Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

PERENCANAAN KEUANGAN

Dosen : Frans Papilaya, SE.,M.Si

Disusun Oleh:

 ASTRIA PUTRI ASARI 201661201003


 ERI MULYANA FAUZI 201661201051
 FREDIKA WORABAI 201720161181

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya
yang telah di limpahkan sejak mencari ide, menyusun , hingga kami dapat menyelesaikan
makalah  ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa ada pengarahan, bimbingan serta kerja sama dari semua
pihak yang telah turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
sesungguhnya kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, untuk
perbaikan dan menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
di harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang berkepentingan dan
khususnya untuk para mahasiswa agar dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan terutama bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Manajemen Keuangan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses perencanaan merupakan bagian yang terpadu dari pekerjaan manajer keuangan.Oleh
karena liabilitas liabilitas jangka panjang dan dana modal saham ditarik hanya sewaktu waktu
saja dan dalam jumlah besar,maka penting bagi perusahaan mempunyai taksiran kebutuhan
seluruh dana untuk tahun tahun yang akan datang. Jadi berguna sekali untuk menyelidiki ramalan
seluruh kebutuhan dana dari perusahaan.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan bergantung pada perencanaan. Perencanaan keuangan yang dibuat
dengan baik dan selaras dengan strategi yang telah ditetapkan akan dapat mengarahkan
perusahaan dalam pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien. Perencanaan keuangan
mencakup kegiatan ramalan keuangan dan pengendalian keuangan. Ramalan keuangan dibuat
untuk meramalkan kebutuhan dana tambahan yang diperlukan perusahaan. Dengan mengetahui
berapa jumlah dana yang akan diperlukan perusahaan untuk operasi periode mendatang,
manajemen keuangan dapat memikirkan cara yang terbaik untuk mendanai kebutuhan tersebut
dan pada akhirnya menjadi dasar pengendalian efektif keuangan.
Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan keuangan adalah
peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan.
Penyusunan perencanaan keuangan apabila  disajikan dengan benar, maka informasi tersebut
akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang
dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak manajemen
perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1. Arti Penting Perencanaan Keuangan


Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai
gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Perencanaan adalah proses penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Supriyanto, 1994:4).
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan
perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan dan
mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan. Dua aspek penting dalam proses
perencanaan keuangan : (1) Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget
kas perusahaan. (2) Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam bentuk
laporan keuangan proforma. Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan
intern tetapi juga dibutuhkan bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang.
(Sundjaja dan Barlian, 2003:162)
Perencanaan laba berpusat pada pembuatan laporan proforma. Laporan proforma,
merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba suatu
perusahaan. Dua input yang diperlukan untuk menyusun laporan proforma dengan menggunakan
pendekatan yang sederhana yaitu : a) laporan keuangan untuk tahun sebelumnya dan b) ramalan
penjualan tahun yang akan datang.
Perencanaan keuangan berhubungan dengan masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian. Kepala bagian finansial harus selalu mengadakan forecasting (peramalan dan
pengiraan) terhadap masa yang akan datang tersebut dengan tepat, yang meliputi perencanaan
finansial jangka panjang (long range financial planning) dan perencanaan-perencanaan jangka
pendek (short range financial planning). Salah satu keuntungan yang diperoleh dari adanya
perencanaan finansial adalah dihindarkannya pemborosan-pemborosan yang diakibatkan oleh
adanya aktivitas yang sangat kompleks. (Gitosudarmo dan Basri, 1999:265)
2.1.2. Langkah-langkah Perencanaan Keuangan
Langkah-langkah dalam penyusunan rencana (Gitosudarmo dan Basri, 1999:268-269)
meliputi :
     a. Langkah pertama dalam merencanakan keuangan adalah merumuskan (formulasi) terhadap
tujuan jangka panjang, dapat berupa tujuan untuk dapat tumbuh menjadi perusahaan yang
bertingkat nasional atau internasional.
b.   Langkah kedua adalah berupa formulasi dari politik keuangan perusahan.
Formulasi ini akan menjadi pedoman bagi segala kegiatan bisnisnya, dan dalam hal
perencanaan keuangan ini sangat diperlukan. Oleh karena dalam hal ini sangat diperlukan
adanya  forecasting guna memperkirakan perubahan-perubahan terhadap factor-faktor yang
terdapat dalam formulasi rencana keuangan dari bisnis itu.
c.   Langkah ketiga adalah pembentukan prosedur
Dimaksud untuk menciptakan koordinasi yang baik dari setiap aktivitas  yang saling
berhubungan, sehingga tidak terjadi bertabrakan, saling lempar tanggung jawab.
d.   Langkah yang terakhir adalah mengusahakan adanya fleksibilitas.
Keadaan ekonomi saat ini berada dalam keadaan dinamis dan selalu meningkat. Oleh
karena itu manajemen harus selalu mempersiapkan adanya flesibilitas (keluwesan) di dalam
rencana-rencana, terutama recana jangka pendeknya. Vareabel budged adalah salah satu bentuk
yang tepat untuk diterapkan.
Menurut Brigham dan Huston, (1999:117) proses perencanaan keuangan dimulai dengan:
1. Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya  dimulai demgam tinjauan atas penjualan
lima atau sepuluh tahun yang lalu, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan
penjualan untuk 5 tahun terakhir (Brigham dan Houston, 1999:117). Ramalan penjualan dibuat
dengan mencoba mengukur volume penjualan di masa yang akan dating. Pengukuran tersebut
dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kualitatif biasanya
menggunakan metode statistic dan matematik, sedangkan pengukuran secara kualitatif biasanya
menggunkan judgement/pendapatan.
2.  Peramalan laporan Keuangan, langkah-langkahnya:
a) Meramalkan laporan rugi laba
Laporan rugi laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk mendapatkan suatu estimasi
atas laba yang dilaporkan dan jumlah laba yang ditahan yang akan dihasilkan   perusahaan
selama tahun trsebut. Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang risiko biaya operasi, tarip
pajak, beban bunga dan rasio pembayaran dividen. Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat
asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sma sejalan dengan kenaikan penjualan dalam
situasi yang lebih rumut, biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah.  Namun, tujuan
utana dari peramalan ini adalah untuk menentukan beberapa banyak laba yang akan diperoleh
perusahaan dan tahun untuk diinvestasikan kembali dlam tahun yang diramalkan.

b) Meramalkan neraca
Jika penjualan dinaikkan, maka aktivitasnya harus tumbuh. Karena perusahan beroperasi
pada kapasitas yang penuh, maka setiap pos aktivitas harus ditambah jika ingin penjualan yang
lebih tinggi untuk dicapai. Lebih banyak kas yang dibutuhkan untuk transaksi, penjualan yang
lebih tinggi akan menyebabkan piutang yang lebih besar, persediaan tambahan harus disimpan,
dan pabrik serta  peralatan baru harus bitambah.

c) Mendapatkan dan tambahan yang diperlukan


Dana tambahan nyang diperlukan (AFN= Additional Fund Needed) adalah dana yang harus
diperoleh perusahaan secara ekternal melalui pinjaman atau dengan menjual saham biasa atau
preferen baru.

3.  Bentuk Perencanaan Keuangan


Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan Warren (1992:25),
neraca adalah: “Suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal pemilik perusahaan pada tanggal
tertentu yang biasanya pada tanggal terakhir suatu bulan atau tahun”. 

Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu
tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun fiskal atau tahun kelender, sehingga neraca sering disebut balance sheet.

2.  Laporan Laba Rugi


Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang pendapatan/ hasil usaha,
beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Menurut Keiso dan Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.” Pentingnya
perhitungan laba rugi karena beberapa alasan, alasan utamanya adalah bahwa laporan yang
membantu mereka dalam meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa
depan.

3. Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan sangat penting dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
khususnya di bidang produksi. Selain itu perusahaan dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang
akan dilakukan dikemudian hari seperti perencanaan dan penjadwalan produksi dengan
mempertimbangkan kapasitas pabrik atau perencanaan tenaga kerja. Peramalan penjualan adalah
suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang melalui pengujian keadaan di
masa lalu.
Peramalan (forecasting) penjualan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan
yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan
langsung pada peristiwa eksternal yang pada umumnya berada diluar kendali manajemen”
(Yamit, 2000:36).
Pada dasarnya peramalan penjualan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: peramalan
subyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan  orang yang menyusunnya. Dalam hal
ini pandangan orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan
tersebut. Kedua yaitu peramalan yang obyektif , yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang
relevan pada masa lalu dengan menggunakan metode-metode dalam penganalisaan tersebut.

Menurut Yamit (2000:37): “Metode peramalan permintaan atau penjualan dapat dibagi
menjadi dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif”. Metode kuantitatif
dibagi ke dalam deret berkala atau runtun waktu (time series) dan metode kausal, sedangkan
metode kualitatif dibagi menjadi metode eksploratoris dan normatif.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya
tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tersebut. Metode kuantitatif formal
didasarkan atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan yang tinggi atau dapat
meminimumkan kesalahan (error), lebih sistematis, dan lebih populer dalam penggunaannya.
Untuk menggunakan metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi yaitu meliputi:
-          Tersedia informasi tentang masa lalu.
-          Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
-          Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut.

4. Metode Peramalan Keuangan


Model yang dapat digunakan dalam peramalan keuangan yaitu meliputi :
                       a.                     Metode rasio konstan (constant ratio method)
Metode rasio konstan (constant ratio method) merupakan suatu metode untuk meramalkan
laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa mendatang, dengan asumsi asumsi rasio-
rasio keuangan tertentu akan tetap konstan (Brigham dan Houston, 1999:120).
b.  Metode regresi linier
Metode ini mencari hubungan regresi dari variabel dependen (semua pos aktiva dan pasiva
yang terkait dengan penjualan) dengan variabel independen (tingkat penjualan) dan menyatakan
hubungan tersebut dalam persamaan regresi (Husnan, 1992).
Regresi adalah suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola
hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk membuat
ramalan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika nilai variabel lainna (variabel independen)
sudah ditentukan (Algifari, 1997 :112).

Untuk meramalkan nilai suatu variabel dependen bila variabel independen diketahui
digunakan persamaan garis regresi dengan persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a  = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b  = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X  = adalah variabel independen
Berdasarkan persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika nilai a, b, dan
X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a
adalah nilai Y, bila X = 0). Nilai b adalah kemiringan  (slope) kurva linier yang menunjukkan
besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. Besarnya nilai a dan b
konstan sepanjang kurva linear.    
Persamaan regresi digunakan untuk meramal nilai pos-pos tersebut untuk masa yang akan
datang. Dari sini dapat disusun neraca proforma untuk tahun yang akan datang. Dengan
mengurangkan total kewajiban dari total aktiva pada neraca proforma ini, kebutuhan tambahan
dana untuk tahun yang akan datang dapat ditentukan. 

c.  Metode prosentase penjualan


Metode prosentase penjualan adalah metode untuk mengembangkan laporan laba rugi
proforma yang menyatakan harga pokok penjualan, biaya operasi dan biaya bungan sebagai
prosentase dari penjualan yang sudah diproyeksikan (Sundjaja dan Barlian,  2003:173).
Metode ini meramal aktiva dan pasiva untuk periode mendatang sebagai prosentase dari
ramalan penjualan. Prosentase yang dipergunakan bisa diambil dari laporan keuangan yang
terbaru dari penjualan berjalan (current sales), atau dari perhitungan rata-rata beberapa tahun,
atau dari penilaian analis, atau dari kombinasi sumber-sumber tersebut. Setelah ramalan untuk
pos-pos yang terkait dengan penjualan didapat, hasil tersebut diterapkan pada formula
,matematis yang telah ditetapkan untuk menentukan kebutuhan dana. Rumus untuk meramal
kebutuhan dana menggunakan metode prosentase penjualan sebagai berikut: (Weston dan
Copeland, 
1992:320).                                                                                                                                           
                                                                                                                                                                                    
7

Dana ekstern yang dibutuhkan =

Keterangan :

    = Harta yang bertambah secara spontan sesuai dengan pendapatan   atau penjualan
total yang dinyatakan dalam prosentase dari pendapatan (penjualan) total.

    =  Kewajiban yang bertambah secara spontan sesuai dengan pendapatan total yang
dinyatakan dalam presen dari pendapatan atau penjualan total.
  =  Perubahan dalam pendapatan atau penjualan total.
       =  Marjin laba terhadap penjualan.

   =   Proyeksi pendapatan untuk tahun itu.


       =   Rasio retensi laba.( laba ditahan )

Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam peramalan, antara lain : (Husnan,
1982:113).
1.      Metode diagram pencar atau regresi sederhana.
2.      Metode regresi berganda.
3.      Metode regresi “curviliniear”.
Perbandingan antar metode peramalan:
a.  Metode prosentase penjualan
Metode ini menganggap bahwa rekening-rekening neraca tertentu bervariasi secara
langsung dengan penjualan, yaitu bahwa perbandingan rekening-rekening tertentu dengan
penjualan adalah konstan.
b.  Metode regresi
Metode ini adalah lebih baik karena rasio aktiva dan kewajiban dengan penjualan tidak
dianggap konstan seperti pada metode prosentase penjualan.

5.  Hubungan antara Pertumbuhan Penjualan dan Kebutuhan Keuangan


Makin pesat pertumbuhan penjualan, makin besar pula kebutuhannya akan pembiayaan
tambahan. Adapun hubungan tersebut yaitu meliputi:

a. Kelayakan keuangan
Pada tingkat pertumbuhan yang rendah, perusahaan tidak membutuhkan pembiayaan
eksternal, bahkan kas surplus. Akan tetapi perusahaan tersebut tumbuh lebih pesat maka modal
dari sumber eksternal harus diusahakan. Selanjutnya makin cepat tingkat pertumbuhan, makin
besar kebutuhan modal.
b. Pengaruh kebijakan dividen terhadap kebutuhan pembiayaan.
Kebijakan pembayaran deviden seperti tercermin pada rasio pembayaran deviden juga
mempengaruhi kebutuhan modal eksternal.Makin tinggi rasio pembayaran deviden makin kecil
penambahan laba yang ditahan, sehingga makin besar pula modal eksternal yang diperlukan.
c. Kepadatan modal
Jumlah aktiva yang diperlukan untuk setiap dolar penjualan yaitu sering disebut rasio
kepadatan modal (capital intensity ratio). Rasio ini berpengaruh besar terhadap kebutuhan
modal. Jika rasio kepadatan modal rendah, penjualan bisa tumbuh pesat tanpa terlalu banyak
modal dari luar. Akan tetapi jika perusahaan bersangkutan padat modal, pertumbuhan yang kecil
sekalipun akan memerlukan sejumlah besar modal dari luar.

d. Marjin laba
Margin laba merupakan determinan penting dalam persamaan kebutuhan modal, makin
tinggi margin makin rendah kebutuhan akan dana. Dalam bentuk grafik suatu kenaikan dalam
margin menyebabkan garis persamaan kebutuhan modal akan menurun.

                                                                                                                                                         9
2.1.3. Contoh Kasus
1. Hasil Peramalan Penjualan
Sebelum peramalan atas rekening-rekening laporan laba rugi dan neraca, maka terlebih dahulu
harus dilakukan peramalan terhadap penjualan. Dalam penyusunan atas peramalan penjualan
maka digunakan metode regresi linier, adapun data yang digunakan dalam penyusunan
peramalan penjualan tersebut yaitu penjualan tahun 2002 sampai 2006. Berdasarkan hasil
laporan keuangan pada perusahaan meubel Lindah Pasuruan, maka dapat diketahui besarnya
penjualan yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Berdasarkan penjualan bersih tersebut maka dapat diramalkan besarnya jumlah penjualan bersih
pada tahun 2007. Untuk mengetahui hasil penjualan bersih tahun 2007 maka sebelumnya
disajikan data penjualan bersih tahun 2002 sampai 2006 yang dapat diketahui pada Tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2 Penjualan Bersih perusahaan meubel Lindah Pasuruan Tahun 2002 Sampai 2006

No. Tahun Penjualan Bersih


1 2002 6.954.005.600
2 2003 7.119.978.499
3 2004 7.657.970.661
4 2005 8.101.852.275
5 2006 8.691.867.133
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Berdasarkan data penjualan tahun 2002 sampai 2006 tersebut maka dapat diketahui besarnya
atau jumlah penjualan bersih tahun 2007, dalam penelitian ini metode peramalan penjualan yang
digunakan yaitu menggunakan bahwa metode trend linier. Pada analisis trend linier ini,
persamaan yang digunakan untuk menganalisa data adalah :
Y = a + bX
Keterangan:
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independent
Adapun hasil perhitungan peramalan penjualan dengan menggunakan metode trend linier dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut:                                                                           10
Tabel 4.3 Perhitungan Peramalan Penjualan Pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan Tahun
2007

Tahun X Y X2 X.Y
2002 -2 6.954.005.600 4 -13.908.011.200
2003 -1 7.119.978.499 1 -7.119.978.499
2004 0 7.657.970.661 0 0
2005 1 8.101.852.275 4 8.101.852.275
2006 2 8.691.867.133 1 17.383.734.266
 0 38.525.674.168 10 4.457.596.842
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui hasil ramalan penjualan untuk tahun 2007
adalah sebagai berikut :
Nilai koefisien a dan b diperoleh dari persamaan:

 dan

     dan 
a = 7.705.134.834                           b =  445.759.684

Dari hasil koefisien a dan b maka kalau dimasukkan ke dalam persamaan yaitu sebagai berikut:
Y    =  7.705.134.834 +  445.759.684 (x)
            =  7.705.134.834 + 445.759.684 (3)
=  Rp 9.042.413.886
Berdasarkan persamaaan di atas maka dapat diperoleh peramalan tingkat penjualan dengan
menggunakan metode trend linier pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan pada tahun 2007
yaitu sebesar Rp 9.042.413.886,00
2. Hasil Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Penjualan
 Berdasarkan hasil estimasi nilai penjualan pada tahun 2007 tersebut, maka besarnya tingkat
pertumbuhan penjualan (g) pada tahun tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(nilai penjualan estimasi tahun 2007-nilai penjualan realisasi tahun 2006/ (nilai realisasi tahun
2006). Adapun secara sistematis persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan penjualan yaitu:                                                          11

Gst = x 100%
Gst = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
St      = Penjualan pada tahun t
St-1   = Penjualan pada tahun t-1
Berdasarkan rumus tingkat penjualan di atas maka dapat diketahui tingkat pertumbuhan
penjualan tahun 2002 sampai 2007. Hasil analisis pertumbuhan tingkat penjualan pada
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan maka secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Pertumbuhan Penjualan Pada  PerusahaaMeubel Lindah Pasuruan Tahun 2002 Sampai
2007 (Persen)
                                                                            

No Tahun Pertumbuhan Penjualan


1 2002 1,73%
2 2003 2,39%
3 2004 7,56%
4 2005 5,80%
5 2006 7,28%
6 2007                      4,03%
Sumber: Data Diolah, 2006
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan pertumbuhan penjualan yaitu untuk
tahun 2002 sebesar 1,73%, tahun 2003 naik sebesar 0,653% menjadi 2,39% pada tahun 2003,
tahun 2004 sebesar 7,56% dan mengalami peningkatan sebesar 5,169% menjadi sebesar 7,56%
pada tahun 2004. Pertumbuhan penjualan mengalami penurunan sebesar 1,79% pada tahun 2005
apabila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 7,28% sedangkan pada tahun 2007 terjadi
penurunan sebesar 3,25% menjadi sebesar 4,03% pada tahun 2007. Berdasarkan hasil tersebut
membuktikan bahwa dalam kurun waktu tahun 2002 sampai 2007 jumlah permintaan konsumen
terhadap produk mengalami berfluktuasi dan pada akhirnya menurunkan volume penjualan pada
tahun 2007, sedangkan pada sisi yang lain terjadinya persaingan dari perusahaan lain yang
memproduksi produk sejenis.
3. Tabulasi Laporan Laba Rugi
Langkah pertama penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah meramalkan
laporan laba rugi. Dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 4,03% maka menurut metode
rasio konstan, rekening beban pokok penjualan dan beban usaha akan meningkat sebesar tingkat
pertumbuhan penjualan tersebut.
Pajak tahun berjalan besarnya rupiahnya akan mengalami perubahan, tetapi besarnya
perubahan tidak sama dengan dengan besarnya tingkat pertumbuhan penjualan. Beban pajak
dihitung dengan mengalikan antara laba sebelum manfaat (beban) pajak dengan tingkat atau tarif
pajak. Tarif pajak yang diberlakukan dengan ketentuan perpajakan yaitu:
Laba kena pajak                                                                 Tarif Pajak
Sampai dengan           Rp 25.000.000,00                                 10%
Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00                                 15%
Di atas Rp 25.000.000,00                                                        30%
Rekening-rekening lain yang diasumsikan mengalami perubahan sebesar tingkat
pertumbuhan penjualan rekening rugi (laba). Perubahan rekening yang terakhir adalah
pembayaran deviden. Untuk mengetahui pengalokasian atas tingkat pertumbuhan penjualan
sebesar 4,03% maka menurut metode rasio konstan pada laporan laba rugi perusahaan maka
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5. Pada tabel 4.5 dapat diketahui atas alokasi besarnya
tingkat pertumbuhan penjualan pada setiap rekening laba rugi yaitu meliputi penjualan bersih,
beban pokok penjualan dan biaya operasional. Hal itu dikarenakan pada keempat rekening
tersebut secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan penjualan, sedangkan untuk
rekening yang lain bersifat konstan seperti pada tahun sebelumnya.
Tabel 4.5. Laporan Laba Rugi Aktual Tahun 2006 dan Proyeksi Tahun 2007 Pada 
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan.

Rekening Aktual 2006 Dasar Ramalan 20072


(1) (2) Ramalan1 (4)
(3)
Penjualan Tunai 3.952.500.760
Penjualan Kredit 4.739.366.373
Total Penjualan 8.691.867.133 x 1,040 9.039.541.818
HPP 7.065.023.670 x 1,040 7.347.624.617
Laba/Rugi Kotor 1.626.843.463 1.691.917.202
Biaya Operasional
Gaji 314451413 x 1,040 327.029.470
Telepon dan Listrik 50.715.000 x 1,040 52.743.600
Biaya alat tulis kantor 10.210.400 x 1,040 10.618.816
Biaya Promosi 21.560.600 x 1,040 22.423.024
Biaya Pengembangan SDM 25.712.500 x 1,040 26.741.000
Biaya Penyusutan Bangunan 182.554.650 - 182.554.650
Biaya Penyusutan mesin 73.331.575 - 73.331.575
Biaya penyusutan peralatan -
kantor 12.671.930 12.671.930
Biaya penyusutan kendaraan 198.713.390 - 198.713.390
Jumlah Biaya operasional 889.921.458 906.827.455
Biaya Bunga 31.835.420 31.835.420
Total 921.756.879 938.662.875
Laba Operasi 705.086.584 753.254.327
Pajak 194.025.975 208.476.298
Laba Bersih 511.060.609 544.778.029
          Sumber : Data Diolah, 2006

4. Tabulasi Neraca
Langkah kedua penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah meramal neraca. Dalam
peramalan neraca ini, rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan sebesar
tingkat pertumbuhan penjualan meliputi:
-          Seluruh rekening aktiva yang terdapat pada aktiva lancar.
-          Seluruh rekening yang ada dalam aktiva tidak lancar.
-          Seluruh rekening yang terdapat pada kewajiban lancar.
-          Kewajiban pajak tangguhan-bersih dan estimasi kewajiban imbalan kerja.
Rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan yang tidak sama dengan besarnya
tingkat pertumbuhan penjualan yaitu meliputi:
1.      Hutang bank
2.      Modal sendiri
Besarnya tambahan dana dari pinjaman jangka panjang didasarkan pada besarnya kekurangan
pasiva total dari aktiva totalnya. Dana yang diperlukan ini disebut dengan dana tambahan yang
diperlukan (AFN). Untuk besarnya laba ditahan, perhitungannya dilakukan dengan cara
mengurangkan besarnya deviden total dari laba bersih perusahaan. Hasil ini dapat langsung
diperoleh dari hasil perhitungan pada analisis peramalan laporan laba rugi tahun 2007.
5.  AFN (Additional Fund Needed)                                                                                    14
Langkah terakhir penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah mendapatkan dana
tambahan yang diperlukan. Setelah ramalan neraca dibuat dan alokasi besarnya dana yang
dibutuhkan ditentukan, maka perusahaan tinggal mencari sumber pembelanjaan dan waktu yang
tepat. Dengan ketepatan ini diharapkan akan menghasilkan biaya modal yang relatif rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diketahui besarnya dana tambahan yang diperlukan
(AFN) yang diperlukan oleh Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan pada tahun 2007 yaitu sebesar
Rp 360.222.468,00. Untuk melakukan proporsi atas tambahan dana yang diperlukan diasumsikan
proporsinya seperti pada periode-periodenya, maka secara lengkap dapat dihitung sebagai
berikut:
1.      Hutang bank                                                           Rp     1591771049
2.      Modal Sendiri                                                        Rp     3907428031
3.      Jumlah                                                                    Rp     5.499.199.080
Berdasarkan jumlah aktual pada masing-masing rekening tersebut maka dapat dilakukan proporsi
atas besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) yang diperlukan untuk masing-masing
rekening, yaitu dengan membagi jumlah masing-masing rekening dengan total rekening yang ada
dan dikalikan dengan dana tambahan yang diperlukan (AFN). Dari hasil perhitungan
menunjukkan bahwa besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) pada masing-masing
rekening yaitu dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Hutang bank                                               Rp     11.502.865
2.      Modal sendiri                                             Rp     28.244.424
3.      Jumlah                                                        Rp      39.747.289
Adapun secara lengkap prosedur peramalan neraca pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6. Neraca Aktual Tahun 2006 dan Proyeksi Tahun 2007 Pada  Perusahaan Meubel
Lindah Pasuruan.

Rekening Aktual 2006 (1+g) Angka Pertama AFN Angka Kedua


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aktiva
Aktiva Lancar
x    
Kas 1.760.550.600 1,040 1.830.972.624 1.830.972.624
x
Piutang 1.225.600.500 1,040 1.274.624.520 1.274.624.520
Persediaan x
bahan baku 712.430.500 1,040 740.927.720 740.927.720
Persediaan x
barang jadi 612.340.560 1,040 636.834.182 636.834.182
Persediaan x
barang dalam 1,040
proses 487.430.500 506.927.720 506.927.720
Asuransi di x
bayar dimuka 169.500.700 1,040 176.280.728 176.280.728
Total Aktiva
Lancar 4.967.853.360 5.166.567.494 5.166.567.494
Aktiva tetap
x
Tanah 1572482000 1,040 1.635.381.280 1.635.381.280
x
Bangunan 1.825.546.500 1,040 1.898.568.360 1.898.568.360
Akumulasi
Penyusutan
bangunan (1.095.327.900) (1.277.882.550) (1.277.882.550)
x
Mesin 733.315.745 1,040 762.648.375 762.648.375
Akumulasi
penyusutan
mesin (439.989.450) (513.321.025) (513.321.025)
Peralatan x
kantor 126.719.301 1,040 131.788.073 131.788.073
Akumulasi
penyusutan
kantor (76.031.580) (88.703.510) (88.703.510)
Kendaraan 2.980.700.850 x 3.099.928.884 3.099.928.884
1,040
Akumulasi
penyusutan
kendaraan (1.589.707.120) (1.788.420.510) (1.788.420.510)
Jumlah aktiva x
tetap 4.037.708.346 1,040 4.037.394.397 4.037.394.397
Total Aktiva 9.005.561.706 9.203.961.891 9.203.961.891
Pasiva
Pasiva Lancar
Hutang x 2.035.240.265 2.035.240.265
dagang 1.956.961.793 1,040

1.591.771.049 + 1.603.273.914
Hutang Bank 1.591.771.049 11.502.865
Jumlah Pasiva 3.627.011.314 3.638.514.179
Lancar 3.548.732.842
Pasiva Jangka x 1.558.232.000 1.558.232.000
Panjang 1.498.300.000 1,040
Total 5047032842 5.185.243.314 5.196.746.179
Modal

3447468.255 + 3.475.712.679
Modal sendiri 3447468255 28.244.424
x 531503.033 531.503.033
Laba ditahan 511060609 1,040
Jumlah 3958528864 3978971.288 4.007.215.712
Total Pasiva 9.005.561.706 9164214.602 +39.747.289 9.203.961.891
       Sumber: Data Diolah, 2006
BAB III
KESIMPULAN
       Dari uraian dan contoh kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan keuangan
sangat penting bagi setiap perusahaan,untuk menyusun rencana keuangan seberapa besar dana
yang harus dikeluarkan,terutama pihak manajemen apabila perencanaan keuangan disajikan
dengan baik dan benar tentunya peramalan keuangan untuk jangka waktu yang akan datang akan
terlaksana dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA
    Brigham& Houston, 1999, Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

   Gitosudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE Yogyakarta.

   Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul, 2000, Analisa Laporan Keuangan. UPP AMD YKPN,
Yogjakarta.

   Indriantoro dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisinis Untuk Akuntansi dan Manajemen,
Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

   Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketutuh, Jilid Pertama, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.

   Munawir, S. 1992, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.

   Riyanto, Bambang. 1995. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Universitas Gajah Mada
Jogjakarta.
  
   Prof.Dr.dermawan Sjahrial,MM Pengantar Manajemen Keuangan Edisi ke 4. Penerbit     
            Mitra wacana Media 2012

Anda mungkin juga menyukai