TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Nyeri
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal
tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien
(Asmadi, 2008).
merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik
dan mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual dan pada
2. Tingkat Nyeri
2) Memejamkan mata
3) Meringis
4) Merintih
5) Berkeringat
2) Menjerit kuat
3) Berkeringat sekali
4) Tampak pucat
5) Sangat gelisah
lain.
2) Tahap perkembangan
nyeri yang mereka rasakan dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini
prevalensi nyeri pada individu lansia lebih tinggi karena penyakit akut
atau kronis yang mereka derita. Walaupun ambang batas nyeri tidak
nyeri yang mereka rasakan akan mengalami penurunan rasa takut dan
a. Provoking Incident
mengatasi nyeri.
c. Region
Letak lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan cepat dan tepat oleh
klien, apakah rasa sakit menjalar, menyebar, dan pada bagian mana saja
yang sakit.
daerah yang tidak sakit ke sebelah kiri dan sebelah batas yang
paling sakit.
Tidak Nyeri
Nyeri Hebat
3)Pain Numerical Rating Scale (PNRS) sama dengan VAS hanya diberi
skor 0-10 daerah yang paling sakit dan kemudian diberi skala
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
e. Time
(Brunner & Suddarth, 2001). Harry (2008) menyatakan bahwa nyeri pada
dan ligamen. Nyeri jenis ini berhubungan dengan konsep nyeri sistem
Selekta, 2014).
sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris (Chairuddin, 2003 dalam
Nurarif, 2015).
2. Klasifikasi RA
c. Osteoatritis (OA)
persendian (periartikular).
ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur dan ulserasi yang dalam pada
penyakit ini, yaitu : usia lebih dari 40 tahun, jenis kelamin wanita lebih
kepadatan tulang.
d. Artritis Gout
gout akut.
makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu
senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel)
b. Endokrin
c. Autoimun
d. Metabolik
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II,
4. Manifestasi Klinis
pagi hari. Pergelangan tangan pasien sering mengalami hal ini, dengan
sindrom carpal tunnel. Kelompok ini mewakili suatu penyakit yang dapat
5. Patofisiologi
orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang
dapat digerakkan.
licin serta ulet untuk gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam
sendi hingga kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga kelainan
respons imun.
1. Pengertian Kemandirian
pribadi yang masih aktif. Seseorang lansia yang menolak untuk melakukan
dailiy living. Menurut Setiadi (2000), Activity of daily Living (ADL) ada 2
terhadap aktivitas yang dilakukan rutin oleh manusia setiap hari. Aktivitas
transportasi. Skala ADL terdiri atas skala ADL dasar atau Basic Activity of
Daily Living (BADLs), Instrumental or Intermediate Activity of Daily Living
(IADLs), dan Advanced Activity of Daily Living (AADLs). Skala ADL dasar
care), dan hanya mewakili rentang (range) yang sempit dari kinerja
instrument ukur yang telah teruji validitasnya untuk mengukur ADL dasar
cara mengatasi dan memperbaiki status fungsional dasar tersebut. Skor ADL
dasar dari setiap pasien lansia harus diikuti dan dipantau secara
2. Tingkat Kemandirian
a. Tingkat Kemandirian
lingkungannya.
2) Tingkat komformistik
nyata).
pujian.
e) Menyamarkan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya
intropeksi.
4) Tingkat seksama(conscientious)
ini adalah:
tindakan.
penilaian diri.
menguntungkan).
5) Tingkat induvidualistik
kehidupan.
dirinya.
6) Tingkat mandiri
seseorang).
a. Kondisi Kesehatan
mereka yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup
fisik (Hurlock,2006).
b. Kondisi Ekonomi
seperti dulu lagi maka mereka dengan terpaksa harus menghentikan atau
yang mereka terima sedikit, tetapi mereka puas yang luar biasa. Karena
ternyata dirinya masih berguna bagi orang lain. Lanjut usia yang tidak
lain seperti makan, pakaian, kesehatan atau kebutuhan untuk acara sosial
(Hurlock, 2005).
c. Kondisi Sosial
mereka dan tanggung jawab anak terhadap orang tua yang menyebabkan
lanjut usia menjadi mandiri. Tanggung jawab anak yang telah dewasa
baik yang telah berumah tangga maupun yang belum, atau yang tinggal
satu rumah, tidak tinggal satu rumah tetapi berdekatan tempat tinggal
usia seperti kebutuhan sandang, pangan, kesehatan dan sosial. Hal ini
sebagai tanda terimakasih atas jerih payah orang tua yang telah
Katz untuk ADL yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau
b. Berpakaian
c. Toileting
menggunakan pispot.
d. Berpindah
2) Bergantung : bantuan dalam naik dan turun dari tempat tidur atau
e. Kontinen
D. Lansia
1. Defenisi Lansia
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
diderita.
mengenai umur yakni Usia pertengahan (middle age) (45-59 tahun), Lanjut
usia (elderly) (60-74 tahun), Lanjut usia tua (old) (75-90 tahun), Usia sangat
tua (very old) (di atas 90 tahun) dan dapat disimpulkan bahwa yang disebut
lanjut usia adalah orang yang telah berumur 60-65 tahun ke atas (Nugroho,
2008).
berikut:
muskuloskeletal.
dari anak dan cucu, perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah
dan paha. Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang
tersebut.
e. Kifosis.
berkurang).
lamban , otot kram dan menjadi tremor (perubahan pada otot cukup
(Nugroho,2008)
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Saraf
Kardiovaskuler
Pernafasan
Indra
Integument
Muskuloskeletal
Perubahan musculoskeletal
(sendi)
Kemandirian lansia dalam
melakukan ADL (Activity Daily
Living)
Kondisi kesehatan
Mandi
Nyeri Reumatoid Artritis Berpakaian
Makan
Toileting
Berpindah
Kondisi ekonomi
Kontinen
Kondisi sosial