Anda di halaman 1dari 10

KEMUHAMMADIYAHAN IV

LEMBAGA IJTIHAD MUHAMMADIYAH


KELOMPOK III

NUR ISMI (200311025)

ZULHULAIFAH
(200311007)

FITRIA (200311014)
SEJARAH TERBENTUKNYA LEMBAGA/MAJELIS TARJIH
MUHAMMADIYAH
Sejarah adanya majelis dalam Muhammadiyah dapat dilihat
dari dua kongres Muhammadiyah, yaitu kongres ke-16 dan
kongres ke-17. Dari kongres ini dapat disimpulkan bahwa
sesungguhnya gagasan perlunya dibentuk majelis tarjih
diputuskan pada kongres ke-16 di Pekalongan. Sedangkan pada
Kongres ke-17 di Yogyakarta, kepengurusan majelis tarjih dan
Qaidah Tarjih sebagai pedoman dalam bertarjih telah ditetapkan.
Jadi, secara resmi berdirinya Majelis Tarjih secara lengkap, baik
Qaidah dan kepengurusan memang terbentuk pada tahun 1928,
yaitu pada saat Kongres Muhammadiyah ke-17.
kelahiran suatu Majelis Tarjih tidak vakum dari suatu
masalah yang mengitarinya. Sebab, kelahirannya
sesunguhnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
warga Muhammadiyah yang hidup di tengah perubahan
sebagai akibat dari perkembangan Muhammadiyah itu
sendiri. Hal yang melatarbelakangi didirikannya majelis
tarjih Muhammadiyah adalah karena polemik yang
terjadi antara masyarakat Muhammadiyah itu sendiri
serta untuk kepentingan ijtihad untuk masalah masalah
yang tidak bisa diselesaikan dengan jalan hukum yang
ada, makanya dibenttuklah suatu bagian yang mengatur
urusan itu untuk kepentingan itu.
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG MAJELIS TARJIH
MUHAMMADIYAH

Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas


pokok:
Mengembangkan dan menyegarkan pemahaman dan pengalaman ajaran
Islam dalam kehidupan masyarakat yang multikultural dan kompleks.
Mensistematisasi metodologi pemikiran dan pengalaman Islam sebagai
prinsip gerakan tajdid dalam gerakan Muhammadiyah.
Mengoptimalkan peran kelembagaan bidang tajdid, tarjih dan pemikiran
Islam untuk selalu proaktif dalam menjawab masalah riil masyarakat yang
sedang berkembang.
Mensosialisasikan produk-produk tajdid, tarjih dan pemikiran keislaman
Muhammadiyah ke seluruh lapisan masyarakat.
Membentuk dan mengembangkan pusat penelitian, kajian, dan informasi
bidang tajdid pemikiran Islam yang terpadu dengan bidang lain.
Tugas dan wewenang Majelis tarjih
Dalam Kaidah Lajnah Tarjih yang disusun oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah pada tahun 1971, dalam pasal 2 disebutkan bahwa tugas
Lajnah Tarjih adalah sebagai berikut:
 Menyelidiki dan memahami ilmu agama Islam untuk memperoleh

kemurniannya.
 Menyusun tuntunan Aqidah, Akhlak, Ibadah, dan Mu’amalah

Dunyawiyyah.
 Memberi fatwa dan nasihat, baik atas permintaan maupun Tarjih

sendiri memandang perlu.


 Menyalurkan perbedaan pendapat/faham dalam bidang keagamaan ke
arah yang lebih maslahat.
 Mempertinggi mutu ulama.

 Hal-hal lain dalam bidang keagamaan yang diserahkan oleh Pimpinan

Persyarikatan.  
Selain itu, berdasarkan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
nomor 08/SK-PP/I.A/8.c/2000, Bab II Pasal 4 sebagai berikut:
 Mempergiat pengkajian dan penelitian ajaran Islam dalam
pelaksanaan tajdid dan antisipasi terhadap perkembangan
masyarakat.
 Menyampaikan fatwa dan pertimbangan kepada Pimpinan
Persyarikatan guna menentukan kebijaksanaan dalam
menjalankan kepemimpinan serta membimbing umat,
khususnya anggota dan keluarga Muhammadiyah.
 Mendampingi dan membantu Pimpinan Persyarikatan dalam
membimbing anggota melaksanakan ajaran Islam.
 Membantu Pimpinan Persyarikatan dalam mempersiapkan dan
meningkatkan kualitas ulama.
 Mengarahkan perbedaan pendapat atau faham dalam bidang
keagamaan ke arah yang lebih maslahat.
SYARAT KEANGGOTAAN MAJELIS TARJIH MUHAMMADIYAH

Anggota biasa harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut:
 Warga negara Indonesia beragama islm

 Laki-laki atu perempun berumur 17 tahun atau sudah


menikah
 Menyetujui maksud dan tujuan Muhammadiyah
 Bersedia mendukung dan melaksanakan usaha-usaha
muhammadiyah
 Menaftarkan diri dan membayar uang pangkal
Anggota luar biasa ialah:
 Seseorang bukan warga negara Indonesia
 Beragama islam
 Setuju dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah

 Bersedia mendukung amal usahanya

Anggota kehormatan ialah seseorang beragama islam,


berjasa terhadap muhammadiyah dan atau karena
kewibawaan dan keahliannya diperlukan atau bersedia
membantu muhammadiyah.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai