SEDIAAN
J
SPJX 2 SPJA
TPSPJ
Dimana :
SPJX = sediaan produk jadi akhir
J = jualan
SPJA = sediaan produk jadi awal
TPSPJ = tingkat putaran sediaan produk jadi
2. Anggaran Sediaan Produk dalam Proses Akhir
HPPJ
SPDPX 2 SPDPA
TPSPDP
Dimana :
SPDP = sediaan produk dalam proses akhir
HPPJ = harga pokok produk jadi
SPDPA = sediaan produk dalam proses awal
TPSPDP = tingkat putaran sediaan produk dalam proses
B. Dengan Membuat Anggaran Produk
Ilustrasi…
– Anggaran jualan tahun 2015 adalah sbb: Januari 1.000 unit; Februari
2.000 unit; Maret 3.000 unit. Sediaan produk jadi awal sebanyak
100 unit. Perusahaan mengutamakan stabilitas produk dengan
anggaran produk jadi selama 3 bulan sebanyak 6.060 unit.
– Harga pokok produk jadi variabel Rp 10 per unit, harga jual produk
jadi Rp 12 per unit, beban usaha variabel Rp 1 per unit.
– Jualan 6.000
Sediaan akhir 160 +
Produk siap dijual 6.160
Sediaan awal 100 -
Produk jadi 6.060
– Produk jadi per bulan = 6.060/3 = 2.020 unit
PT Tibung
Anggaran Produk
Triwulan I Tahun 2015
Triwulan
Keterangan Triwulan I
Jan Feb Mar
Jualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Sediaan akhir 1.120 1.140 160 160
Anggaran Jualan :
Januari 1.000 unit x Rp 12 = Rp 12.000
Februari 2.000 unit x Rp 12 = Rp 24.000
Maret 3.000 unit x Rp 12 = Rp 36.000
Ilustrasi…
– Data sediaan produk dalam proses awal Januari 2015
sebanyak 90 dan sediaan produk dalam proses akhir Maret
2015 sebanyak 75 unit. Tingkat penyelesaian sediaan produk
dalam proses akhir direncanakan sama dengan awal, yaitu
BBB 100%, BTKL 50%, dan BOP 50%. Sediaan produk jadi akhir
Maret 2015 sebanyak 160 unit.
– Harga pokok adalah sebagai berikut : BBB Rp 2, BTKL Rp 4, dan
BOPV Rp 4
– Anggaran produk sebagai berikut:
PT Tibung
Anggaran Produk
Triwulan I Tahun 2015
Keterangan Triwulan
Jan Feb Mar Triwulan I
Jualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Sediaan akhir 1.120 1.140 160 160
Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160
Sediaan awal 100 1.120 1.140 100
Produk Jadi 2.020 2.020 2.020 6.060
Triwulan
Triwuan
Keterangan Januari Februari Maret I
Jualan 1,000 2,000 3,000 6,000
Sediaan produk jadi akhir (+) 1,120 1,140 160 160
Produk siap dijual 2,120 3,140 3,160 6,160
Sediaan produk jadi awal (-) 100 1,120 1,140 100
Produk jadi 2,020 2,020 2,020 6,060
Sediaan produk dalam proses akhir
85 80
75
75
Produk dihasilkan/produk diproses
2.105
2.100
2.095
6.135
Sediaan produk dalam proses awal 90
85
80
90
Produk masuk produksi periode ini
2.015
2.015
2.015
6.045
– Maka, Sediaan produk dalam proses akhir bulan :
Januari :
BBB = 85 x 100% x Rp2 = Rp 170
BTKL = 85 x 50% x Rp 4 = Rp 170
BOPV = 85 x 50% x Rp4 = Rp 170
Februari :
BBB = 80 x 100% x Rp2 = Rp 160
BTKL = 80 x 50% x Rp 4 = Rp 160
BOPV = 80 x 50% x Rp4 = Rp 160
Maret :
BBB = 75 x 100% x Rp2 = Rp 150
BTKL = 75 x 50% x Rp 4 = Rp 150
BOPV = 75 x 50% x Rp4 = Rp 150
MENYUSUN ANGGARAN
BAHAN BAKU
Sediaan bahan baku awal periode akan datang merupakan
sediaan bahan baku akhir periode sekarang. Jadi untuk
mengetahui sediaan bahan baku awal periode akan datang
dapat diketahui dengan melihat laporan keuangan berupa
neraca atau laporan laba rugi pada periode telah lalu.
Dengan demikian yang menjadi masalah adalah
menentukan sediaan bahan baku akhir.
Menghitung Kuantitas Pesanan Ekonomis
Keterangan :
SBBX = KPE – SBBA
KPE = kuantitas pesanan ekonomis
KPE = 2 ×KSt ×SBP SBBA = sediaan bahan baku awal
KSt = kuantitas standar bahan baku dipakai atau bahan
baku dipakai (BBD) dianggarkan dalam satuan
barang.
S = biaya pesanan setiap kali pesan
HSt x I = biaya penyimpanan per unit (BP)
HSt = harga standar bahan baku per unit
I = biaya penyimpanan dalam persentase
BBB = Biaya Bahan Baku
Menetapkan Tingkat Putaran Sediaan