Anda di halaman 1dari 5

Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada

nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan

tersebut antara lain berupa :

(a) Hiwalah

Hiwalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain

yang wajib menanggungnya. Dalam istilah Islam merupakan pemindahan beban hutang

darimuhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang

berkewajiban membayar hutang.[25] Kontrakhawalah dalam perbankan biasanya

diterapkan pada factoring (anjak piutang), post-dated check, dimana bank bertindak

sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut.

Hanafi membedakan  hiwalah menjadi dua jenis, yaitu:

1)      Hiwalah mutlaqah, yaitu seseorang memindahkan hutangnya kepada orang lain dan tidak

mengaitkan dengan hutang yang ada pada orang itu. Menurut ketiga mazhab lain

kalau muhal ala’ih tidak punya hutang kepadamuhil, maka hal ini sama

dengan kafalah, dan ini harus dengan keridhaan tiga pihak.

2)      Hiwalah muqayyadah, seseorang memindahkan utang dan mengaitkan dengan piutang

yang ada padanya. Inilah hiwalah yang boleh (jaiz) berdasarkan kesepakatan para ulama.

[26]

Dalam mengaplikasikan akad hiwalahpada produk perbankan syariah ini paling

tidak terdapat tiga pihak yang diantaranya diikat dengan perjannian. Ketiga pihak
tersebut, yaitu bank sebagai faktor (muhal ‘aliah), nasabah selaku klien (muhil), dan

pihak yang mempunyai hutang kepada nasabah (customer).

(b) Kafalah

Kafalah ialah menjadikan seseorang sebagai penjamin (kafil) dalam pelunasan

atau pembayaran (hutang) yang menjadi tanggungjawab orang lain. Dengan kata

lainkafalah berarti jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga

untuk memenuhi kewajiban pihak kedua yang menjadi tanggungannya.[27] Jaminan yang

diberikan oleh orang lain selaku pihak ketiga ini dikenal dengan

istilah borgtocht atau personal guaranty.[28] Dalam praktiknya penanggungan hutang ini

dapat dilaksanakan perorangan, ataupun oleh institusi perbankan (bank guaranty).

Aplikasi kafalah pada perbankan berdasarkan kepada jenis kafalah tersebut,

diantaranya:

1)      Al-Kafalah bi al-nafs yaitu akad yang memberi jaminan kepada individu, misal, seorang

nasabah yang mendapat pembiayaan dari bank dengan jaminan nama baik dan ketokohan

(pemuka masyarakat). Walaupun bank secara fisik tidak memegang sesuatu apapun, tetapi

bank berharap penjamin tersebut dapat mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang

dibiayai mengalami kesulitan.

2)      Al-Kafalah bi al-mal, ialah jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang.

3)      Al-Kafalah bi al-taslim, jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin pengembalian

atas barang yang disewa, pada saat berakhirnya masa penyewaan. Jenis pemberian

jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank untuk kepentingan nasabah dalam kerja sama

dengan perusahaan penyedia jasa penyewaan (leasing company). Jaminan pembayaran

oleh bank dapat berupa deposito atau tabungan dan bank dapat membebankan upah

kepada nasabah.

4)      Al-kafalah al-munjazah adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi masanya untuk

kepentingan atau tujuan tertentu. Salah satu bentuk al-kafalah al-munjazah adalah

pemberian jaminan dalam bentuk performance bonds yaitu jaminan yang dikeluarkan oleh


bank, karena permintaan nasabahnya untuk kepentingan pihak ketiga (pemilik projek)

sebagai mitra kerja. Permintaan jaminan disebabkan kekhawatiran nasabah terhadap

mitra kerja apabila ia ingkar janji dalam menyelesaikan sesuai dengan perjanjian. Hal ini

biasa dilakukan oleh perbankan dan hal ini sesuai dengan bentuk akadnya.

5)      Al-kafalah al-ma’allaqah, yaitu jaminan yang merupakan penyederhanaan dari al-kafalah

al-munjazah baik oleh industri perbankan maupun perusahaan asuransi.[29]

(c) Wakalah

Istilah wakalah menurut bahasa berarti menyerahkan dan menjaga.

Pengertian wakalahmenurut syara’ berarti menyerahkan kekuasaan kepada orang lain

untuk dikerjakan.[30] Islam mensyariatkan wakalah karena manusia membutuhkannya.

Tidak setiap orang mempunyai kemampuan atau kesempatan untuk menyelesaikan segala

urusannya sendiri. Pada suatu kesempatan, seseorang perlu mendelegasikan pekerjaan

kepada orang lain untuk mewakili dirinya.

Pemberian kuasa (wakalah) secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu

perjanjian dimana seseorang mendelegasikan atau menyerahkan sesuatu wewenang

(kekuasaan) kepada seseorang yang lain untuk menyelenggarakan sesuatu urusan, dan

orang lain tersebut menerimanya, dan melaksanakannya untuk dan atas nama pemberi

kuasa. Dalam perbankan, nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.

Dalam fiqih berdasarkan ruang lingkupnya, wakalah dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu:

1)      Wakalah al mutlaqah, yaitu mewakilkan secara mutlak, tanpa batasan waktu dan untuk

segala urusan.

2)      Wakalah al muqayyadah, yaitu penunjukan wakil untuk bertindak atas namanya dalam

urusan-urusan tertentu.
3)      Wakalah al ammah, perwakilan yang lebih luas dari al-muqayyadah tetapi lebih

sederhana darial-mutlaqah.[31]

(d) Gadai

Rahn menurut syariah adalah menahan sesuatu dengan cara yang dibenarkan yang

memungkinkan ditarik kembali. Rahn juga bisa diartikan menjadikan barang yang

mempunyai nilai harta menurut pandangan syariah sebagai jaminan hutang, sehingga

orang yang bersangkutan boleh mengambil hutangnya semuanya atau sebagian. Dengan

kata lain rahnadalah akad berupa menggadaikan barang dari satu pihak ke pihak lain,

dengan utang sebagai gantinya.

Barang gadai berada dalam kekuasaan pemberi jaminan sampai seluruh hutang

dibayarkan. Jika hutang telah diselesaikan oleh pemberi jaminan, maka barang gadai

dapat lepas. Orang yang menggadaikan tidak mempunyai hak untuk memanfaatkan barang

gadai, baik melalui pemakaian, penggunaan tempat, sewa, peminjaman, dan sebagainya

tanpa seizin pihak yang meminjamkan uang. Demikian juga dengan pihak yang

meminjamkan uang tidak dapat memiliki barang itu tanpa seizin pihak yang

menggadaikan. [32] Pihak yang menggadaikan tidak memiliki hak jual dan hibah atas

barang gadai.

Rahn yang ada di dalam perbankan syariah dapat diartikan sebagai

menahan assetnasabah sebagai jaminan tambahan pada pinjaman yang dikucurkan oleh

pihak bank.Rahn termasuk salah satu jenis akad pelengkap, sedangkan dalam konteks

perusahaan umumrahn merupakan produk utama.

(e) Sharf

Secara harfiah sharf diartikan sebagai penambahan, penukaran, penghindaran,

pemalingan, atau transaksi jual beli. Adapun secara istilah sharf adalah perjanjian jual

beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli mata uang asing (valuta asing),

dapat dilakukan baik dengan sesama mata uang yang sejenis (misalnya rupiah dengan

rupiah) maupun yang tidak sejenis (misalnya rupiah dengan dolar atau sebaliknya).
Pendapat lain mengatakan bahwa Sharf adalah transaksi pertukaran antara emas dengan

perak atau pertukaran valuta asing, dimana mata uang asing dipertukarkan dengan mata

uang domestik atau dengan mata uang asing lainnya.

Aplikasi dalam lembaga keuangan:sharf dilakukan dalam dua

macam, pertamadalam bentuk bank notes (uang kertas fisik); yang kedua, melalui

transfer.[33] Akad sharfdipraktikkan oleh bank syariah dalam produk jasa berupa tukar-

menukar mata uang asing dengan mendasarkan pada kurs jual dan kurs beli suatu mata

uang. Pihak bank akan mendapatkan imbalan berupa selisih antara kurs jual dan kurs beli

yang ada, ditambah dengan biaya-biaya administrasi yang besarnya ditentukan sesuai

dengan kebijakan bank yang bersangkutan.

(f) Al-Joalah

Bentuk jasa pelayanan ini tidak disebutkan dalam ketentuan PBI, baik untuk Bank

Umum Syariah ataupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Namun, dalam PBI tersebut tidak

menutup kemungkinan untuk melakukan kegiatan usaha lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan syariah.

Al-Joalah, yaitu jasa pelayanan pesanan/permintaan tertentu dari nasabah,

misalnya untuk memesan tiket pesawat atau barang dengan menggunakan kartu debit atau

kredit/cek/transfer. Atas jasa pelayanan ini bank memperoleh fee.[34]  

(g) ljarah

Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe deposit box)

dan jasa tata-laksana administrasi dokumen (custodian). Bank dapat imbalan sewa dari

jasa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai