Anda di halaman 1dari 30

PENYUSUNAN ANGGARA

SEDIAAN

201661201114 DIMAS ARI ANGARA PUTRA, 201661201020 KRISNAWATI


PUTRI ASISAH, 201761201029 VIRA IMANIAR D S, 201761201026 SAFITRIANI
201661201063 WANTI REGINA MAGNES OLLA
AGUSTINUS BALUBUN
DEFINISI
• Sediaan adalah barang yang
diperoleh dan tersedia dengan
maksud untuk dijual atau
dipakai dalam produksi untuk
keperluan memproduksi dalam
siklus kegiatan yang normal

• Anggaran sediaan adalah


anggaran yang dibuat untuk
sediaan.
Penyusunan Anggaran Sediaan Produk
 Pada perusahaan terdapat
sediaan produk jadi, sediaan
produk dalam proses, dan
sediaan bahan baku
 Anggaran sediaan produk jadi
dan sediaan produk dalam
proses pada perusahaan
manufaktur dapat dihitung
dengan 2 cara, yaitu:
• Tingkat putaran sediaan
• Membuat anggaran produk
Faktor yang Mempengaruhi Sediaan

• Sediaan Produk Jadi


1. Sifat penyesuaian jadwal produksi dengan pesanan ekstra
2. Sifat persaingan industri
3. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang dengan biaya kehabisan
sediaan
• Sediaan barang dagangan
1. Sifat persaingan dagang
2. Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang dengan biaya kehabisan
sediaan
3. Ketersediaan barang di penyalur
• Sediaan bahan baku
1. Anggaran produk
2. Harga beli bahan baku
3. Biaya penyimpanan bahan baku di gudang dlm hub dgn biaya
ekstra yang dikeluarkan akibat kehabisan sediaan
4. Ketepatan pembuatan kuantitas standar bahan baku dipakai
5. Ketepatan leveransir dlm menyerahkan bahan baku yg dipesan
6. Jumlah bahan baku tiap kali pesan
MENYUSUN ANGGARAN
SEDIAAN
A. Menetapkan Tingkat Putaran
Sediaan
1. Sediaan Produk Jadi
Akhir

 J 
SPJX    2   SPJA
 TPSPJ 

Dimana :
SPJX = sediaan produk jadi akhir
J = jualan
SPJA = sediaan produk jadi awal
TPSPJ = tingkat putaran sediaan produk jadi
2. Anggaran Sediaan Produk dalam Proses Akhir

 HPPJ 
SPDPX    2   SPDPA
 TPSPDP 

Dimana :
SPDP = sediaan produk dalam proses akhir
HPPJ = harga pokok produk jadi
SPDPA = sediaan produk dalam proses awal
TPSPDP = tingkat putaran sediaan produk dalam proses
B. Dengan Membuat Anggaran Produk

1. Sediaan Produk Jadi


Akhir

Ilustrasi…
– Anggaran jualan tahun 2015 adalah sbb: Januari 1.000 unit; Februari
2.000 unit; Maret 3.000 unit. Sediaan produk jadi awal sebanyak
100 unit. Perusahaan mengutamakan stabilitas produk dengan
anggaran produk jadi selama 3 bulan sebanyak 6.060 unit.
– Harga pokok produk jadi variabel Rp 10 per unit, harga jual produk
jadi Rp 12 per unit, beban usaha variabel Rp 1 per unit.
– Jualan 6.000
Sediaan akhir 160 +
Produk siap dijual 6.160
Sediaan awal 100 -
Produk jadi 6.060
– Produk jadi per bulan = 6.060/3 = 2.020 unit
PT Tibung
Anggaran Produk
Triwulan I Tahun 2015

Triwulan
Keterangan Triwulan I
Jan Feb Mar
Jualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Sediaan akhir 1.120 1.140 160 160

Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160


Sediaan awal 100 1.120 1.140 100

Produk Jadi 2.020 2.020 2.020 6.060


1.1 Anggaran Laba Rugi Bentuk Panjang

Anggaran sediaan produk jadi akhir :


Januari 1.120 unit x Rp 10 = Rp 11.200
Februari 1.140 unit x Rp 10 = Rp 11.400
Maret 160 unit x Rp 10 = Rp 1.600

Anggaran Jualan :
Januari 1.000 unit x Rp 12 = Rp 12.000
Februari 2.000 unit x Rp 12 = Rp 24.000
Maret 3.000 unit x Rp 12 = Rp 36.000

Harga pokok produk jadi per bulan


2.020 x Rp 10 = Rp 20.200
PT. Tibung
Anggaran Laba Rugi
Triwulan I Tahun 2015
Januari Februari Maret Triwulan
Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp) I
Jualan   12.000   24.000   36.000 72.000
20.200 20.200 20.200 60.600
Harga pokok produk jadi      
Sediaan produk jadi awal (+)   1.000   11.200   11.400 1.000
21.200 31.400 31.600 61.600
Produk siap jual      
Sediaan produk jadi akhir (-)   11.200   11.400   1.600 1.600
Harga pokok jualan   10.000   20.000   30.000 60.000
2.000 4.000 6.000 12.000
Margin kontribusi kotor      
Beban usaha variabel (-)   1.000   2.000   3.000 6.000

Margin kontribusi bersih   1.000   2.000   3.000 6.000

Beban tetap (-)   2.000   2.000   2.000 6.000


Laba (rugi)   (1.000)   0 (impas)   1.000 0 (impas)
1.2 Anggaran Laba Rugi Bentuk Pendek

Biaya variabel per unit :


Harga pokok produk jadi variabel per unit Rp 10
Beban usaha variabel per unit Rp 1 +
Biaya variabel per unit Rp 11

Maka, biaya variabel :


Januari 1.000 unit x Rp 11 = Rp 11.000
Februari 2.000 unit x Rp 11 = Rp 22.000
Maret 3.000 unit x Rp 11 = Rp 33.000
PT. Tibung
Anggaran Laba Rugi
Triwulan I Tahun 2015
Januari Februari Maret Triwulan I
Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Jualan   12.000   24.000   36.000 72.000
Biaya variabel (-)   11.000   22.000   33.000 66.000
Margin kontribusi   1.000   2.000   3.000 6.000
Biaya Tetap (-)   2.000   2.000   2.000 6.000
Laba (rugi)   (1.000)   0 (impas)   1.000 0 (impas)
2. Sediaan Produk dalam proses Akhir

Ilustrasi…
– Data sediaan produk dalam proses awal Januari 2015
sebanyak 90 dan sediaan produk dalam proses akhir Maret
2015 sebanyak 75 unit. Tingkat penyelesaian sediaan produk
dalam proses akhir direncanakan sama dengan awal, yaitu
BBB 100%, BTKL 50%, dan BOP 50%. Sediaan produk jadi akhir
Maret 2015 sebanyak 160 unit.
– Harga pokok adalah sebagai berikut : BBB Rp 2, BTKL Rp 4, dan
BOPV Rp 4
– Anggaran produk sebagai berikut:
PT Tibung
Anggaran Produk
Triwulan I Tahun 2015
Keterangan Triwulan
Jan Feb Mar Triwulan I
Jualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Sediaan akhir 1.120 1.140 160 160
Produk siap dijual 2.120 3.140 3.160 6.160
Sediaan awal 100 1.120 1.140 100
Produk Jadi 2.020 2.020 2.020 6.060

Produk jadi 6.060


Sediaan produk dalam proses akhir 75
+
Produk dihasilkan 6.135
Sediaan produk dalam proses awal 90 -
Produk masuk periode ini 6.045

Produk jadi tiap bulan = 6.060 / 3 = 2.020


Produk masuk periode ini = 6.045 / 3 = 2.015
PT. Tibung
Anggaran Produk
Triwulan I Tahun 2015 (dalam unit)

Triwulan
Triwuan
Keterangan Januari Februari Maret I
Jualan 1,000 2,000 3,000 6,000
Sediaan produk jadi akhir (+) 1,120 1,140 160 160
Produk siap dijual 2,120 3,140 3,160 6,160
Sediaan produk jadi awal (-) 100 1,120 1,140 100
Produk jadi 2,020 2,020 2,020 6,060
Sediaan produk dalam proses akhir  
85 80   
75  
75
Produk dihasilkan/produk diproses  
2.105  
2.100  
2.095  
6.135
Sediaan produk dalam proses awal 90   
85  
80  
90
Produk masuk produksi periode ini  
2.015  
2.015  
2.015  
6.045
– Maka, Sediaan produk dalam proses akhir bulan :
Januari :
BBB = 85 x 100% x Rp2 = Rp 170
BTKL = 85 x 50% x Rp 4 = Rp 170
BOPV = 85 x 50% x Rp4 = Rp 170
Februari :
BBB = 80 x 100% x Rp2 = Rp 160
BTKL = 80 x 50% x Rp 4 = Rp 160
BOPV = 80 x 50% x Rp4 = Rp 160
Maret :
BBB = 75 x 100% x Rp2 = Rp 150
BTKL = 75 x 50% x Rp 4 = Rp 150
BOPV = 75 x 50% x Rp4 = Rp 150
MENYUSUN ANGGARAN
BAHAN BAKU
Sediaan bahan baku awal periode akan datang merupakan
sediaan bahan baku akhir periode sekarang. Jadi untuk
mengetahui sediaan bahan baku awal periode akan datang
dapat diketahui dengan melihat laporan keuangan berupa
neraca atau laporan laba rugi pada periode telah lalu.
Dengan demikian yang menjadi masalah adalah
menentukan sediaan bahan baku akhir.
Menghitung Kuantitas Pesanan Ekonomis

Anggaran sediaan bahan baku akhir (SBBX) dapat


dihitung dengan rumus :

Keterangan :
SBBX = KPE – SBBA
KPE = kuantitas pesanan ekonomis
KPE = 2 ×KSt ×SBP SBBA = sediaan bahan baku awal
KSt = kuantitas standar bahan baku dipakai atau bahan
baku dipakai (BBD) dianggarkan dalam satuan
barang.
S = biaya pesanan setiap kali pesan
HSt x I = biaya penyimpanan per unit (BP)
HSt = harga standar bahan baku per unit
I = biaya penyimpanan dalam persentase
BBB = Biaya Bahan Baku
Menetapkan Tingkat Putaran Sediaan

Dengan menetapkan tingkat putaran sediaan bahan baku (TPSBB)


dapat dihitung/dianggarkan sediaan bahan baku akhir dengan rumus
sebagai berikut.

SBBX = sediaan bahan baku akhir


BBD = bahan baku dipakai
SBBA = sediaan bahan baku awal
TPSBB = tingkat putaran sediaan bahan baku
MENYUSUN ANGGARAN
BARANG DAGANG
ANGGARAN sediaan pada perusahaan dagang adalah
anggaran sediaan barang dagangan. Cara menyusun
anggaran scdiaan barang dagangan pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan sediaan bahan baku yang terdapat
pada perusahaan manufaktur. Bila pada perusahaan
manufaktur can menyusun
Menentukan Kuantitas Pesanan Ekonomis
Menetapkan Tingkat Putaran Sediaan

HPJ = harga pokok jualan.


RSBD = rata-rata sediaan barang dagang = SBDA + SBDX
2
SBDA = sediaan barang dagang awal
SBDX = sediaan barang dagang akhir
Toko Dagang Daging
Anggaran Sediaan Barang Dagang Akhir
Triwulan I Tahun 2017

Keteranagn Januari Rp Februari Rp Maret Rp Triwulan I Rp

Belian Barang dagangan 117.500 115.000 137.500 370.000

Sediaan Barang Dagangan Awal 10.000 17.500 12.500 10.000

Barang Siap Dijual 127.500 132.500 150.000 380.000

Harga Pokok Jualan 110.000 120.000 130.000 360.000

Sediaan Barang Dagangan Akhir 17.500 12.500 20.000 20.000


Maka, jualan barang dagangan dan beban usaha variabel di hitung sebagai
berikut :

Jualan Barang dagangan bulan :


Januari = 1.100 kg x Rp. 120 = Rp 132.000
Februari = 1.200 kg x Rp. 120 = Rp 144.000
Maret = 1.300 kg x Rp. 120 = Rp 156.000
= Rp 432.000
Beban Usaha variabel bulan :
Januari = 1.100 kg x Rp. 15 = Rp 16.500
Februari = 1.200 kg x Rp. 15 = Rp 18.000
Maret = 1.300 kg x Rp. 15 = Rp 19.500
= Rp 54.000

Anda mungkin juga menyukai