketentuan yang ditetapkan
perusahaan ?

49

Anda mungkin juga menyukai