Budi Santosa
(busan_228@yahoo.com)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of local revenue (PAD), the General Allocation
Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK), and Revenue-Sharing Fund (DBH) on the
growth, unemployment, and poverty, either directly or indirectly. The sample used is the data of
33 provinces in Indonesia in the period 2007-2011. The analytical method used is Path
Analysis. The result of this study is that the PAD and DAU have no effect on economic growth
in the region, while DAK and DBH influence on regional economic growth. Meanwhile, the
PAD and DAU have an influence on the decreasing in the number of regional unemployment,
but DAK and DBH have no effect on local unemployment reduction.
PAD, DAU, DAK, and DBH have an influence on poverty reduction in the region, in
contrast to the economic growth of the area, which had no effect on local unemployment and
poverty reduction. Based on the analysis directly against each of these variables, hence,
indirectly there is a good influence PAD, DAU, DAK, or DBH against unemployment and
poverty reduction through economic growth in the region.
130
2013 Budi Santosa
131
130 - 143 Jurnal Keuangan & Bisnis Juli
pengangguran dan kemiskinan. Tetapi dari yang terdiri dari PAD dan Dana
variabel makro ekonomi yang dicapai, Perimbangan (DAU, DAK, dan DBH) yang
ternyata belum sepenuhnya mengatasi diterapkan akan benar-benar berpengaruh
permasalahan yang dihadapi daerah. positif terhadap pertumbuhan ekonomi,
Permasalahan tersebut antara lain sehingga baik secara langsung maupun
pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah, tidak langsung akan menurunkan
pengangguran yang relatif tinggi dan pengangguran dan kemiskinan yang ada di
kemiskinan yang relatif masih tinggi. daerah, dengan mengamati kondisi di 33
Penelitian Kusumadewi provinsi di Indonesia.
(2010)menyatakan bahwa dana
perimbangan berpengaruh positif terhadap TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan ekonomi daerah. Penelitian
Desentralisasi Fiskal: Pendapatan Asli
Pujiati (2008) juga membuktikan bahwa
Daerah dan Dana Perimbangan
DBH berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Begitu juga Adi Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
(2006) serta Lin dan Liu dalam Adi (2006), tentang Pemerintahan Daerah,
membuktikan bahwa DAK berpengaruh desentralisasiadalah penyerahan wewenang
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada
Namun Parhah (2002) dalam Setiyawati daerah otonom untuk mengatur dan
dan Hamzah (2007) menemukan bahwa mengurus urusan pemerintahan dalam
desentralisasi fiskal tidak berpengaruh sistem Negara Kesatuan Negara Republik
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Indonesia. Menurut Siddik (2002),
Begitu juga Setiyawati dan Hamzah (2007) desentralisasi merupakan sebuah instrumen
menemukan bahwa DAK tidak berpengaruh untuk mencapai salah satu tujuan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan, bernegara, yaitu terutama memberikan
Pujiati (2008) serta Setiyawati dan Hamzah pelayanan publik yang lebih baik dan
(2007) menemukan bahwa DAU menciptakan proses pengambilan keputusan
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan publik yang lebih demokratis. Dengan
ekonomi. desentralisasi, akan diwujudkan dalam
Penelitian Azzumar (2011) serta pelimpahan kewenangan kepada tingkat
Setiyawati dan Hamzah (2007) pemerintahan yang lebih rendah untuk
membuktikan bahwa PAD berpengaruh melakukan pembelanjaan, kewenangan
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. untuk memungut pajak terbentuknya
Sedangkan Pujiati (2008) menemukan Dewan yang dipilih oleh rakyat, Kepala
bahwa PAD berpengaruh negatif terhadap Daerah yang dipilih oleh DPRD, dan
pertumbuhan ekonomi. Setiyawati dan adanya bantuan dalam bentuk transfer dari
Hamzah (2007) menyimpulkan bahwa Pemerintah Pusat.
pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif Desentralisasi Fiskal adalah penyerahan
terhadap kemiskinan. Okun dalam Putong kewenangan fiskal dari pemerintah pusat
(2003) membuktikan bahwa pertumbuhan kepada pemerintahan daerah. Menurut Bahl
ekonomi mengurangi jumlah (2008) dalam Widjayanto (2013), manfaat
pengangguran. Tetapi, Setiyawati dan desentralisasi fiskal, pertama adalah
Hamzah (2007) menyimpulkan bahwa efisiensi ekonomis.Anggaran daerah untuk
pertumbuhan berpengaruh positif terhadap pelayanan publik bisa lebih mudah
pengangguran. disesuaikan dengan preferensi masyarakat
Banyaknya hasil studi yang berbeda- setempat dengan tingkat akuntabilitas dan
beda mengenai kebijakan desentralisasi kemauan bayar yang tinggi;kedua adalah
fiskal ini menunjukkan masih adanya peluang meningkatkan penerimaan pajak
research gap. Hal ini menarik peneliti dari pajak daerah.Pemerintah daerah bisa
untuk mencoba menganalisis kembali menarik pajak dengan basis konsumsi dan
penelitian-penelitian sebelumnya dengan aset yang tidak bisa ditarik oleh pemerintah
menggunakan indikator-indikator yang Pusat. Sedangkan kelemahannya adalah
sesuai, yang dapat mempertajam penjelasan lemahnya kontrol pemerintah pusat
mengenai apakah Desentralisasi Fiskal terhadap ekonomi makro, sulitnya
132
2013 Budi Santosa
133
130 - 143 Jurnal Keuangan & Bisnis Juli
134
2013 Budi Santosa
135
130 - 143 Jurnal Keuangan & Bisnis Juli
136
2013 Budi Santosa
137
130 - 143 Jurnal Keuangan & Bisnis Juli
Tabel 1
Uji Normalitas Data
Tabel 2
Uji Kesesuaian Model (Goodness of fit index)
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi model
1. Absolute Fit Measures
Chi-Square (CMIN) 1,859 ≤ 5.991465; ά=0,05; df = 1 Fit
Probability 0,173 ≥ 0.05 Fit
Chi-Square relative (CMIN/DF) 1,859 ≤2 Fit
RMSEA 0,080 ≤ 0,08 Fit
2. Incremental Fit Measures
TLI 0,926 ≥ 0,95 Fit
NFI 0,985 ≥ 0,95 Fit
CFI 0,992 ≥ 0,95 Fit
3. Parsimonious Fit Measures
PNFI 0,647 ≥ 0,60 Fit
Sumber : Data Sekunder Diolah
138
2013 Budi Santosa
Hasil pengujian menunjukkan apakah hipotesis yang lebih kecil dari 0,01, 0,05
semua jalur yang dianalisis menunjukkan atau 0,1. Pengujian ini juga menunjukkan
critical ratio (CR) yang signifikan, terlihat besaran dari efek menyeluruh, efek
dari besarnya koefisien jalur (estimate dan langsung serta efek tidak langsung dari satu
standardized estimate) dengan nilai CR variabel terhadap variabel lainnya. Hasilnya
yang mempunyai tingkat signifikansi uji seperti yang disajikan di Tabel 3.
139
130 - 143 Jurnal Keuangan & Bisnis Juli
Tabel 3
Pengaruh dan Signifikansi antar Variabel
R2 Efek
HIPOTESI
Tidak
H1 PERTUMBUHAN<--PAD 0.013 0.149 0.882 0.013 - 0.013
Signifikan
Tidak
PERTUMBUHAN<--DAU 0.031 0.345 0.730 0.031 - 0.031
H2 Signifikan
Tidak
H7 PENGANGGURAN<--DAK -0.142 -1.365 0.172 -0.142 0.010 -0.132
Signifikan
Tidak
H8 PENGANGGURAN<--DBH -0.024 -0.226 0.821 -0.024 0.008 -0.016
Signifikan
PENGANGGURAN<-- Tidak
H13 -0.040 -0.519 0.603 -0.040 - -0.040
PERTUMBUHAN Signifikan
KEMISKINAN<-- Tidak
H14 -0.110 -1.520 0.128 -0.110 - -0.110
PERTUMBUHAN Signifikan
Sumber : Data Sekunder Diolah
Keterangan: *** Signifikan pada p=0,01 kuat sekali;
** Signifikan pada p=0,05 kuat;
* Signifikan pada p=0,10 lemah.
140
2013 Budi Santosa
DBH berpengaruh terhadap penurunan DBH adalah dana yang bersumber dari
jumlah kemiskinan daerah, tetapi pendapatan APBN yang dialokasikan
pertumbuhan ekonomi daerah tidak kepada daerah berdasarkan angka persentase
berpengaurh terhadap penurunan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
pengangguran dan kemiskinan daerah. rangka pelaksanaan desentralisasi. Sehingga
Selain itu, ternyata tidak terdapat pengaruh pengaruh DAK dan DBH terhadap
tidak langsung baik PAD, DAU, DAK, peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah
maupun DBH terhadap penurunan memang semestinya signifikan.
pengangguran maupun kemiskinan melalui Sementara itu, PAD dan DAU
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. berpengaruh terhadap penurunan jumlah
pengangguran daerah, sedangkan DAK dan
PEMBAHASAN DBH tidak berpengaruh terhadap penurunan
jumlah pengangguran daerah. Pengaruh
Penelitian ini menemukan PAD dan
PAD terhadap penurunan jumlah
DAU tidak berpengaruh terhadap
pengangguran di daerah dapat dilihat
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
sebagai keberhasilan PAD sebagai cermin
Penelitian Parhah (2002) dalam Setiyawati
dari produktivitas dan pendapatan akibat
dan Hamzah (2007) juga menemukan
kemunculan usaha baru (ekstensifikasi) atau
bahwa desentralisasi fiskal tidak
pula dapat terjadi ada perkembangan secara
berpengaruh terhadap pertumbuhan
intensifikasi yang menyerap banyak tenaga
ekonomi daerah. PAD merupakan salah satu
kerja. Sedangkan peran DAU dalam
sumber dana pembangunan yang
menurunkan pengangguran di daerah
memanfaatkan potensi daerah. Tidak
memang sudah sesuai dengan tujuannya
terdapat pengaruh yang signifikan dari
yakni untuk pemerataan keuangan antar
kebijakan dalam peningkatan PAD terhadap
daerah, membiayai kebutuhan pengeluaran
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah,
pemerintah daerah,dan memberi pelayanan
kemungkinan karena kebijakan dalam
yang lebih baik kepada publik dalam bentuk
penarikan PAD memberatkan masyarakat,
gaji PNS dan belanja pegawai lainnya.
dan pungutan PAD yang diperoleh, serta
Sementara tiadanya pengaruh DAK
penerimaan DAU dari pemerintah pusat
terhadap penurunan pengangguran di daerah
tidak didukung oleh pengeluaran pemerintah
bisa dimengerti mengingat penggunaan
yang tepat dan produktif serta menunjang
DAK yang lebih diarahkan untuk mendanai
untuk pertumbuhan ekonomi.
kegiatan khusus bersifat jangka panjang
DAK dan DBH berpengaruh terhadap
yang tidak berdampak pada penyerapan
peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
tenaga kerja secara langsung dalam waktu
Penelitian Pujiati (2008), juga menemukan
singkat. Demikian pula dengan Dana Bagi
bahwa DBH berpengaruh positif terhadap
Hasil (DBH).
pertumbuhan ekonomi daerah. Adi (2006)
Penelitian ini juga membuktikan bahwa
serta Lin dan Liu dalam Adi (2006),
PAD, DAU, DAK dan DBH berpengaruh
menemukan hasil yang sama bahwa DAK
terhadap penurunan jumlah kemiskinan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
daerah. Temuan ini sungguh
ekonomi daerah. Memang, didalam
menggembirakan mengingat sudah sangat
pengalokasiannya, DAK lebih difokuskan
sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan
pada kegiatan investasi pembangunan,
otonomi daerah yang memang ditujukan
pengadaan, peningkatan, dan perbaikan
meningkatkan kesejahteraan dan
sarana dan prasarana fisik dengan umur
kemakmuran masyarakat di daerah.
ekonomis yang panjang, termasuk
Pertumbuhan ekonomi daerah tidak
pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak
berpengaruh terhadap penurunan
termasuk penyertaan modal. Dengan adanya
pengangguran dan kemiskinan daerah.
pengalokasian DAK diharapkan dapat
Penelitian ini menunjukkan hasil yang
mempengaruhi belanja modal, karena DAK
berbeda dengan penelitian Setiyawati dan
cenderung akan menambah asset tetap yang
Hamzah (2007) yang menyimpulkan bahwa
dimiliki pemerintah guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif
pelayanan publik. Demikian juga dengan
terhadap kemiskinan. Okun dalam Putong
141
130 - 143 Jurnal Keuangan & Bisnis Juli
142
2013 Budi Santosa
143