“Perbedaan Model Kartel, Strategi Dominan, Ekuilibrium Nash, dan Dilema Narapidana”
Dosen Pengampu:
Drs. I Wayan Wenagama, M.P.
Kelas:
EKI 206- Ekonomi Mikro A1
Disusun Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya. Kami kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul ”Perbedaan Model Kartel,
Strategi Dominan, Ekuilibrium Nash, dan Dilema Narapidana” dengan baik tanpa kendala sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.
Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Program
Studi Sarjana Ekonomi di Universitas Udayana. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak Drs. I Wayan Wenagama, M.P. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Mikro. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan paper ini.
Semoga paper yang kami buat ini memiliki manfaat, baik bagi bapak dosen, teman- teman,
maupun para pembaca lainnya serta dapat menambah wawasan para pembaca mengenai Perbedaan
Model Kartel, Strategi Dominan, Ekuilibrium Nash, dan Dilema Narapidana.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari oligopoli.
2. Untuk mengetahui arti dari kartel.
3. Untuk mengetahui arti dari teori permainan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Keputusan harga yang diambil oleh suatu perusahaan harus dipertimbangkan
oleh perusahaan yang lain dalam industri.
3
2. Melibatkan para senior eksekutif dari perusahaan yang terlibat. Para senior
eksekutif inilah biasanya yang menghadiri pertemuan-pertemuan dan
membuat keputusan.
3. Biasanya dengan menggunakan asosiasi untuk menutupi kegiatan mereka.
4. Melakukan price fixing atau penetapan harga. Agar penetapan harga berjalan
efektif, maka diikuti dengan alokasi konsumen atau pembagian wilayah atau
alokasi produksi. Biasanya kartel akan menetapkan pengurangan produksi.
5. Adanya ancaman atau sanksi bagi anggota yang melanggar perjanjian.
Apabila tidak ada sanksi bagi pelanggar, maka suatu kartel rentan terhadap
penyelewengan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada
anggota kartel lainnya.
6. Adanya distribusi informasi kepada seluruh anggota kartel. Bahkan jika
memungkinkan dapat menyelenggarakan audit dengan menggunakan data
laporan produksi dan penjualan pada periode tertentu. Auditor akan
membuat laporan produksi dan penjualan setiap anggota kartel dan kemudian
membagikan hasil audit tersebut kepada seluruh anggota kartel.
7. Adanya mekanisme kompensasi dari anggota kartel yang produksinya lebih
besar atau melebihi kuota terhadap mereka yang produksinya kecil atau
mereka yang diminta untuk menghentikan kegiatan usahanya. Sistem
kompensasi ini tentu saja akan berhasil apabila para pelaku usaha akan
mendapatkan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan apabila mereka
melakukan persaingan. Hal ini akan membuat kepatuhan anggota kepada
keputusan-keputusan kartel akan lebih terjamin.
4
3. Elastisitas terhadap permintaan barang. Permintaan akan produk tersebut
tidak berfluktuasi. Apabila permintaan sangat fluktuatif, maka akan sulit
untuk mencapai kesepakatan baik mengenai jumlah produksi maupun harga.
4. Pencegahan masuknya pelaku usaha baru ke pasar.
5. Tindakan-tindakan anggota kartel mudah untuk diamati. Seperti telah
dijelaskan, bahwa dalam suatu kartel terdapat kecenderungan bagi
anggotanya untuk 4 melakukan kecurangan. Apabila jumlah pelaku usaha
tidak terlalu banyak, maka mudah untuk diawasi.
6. Penyesuaian terhadap perubahan pasar dapat segera dilakukan. Kartel
membutuhkan komitmen dari anggota-anggotanya untuk menjalankan
kesepakatan kartel sesuai dengan permintaan dan penawaran di pasar. Kartel
akan semakin efektif jika dapat dengan cepat merespon kondisi pasar dan
membuat kesepakatan kartel baru jika diperlukan.
7. Investasi yang besar. Apabila suatu industri untuk masuk ke pasarnya
membutuhkan investasi yang besar, maka tidak akan banyak pelaku usaha
yang akan masuk ke pasar. Oleh karena itu, kartel diantara pelaku usaha akan
lebih mudah dilakukan.
5
Pada Gambar di atas D adalah kurva permintaan pasar total untuk
komoditi homogen yang dihadapi kartel terpusat, dan MR adalah kurva
penerimaan marjinal. Jika harga-harga faktor produksi untuk seluruh
perusahaan dalam kartel tetap konstan, maka kurva biaya marjinal kartel itu
diperoleh dengan menjumlahkan secara horizontal kurva SMC dari
perusahaan-perusahaan anggota dan diperlihatkan oleh kurva Σ𝑀𝐶 dalam
gambar.
Tingkat output terbaik kartel sebagai keseluruhan adalah 400 unit
dan ditentukan oleh titik E, dimana 𝑀𝑅=Σ𝑀𝐶. Kartel itu akan menetapkan
harga $8. Hal ini merupakan cara penyelesaian monopoli. Jika kartel itu
ingin meminimumkan biaya total untuk memproduksi tingkat output
terbaiknya sebesar 400 unit, makai a akan menetapkan sejumlah kuota
produksi bagi setiap perusahaan anggota sehingga SMC dari unit terakhir
yang diproduksi adalah sama untuk semua perusahaan. Kartel tersebut
kemudian memutuskan bagaimana membagikan keuntungan total kartel
menurut cara yang disetujui oleh perusahaanperusahaan anggota.
6
Gambar Model Kartel Berbagi-Pasar
7
harga ini mungkin adalah perusahaan dengan struktur biaya rendah, atau
barangkali perusahaan yang dominan atau terbesar dalam industri tersebut.
Dalam hal yang terakhir, perusahaan yang dominan menetapkan harga
industri, dan memungkinkan perusahaan lain dalam industri menjual
sebanyak yang mereka inginkan dengan harga tersebut, dan kemudian
perusahaan dominan tadi memasuki pasar tersebut.
8
potong harga pada “d” (titik F). Pada harga pasar $6 maka kuantitas pasar
keseluruhan yang diminta adalah 600 unit (titik C) dikurangi kuantitas total
sebesar 400 unit yang ditawarkan oleh seluruh perusahaan kecil pada harga
ini (titik G) sehingga menghasilkan kuantitas 200 unit yang dapat dijual oleh
perusahaan dominan dengan harga $6 (titik H pada kurva d). Titik-titik lain
pada kurva d dapat diperoleh dengan cara yang sama.
Dari kurva permintaan perusahaan dominan “d”, kita dapat
menurunkan kurva pendapatan marjinalnya, “mrd”. Jika kurva biaya
marjinal jangka pendek perusahaan dominan ditentukan oleh SMCd,
perusahaan dominan akan menetapkan harga sebesar $6 yang
memaksimumkan keuntungannya (diperlihatkan oleh titik E, di mana mrd =
SMCd) sebagai harga industri. Dengan harga ini, seluruh perusahaan kecil
menjual sebanyak 400 unit. Maka perusahaan dominan itu memasuki pasar
dengan menjual output sebanyak 200 unit yang memaksimumkan
keuntungannya, dengan harga pasar $6 yang telah ditetapkannya.
9
dari perusahaan oligopolistik) yang perilakunya akan berusaha kita jelaskan dan
perkirakan. Strategi adalah pilihanpilihan potensial yang dapat dibuat oleh para pemain
(perusahaan). Hasil (payoff) merupakan imbalan atau konsekuensi dari setiap kombinasi
strategi oleh dua pemain. Matriks hasil (payoff matrix) mengacu pada semua hasil dari
strategi para pemain. Zero-sum game adalah satu situasi di mana perolehan (gain) atau
kehilangan (loss) dari satu pemain adalah sama dengan perolehan atau kehilangan dari
pemain lain. Di lain pihak, nonzero-sum game adalah di mana perolehan satu pemain tidak
diperoleh dari pengeluaran pemain lain atau tidak sama jumlahnya dengan kehilangan dari
pemain lain.
1. Strategi Dominan
Strategi dominan merupakan strategi optimal dari seorang pemain dengan
tidak memedulikan apa yang dilakukan oleh pemain lainnya.
Perusahaan B
Pada matriks hasil tabel di atas, angka pertama pada tiap dari empat strategi
yang ada mengacu pada hasil (keuntungan) untuk perusahaan A, sedangkan yang
kedua adalah hasil (keuntungan) dari perusahaan B, apabila tiap perusahaan
mengiklankan atau tidak mengiklankan.
Jika perusahaan B beriklan (yaitu bergerak turun di kolom kiri pada tabel),
dapat kita lihat bahwa perusahaan A akan memperoleh keuntungan 4 jika
mengiklankan juga dan 2 jika perusahaan tidak mengiklankan. Jadi, perusahaan A
harus mengiklankan jika B mengiklankan.
Jika perusahaan B tidak mengiklankan (yaitu bergerak turun di kolom kanan
pada tabel), perusahaan A akan memperoleh keuntungan 5 jika mengiklankan juga
dan 3 jika perusahaan tidak mengiklankan. Perusahaan A harus mengiklankan
10
meskipun perusahaan B mengiklankan atau tidak. Iklan adalah strategi dominan
perusahaan A. Pergerakan antarbaris pada tabel memperlihatkan bahwa iklan
adalah juga strategi dominan perusahaan B.
2. Ekuilibrium Nash
Ekuilibrium nash merupakan situasi di mana setiap pemain yang mempunyai
strategi optimal, ditentukan oleh strategi yang dipilih pemain lain.
Perusahaan B
Pada matriks hasil tabel di atas adalah sama dengan matriks hasil pada tabel
Strategi Dominan, terkecuali angka pertama di sel kanan bawah yang berubah dari
3 menjadi 6. Sekarang perusahaan B mempunyai strategi dominan (seperti pada
contoh sebelumnya) tapi tidak dengan perusahaan A.
Jadi, jika perusahaan B mengiklankan, perusahaan A juga harus
mengiklankan. Jika perusahaan B tidak mengiklankan, perusahaan A memperoleh
keuntungan 5 jika dia mengiklankan dan 6 jika dia tidak mengiklankan. Hal ini
dapat terjadi, sebagai contoh, jika mengiklankan menimbulkan biaya lebih besar
pada perusahaan A daripada penerimaannya.
Strategi iklan yang tinggi untuk perusahaan A dan B adalah ekuilibrium
nash, karena perusahaan B telah memilih strategi dominan untuk beriklan, maka
strategi optimal untuk perusahaan A adalah mengiklankan. Tidak semua permainan
mempunyai ekuilibrium nash, dan beberapa permainan dapat mempunyai lebih dari
satu ekuilibrium nash.
11
3. Dilema Tahanan
Dilema tahanan mengacu pada situasi di mana tiap pemain memakai strategi
dominannya tapi dapat mencapai hasil yang lebih baik jika bekerja sama. Nama ini
muncul dari kasus di mana dua orang dipenjara karena dicurigai bekerja sama dalam
kejahatan, mereka memakai strategi dominan yakni mengaku dan menerima masa
penjara yang lebih lama jika mereka bekerja sama (yaitu jika tidak mengaku).
Perusahaan oligopoli kadang menghadapi masalah dilema tahanan dalam
memutuskan strategi bisnis mereka yang terbaik.
Contoh dari dilema tahanan ialah kisah dua pelaku kriminal yang ditangkap
polisi dengan nama Ucok dan Butet. . Polisi telah memiliki bukti untuk membawa
Ucok dan Butet ke pengadilan dengan tuduhan membawa pistrol secara ilegal, yang
hukumannya hanya dipenjara selama setahun. Tetapi polisi mencurigai mereka
terlibat perampokan bank bersama-sama, tetapi tidak ada bukti yang kuat untuk
menuntut mereka. Polisi mengintrogasi mereka dalam ruangan terpisah dan mereka
ditawari perjanjian seperti berikut:
1. Kami dapat memenjarakan kamu selama setahun.
2. Jika kamu mengaku telah merampok bank bersama temanmu, kamu akan
diberikan kebebasan sedangkan temanmu dipenjara 20 tahun.
3. Jika kamu dan temanmu mengakui telah merampok bank, maka kalian akan
dipenjara selama 8 tahun
12
Gambar di atas menunjukkan pilihan Ucok dan Butet. Masing-masing
memiliki dua pilihan, yaitu mengaku atau diam. Hukuman yang mereka terima
bergantung pada pilihan yang dipilih Ucok dan Butet. Kita mengambil sudut pandang
Ucok terlebih dahulu. Ucok berpikir "Aku tak tau apa pilihan Butet. Jika dia diam,
aku lebih baik mengaku, jadi aku bisa bebas. Jika dia mengaku, maka pilihan terbaik
saya tetap mengaku karena lebih baik dipenjara 8 tahun daripada 20 tahun. Jadi
terlepas dari apa pilihan Butet, aku lebih baik mengaku. Strategi ini disebut dengan
strategi dominan, yaitu strategi yang terbaik terlepas dari strategi yang dipilih orang
lain. Pada kasus ini, mengaku adalah strategi dominan Ucok. Lamanha Ucok
dipenjara akan berkurang jika ia mengaku, terlepas dari apakah Butet akan mengaku
atau diam.
Sekarang kita mengambil sudut pandang Butet. Dia menghadapi pilihan yang
sama dengan Ucok dan berpikir dengan cara yang sama. Terlepas dari apa pilihan
Ucok, Butet bisa mendapatkan keringanan hukuman dengan memilih mengaku.
Dengan kata lain, mengaku juga strategi dominan Butet. Akhirnya, baik Ucok dan
Butet sama-sama mengaku dan mereka menghabiskan 8 tahun di penjara karena
mereka mengejar kepentingan pribadi. Jika Ucok dan Butet telah meramalkan situasi
ini dan mereka membuat perjanjian untuk tidak mengaku. Tentu saja perjanjian ini
akan menguntungkan mereka jika sungguhsungguh dilakukan karena mereka hanya
menghabiskan setahun saja dipenjara. Tetapi apakah keduanya akan tetap diam saat
mereka diinterogasi di ruangan terpisah? Keinginan mementingkan diri sendiri akan
tetap ada dan membuat mereka mengaku sehingga kerja sama ini sulit dijaga.
Hubungan dilema tahanan dengan pasar oligopoli dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
13
Tabel Hubungan Dilema Tahanan dengan Pasar Oligopoli
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata oligos polein yang
memiliki arti bahwa beberapa penjual atau yang menjual sedikit. Dapat kita simpulkan
bahwa pasar oligopoli ialah suatu keadaan pasar di mana terdapat beberapa produsen atau
penjual menguasai penawaran, baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara
diamdiam bekerja sama.
Dalam sebuah industri, terdapat suatu organisasi resmi dari para produsen yang
menentukan berbagai kebijakan bagi seluruh perusahaan dengan tujuan meningkatkan
keuntungannya. Hal ini disebut sebagai kartel. Salah satu syarat terjadinya kartel harus ada
perjanjian atau kolusi, adapun bentuk kolusi dalam kartel diantaranya kolusi eksplisit dan
kolusi diamdiam. Dalam kartel, terdapat 3 model kartel diantaranya model kartel terpusat,
model kartel berbagi-pasar, dan model kepemimpinan harga. Adanya kartel dapat
merugikan konsumen dan juga perekonomian suatu bangsa.
Teori permainan merupakan pilihan strategi optimal dalam situasi konflik dan
perluasan dari analisis perilaku oligopolistik. Setiap model teori permainan meliputi
pemain, strategi, dan hasil (payoff). Bentuk dari teori permainan diantaranya strategi
dominan, ekuilibrium nash, dan dilema tahanan.
3.2 Saran
Dalam memahami materi tentang industri oligopoli diperlukan pemahaman dan
ketelitian yang baik mengenai definisi pasar oligopoli, karakteristik dan syarat terjadinya
kartel, model kartel, serta teori permainan. Dari makalah yang kami buat, tentunya masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini
nantinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Amir, C. H. & Aizar, N. A. (2020). Model Model Pasar Oligopoli Ekonomi Mikro. URL:
https://edualdaar.blogspot.com/2020/09/model-model-pasaroligopoli-ekonomi.html.
Diakses tanggal 12 Mei 2022.
Hanafi, A. (2009). Tinjauan hukum Islam terhadap sistem kartel dalam perdagangan menurut UU
RI No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Hidayati, S. (2019). Teori Ekonomi Mikro. Unpam Press.
Iswardono, S.P. (1994). Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Gunadarma
KPPU. URL: https://www.kppu.go.id/docs/Pedoman/draft_pedoman_kartel.pdf Mankiw, N. G.
(2004). Mikro Ekonomi. Penerbit Erlangga.
MAULINA, D., & SUGIYANTO, F. X. (2014). Identifikasi Struktur Pasar Dan Strategi Bersaing:
Pendekatan Game theory (Kasus: Industri Angkutan Antar Jemput Dalam Provinsi Jurusan
Semarang-Purwokerto). Doctoral dissertation, UNDIP; Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Putranto, A. T., Nurmasari, I., & Susanti, F. (2019). Pengantar Ilmu Ekonomi. Unpam Press.
Rahmawati, I. A. (2009). Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Harga Pada Pasar
Oligopoli. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Salvatore, D. (2006). Mikro Ekonomi. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga.
Savitri, I. P. (2019). Upaya Hukum Yang Dilakukan Oleh Konsumen Terkait Dengan Kerugian
Kartel Dalam Putusan KPPU (Putusan KPPU No. 26/KPPU-L/2007 Tentang Kartel SMS).
Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia.
16