Anda di halaman 1dari 16

Akuntansi Transaksi Salam dan Salam Pararel

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata


Kuliah Akuntansi Perbankan Syari’ah
Dosen pengampu : Nurbaeti Affandie, S.Pd., M.M

Disusun oleh :
Asri Aulia Rohadatul Aisyah
Dadan Darul Q
Ikhsan Nurdin
Monica Angela
Siti Novianty

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM KH RUHIAT CIPASUNG


2022/2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Pencipta alam semesta Allah SWT,
sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, keluarga dan seluruh umatnya.
Berkat pertolongan Allah kami mampu menyelesaikan makalah ini, demi
memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Perbankan Syari’ah dan kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.

Tasikmalaya, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................1
BAB II..................................................................................................1
PEMBAHASAN..................................................................................1
A. DEFINISI DAN PENGGUNAAN............................................1
B. KETENTUAN SYAR’I, RUKUN SYARAT TRANSAKSI
DAN PENGAWASAN TRANSAKSI.............................................2
C. ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARAREL.....4
D. CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI....................................5
E. TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN
TRANSAKSI....................................................................................7
F. PENYAJIAN TRANSAKSI DALAM LAPORAN
KEUANGAN..................................................................................11
G. CONTOH SOAL......................................................................11
BAB III...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penerapan transaksi salam dalam perbankan syariah tergolong sedikit,
bahkan sebagian dari bank-bank syariah tidak menawarkan skema transaksi ini.
Walaupun demikian, transaksi salam tetap harus dikembangkan di Indonesia
begitu juga penerapannya. Untuk dapat menerapkan transaksi salam, maka kita
perlu mengetahui hal-hal yang harus dipelajari tentang transaksi ini. Tidak hanya
sekadar memahami dan terampil dalam teori, melainkan diperlukan juga untuk
mahir dalam pelaksanaan transaksi ini serta pengembangannya kepada seluruh
masyarakat khususnya umat muslim agar mereka mengetahui bahwa banyak
manfaat yang diperoleh dalam penggunaan transaksi salam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi dan Penggunaan
2. Ketentuan Syar’I, Rukun Syarat Transaksi dan Pengawasan Transaksi
3. Alur Transaksi Salam dan Salam Pararel
4. Cakupan Standar Akuntansi
5. Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi
6. Penyajian Transaksi dalam Laporan Keuangan
7. Contoh Soal

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DAN PENGGUNAAN


PSAK 103 Mendefinisikan salam sebagai akad jual beli barang pesanan
(muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi)
dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli (al-muslam) pada saat akad disepakati

1
sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Alat pembayaran modal salam dapat berupa
uang tunai, barang atau manfaat, tetapi tidak boleh berupa pembebanan utang
penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.
Salam Paralel merupakan jual beli barang yang melibatkan dua
transaksi salam, dalam hal ini transaksi salam pertama dilakukan antara nasabah
dengan bank, sedang transaksi salam  kedua dilakukan antara bank dengan petani
atau pemasok.
B. KETENTUAN SYAR’I, RUKUN SYARAT TRANSAKSI DAN
PENGAWASAN TRANSAKSI
1. Ketentuan Syar’i Transaksi Salam dan Salam Paralel
Landasan syar’i dibolehkannya transaksi salam adalah sebagaimana
disebutkan dalam hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Abbas berikut:
“Barang siapa yang melakukan salaf (salam) hendaknya ia melakukan
dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk jangka
waktu yang diketahui.”
Ketentuan syar’i transaksi salam diatur dalam fatwa DSN no
05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam. Fatwa tersebut mengatur
tentang ketentuan pembayaran, barang, salam paralel, waktu penyerahan
dan syarat pembatalan kontrak.
2. Rukun Transaksi Salam
Rukun-rukun salam meliputi:
a. transaktor yakni pembeli (muslam) dan penjual (muslam ilaih);
 Transaktor terdiri atas pembeli (muslam) dalam hal ini nasabah
dan penjual (muslam ilaih) dalam hal ini bank syariah.
 Kedua transakstor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil
baligh dan kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila,
tidak sedang dipaksa dan lain yang sejenis. Adapun untuk
transaksi dengan anak kecil, dapat dilakukan dengan izin dan
pantauan dari walinya.

2
 Terkait dengan penjual, fatwa DSN no 05/DSN-MUI/IV/2000
mengharuskan agar penjual menyerahkan barang tepat pada
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.
 Penjual diperbolehkan menyerahkan barang lebih cepat dari
waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang
sesuai dengan kesepakatan dan ia tidak boleh menuntut
tambahan harga.
b. objek akad salam berupa barang dan harga yang diperjualbelikan
dalam transaksi salam.
DSN dalam fatwanya menyatakan bahwa ada beberapa ketentuan
yang harus dipenuhi oleh barang yang diperjualbelikan dalam
transaksi salam. Ketentuan tersebut antara lain:
 harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai utang
 harus dapat dijelaskan spesifikasinya
 penyerahannya dilakukan kemudian
 waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
 pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
 Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis
sesuai kesepakatan
c. ijab dan kabul yang menunjukkan pernyataan kehendak jual beli
secara salam, baik berupa ucapan atau perbuatan.
3. Rukun Transaksi Salam Paralel
Berdasarkan fatwa DSN no 5 tahun 2000, disebutkan bahwa akad
salam kedua (antara bank sebagai pembeli dengan petani sebagai penjual)
harus dilakukan terpisah dari akad pertama. Adapun akad kedua baru
dilakukan setelah akad pertama sah. Rukun-rukun yang terdapat pada
akad salam pertama juga berlaku pada akad salam kedua.
4. Pengawasan Syariah Transaksi Salam dan Salam paralel

3
a) memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah
Islam;
b) memastikan bahwa pembayaran atas barang salam kepada pemasok telah
dilakukan diawal kontrak secara tunai sebesar akad salam;
c) meneliti bahwa akad salam telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI tentang
salam dan peraturan Bank Indonesia yang berlaku;
d) meneliti kejelasan akad salam yang dilakukan dalam format salam paralel
atau akad salam biasa;
meneliti bahwa keuntungan bank syariah atas praktik salam paralel diperoleh
dari selisih antara harga beli dari pemasok dengan harga jual kepada
nasabah/pembeli akhir.
C. ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARAREL
1. Negosiasi dengan persetujuan kesepakatan antara penjual dengan pembeli
terkait dengan transaksi salam yang akan dilaksanakan.
2. Pembeli melakukan pembayaran terhadap barang yang diinginkan sesuai
dengan kesepakatan yang telah dibuat.
3. Pada transaksi salam, penjual mulai memproduksi atau menyelesaikan
tahapan penanaman produk yang diinginkan pembeli. Setelah produk
dihasilkan, pada saat atau sebelum tanggal penyerahan, penjual mengirim
barang sesuai dengan spesifikasi kualitas dan kuantitas yang telah
disepakati kepada pembeli.
4. Adapun transaksi salam paralel, yang biasanya digunakan oleh penjual
(bank syariah) yang tidak memproduksi sendiri produk salam, setelah
menyepakati kontrak salam dan menerima dana dari nasabah salam,
selanjutnya secara terpisah membuat akad salam dengan petani sebagai
produsen produk salam.
5. Setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut, bank langsung
melakukan pembayaran kepada petani.
6. Dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakatan dengan bank,
petani mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan.

4
7. Bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah dari
petani.

SKEMA AKAD SALAM PARAREL


1. Pemilik akun dan bank meraih kesepakatan terkait pesanan barang melalui
negosiasi
2. Bank akan memesan barang ke penjual dan membayar di muka
3. Penjual mengirim lampiran kepada bank
4. Penjual mengirim barang kepada pemilik akun atau pembeli
5. Pemilik akun atau pembeli membayar bank
Perbedaan antara akad salam paralel dan akad salam adalah terletak pada
kehadiran pihak ketiga dalam kegiatan transaksi tersebut.

D. CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI


Akuntansi salam diatur di dalam PSAK 103 tentang Akuntansi Salam.
Berdasarkan PSAK 103 tersebut, terdapat pengakuan dan pengukuran tentang
transaksi salam baik sebagai penjual maupun pembeli. Sebelum dibahas mengenai
pengakuan dan pengukuran akuntansi salam, akan dijelaskan terlebih dahulu
mengenai pengenalan akun-akun yang terkait dengan salam baik yang disajikan
pada laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi. Selanjutnya, pada
bagian pengakuan dan pengukuran akan dijelaskan mengenai pengakuan dan
pengukuran masing-masing rekening yang terkait dengan transaksi salam. Pada
bagian akhir, akan dibahas mengenai penyajian dan pengungkapan pada laporan
keuangan.
Dalam Transaksi salam bank syariah dapat bertindak sebagai pemesan dan juga
sebagai produsen
a. bank Sebagai Pembeli (akuntansi untuk pembeli)
 piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau
dialihkan kepada penjual
 modal usaha salam dapat berupa kas dan asset non kas
 penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut :

5
a) JIka barang pesanan sesuai dengan akad dinilai seseuai nilai yang
disepakati
b) Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka :
 Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan nilai
akadm jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima
nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan
yang tercantum dalam akad.
 Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai wajar
pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kerugian,
jika nilai wajar dari barang pesanan yang diterima lebih
rendah dari nilai barang yang tercantum dalam akad
c) Jika pembeli tidak menerima sebagian atau seluruh barang
pesanan pada tanggal jatuh tempo pengiriman maka :
 Jika tanggal pengiriman diperpanjang, nilai tercatat
piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi sesuai
dengan nilai yang tercantum dalam akad
 Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya maka
piutang salam berubah menjadi oiutang yang harus
dilunasi oleh nasabah sebesar bagian yang tidak dapat
dipenuhi dan
 Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan
pembeli mempunyai jaminan atas barang pesanan serta
hasil penjualan jaminan tersebut lebih kecil dari nilai
piutang salam maka selisih antara nilai tercatat piutang
salam dan hasil penjualan jaminan tersebut diakui sebagai
piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo
b. Bank sebagai Penjual (Akuntansi untuk penjual)
 Kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha
salam sebesar modal usaha salam yang diterima
 Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan asste non
kas

6
 Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada saar penyerahan
barang kepada pembeli
c. Penyajian
 Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan sebagai
piutang salam
 ‘piutang yang harus dilunai oleh penjual karena tidak dapat
memenuhi kewajibannya dalam transkaksi salam disajikan secara
terpisah dari piutang salam
 Penjual menyajikan modal usaha salam yang diterima sebagai
kewajiban salam
d. Pengungkapan
 Penjual dalam transaksi salam mengungkapkan :
 Piutang salam kepada supplier yang memiliki hubungan
istimewa
 Jenis dan kuantitas barang pesanan dan
 Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 101 : penyajian
laporan keuangan syariah
 Pembeli dalam transaksi salam mengungkapkan:
 Besarnya modal usaha salam, bak yang dibiayai sendiri
maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak
lain
 Jenis dan kuantitas barang pesanan dan
 Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK 1010 : Penyajian
lapora keuangan syariah.

E. TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI


Kasus 1
Transaksi Salam Pertama
PT. Thariq Agro Mandiri , membutuhkan 100 ton biji jagung hibryda untuk
keperluan ekspor 6 bulan yang akan datang. Pada tanggal 1 Juni 20XA, PT.

7
Thariq Agro Mandiri melakukan pembelian jagung dengan skema salam kepada
Bank Syariah Sejahtera. Adapun informasi tentang pembelian tersebut adalah
sebagai berikut:
Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas no 2
Kuantitas : 100 ton
Harga : Rp 700.000.000 ( Rp 7.000.000 per ton)
Waktu penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50 ton (2 September
dan 2 Desember 20XA)
Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
 Transaksi Salam Kedua
Untuk pengadaan produk salam sebagaimana diinginkan oleh PT. Thariq Agro
Mandiri, bank syariah selanjutnya pada tanggal 2 Juni 20XA mengadakan
transaksi salam dengan petani yang bergabung dalam KUD. Tunas Mulia dengan
kesepakatan sebagai berikut:
Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas kualitas no 2
Kuantitas : 100 ton
Harga : Rp 650.000.000 (Rp 6.500.000 per ton)
Penyerahan modal : uang tunai sejumlah Rp 650.000.000
Waktu penyerahan barang :dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50 ton (1
September dan 1 Desember 20XA)
Agunan : Tanah dan kendaraan senilai Rp 700.000.000
Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
Denda kegagalan penyerahan karena kelalaian atau kesengajaan: 2% dari nilai
produk yang belum diserahkan.
Penjurnalan Transaksi Salam
a. Penerimaan dana dari nasabah pembeli
Pada saat akad disepakati, pembeli disyaratkan untuk sudah membayar
produk salam secara lunas. Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 17 disebutkan
bahwa kewajiban salam diakui pada saat penjual menerima modal usaha sebesar
modal usaha salam yang diterima.

8
Berdasarkan kasus 10.1, pada saat bank syariah melakukan akad salam
dengan PT. Thariq Agro Mandiri (PT. TAM) dan menerima dana salam, maka
jurnal transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

5/6/XA Db. Kas/rekening nasabah pembeli – 700.000.000


PT. TAM
Kr. Hutang salam 700.000.000

b. Penyerahan modal salam dari bank syariah kepada pemasok atau petani
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 11 disebutkan bahwa piutang salam
diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada penjual.
Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
(PSAK no 103 paragraf 12).
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
6/6/XA Db. Piutang salam 650.000.000
Kr. Kas/rekening nasabah penjual – KUD TM 650.000.000

Misalkan pada tanggal 1 Juni, bank syariah menyerahkan modal berupa


uang tunai sebesar Rp 650.000.000,- ke rekening KUD di bank maka jurnal saat
penyerahan modal salam oleh bank syariah kepada KUD adalah sebagai berikut:

c. Penerimaan barang pesanan dari pemasok atau petani


Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 16 disebutkan bahwa barang pesanan
yang diterima diakui sebagai persediaan. Adapun waktu penerimaan produk salam
dari pemasok atau petani, dilakukan sesuai dengan tanggal kesepakatan.
Pada saat penerimaan produk salam, sangat mungkin terjadi perbedaan
antara kualitas dan nilai wajar barang dengan kualitas dan nilai kontrak.
Perbedaan tersebut antara lain berupa;
a. Kualitas barang dan nilai wajar barang, sama dengan nilai kontrak;

9
b. Kualitas barang lebih rendah dan nilai wajar barang lebih rendah dari nilai
kontrak;
c. Kualitas barang dan nilai wajar barang, lebih tinggi dari nilai kontrak;
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 13a, disebutkan bahwa jika barang
pesanan sesuai dengan akad, maka dinilai sesuai dengan nilai yang disepakati.
Misalkan pada tanggal 1 September 20XA dan 1 Desember 20XA, KUD
TM menyerahkan masing-masing 50 ton biji jagung manis hybrida kualitas no 2
sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian salam. Adapun nilai wajar produk
tersebut pada saat penyerahan sama dengan nilai kontrak yaitu Rp 325.000.000
(50 ton x Rp 6.500.000 per ton). Jurnal untuk saat penyerahan produk salam dari
KUD ke bank syariah adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

1/9/XA Db. Persediaan produk salam 325.000.000

Kr. Piutang salam 325.000.000

Ket: Penyerahan tahap pertama sebanyak 50 ton biji


jagung kualitas 2 dengan kualitas barang dan nilai
wajar barang sama dengan nilai kontrak.
1/12/XA Db. Persediaan produk salam 325.000.000

Kr. Piutang salam 325.000.000

Ket: Penyerahan tahap kedua sebanyak 50 ton biji


jagung kualitas 2 dengan kualitas barang dan nilai
wajar barang sama dengan nilai kontrak.

F. PENYAJIAN TRANSAKSI DALAM LAPORAN KEUANGAN


Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 20 s/d 22, penyajian rekening yang terkait
transaksi salam dan salam paralel antara lain:
1. Piutang salam, yang timbul karena pemberian modal usaha salam oleh
bank syariah.

10
2. Piutang, yang timbul karena penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya
dalam transaksi salam. Rekening ini disajikan terpisah dari piutang salam.
3. Hutang salam, timbul karena bank menjadi penjual produk salam yang
dipesan oleh nasabah pembeli.
Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan tentang
transaksi salam dan salam paralel antara lain:
1. Rincian piutang salam (kepada pemasok) dan hutang salam (kepada
pembeli) berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta, kualitas piutang
dan penyisihan kerugian piutang salam.
2. Piutang salam dan hutang salam yang memiliki hubungan istimewa
3. Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri oleh bank
maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain
Jenis dan kuantitas barang pesanan.

G. CONTOH SOAL
1. Apa yang membedakan akad salam dan salam pararel?
2. Bank mana saja yang menerapkan akad salam?

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Bai’assalam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Salam paralel merupakan jual beli
barang yang melibatkan dua transaksi salam, dalam hal ini transaksi salam
pertama dilakukan antara nasabah dengan bank, sedangkan transaksi salam kedua
dilakukan antara bank dengan petani atau pemasok. Rukun-rukun salam meliputi:
1) pembeli (muslam) dan penjual (muslam ilaih); 2) objek transaksi berupa barang
dan harga; 3) ijab dan kabul.

11
DAFTAR PUSTAKA
Riski Kurniasari dkk, AKUNTANSI SALAM dan SALAM PARALEL.
Febuari 2021. Diakses Mei 2023: http://maszacy.blogspot.com/2021/02/contoh-
makalah-akuntansi-salam-dan.html.
Makalah AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM
PARALEL, Diakses pada Mei 2023.
Hendra dkk, AKUNTANSI SALAM dan SALAM PARALEL. Binjai
2016.
Artikel Akad Salam dalam Transaksi Jual Beli, Ini Rukun & Syaratnya!.
2022. Diakses pada Mei 2023:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/04/07/akad-salam-adalah.

12

Anda mungkin juga menyukai