Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI

“Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Analysis)”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

UNIVERSITAS MUSAMUS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
MERAUKE
2019
Nama-Nama Anggota Kelompok 1

NO NAMA NPM
1 Paulina Laimehriwa 2016 612 011 16
2 Rizky Puspitasari 2016 612 010 29
3 Nur Ahadiah 2016 612 010 42
4 Ari Santoso 2016 612 010 34
5 Danang 2016 612 010 19
6 Riskia Pratiwi 2016 612 010 58
7 Rindy 2016 612 010 56
8 Chrisye 2015 612 010 59
9 Antoni Matkusa 2016 612 011 48
10 Anselmus Sohu 2016 612 011 25
11 Nasip Siagian 2016 612 011 05
12 M. Rahmat Muliadi. T 2016 612 011 22
13 Windy Unawekla 2016 612 010 71
2015 612 011 36
14 Hidayatillah
2017 612 011 28
15 Yusacit Villen Awon
2012 612 011 42
16 Martina Deyun Mado
17 Paulus Kabarjay

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Faktor-faktor Eksternal Lingkungan Industrial
Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Analysis)

Analisis Lima Kekuatan Porter atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Portes’s
Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna
untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi
situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan
ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi
persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan.

Konsep Analisis Lima Kekuatan (Five Forces) ini pertama kali dikemukakan oleh
Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga
dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter
atau Porter’s Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering
digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan.

1. Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)

Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen mendapatkan


produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas
lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah. Semakin sedikit produk
pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin menguntungkan perusahaan kita.

2. Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)

Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual bahan
baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang berkualitas rendah
kepada pembelinya. Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan menjadi
rendah karena memerlukan biaya yang tinggi untuk membeli bahan baku yang
berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pemasok, semakin
tinggi pula keuntungan perusahaan kita.

Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok yang
menyediakan bahan baku yang diinginkan sedangkan banyak pembeli yang ingin
membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti ataupun pemasok
memonopoli bahan baku yang ada.

3. Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan


Kompetitor)

Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus bersaing secara agresif
untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan kita akan semakin
diuntungkan apabila posisi perusahaan kita kuat dan tingkat persaingan pada pasar
(Market) yang sama tersebut yang rendah. Persaingan semakin ketat akan terjadi
apabila banyak pesaing yang merebut pangsa pasar yang sama, loyalitas
pelanggan yang rendah, produk dapat dengan cepat digantikan dan banyak
kompetitor yang memiliki kemampuan yang sama dalam menghadapi persaingan.

4. Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)

Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari


pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut harga
yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah
profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan produsen. Harga produk
yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan juga semakin rendah. Di
satu sisi, Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka
semakin menguntungkan bagi perusahaan kita.

Daya tawar pembeli tinggi apabila jumlah produk pengganti yang banyak, banyak
stok yang tersedia namun hanya sedikit pembelinya.

5. Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)

Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk masuk ke industri
tertentu. Jika Industri tersebut bisa mendapatkan profit yang tinggi dengan sedikit
hambatan maka pesaing akan segera bermunculan. Semakin banyak perusahaan
saingan (kompetitor) yang bersaing pada market yang sama maka profit atau laba
akan semakin menurun. Sebaliknya, semakin tinggi hambatan masuk bagi
pendatang baru maka posisi perusahaan kita yang bergerak di industri tersebut
akan semakin diuntungkan.

Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :


– Memerlukan dana atau modal yang tinggi
– Teknologi yang tinggi
– Hak Paten, Merek dagang
– Skala Ekonomi
– Loyalitas Pelanggan
– Peraturan Pemerintah

2.2. Analisis PORTER

FAKTOR INDIKATOR PELUANG ANCAMAN


1. Potensi 1. Terdapat produk kulit sapi
pengembangan yang memiliki tekstur sama

produk dengan kulit buaya.
pengganti
2. Harga produk kulit sapi lebih
terjangkau di bandingkan 
kulit buaya
3. Produk pengganti
mengakibatkan pendapatan 
usaha semakin sedikit.
4. Daya tawar 1. Pemasok cenderung menjual
pemasok bahan mentah dengan harga

yang tinggi ketika buaya
sulit ditemukan
2. Persaingan 1. Adanya inovasi-inovasi baru 

antar yang dibuat oleh galeri kulit


perusahaan buaya lainnya.
sejenis 2. Terdapat pengembangan
produk pengganti dengan

modifikasi yang lebih
menarik dari kulit buaya
3. Tetap mempertahankan
kualitas produk asli kulit 
buaya
4. Memiliki jangkauan pangsa

pasar hingga ke luar kota
6. Daya tawar 1. Karena kulit buaya asli
konsumen merupakan barang antik

sampai saat ini daya tawar
konsumen rendah
2. Potensi 1. Produk kulit buaya
masuknya memberikan keuntungan 
pesaing baru yang besar
2. Sulitnya surat izin dari

pemerintah
3. Memerlukan dana atau
modal yang tinggi dalam

membuka lapangan usaha
kulit buaya
4. Sampai saat ini pelanggan
masih tetap loyal terhadap 
galeri mas kulit
5. Terdapat pesaing yang
belum memiliki Hak paten, 
Merek Dagang
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai