Anda di halaman 1dari 3

FIQIH MUAMALAT II

TUGAS EVALUASI 1
NAMA : HARDILAH PAUSIYANTI
KELAS : MPS 2018 B
NIM : 41802012

Soal dan jawaban

1 Sebutkan jenis-jenis akad yang berbasis hutang ( debt based financing) dan yang berbasis
modal (capital based financing)
Jawab :
Akad yang berbasis hutang (debt based financing) :
1) Akad wadi’ah
2) Akad salam
3) Akad istishna
4) Akad qardh
5) Akad ijaroh
6) Akad wahalah
7) Akad mudharabah
Akad yang berbasis modal (capital based financing):
1) Akad musyarakah
2) Akad wakalah bil istitsmar
3) Akad murabahah

2 Jelaskan apa yang dimaksud dengan syirkah Al-ibahah, dan berikan contoh jenis syirkah
tersebut
Jawab :
Syirkah Al-ibahah adalah orang pada umumnya berserikat dengan hak milik untuk
mengambil atau menjaga sesuatu yang mubah yang pada asalnya tidak dimiliki oleh
seorangpun.
Contohnya : hutan, lautan, sungai
3 Mengapa cara pembagian keuntungan dalam akad musyarakah dan mudharabah di
indonesia masih menggunakan sistem revenue sharing dan belum menggunakan PLS
(profit lost sharing).
Jawab :
Konsep revenue sharing adalah besaran yang diacu jasa dari suatu produksi. Hal
itu berarti bahwa pembagian hasil usaha itu dilakukan ketika pada perkalian antara
jumlah output yang dihasilkan dari kegiatan produksi dikalikan dengan harga barang
atau mendapat laba kotor dari usaha. Jadi biaya operasonal usaha seperti zakat, pajak,
cicilan hutang serta service charge dibebankan kepada mudharib atau pengelola. Hal
itu tentunya sangat merugikan bagi mudharib, karena dia harus menanggung biaya
operasional yang seharusnya ditanggung oleh shahibul maal. Jika kejadiaanya
demikian maka hal itu mendhalimi pihak lain. Hal itulah yang ingin dihapuskan oleh
Islam. Bentuk pembagian hasil usaha yang lain adalah profit sharing, yaitu selisih
antara revenue dan biaya operasional untuk suatu produksi. Baik konsep revenue
sharing maupun profit sharing, semua kerugian yang terjadi pada bisnis yang
disepakati ditanggungkan kepada mudharib. Hal itu tentu tidak ada keadilan sama
sekali.
Pada dasarnya kedua pihak sama-sama menanggung kerugian, namun bentuk
kerugian yang ditanggung oleh keduanya berbeda, sesuai dengan obyek mudharabah
yang dikontribusikannya. Bila yang dikontribusikannya adalah uang, maka resikonya
adalah hilangnya uang tersebut. Sedangkan bila yang dikontribusikannya adalah kerja,
maka resikonya adalah hilangnya kerja, usaha dan waktu dengan tidak mendapat hasil
apapun atas jerih payahnya selama berusaha.
PLS bank memberikan 100% modalnya tanpa jaminan apapun sehingga jika usaha
yang dijalankan nasabah rugi dan bank juga akan ikut rugi dan bank juga harus
memberikan keuntungan modalnya kepada si pemberi dana/modal, sedangkan jika
dengan sistem revenue sharing bank tidak ikut rugi karena nasabah memberi jaminan
dalam pinjaman kepada bank sehingga bank memberi keuntungan modal kepada
pemberi dana tanpa di potong biaya apapun.

4 jelaskan maksud dari syirkah inan dan syirkah wujuh

Jawab :
 Syirkah inan Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dengan harta masing-
masing untuk dikelola oleh mereka sendiri, dan keuntungan dibagi di antara
mereka, atau salah seorang sebagai pengelola dan mendapat jatah keuntungan lebih
banyak daripada rekannya.
Contohnya: A dan B pengrajin atau tukang kayu. A dan B sepakat
menjalankan bisnis dengan memproduksi dan menjualbelikan meubel.
Masing-masing memberikan konstribusi modal sebesar Rp.50 juta dan keduanya
sama-sama bekerja dalam syirkah tersebut. Dalam syirkah ini, disyaratkan modalnya
harus berupa uang (nuqd); sedangkan barang ('urdh), misalnya rumah atau mobil,
tidak boleh dijadikan modal syirkah, kecuali jika barang itu dihitung nilainya pada
saat akad.
Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung oleh
masing-masing mitra usaha (syark) berdasarkan porsi modal. Jika, misalnya, masing-
masing modalnya 50%, maka masing-masing menanggung kerugian sebesar 50%.
 Syirkah Wujuh Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki
reputasi dan nama baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara
kredit (hutang) dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai,
lalu keuntungan yang didapat dibagi bersama atas dasar kesepakatan di antara
mereka.

Contohnya: A dan B adalah tokoh yang dipercaya pedagang.

Lalu A dan B ber-syirkah wujh, dengan cara membeli barang dari seorang
pedagang (misalnya C) secara kredit. A dan B bersepakat, masing-masing
memiliki 50% dari barang yang dibeli. Lalu keduanya menjual barang tersebut dan
keuntungannya dibagi dua, sedangkan harga pokoknya dikembalikan kepada C
(pedagang). Dalam syirkah wujh ini, keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan,
bukan berdasarkan prosentase barang dagangan yang dimiliki; sedangkan kerugian
ditanggung oleh masing-masing mitra usaha berdasarkan prosentase barang
dagangan yang dimiliki, bukan berdasarkan kesepakatan.

Anda mungkin juga menyukai