Anda di halaman 1dari 17

KARTEL INTERNASIONAL DAN DISKRIMINASI HARGA

Disusun Oleh: Kelompok 5

Nama Penyusun:

1. Evi Rukmana (103 19 008)


2. Shelvina Sucha (103 19 032)

Mata Kuliah : Ekonomi Internasional

Dosen Pengampu: Rika Rahmadina Putri, S.E.I., M.Si

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM

AL – FURQON PRABUMULIH

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur atas rahmat Allah SWT, yang telah
memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tak lupa
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh
rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Makalah Kartel Internasional dan Deskriminasi Harga ini disusun untuk


memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI INTERNASIONAL. Kami telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat
tersusun sesuai harapan. Dan sebagai manusia makhluk yang tak luput dari
kesalahan dan kekhilafan, maka jika dalam makalah yang kami susun ini terdapat
banyak yang kekurangang kami mohon maaf dan kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar kami dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu


dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Rika Rahmadina
Putri S.E.i, M.S.i yang telah memberikan tugas makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Prabumulih, 01 Maret 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kartel Internasional ............................................................................ 3


a. Pengertian Kartel.................................................................... 3
b. Tujuan Kartel ......................................................................... 3
c. Syarat, Ciri, dan Karakteristik Kartel ..................................... 4
d. Jenis Kartel ............................................................................. 6
e. Keuntungan dan Kerugian Kerjasama Kartel ........................ 7

B. Deskriminasi Harga............................................................................ 5
a. Pengertian Deskriminasi Harga ............................................. 7
b. Syarat Deskriminasi Harga .................................................... 8
c. Jenis Deskriminasi Harga....................................................... 8
d. Deskriminasi Harga Internasional( Dumpling) ...................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kartel adalah adalah suatu hubungan adanya kerjasama antara


beberapa kelompok produsen atau perusahaan dalam hal melakukan
produksi barang serta memasarkannya yang bertujuan menetapkan harga,
untuk membatasi suplai dan kompetisi. Berdasarkan hukum anti monopoli,
kartel dilarang di hampir semua negara. Walaupun demikian, kartel tetap
ada baik dalam lingkup nasional maupun internasional, formal maupun
informal.1
Diskriminasi harga mengacu pada pengenaan harga berbeda untuk
produk atau jasa yang sama, kepada kelompok pelanggan yang berbeda
atau dalam pasar yang berbeda. Menurut ( William A. McEACHERN:
2001: 149 ). Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara
menjual barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen yang
berbeda atas dasar alasan yang tidak berkaitan dengan biaya.2
Dari kedua pengertian diatas kita ketahui bahwa kartel sebuah
organisasi yang tujuannya untuk menetapkan harga, untuk
membatasi suplai dan kompetisi. Maka makalah ini akan membahas
mengenai apa saja jenis dari menetapkan harga, mekanisme operasinya,
dan kebijakan-kebijakan yang ada di dalam kartel internasional. Dan
Deskriminasi harga adalah usaha menaikan laba laba dengan cara menjual
barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen. Dalam makalah
ini akan mebahas mengenai syarat, jenis dan kebijkan-kebijakan yang ada
pada deskriminasi harga.

1
Tanpa El Chapo, Kartel Sinaloa Masih Punya Ismael 'El Mayo' Zambada,
https://tirto.id/(Diakses pada 1 Maret 2022)
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi_harga. /(Diakses pada 1 Maret 2022)

1
B. Rumusan Masalah

1. Mendefinisikan pengertian kartel internasional dan deskriminasi harga?


2. Apa saja jenis,syarat,kebijakan dan tujuan dari kartel internasional dan
deskriminasi harga?
3. Bagaimana cara melakukan kartel internasional dan deskriminasi harga?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kartel internasional dan deskriminasi harga.
2. Mengetahui jenis,syarat,kebijakan,dan tujuan kartel internasional dan
deskriminasi harga.
3. Mengetahui cara melakukan kartel internasional dan deskriminasi harga.

2
.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kartel Internasional
1. Pengertian Kartel
Kartel adalah sebuah organisasi yang diciptakan melalui perjanjian
formal antara sekelompok produsen barang atau jasa untuk mengatur
pasokan dalam upaya untuk mengatur atau memanipulasi harga.Kartel
memiliki efek negatif bagi konsumen karena keberadaan mereka akan
menghasilkan harga yang lebih tinggi dengan pasokan terbatas. Padahal
sejatinya pasokan barang tersebut masih sangat banyak dan harganya
cukup murah.
Definisi kartel adalah suatu kelompok perusahaan atau negara yang
mencoba untuk mengontrol harga dan pasokan komoditi dengan cara
menahan atau menimbun produksi.
Kartel internasional adalah suatu organisasi yang berisikan
berbagai produsen komoditi tertentu dari beberapa negara. Produsen
tersebut akan melakukan perjanjian untuk membatasi produksinya serta
bersama-sama mengandalikan ekspor terhadap komoditi di dunia yang
bertujuan untuk memaksimalkan tingkat keuntungan mereka. 3
2. Tujuan Kartel
Tujuan kartel adalah untuk mengurangi ataupun meniadakan
persaingan serta menciptkan keseragaman harga, jumlah produksi dan
pembagian daerah pemasaran untuk setiap badan usaha. Semua tujuan
tersebut dicapai dengan mengadakan perjanjian atau kesepakatan antar
badan usaha atau beberapa perusahaan produsen dan lainnya yang sejenis
untuk mengatur dan mengendalikan berbagai hal seperti harga, wilayah
pemasaran dan lain sebagainya dengan tujuan menekan persaingan dan
mendapatkan keuntungan.4

3
Dwi Setyiawati.dkk, Makalah Kartel Internasional dan Deskriminasi Harga, http.
pdfcoffee.com_makalah-kartel-internasional-dan-dikrimiasi-harga, (Diakses pada 1 Maret 2022)
4
Ibid.

3
3. Syarat, Ciri-Ciri, dan Karakteristik Kartel
a. Syarat terbentuknya kartel:5
Praktik kartel biasanya diwujudkan ke dalam sebuah kongsi
dagang tertentu yang memiliki jenis badan hukum tertentu pula.
Semacam perserikatan ini pula memiliki aturan atau ketentuan yang
disepakati oleh anggota-anggotanya. Untuk bisa terjadi praktik kartel
harus memiliki pernjanjian atau kolusi di antara pelaku usaha. Ada dua
bentuk kolusi yang mengindikasikan terjadinya praktik kartel, yaitu:
1) Kolusi Eksplisit Para anggota-anggotanya mengkomunikasikan
kesepakatan mereka secara yang dapat dibuktikan dengan adanya
dokumen perjanjian, data audit bersama, kepengurusan kartel,
kebijakan-kebijakan tertulis, data penjualan, dan data lainnya.
Bentuk kolusi eksplisit tidak selalu harus diwujudkan dalam
asosiasi kecil, komunitas terbatas, paguyuban, dan lain sebagainya.
Ini berbeda dengan trust, karena pada trust diwujudkan ke dalam
asosiasi atau organisasi yang memiliki badan hukum yang cukup
jelas.
2) Kolusi Impisit Para pelaku atau anggota-anggotanya tidak
berkomunikasi secara langsung atau tidak melakukan pertemuan
terbuka (diliput oleh media). Tetapi mereka para anggota kartel
melakukan pertemuan secara tertutup, biasanya dilakukan secara
rahasia. Mereka ini pun terkadang menggunakan organisasi berupa
asosiasi yang fungsinya sebagai kedok atau kamuflase. Dalam
asosiasi tercantum mendukung persaingan usaha yang sehat, tetapi
dibalik semua itu hanya sebagai pengalihan. Menurut KPPU, jenis
kartel dengan kolusi implisit ini lebih sulit untuk dideteksi. Dari
semua kasus kartel di dunia, sekitar 30% di antaranya melibatkan
asosiasi. Mengenai larangan melakukan perjanjian tertutup diatur

5
Guru Pendidikan, Pengertian Kartel, https://www.gurupendidikan.co.id/kartel/, (diakses
1 maret 2022)

4
dalam Pasal 15, Undang-Undang No 5 Tahun 1999 Tentang
Monopoli dan Persaingan Usaha.
b. Ciri-Ciri Kartel
Pengertian kartel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan
kartel memiliki dua ciri yang menyatu,yaitu:6
1) Organisasi perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi
barangbarang sejenis.
2) Persetujuan sekelompok perusahaan dengan maksud mengendalikan
harga komoditi tertentu. Poin penting dalam definisi tersebut,
bahwa kelompok-kelompok di dalam suatu kartel terdiri atas
kumpulan perusahaan-perusahaan besar yang menghasilkan barang-
barang yang sejenis. Dijelaskan pula, tujuan utamanya berfokus
pada pengendalian harga, sehingga harga yang terbentuk adalah
bukan harga persaingan. Definisi ini telah menyentuh pada aspek
perilaku monopoli.
c. Karakteristik Kartel
Kartel secara umum haruslah memiliki karakteristik sebagai
berikut:7
1) Terdapat konspirasi (persekongkolan) di antara pelaku usaha
2) Melibatkan peran dari senior perusahaan atau jabatan eksekutif
perusahaan.
3) Biasanya menggunakan asosiasi untuk menutupi persekongkolan
tadi.
4) Melakukan price fixing atau tindakan untuk melakukan penetapan
harga, termasuk pula penetapan kuota produksi.
5) Adanya ancaman atau sanksi bagi anggota-anggotanya yang
melanggar kesepakatan atau perjanjian.
6) Adanya distribusi informasi ke seluruh anggota kartel. Informasi
yang dimaksudkan berupa laporan keuangan, laporan penjualan,
ataupun laporan produksi.

6
Ibid.
7
Ibid.

5
7) Adanya mekanisme kompensasi bagi mereka para anggota yang
memiliki produksi lebih besar atau melebihi kuota yang telah
ditetapkan bersama. Kompensasi tersebut dapat berupa uang,
saham, pembagian bunga deviden yang lebih besar, ataupun bentuk
kemitraan lain.
4. Jenis-Jenis Kartel8
a. Kartel daerah
Katel daerah yaitu anggota kartel tertentu tidak oleh menjual
barang ke daerah lain yang masih dikuasai anggota kartel lainnya.
Kartel jenis ini akan membagi wilayah pemasarannya dengan
perjanjian.
b. Kartel kondisi
Kartel jenis ini berfokus untuk membentuk syarat-syarat kondisi
penjualan seperti apakah suatu barang diberi diskon, kredit, dibeli
secara cash atau kredit, dimana menjualnya, dimana barang diserahkan,
dan sebagainya.
c. Kartel produksi
Pihak-pihak yang terlibat dalam kartel jenis ini hanya akan
memasok barang dalam jumlah tertentu, gunanya agar barang tidak
melimpah dipasaran. Efeknya pasokan barang di pasaran menjadi
sedikit sehingga harganya akan menjadi mahal.
d. Kartel Harga
Model kartel harga dilakukan jika perusahaan ingin mengurangi
tingkat persaingan harga dengan kompetitor. Dalam model kartel harga,
perjanjian yang diadakan meliputi penentuan harga minimum dari
barang-barang yang dijual sehingga tidak terjadi perang harga.
e. Kartel Pembagian Laba
Perjanjian dalam model kartel seperti ini biasanya dengan
menentukan cara pembagian dan besarnya laba yang harus diterima
oleh masing-masing anggotanya. Laba dapat dibagi berdasarkan
besarnya volume penjualan tang dicapai oleh setiap anggota.

8
Ibid.

6
5. Keuntungan Dan Kerugian Kerjasama Kartel 9
a. Keuntungan:
1) Kedudukan monopoli kartel di pasar menyebabkan kartel
memiliki posisi yang baik dalam menghadapi persaingan.
2) Risiko penjualan barang-barang yang dihasilkan dan risiko
kapital anggota-anggotanya bisa diminimalkan karena baik
produksi maupun penjualan bisa diatur dan dijamin jumlahnya.
3) Kartel dapat menjalankan rasionalisasi, sehingga harga barang-
barang yang dijual diproduksi kartel tersebut cenderung turun.
b. Kerugian:
1) Dalam berbagai kemungkinan, pesaing kartel bisa menyelundup
ke dalam anggota kartel.
2) Dalam kehidupan masyarakat luas, kartel dianggap sebagai
sesuatu yang merugikan mansyarakat, karena kartel tersebut praktis
bisa meninggikan harga dengan leluasa.
3) Peraturan-peraturan yang dibuat bersama diantara anggota
dengan sanksi-sanksi interem kartel tersebut akan mengikat
kebebasan anggota yang bergabung di dalam kartel tersebut.

B. DESKRIMINASI HARGA
1. Pengertian Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual
barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen yang berbeda
atas dasar alasan yang tidak berkaitan dengan biaya. Diskriminasi harga
terjadi saat produsen memberlakukan harga yang sama karena alasan
yang tidak ada kaitannya dengan perbedaan biaya, tetapi tidak semua
perbedaan harga mencerminkan diskriminasi harga. Tujuan utama
pelaku usaha melakukan diskriminasi harga yaitu untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi tersebut
diperoleh dengan cara merebut surplus konsumen. Surplus konsumen

9
Ibid.

7
adalah selisih harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen dengan
harga yang benar-benar dibayar oleh konsumen. Diskriminasi harga /
price discrimination didasari adanya kenyataan bahwa konsumen
sebenarnya bersedia untuk membayar lebih tinggi, maka perusahaan
akan berusaha merebut surplus konsumen tersebut dengan cara
melakukan diskriminasi harga.10
2. Syarat-Syarat Diskriminasi Harga
Syarat-syarat terjadinya diskriminasi harga adalah sebagai
berikut:11
a. Jika monopolis mampu memisah-misahkan pasar. Apabila
monopolis dapat memisah-misahkan pasar, maka para konsumen
akan membeli di pasar yang memiliki harga rendah, yang lama
kelamaan akan menaikkan harga dan menjualnya di pasar yang
memiliki harga tinggi, yang selanjutnya akan menurunkan harga .
Sehingga harga dalam kedua pasar tersebut menjadi sama.
b. Elastisitas permintaan pada setiap tingkat harga harus berbeda
diantara kedua pasar supaya diskriminasi harga tersebut
menguntungkan.
c. Biaya tidak boleh melebihi tambahan keuntungan yang diperoleh.
d. Produsen dapat mengeskploiter sikap tidak rasional konsumen.
3. Jenis-Jenis Diskriminasi Harga12
a. Diskriminasi Harga Derajat Pertama Diskriminasi harga derajat 1
dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
setiap konsumen berdasarkan reservation price (Willingness To
Pay) masing-masing konsumen dibedakan pada kemampuan daya
beli masing-masing konsumen. Contoh: seorang dokter
memberlakukan tarif konsultasi yang berbeda-beda pada setiap
pasiennya.

10
Dwi Setyiawati.dkk, Makalah Kartel Internasional dan Deskriminasi Harga, http.
pdfcoffee.com_makalah-kartel-internasional-dan-dikrimiasi-harga, (Diakses pada 1 Maret 2022)
11
Ibid.
12
Ibid.

8
b. Diskriminasi Harga Derajat Kedua Diskriminasi harga derajat 2
dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda pada
jumlah batch atau lot produk yang dijual. Diskriminasi harga ini
dilakukan karena perusahaan tidak memiliki informasi mengenai
reservation price konsumen. Contoh: perbedaan harga per unit pada
pembelian grosir dan pembelian eceran, pembeli yang membeli
mie instan 1 bungkus dan 1 kardus akan berbeda harganya.
c. Diskriminasi Harga derajat Ketiga Diskriminasi harga derajat 3
dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk
setiap kelompok konsumen berdasarkan reservation price masing-
masing kelompok konsumen. Diskriminasi harga derajat 3
dilakukan karena perusahaan tidak mengetahui reservation price
masingmasing konsumen, tapi mengetahui reservation price
kelompok konsumen. Kelompok konsumen dapat dibedakan atas
lokasi, geografis, maupun karakteristik konsumen seperti umur,
jenis kelamin, pekerjaan, dan lainlain. Contoh : barang yang dijuala
di pedesaan dan di perkotaan akan berbda harganya.
4. Diskriminasi Harga Internasional (DUMPING)
Dumping adalah sebuah tindakan ekspor barang ke Negara
lain dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga normal di
Negara pengimpor. Untuk mengantisipasi terjadinya praktik
dumping yaitu adanya suatu tindakan balasan yaitu berupa
pengenaan bea masuk, yang diberikan oleh Negara pengimpor
barang dari Negara pengekspor. Yang sekarang disebut dengan
istilah Anti – Dumping. Istilah dumping dalam konteks hukum
perdagangan internasional adalah suatu wujud diskriminasi harga
internasional yang dilakukan pada sebuah perusahaan di Negara
pengekspor, yang menjual barangnya dipasar luar negeri dengan
harga jauh lebih rendah dibandingkan dengan pasar dalam negeri,
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari produk ekspor
tersebut. Menurut kamus hukum ekonomi dumping adalah
melakukan praktik dagang eksportir dengan cara menjual komoditi

9
dipasaran internasional dengan memberikan harga kurang dari nilai
yang wajar atau lebih rendah daripada negerinya sendiri. Pada
dasarnya, praktik ini dinilai tidak adil karena merusak pasaran dan
merugikan produsen pesaing di Negara pengimport.
Jenis-Jenis Dumping Beberapa jenis praktik politik
dumping dalam perdagangan internasional antara lain :
a. Presistant Dumping Presistant dumping merupakan
kecenderungan suatu Negara dalam melaksanakan tindakan
monopoli yang berkelanjutan (continuous) dari suatu
perusahaan pasar domestik, tujuannya untuk mendapatkan
profit banyak dengan cara menetapkan harga lebih tinggi dalam
negeri daripada diluar negeri.
b. Predatory Dumping Predatory dumping ialah tindakan
perusahaan dalam menjual barang hasil produksinya dengan
harga yang lebih murah untuk jangka waktu tertentu
(temporary). Tujuannya adalah untuk menekan perusahaan lain
dalam menurunkan harga barangnya menjadi lebih rendah
hingga batas perusahaan itu tidak mampu lagi dan perusahaan
tidak akan mampu menyaingi bisnisnya. Setelah memonopoli
dan menguasai pasar yang dituju, lalu harganya akan dia
naikkan kembali seperti awal hingga yakin tidak ada
kompetitor lain yang memaksimalkan profit.
c. Sporadic Dumping Sporadic dumping adalah suatu kebijakan
perusahaan dalam menjual produknya ke luar negeri
menggunakan harga jauh lebih rendah secara poradic dibanding
dengan harga dalam negeri, dikarenakan adanya kelebihan
produksi dalam negeri.
Kebijakan Politik Dumping dan Tujuannya Kebijakan
politik dumping adalah tindakan perdagangan internasional yang
dinilai sebagai suatu tindakan yang tidak lazim karna hal ini dapat
merugikan Negara lain, apalagi bila tindakan tersebut disengaja.
Indonesia merupakan salah satu anggota WTO, yang menyetujui

10
pembentukan WTO melalui Undang-undang no. 07 tahun 1994.
Hal ini berarti Indonesia tunduk terhadap peraturan-peraturan
dalam WTO, termasuk peraturan mengenai sengketa Anti-
dumping. WTO sebagai organisasi perdagangan dunia meyakini
prinsip nondiskriminasi (nation treatment clause/NTC). NTC
adalah prinsip memberikan perlakuan sama pada produk luar
negeri ataupun dalam negeri. Dalam ketentuan WTO, bila ada
Negara yang merasa dirugikan oleh Negara lainnya, maka akan
mengambil tindakan Anti-dumping (dumping duties). Seperti
pemerintah amerika serikat mencegah udang Cina masuk ke
negaranya karena dampak dari politik dumping yang dilakukan
pemerintah Cina pada udang yang diekspor ke Amerika serikat.
Tujuan dari adanya kebijakan politik dumping ialah untuk
menguasai pasar luar negeri serta untuk menghabiskan barang-
barang produksi yang lama.13

13
Ibid.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kartel internasional adalah suatu organisasi yang berisikan


berbagai produsen komoditi tertentu dari beberapa negara. Produsen
tersebut akan melakukan perjanjian untuk membatasi produksinya
serta bersama-sama mengandalikan ekspor terhadap komoditi di dunia
yang bertujuan untuk memaksimalkan tingkat keuntungan mereka.
Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual
barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen yang
berbeda atas dasar alasan yang tidak berkaitan dengan biaya.
Diskriminasi harga terjadi saat produsen memberlakukan harga yang
sama karena alasan yang tidak ada kaitannya dengan perbedaan biaya,
tetapi tidak semua perbedaan harga mencerminkan diskriminasi harga.
Dumping dalam konteks hukum perdagangan internasional
adalah suatu wujud diskriminasi harga internasional yang dilakukan
pada sebuah perusahaan di Negara pengekspor, yang menjual
barangnya dipasar luar negeri dengan harga jauh lebih rendah
dibandingkan dengan pasar dalam negeri, dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan dari produk ekspor tersebut.
B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh


dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari kami
dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang
mendukung seperti buku-buku referensi yang begitu terbatas dalam
menjamin penyelesaian penulisan makalah ini sehingga kritik dan
saran yang bersifat konstruktif baik itu dari ibu dosen maupun dari
rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu
prosses penulisan kami lebih lanjut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Setyiawati.dkk, Makalah Kartel Internasional dan


Deskriminasi Harga, http. pdfcoffee.com_makalah-kartel-internasional-
dan-dikrimiasi-harga, (Diakses pada 1 Maret 2022)

Guru Pendidikan, Pengertian Kartel,


https://www.gurupendidikan.co.id/kartel/, (diakses 1 maret 2022)

https://id.wikipedia.org/wiki/Diskriminasi_harga. /(Diakses pada 1


Maret 2022)

Tanpa El Chapo, Kartel Sinaloa Masih Punya Ismael 'El Mayo'


Zambada, https://tirto.id/(Diakses pada 1 Maret 2022)

13

Anda mungkin juga menyukai