Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN ll

‘‘Hybrid Financing’’

Disusun Oleh:

Nama : Frans Paulus D Sidabutar (20405686)


Prodi : Akuntansi Sore A
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan ll
Dosen Pengampun : Ruth Tridianty Sianipar,S.E., M.Ak

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


SULTAN AGUNG
PEMATANGSIANTAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul ‘‘Hybrid Financing’’. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk

membantu mahasiswa untuk memahami mengenai pengertian hybrid

financing serta menghitung hybrid yang didapat dari investasi.

Penulis berharap, dengan adanya makalah ini dapat membantu

teman mahasiswa untuk lebih memahami bagaimana cara menentukan

hybrid financing .

Penulis memahami bahwa masih terdapat kekurangan dalam

makalah ini, oleh karena itu penulis ingin meminta maaf jika makalah ini

masih banyak kekurangan. Penulis berharap makalah ini dapat

bermanfaat.

Terimakasih.

Pematang Siantar, 15 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB l PENDAHULUAN.......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………... 1

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………. 1

1.3. Tujuan………………………………………………………….. 1

BAB ll PEMBAHASAN ……………………………………………………. 2

2.1. Definisi Hybrid Financing …………………………………… 2

2.2. Tujuan Hybrid Financing……………………………………. 2

2.3. Jenis-jenis Hybrid Financing ……………………………….. 2

2.3.1. Saham Preferen……………………………………... 2

2.3.2. Leasing……………………………………………….. 4

2.3.3. Opsi………………………………………………….… 5

2.3.4. Waran…………………………………………………. 5

2.3.5. Obligasi Konvertibel………………………………… 6

BAB lll PENUTUP………………………………………………………… 8

3.1. Kesimpulan………………………………………………….. 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 9

ii
BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Disamping kepemilikan (saham), perusahaan bisa menerbitkan

instrument utang. Instrument utang bisa mempunyai jangka waktu panjang

dan pendek. Instrument keuangan derivative bisa diartikan sebagai

instrument keuangan yang nilainnya tergantung dari (diturunkan, derive

from) nilai asset yang menjadi dasarnya (underlying asset). Instrument

derivate relative belum banyak diperdagangkan di Indonesia, tetapi

instrument tersebut mempunya potensi yang besar untuk membantu

manajemen resiko. Dengan demikian, pemahaman mengenai instrument

ini akan sangat bermanfaat,meskipun belum bisa langsung diaplikasikan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi hybrid financing ?

2. Apa tujuan dari hybrid financing?

3. Apa saja jenis-jenis hybrid financing?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari hybrid financing

2. Untuk mengetahui tujuan hybrid financing

3. Untuk mengetahui jenis-jenis hybrid financing

1
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Hybrid Financing

Hybrid Financing adalah instrument keuangan yang mengambil

beberapa karakteristik hutang dan beberapa katakteristik ekuitas.

Sederhannya, keamanan finansial yang memiliki karakteristik utang dan

ekuitas.

Utang merupakan kewajiban yang harus dibayar karena adanya

transaksi pembelian suatu barang atau jasa secara kredit, dan harus

dibayar dalam jangka waktu tertentu, sedangkan ekuitas adalah hak

pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas (kewajiban)

dalam neraca.

2.2. Tujuan Hybrid Financing

Hybrid Financing sering digunakan untuk menghindari pajak (tax

avoidance) melalui profit shifting yang mengakibatkan dasar pengenaan

pajak dalam negeri suatu negara bisa terkikis (Base Erosion Effect).

2.3. Jenis-jenis Hybrid Financing

2.3.1. Saham Preferen

Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi memiliki

karakteristik obligasi, dimana pemegang saham preferen memperoleh

dividen, namun deviden tersebut seperti bunga yang besarnya tetap.

Biasanya besarnya sejumlah presentase tertentu dari nilai nominal saham

2
3

preferen untuk tiap periode. Pada waktu saham preferen diterbitkan

pertama kali, harga jual akan ditetapkan mendekati harga nominalnya.

Jika saham preferen dijual di pasar sekunder, maka harga pasar saham

preferen akan berfluktuasi.

Jika perusahaan tidak bisa membayar dividen saham preferen,

perusahaan tidak bisa dinyatakan bangkrut. Apabila dividen saham

preferen tidak dibagikan, dividen bisa diakumulasikan sampai terbayar

semuanya yang biasanya dinamankan dengan saham preferen kumulatif.

Sama seperti utang, saham referen memperoleh pendapatan yang tetap,

tetapi resiko saham preferen lebih tinggi dibadingkan dengan resiko

pemegang utang dan lebih rendah dibandingkan dengan resiko saham

biasa(dari sudut pandang investor).

Dari sudut pandang perusahaan, saham preferen memiliki

keuntungan karena beberapa hal,yaitu :

1. Karena saham preferen bukan merupakan utang, penggunaan utang

bisa dilakukan oleh perusahaan.

2. Berbeda dengan utang, jika dividen saham tidak dibayarkan,

perusahaan tidak bisa dibangkrutkan.

3. Kendali atas perusahaan biasanya masih di tangan pemegang saham.

Meskipun begitu, saham preferen juga memiliki beberapa

kelemahan dari sudut pandang perusahaan. Kelemahan utama adalah

dengan utang ,dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham

preferen akan diperlakukan sebagai pembayaran earning. Karena itu


4

pembayaran dividen saham preferen tidak bisa dipakai sebagai

pengurang pajak. Dari segi perusahaan hal semacam ini akan menaikkan

biaya modal sesudah pajak menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan

biaya modal utang.

2.3.2. Leasing

Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan

(lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Perjanjian

menetapkan bahwa penyewa memiliki hak untuk menggunakan aset

tertentu, kemudian sebagai imbalannya, penyewa membayar sejumlah

kas tertentu yang tetap setiap periodenya ke pihak yang menyewakan.

Pihak yang menyewakan bisa pihak yang memproduksi aset tersebut.

Leasing sendiri terdapat dua macam, direct leasing serta sales-type

leasing.

1. Penentuan Besarnya Sewa

Pendapatan perusahaan leasing diperoleh dari penghematan pajak

melalui depresiasi dan biaya sewa. Depresiasi bisa dipakai sebagai

pengurang pajak, kemudian penghematan pajak karena depresiasi

tersebut bisa dihitung present-valuenya.

2. Keputusan Sewa Versus Beli

Jika pasar modal sempurna, maka leasing maupun pinjaman utang

memiliki hasil yang sama. Dengan kata lain, perusahaan akan

indifferent antara Leasing dengan utang. Tetapi jika ada


5

ketidaksempurnaaan pasar, maka leasing bisa menjadi alternative

sumber dana yang lebih menarik dibandingkan dengan utang.

2.3.3. Opsi

Instrument forward maupun futures mempunyai potensi kerugian yang

tidak terbatas. Potensi kerugian tersebut merupakan hal yang tidak disukai

oleh kebanyakan orang. Karena itu akan lebih baik jika potensi kerugian

tersebut dihilangkan atau dibatasi. Instrumen keuangan opsi diciptakan

dengan tujuan semacam itu. Ada dua jenis opsi, yaitu: opsi call dan opsi

put. Opsi call bisa didenfinisikan sebagai hak untuk membeli aset pada

harga tertentu. Harga tertentu tersebut juga sebagai harga eksekusi.

2.3.4. Waran

Waran adalah sekuritas yang memberi pemegang sekuritas hak,

bukan kewajiban, untuk membeli saham langsung dari perusahaan

dengan harga tertentu selama periode tertentu. Waran akan menyebutkan

jumlah saham yang bisa dibeli, harga eksekusi, dan tanggal jatuh tempo.

Waran biasanya diterbitkan bersama dengan obligasi. Biasanya waran

bisa langsung dipisahkan dari obligasi tersebut

Sebagai contoh, suatu perusahaan menerbitkan obligasi dengan

waran yang memberi hak untuk membeli 0,25 saham baru, dengan harga

waran adalah Rp.100,00 per waran. Jatuh tempo adalah Desember

31,2002. Jika seorang investor ingin mengeksekusi haknya, maka ia akan

mengeksekusi 4 waran (1/0,25) dengan jumlah yang dibayarkan adalah


6

Rp.400,00 (4xRp.100,00) untuk membeli satu saham. Harga eksekusi

untuk perusahaan tersebut dengan demikian adalah Rp.400,00

Dengan karakteristik semacam itu, waran bisa diperbandingkan

dengan opsi call. Ada beberapa perbedaan,antara lain: opsi pertama

dikeluarkan bukan oleh perusahaan, sedangkan waran dikeluarkan oleh

perusahaan. Jika waran di eksekusi, maka ada saham baru yang

dikeluarkan, dan jumlah saham yang beredar akan bertambah.

Sebaliknya, jika opsi di eksekusi tidak ada perubahaan dalam jumlah

lembar saham yang beredar. Jika pembeli opsi call mengeksekusi haknya,

maka penjual opsi akan menyediakan saham untuk pembeli opsi call

tersebut. Dengan demikian saham berpindah tangan, tidak ada saham

baru yang diterbitkan.

2.3.5. Obligasi Konvertibel

Obligasi konvertibel adalah obligasi yang memberi hak kepada

pemiliknya untuk menukar obligasinya menjadi saham, dengan rasio

pertukaran yang tertentu. Setiap saat sampai jatuh temponya obligasi

tersebut. Jika harga saham lebih tinggi di bandingkan dengan nilai

nominal obligasi, maka akan lebih menguntungkan jika obligasi konvertibel

tersebut di tukar menjadi saham.

1. Menerbitkan waran atau konvertibel

Waran atau konvertibel memberi anis, sehingga tingkat bunga yang di

tawarkan oleh perusahaan bisa lebih rendah dibandingkan dengan

tingkat bunga tanpa pemanis.


7

2. Perbandingan dengan obligasi

Misalkan perusahaan memilih menerbitkan waran/konvertibel di

bandingkan obligasi biasa. Ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap

harga saham di masa mendatang mengalami naik dan turun. Jika harga

saham naik, perusahaan akan senang karena kenaikan saham

tersebut. Tetapi di lain pihak, pemegang obligasi akan menukar

waran/konvertibel-nya menjadi saham karena harga saham lebih tinggi

dengan harga obligasi.

3. Perbandingan Saham

Perusahaan memilih menerbitkan waran/konvertibel di bandingkan

saham. Ada dua kemungkinan harga saham di masa mendatang naik

atau turun. Jika harga saham naik perusahaan akan memperoleh

keuntungan dengan penerbitan waran/konvertibel tersebut.


BAB lll

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi karakteristik

obligasi, dimana pemegang saham preferen memperoleh dividen, namun

dividen tersebut seperti bunga yang besarnya tetap. Biasanya besarnya

sejumlah presentase tertentu dari nilai nominal saham preferen untuk tiap

periode. Pada waktu saham preferen diterbitkan pertama kali, harga jual

akan ditetapkan mendekati harga nominalnya. Jika saham preferen dijual

di pasar sekunder, maka harga pasar saham preferen akan berfluktuasi.

Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan

(lessor) dengan pihak menyewa aset tertentu (lessee). Perjanjian

menetapkan bahwa penyewa memiliki hak untuk menggunakan aset

tertentu, kemudian sebagai imbalannya, penyewa membayar sejumlah

kas tertentu yang tetap setiap periodenya ke pihak yang menyewakan.

Pihak yang menyewakan bisa pihak yang memperoduksi aset tersebut,

bisa juga pihak independen yang membeli aset dari perusahaan yang

memperoduksi aset tersebut.

Ada dua jenis opsi, yaitu opsi call dan opsi put. Opsi call bisa

didenfinisikan sebagai hak untuk membeli aset pada harga tertentu. Harga

tertentu tersebut disebut juga sebagai harga eksekusi

8
DAFTAR PUSTAKA

(Toduho and Manossoh, 2020) Manajemen keuangan,Edisi l ,Yogyakarta:

BPFE

(Hasanah, 2012) . Manajemen keuangan, Gramedia Widiasarana

Indonesia

Anda mungkin juga menyukai