Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

IMPLEMENTASI DAN AUDIT SOSIAL DI PT SEMEN PADANG

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan implementasi CSR dan audit sosial di PT Semen Padang. PT Semen
Padang sebagai salah satu BUMN terbesar di Sumatera Barat memiliki andil besar
dalampembangunan Sumatera Barat. Analisis dilakukan dengan statistik deskriptif dan konten
analisis. Analisis data kegiatan CSR PT Semen Padang dilakukan dengan melakukan analisis isi
laporan tahunan perusahaan yang diaudit. Hasil analisis menunjukkan model CSR implementasi di
PT. Semen Padang berupa pembangunan fisik seperti fasilitas umum, pembangunan pendidikan,
pemberdayaan lapangan kerja, pemberdayaan ekonomi, pengabdian kepada masyarakat, pelayanan
kesehatan masyarakat, perlindungan lingkungan, olahraga, dan seni. Salah satu bentuk implementasi
dari Program CSR umumnya dilakukan secara langsung dan mandiri oleh tim yang ditunjuk
perusahaan. PT Semen Padang belum murni mengimplementasikan audit sosial laporan CSR, tetapi
terintegrasi dalam auSemelaporan tahunan perusahaan.

Kata kunci: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Audit Sosial, Badan Usaha Milik Negara.

1. PERKENALAN

Untuk tetap eksis; perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan seluruh pemangku
kepentingan. Kepedulian perusahaan tidak hanya terfokus pada pemegang saham, tetapi harus kepada
seluruh pemangku kepentingan, Saat ini kesadaran dan kepekaan masyarakat semakin tinggi terhadap
kondisi sosial dan lingkungan serta menyalahkan perusahaan sebagai faktor pemicu (Harahap, 2007).
Selain itu, dampak globalisasi kemajuan teknologi informasi, dan transparansi pasar, perusahaan
harus serius dan membayar memperhatikan tuntutan masyarakat. Inilah cikal bakal lahirnya konsep
CSR (Corporate Tanggung jawab sosial).

Praktisi, aktivis LSM, dan akademisi telah berupaya merumuskan dan mempromosikan CSR di
hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Perusahaan diminta untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap sosial dan masalah lingkungan dalam pengambilan keputusan ekonomi
yang terkait dengan kegiatan operasionalnya, serta mengungkapkan informasi CSR dalam laporan
tahunan. Hal ini sejalan dengan falsafah yang menyatakan bahwa entitas perusahaan tidak lagi egois,
sehingga mengasingkan diri dari komunitas di mana ia beroperasi, melainkan suatu badan usaha harus
melakukan adaptasi budaya terhadap lingkungan sosialnya. Ini menyarankan bahwa telah terjadi
pergeseran pemahaman atas makna suatu entitas yang dahulu dibebankan hanya berorientasi pada
keuntungan terhadap lingkungan yang lebih luas yang meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tekanan datang antara lain dari para pemegang saham (yang sadar akan CSR), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), mitra bisnis (terutama dari negara-negara yang sensitif terhadap komunitas
lokal)bisnis) dan pengacara kepentingan publik. Dalam iklim reformasi dan demokrasi saat ini di
Indonesia Saat ini keterbukaan dan akuntabilitas sangat dibutuhkan dan diperhatikan oleh publik.
Peran dari pengawasan publik dilakukan melalui LSM, sebagai organisasi nirlaba yang pendukungnya
bersuara berbagai “masalah publik” yang berdampak besar terhadap operasional bisnis di Indonesia.
Perusahaan Perlu disadari bahwa suara LSM ini memiliki pengaruh yang besar dan dianggap oleh
perusahaan konsumen dan karenanya tidak dapat diabaikan.

Pada dasarnya CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum,
sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Keberhasilan pendampingan dalam perspektif
CSR adalah mengedepankan moral danprinsip etika, yaitu untuk mencapai hasil yang terbaik, tanpa
merugikan kelompok masyarakat lain. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah golden
rules, yang mengajarkan bahwa seseorang atau suatu pihak harus memperlakukan orang lain sama
seperti apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan demikian, sebuah perusahaan yang bekerja
dengan prinsip moral dan etika yang maju akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat. Itulah apa Menteri Lingkungan Hidup mengatakan dalam pidato dalam seminar sehari $
Promise of Gold Rating: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berkelanjutan" (2006)

Dalam studi empiris, beberapa peneliti telah mencoba untuk mengungkapkan prinsip-prinsip moral
dan etika ddala berbagai perspektif yang berbeda (Balabanis, et al. 1998; Heal, 2008; Bhattacharya &
Sankar, 2004; Finch, 2005; Baron, 2007; dan Mathews, 1997). Studi mereka menggunakan proksi
khusus untuk mengukur CSR dan mendapatkan hasil yang beragam juga. Hasil mereka menunjukkan
bahwa:

1. Pengungkapan CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan.

2. Kegiatan CSR dapat menjadi elemen yang bermanfaat sebagai strategi perusahaan, berkontribusi
pada manajemen risiko dan membina hubungan yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi
perusahaan.

3. Kegiatan CSR memiliki dampak produktif yang signifikan terhadap efisiensi, perubahan teknis,
dan ekonomi skala perusahaan.

Dari berbagai hasil penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa selain keuangan Kondisi
tersebut, nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan juga merupakan bagian penting yang tidak dapat
diabaikan oleh manajemen, khususnya tanggung jawab perusahaan terhadap bidang sosial dan
lingkungan. Keuangan kondisi saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan, tetapi juga untuk peduli pada bidang sosial dan lingkungan. Kasus boikot warga
terhadap barang dan layanan, perjuangan melawan perusahaan, atau perusakan citra merek tertentu
adalah harga yang harus dibayar ketika perusahaan dipersengketakan oleh konsumen dan masyarakat.

Tren ini menegaskan bahwa perusahaan hanya mementingkan ekonomi tetapi melupakan sosial dan
aspek lingkungan hanya menjadi preseden dan investasi yang buruk. Ada tuntutan dan pengaturan
untuk lebih memperhatikan lingkungan dan sosial serta pelaporan kepada pemangku kepentingan
berkala setiap tahun.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh majalah SWA (Juni-November 2005) terhadap 45 perusahaan
diimplementasi CSR ditemukan ada tiga jenis program yang dijalankan oleh perusahaan, yang dikenal
sebagai triple bottom line, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan
programnya.

TABEL 1 Program CSR yang dijalankan Perusahaan

Tipe Program CSR


Sosial 49,59 %
Lingkungan 25,70%
Ekonomi 24,6%
Total 100%
Program CSR yang paling banyak digunakan adalah program sosial sebanyak 49,53%, sedangkan
program lingkungan dan ekonomi masing-masing 25,70% dan 24,67%. Jika itu mogok untuk
Kegiatan sosial kemudian kesehatan dan pendidikan serta renovasi sekolah masing-masing dominan.
Namun kegiatan lainnya mencapai 34,90% (lihat tabel 2). Kegiatan ini kurang jelas arahnya. Pada
dasarnya perusahaan menerapkan CSR untuk menjaga citra mereka dan alat promosi acara l. Ini
sangat disayangkan.

Kegiatan yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah kampanye lingkungan dan pengelolaan
lingkungan fisik dengan persentase masing-masing 18,18% dan 16,36% (lihat tabel 3). Selanjutnya,
jenis kegiatan ekonomi yang banyak dilakukan adalah pembinaan UKM dan kemitraan dipasokan
bahan baku produksi dengan jumlah aktivitas masing-masing 37,74% dan 24,53%. Pemberdayaan dan
pengembangan tenaga kerja lokal hanya 5,66%. Hal ini menunjukkan CSR perusahaan kegiatan lebih
mengarah untuk menjaga citra perusahaan.

Tabel 2 Program Sosial yang dijalankan Perusahaan


Jenis Kegiatan Jumlah kegiatan
Layanan dan kampanye kesehatan 17,92%
Beasiswa 12,26%
Pembangunan dan renovasi prasarana 9,43%
sekolah
Pembangunan dan renovasi fasilitas 8,49%
sekolah non fisik
Sumbangan sosial untuk bencana alam 8,49%
Perlindungan sekolah 4,72%
Pendidikan dan pelatihan TI 3,77%
Lainnya 34,90%
Jumlah 100%

Tabel 3 Program lingkungan yang dijalankan Perusahaan

Jenis Kegiatan Jumlah kegiatan


Pelatihan dan Kampanye lingkungan 18,18%
Pengelolaan lingkungan fisik agar terlihat 16,36%
indah
Pengelolaan sampah 10,91%
Pembangunan air bersih 10,91%
Penanaman pohon/penghijauan 9,09%
Pertanian organik 7,27%
Lainnya 27,27%
Jumlah 100%

Tabel 4 Program ekonomi yang dijalankan Perusahaan

Jenis Kegiatan Jumlah kegiatan


Pembinaan dan pemberdayaan UMKM dan 37,74%
pengusaha
Kemitraan dalam penyediaan bahan baku 24,53%
dan produksi
Pembiayaan pinjaman dan modal atau 13,21%
pengembangan usaha
Pemberdayaan dan pengembangan tenaga 5,66%
kerja lokal
Lainnya 11,32%
Total 100%

Dari hasil SWA, perusahaan untuk membangun brand image sering menggunakan CSR. Kegiatan
uupacara melibatkan banyak massa, serta daya pikat berita yang sangat luar biasa sering dijadikan
sasaran empuk untuk mendongkrak perhatian publik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kegiatan
CSR yang kurang tepat seperti kegiatan lain yang tidak dapat diidentifikasi dan memiliki nilai bobot
34,90% untuk kegiatan sosial dan 27,27% untuk kegiatan lingkungan.

Di Indonesia, debut CSR semakin kuat, terutama setelah Undang-Undang Perusahaan 40 Tahun 2007
disahkan DPR (Majelis Legislatif Indonesia). Undang-undang telah menyebutkan bahwa perusahaan
yang blingkunga di bidang atau yang bersangkutan dengan sumber daya alam yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan sosial dan lingkungan tanggung jawab (Pasal 74 ayat 1). UUPT tidak
menyebutkan secara rinci berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta
sanksi atas ketidakpatuhan.

Implementasi CSR akan disosialisasikan kepada publik melalui pengungkapan sosial dalam laporan
tahunan. Namun, implementasi CSR menemui beberapa masalah, karena mengangkat masalah
bagaimana memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya sesuai
dengan kode etik perusahaan dari perilaku. Itu membutuhkan lebih banyak perangkat teknis.
Mekanisme umum yang terjadi selama ini adalah pelaporan dan verifikasi. Sebuah laporan
perusahaan dilakukan dengan mengklaim telah beroperasi secara bertanggung jawab. Verifikasi
diperiksa oleh pihak independen untuk apa yang telah dilaporkan. Audit sosial disertakan dalam
mekanisme verifikasi.

Audit Sosial terkait dengan pemantauan, penilaian dan pengukuran kinerja perusahaan sebagai serta
keterlibatannya dengan masalah sosial. Secara umum, audit dikenal sebagai penilaian dan evaluasi
yang melibatkan pengumpulan informasi tentang sistem dan laporan keuangan perusahaan. Seperti
audit biasanya dilakukan oleh orang yang kompeten, independen dan dikenal sebagai tujuan auditor
akuntan. Namun, audit sepuluh kali ini tidak hanya mencakup pengumpulan informasi tentang
keuangan perusahaan, tetapi juga aspek lingkungan dan bahkan kondisi sosial ekonomi Komunitas.
Audit sosial adalah audit yang terkait dengan pemantauan, penilaian, dan pengukuran sosial kinerja
perusahaan dan keterlibatan dengan isu-isu sosial. Audit sosial dapat dilakukan pada masalah
lingkungan, produksi, keselamatan, penyediaan pekerjaan, penggajian, pensiun dan jaminan hari tua
dan kepentingan sosial terkait lainnya.

PT. Semen Padang yang berdiri pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch
Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM), merupakan pabrik semen tertua di Indonesia. Ir.
Carl Christopher Lau dan Ir. Koninjberg menemukan batuan di gua dan diduga Karang Putih dapat
digunakan sebagai mentah bahan pembuatan semen. Setelah memeriksa bahan Laboratorium Voor
Landerzoek di Belanda menunjukkan bahwa batuan yang menjadi bahan baku pembuatan semen
adalah batugamping dan batu silika. Pabrik mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan kapasitas
22.900 ton per tahun, dan pernah mencapai output sebesar 170.000 ton pada tahun 1913, yang
merupakan produksi tertinggi saat itu.

Kualitas, kepuasan pelanggan dan ramah lingkungan merupakan tiga aspek yang diperhatikan oleh
manajemen PT. Semen Padang. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian internasional pengakuan dari
International Organization for Standardization berupa Sertifikat ISO 9002 dan ISO 9001. Standar ISO
9002 adalah bidang manajemen mutu yang diakui secara internasional di hal Pertambangan Bahan
Baku, Pengemasan dan Pemasaran Pabrikan Semen dan Semen. ISO 9001 adalah penghargaan di
bidang Desain, Pengembangan, Produksi, Instalasi dan Servis Peralatan untuk Industri. Selain itu,
PT. Semen Padang juga telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 untuk bidang Sistem Manajemen
Lingkungan.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan dan audit terhadap kinerja
CSR di PT Semen Padang. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen semen terbesar di
Indonesia. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengungkapan CSR di
PT Semen Padang dan bagaimana audit sosialnya dilakukan oleh PT Semen Padang.

2. TINJAUAN TEORITIS

2.1. Tanggung jawab sosial perusahaan

Konsep CSR merupakan konsep yang berkembang dan dinamis. Secara umum, CSR adalah cara
perusahaan untuk mencapai keseimbangan atau integrasi masalah ekonomi, lingkungan dan sosial dan
pada saat yang sama untuk memenuhi harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Hopkins (2005) menyatakan bahwa CSR berkaitan dengan perlakuan terhadap pemangku kepentingan
perusahaan dalam konteks etika atau tanggung jawab sosial. Implikasi dari tanggung jawab sosial
adalah untuk menciptakan standar hidup yang lebih tinggi, dengan dukungan perusahaan
profitabilitas, bagi para pemangku kepentingannya baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Konsep CSR modern baru dimulai sejak munculnya tulisan Bowen (1953) yang berjudul The Social
Tanggung Jawab Pengusaha (Carroll, 1999). Menurut Bowen, CSR mengacu pada FRPSDQ\¶V
kewajiban untuk membuat keputusan kebijakan atau mengikuti suatu garis tindakan yang lebih terarah
pada sasaran dan nilai sosial (Bowen dalam Carroll, 1999). Kotler dan Lee (2005) menggunakan
definisi CSR sebagai komitmen untuk meningkatkan masyarakat menjadi lebih baik melalui praktik
bisnis yang bijaksana (discretionary) dan kontribusi sumber daya perusahaan. Kotler dan Lee (2005)
menekankan komponen diskresioner, yang dapat diartikan sebagai corporate volunteer adalah dalam
melaksanakan praktik bisnis yang bermanfaat bagi kesejahteraan umum.

Garriga dan Mele (2004) melakukan pemetaan teori dan konsep CSR dalam menjelaskan kesimpulan
bahwa CSR telah difokuskan pada empat aspek utama:

1. Mencapai tujuan keuntungan yang berkelanjutan

2. Menggunakan kekuatan empat bisnis secara bertanggung jawab,

3. Mengintegrasikan kebutuhan sosial

4. Berkontribusi kepada masyarakat dengan melakukan hal-hal yang beretika.

Dengan demikian, menurut Garriga dan Mele, teori CSR dalam praktiknya dapat diklasifikasikan
menjadi empat kelompok: teori dimensi keuntungan, nilai politik, sosial dan etika (Garriga dan Mele,
2004).

Berdasarkan teori pemangku kepentingan, ada hubungan positif antara CSR dan keuangan
pertunjukan. Pasalnya, kepuasan berbagai kelompok pemangku kepentingan merupakan alat untuk
kinerja keuangan organisasi (Donaldson & Preston, 1995; Jones, 1995). Teori agensi menyatakan
bahwa negosiasi implisit dan eksplisit dan proses kontrak membutuhkan hubungan timbal balik, dan
melayani secara bilateral antara manajemen dan pemangku kepentingan. Hal ini karena pemantauan
dan mekanisme penegakan yang mencegah tindakan manajer keluar dari tujuan keuangan organisasi
(Hill & Jones, 1992; Jones, 1995).

Beberapa penelitian sebelumnya telah meneliti hubungan antara CSR dan kinerja keuangan dan
mereka menemukan bukti yang beragam (Steiner & Steiner, 2006). Sebagian besar studi
menunjukkan hasil yang positif hubungan antara kinerja sosial dan kinerja ekonomi. Menurut Steiner
& Steiner (2006) hasil yang beragam karena metodologi yang digunakan dalam setiap penelitian
berbeda. Sebagian besar studi mendefinisikan CSR dengan menganalisis isi laporan tahunan,
mengutip aksi sosial dalam artikel baru tentang a perusahaan tertentu atau melihat indeks reputasi
berdasarkan persepsi publik. Jadi, kriteria pasti memiliki kelemahan sebagai penilai CSR yang
handal. Meskipun ukuran kinerja ekonomi (seperti net pendapatan, laba atas ekuitas, harga saham)
lebih objektif karena ukurannya, umumnya digunakan untuk hanya menunjukkan kinerja ekonomi.

Dari analisis berbagai studi tentang CSR dan kinerja ekonomi, Ullmann (1985) menyimpulkan bahwa
sebagian besar studi menunjukkan hubungan positif antara CSR, kinerja sosial dan kinerja keuangan.
Para peneliti secara implisit menyatakan bahwa dalam konteks strategis, sosial program-program yang
dituangkan dalam pengungkapan sosial yang ada dalam laporan tahunan, merupakan alat untuk
mendorong sosial tuntutan. Pemangku kepentingan lainnya juga menggunakan berbagai bukti empiris
yang menyimpulkan laporan tahunan kepada pemegang saham. Dengan demikian, pengungkapan
sukarela berkorelasi dengan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu tujuan, seperti
memperoleh sumber daya keuangan tambahan atau mengamankan akses ke pasar keuangan
(Spero1979 dalam Ullmann, 1985).

Meta-analisis dari 52 studi yang dilakukan oleh Orlitzky et.al.(2003) memiliki ukuran sampel total
33.878. Hasil penelitiannya menemukan bahwa perusahaan yang baik adalah yang memiliki respon
positif menuju CSR. Ini telah mencerminkan hubungan yang signifikan dan positif antara kinerja
sosial dan kinerja keuangan.

Meta-analisis juga dilakukan oleh Allouche & Laroche (2005) yang menggunakan sampel lebih
banyak dan beragam negara daripada Orlitzky et al. (2003). Allouche & Laroche (2005)
menggunakan analisis statistik multivariat (dikenal sebagai meta-regresi) dari 373 pengamatan dari 82
studi. Hasilnya sejalan dengan Orlitzky et al (2003), kinerja sosial berdampak positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Meta-analisis dilakukan oleh Wu et al. (2006) tentang hubungan CSR, kinerja
keuangan dan ukuran perusahaan menyimpulkan bahwa ukuran kinerja pasar (kinerja berbasis pasar)
adalah prediktor yang lemah dibandingkan dengan kinerja keuangan, seperti profitabilitas, ROA dan
pertumbuhan (pertumbuhan). Meta-analisis ini juga menyimpulkan bahwa biaya untuk kegiatan CSR
yang dicakup oleh manfaat kegiatan CSR, terutama terkait dengan moral dan produktivitas karyawan
(Wu et al, 2006).

Kesimpulan utama dari fenomena ini hanya sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa tindakan CSR
secara signifikan membahayakan kinerja ekonomi dalam jangka panjang. Mengingat jumlah tekanan
politik dan sosial yang saat ini mempengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan, ini berarti bahwa
manajer harus memikirkan tujuan sosial ketika mereka merencanakan, mengatur, memimpin dan
mengendalikan bisnis (Steiner & Steiner, 2006). CSR memberi perhatian pada lingkungan dan sosial
ke dalam operasi dan interaksi dengan para pemangku kepentingan yang melampaui tanggung jawab
dalam hukum (Darwin, 2004).

CSR diarahkan ke perusahaan internal dan eksternal. Tanggung jawab ini diarahkan kepada pemegang
saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti yang diketahui pemegang saham telah
menginvestasikan sumber dayanya untuk mendukung berbagai kegiatan operasi Perusahaan, dan oleh
karena itu, mereka akan mengharapkan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan yang optimal
sehingga kesejahteraan mereka meningkat. Tanggung jawab sosial ke selanjutnya juga diarahkan
kepada karyawan. Karena hanya dengan kerja keras, kontribusi, dan pengorbanan perusahaan dapat
menjalankan berbagai kegiatan serta kesuksesan. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan untuk
memberikan kompensasi yang adil dan memberikan peluang pengembangan karir bagi karyawannya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balabanis, Phillips dan Lyall (1988) menunjukkan bahwa
pengungkapan CSR yang dibuat oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek London berkorelasi
positif dengan keseluruhan profitabilitas perusahaan. Namun, hipotesis 'investor etis menunjukkan
bahwa pasar modal cenderung tertarik pada kegiatan CSR yang dibawai oleh perusahaan seperti itu,
secara empiris membuktikan bahwa pengungkapan CSR memiliki kinerja pasar efek negatif, tetapi
dampak positif pada keseluruhan profitabilitas perusahaan. Untuk perusahaan, ada empat manfaat
penerapan CSR (Effendi, 2008), yaitu sebagai berikut:

a. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh, menopang, dan mendapatkan citra positif dari komunitas
yang lebih luas.

b. Perusahaan mendapatkan akses modal yang lebih mudah.

c. Perusahaan dapat mempertahankan kualitas sumber daya manusia.

d. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan tentang hal-hal yang kritis dan
memfasilitasi manajemen risiko.

CSR dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, serta kepada pemerintah. Manfaat yang dirasakan
sangat tergantung pada bentuk program kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh Perusahaan. Namun,
secara umum sudah pasti bahwa implementasi CSR dapat mengurangi risiko kerusakan lingkungan,
beban sosial, dan beban pada pemerintah, yang semuanya mengarah pada peningkatan kesejahteraan
sosial. Program CSR sangat penting karena dikaitkan dengan kewajiban manusia untuk bertanggung
jawab atas integritas kondisi kehidupan manusia di masa depan. Area yang perlu diperhatikan untuk
membuat program CSR yang lebih baik adalah:

1. Stakeholder, perhatian khusus para pemangku kepentingan (termasuk perspektif yang


mempengaruhi perusahaan) sedang merencanakan CSR dalam membuat keputusan dan tahapan
pemantauan. Stakeholder di sini mencakup eemployeep, komunitas, pemegang saham, regulator,
pemasok, kontraktor, konsumen, dan komunitas sosial.

2. Lingkungan, lingkungan yang didefinisikan di sini adalah seluruh faktor lingkungan baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang memiliki hubungan dengan operasi perusahaan.

2.2. Audit

Audit Sosial umumnya dikenal sebagai penilaian dan evaluasi yang melibatkan pengumpulan
informasi tentang sistem dan laporan keuangan suatu perusahaan. Audit ini biasanya dilakukan oleh
yang kompeten, mandiri dan dikenal sebagai objektivitas auditor atau akuntan. Namun, kali ini tidak
hanya audit sering termasuk mengumpulkan informasi tentang keuangan perusahaan, tetapi juga
aspek lingkungan dan bahkan kondisi sosial ekonomi masyarakat lakukan.

Pekerja sosial, konsultan atau analis kebijakan biasanya melakukan audit sosial. Menurut Boyd (1998)
Audit sosial adalah proses yang memungkinkan organisasi untuk menilai dan menunjukkan manfaat
dan keterbatasan sosial, ekonomi, dan lingkungannya. Ini adalah cara untuk mengukur sejauh mana
organisasi memenuhi nilai dan tujuan bersama yang telah dilakukannya. Audit sosial memberikan
penilaian dampak Rujdql] tujuan non-finansial dwlrq¶v melalui pemantauan kinerja dan secara teratur
kinerja dan pandangan para pemangku kepentingannya.

Proses audit sosial membutuhkan komitmen kuat dari orang-orang penting, seperti CEO dan Direksi.
Dalam implementasi, audit sosial juga membutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan,
termasuk karyawan, klien, sukarelawan, pendiri, kontraktor, pemasok dan penduduk setempat terkait
dengan operasi Perusahaan. Auditor sosial biasanya bekerja dengan pemegang saham dan pemangku
kepentingan untuk merancang, mengumpulkan, mengoordinasikan, dan menganalisis informasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan survei, wawancara, analisis pembukuan dan
studi kasus.

Tantangan dalam mengembangkan protokol audit program CSR tidak hanya terletak pada
kompleksitas formulasi-nya, tetapi juga terletak pada implementasinya. Audit sosial melibatkan aspek
lingkungan dan sosial, yang relatif lebih sulit untuk dirumuskan dan diukur daripada aspek keuangan.
Audit akan mengharuskan para ahli yang memiliki kompetensi komprehensif di bidang lingkungan
dan sosial, selain kemampuan untuk menerapkan berbagai metode penelitian. Kesulitan utama dalam
merancang sistem audit untuk program CSR standar adalah menentukan variabel dan merumuskan
indikator yang sesuai. Dua persyaratan utama yang perlu dipenuhi adalah:

1. Definisi dari berbagai kategori harus berlaku untuk semua perusahaan; industri dan bahkan sistem
sosial yang menyulap analisis komparatif.

2. Kategori untuk mengklasifikasikan kegiatan perusahaan harus paling mampu dalam waktu tertentu,
sehingga perbandingan historis dapat dilakukan.

Audit Sosial adalah proses yang memungkinkan organisasi untuk menilai dan menunjukkan manfaat
kinerja dan keterbatasan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Ini adalah salah satu cara untuk mengukur
sejauh mana suatu organisasi mencapai tujuan dan nilai-nilai bersama dan komitmen. Audit Sosial
memberikan penilaian dampak tujuan non-keuangan melalui pemantauan kinerja reguler dan
sistematis dan pandangan para pemangku kepentingan. Audit akan membutuhkan keterlibatan para
pemangku kepentingan. Ini mungkin termasuk karyawan, klien, sukarelawan, donor, kontraktor,
pemasok, dan masyarakat setempat yang tertarik pada organisasi. Stakeholder didefinisikan sebagai
individu atau organisasi yang memiliki minat, atau yang telah diinvestasikan dalam sumber daya
organisasi.

Audit sosial dapat menyelesaikan audit laporan keuangan tahunan dengan memberikan informasi
yang jelas dan ringkas tentang kinerja. Hasil dapat dikaitkan dengan proses perencanaan dan
peninjauan strategis organisasi untuk meningkatkan kinerja dan dampak sosial secara keseluruhan.
Audit sosial telah terbukti meningkatkan akuntabilitas organisasi untuk para pemangku kepentingan
dan untuk meningkatkan praktik demokrasi. Selain berfungsi sebagai alat manajemen, audit sosial
dapat digunakan untuk tujuan pemasaran, promosi, dan advokasi. Proses audit sosial membutuhkan
komitmen kuat dari orang-orang utama, seperti CEO dan Direksi, organisasi yang diaudit. Dalam
implementasi, audit sosial juga memerlukan keterlibatan para pemangku kepentingan, termasuk
karyawan, klien, sukarelawan, pendiri, kontraktor, pemasok dan penduduk setempat terkait dengan
operasi perusahaan. Auditor sosial biasanya bekerja dengan pemegang saham dan pemangku
kepentingan untuk merancang, mengumpulkan, mengoordinasikan, dan menganalisis informasi. Ada
tiga mekanisme verifikasi yang mungkin, yaitu:
Verifikasi Pihak Pertama X, verifikasi ini dilakukan oleh sektor swasta saja. Pendekatan ini sangat
banyak digunakan dalam skema audit internal sebagai bagian dari perusahaan manajemen di
dalamnya, dan seringkali dimuat dari standar seperti ISO 9000 dan ISO 14001. Namun, mekanisme
ini dianggap tidak kredibel untuk mengklaim tidak adanya konfirmasi independen eksternal yang
secara akurat.

Verifikasi Pihak X Kedua, mekanisme ini dilakukan oleh seseorang / organisasi yang memiliki
hubungan dengan sektor swasta yang menyediakan pekerjaan (biasanya hubungan ini sebagai pembeli
perwakilan dari sektor swasta pertama). Mekanisme verifikasi sangat penting dan bermanfaat dan
banyak digunakan oleh sektor swasta, terutama dalam meneliti persyaratan seperti kualitas,
keselamatan, perlindungan lingkungan dan lainnya. Pendekatan semacam itu berguna untuk hubungan
bisnis-ke-bisnis antara kedua institusi di sektor swasta. Namun, karena organisasi yang tidak
sepenuhnya bergantung pada verifikasi, setiap klaim kepada publik hasil verifikasi ini tidak
sepenuhnya kredibel.

X verifikasi pihak ketiga, mekanisme ini dilakukan oleh seseorang / organisasi yang dianggap
pandangan independen tentang produsen dan pembeli dan juga menghasilkan publik sehingga
verifikasi dianggap yang paling kredibel untuk klaim publik. Masalahnya adalah orang / ketiganya
yang meminta bantuan untuk memverifikasi beban sering menyebabkan biaya yang cukup bagi
perusahaan.

2.3 Hubungan antara audit sosial dan pengungkapan CSR

Memberikan informasi yang cukup diharapkan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh para
pemangku kepentingan sebagai pengguna laporan keuangan. Namun, implementasinya memenuhi
masalah, karena meningkatkan masalah bagaimana memastikan bahwa korporasi telah melaksanakan
tanggung jawab sosialnya sesuai dengan Kode Etik Perusahaan. Diperlukan lebih banyak perangkat
teknis. Mekanisme umum yang terjadi selama ini melaporkan dan memverifikasi. Pelaporan
dilakukan oleh perusahaan yang mengklaim telah beroperasi secara bertanggung jawab. Verifikasi
diperiksa oleh pihak independen untuk apa yang telah dilaporkan oleh Perusahaan. Banyak hal yang
sama adalah pengawasan independen (pemantauan independen). Audit sosial dimasukkan dalam
mekanisme verifikasi. Audit sosial diharapkan dapat memberikan informasi dan kualitas yang akurat
untuk pihak kepentingan.

Pengungkapan kinerja akuntansi sosial perusahaan, baik secara internal maupun eksternal, dapat
dicapai melalui pendekatan audit sosial, ukuran I.E dan melaporkan dampak program ekonomi, sosial,
dan lingkungan, serta perusahaan yang berorientasi sosial beroperasi secara teratur. Awalnya, manajer
perusahaan diminta untuk membuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial. Setelah daftar
dihasilkan, maka auditor sosial menilai dan mengukur dampak tanggung jawab sosial perusahaan.
Audit sosial dilakukan secara berkala oleh kelompok konsultan internal dan eksternal, sebagai bagian
dari kegiatan rutin pemeriksaan internal, sehingga manajer mengetahui konsekuensi sosial dari
kegiatan mereka.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pengungkapan CSR dan audit sosial merek Semen Padang. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan PT Semen Padang dari tahun 2006-2008.
Data kegiatan CSR juga dapat diperoleh dari website PT Semen Padang di
http://www.semenpadang.co.id. Selain itu, perlu untuk memperkuat yang utama analisis data dan
diskusi. Analisis dilakukan dengan analisis isi. Mengumpulkan data tentang Kegiatan CSR PT
Semen Padang dilakukan dengan melakukan content analysis pada perusahaan yang diaudit laporan
Tahunan. Holsti (1969) dalam Stemler dan Steve (2001) menyatakan bahwa analisis isi adalah suatu
teknik untuk membuat kesimpulan dengan mengidentifikasi karakteristik tertentu dari pesan secara
sistematis dan objektif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif.
Analisis interaktif dilakukan dengan presentasi dan kesimpulan (verifikasi).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Implementasi model CSR pada PT. Semen Padang

Program CSR PT Semen Padang juga dimaksudkan sebagai wahana untuk memperkuat posisi
perusahaan dimasyarakat, yang pada akhirnya meningkatkan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dan lingkungan. Pelaksanaan program tidak hanya mengutamakan pemangku
kepentingan, tetapi juga mengutamakan internal perusahaan. Berikut model implementasi CSR di PT
SemenPadang:

a. sebuah Pembangunan fisik dan fasilitas umum

b. Pengembangan pendidikan

c. Pelayanan kesehatan masyarakat

d. Konservasi

e. Pemberdayaan lapangan kerja

f. Sosial, olahraga, dan seni

g. Pemberdayaan ekonomi

a. Pembangunan fisik dan fasilitas umum

Program ini diarahkan pada pembangunan fasilitas umum seperti rumah ibadah, perbaikan
pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan sarana pendidikan, pembangunan sekretariat
pemuda, rehabilitasi fasilitas umum, irigasi dan saluran air bersih, pasar, masyarakat sarana olahraga
dan panti asuhan.

b. Pengembangan pendidikan

Program pengembangan pendidikan dilaksanakan melalui beasiswa, magang kesempatan, asuh dan
bantuan fasilitas pendidikan. Selain itu, perusahaan juga menyalurkan bantuan pendidikan melalui
Yayasan Igasar. Penyaluran beasiswa di PT. Semen Padang setiap tahunnya mengalami peningkatan,
pada tahun 2006 sebanyak 707 orang yang menerima bantuan mahasiswa. Pada tahun 2007 meningkat
menjadi 773 siswa dan pada tahun 2008 perusahaan menggandakan beasiswa lebih dari tahun
sebelumnya yaitu 1546 siswa.

c. Pelayanan kesehatan masyarakat


Program kesehatan masyarakat yang dikelola PT Semen Padang adalah pelayanan pengobatan gratis,
katarak masal operasi, dan bibir sumbing, donor darah, serta bantuan kepada pasien yang tidak
mampu membayar obat. Yayasan RS Semen Padang juga melayani pengobatan bagi masyarakat
sekitar keliling pabrik hingga 300 orang setiap harinya dengan biaya yang sangat terjangkau. Selain
itu, PT. Air mani Padang juga menggalang dana melalui pengelolaan sedekah, donasi, dan karyawan
digunakan untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan.

d. Alam dan Lingkungan

Program konservasi yang dilakukan bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian
adalah terus dikembangkan khusus untuk kegiatan pengembangan kawasan sekitar pabrik, seperti:
serta kegiatan penghijauan lingkungan. Termasuk perbaikan sistem peralatan produksi serta
pengelolaan lingkungan, sehingga memperoleh kategori biru dari Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH). Perusahaan telah berhasil mengurangi emisi di seluruh pabrik semen, serta mengurangi
produk sampingan seperti debu dan air limbah, pengurangan emisi debu dari cerobong asap dari
pabrik semen Indarung II, pengurangan emisi cerobong asap melalui modifikasi udara palsu dari
Kilang Indarung II, pengurangan emisi debu dari cerobong asap pabrik semen Indarung III,
pengurangan emisi cerobong asap kilang Indarung IV, pengurangan sedimen sungai, limbah
pengurangan dari ban berjalan agar tidak mempengaruhi kualitas air sungai yang digunakan oleh
penduduk setempat masyarakat, peninjauan dan revisi lingkungan pabrik dengan perbaikan drainase,
pabrik dan penghijauan lainnya. Namun, pembangunan lingkungan di Bukit Kapur belum
direncanakan dengan baik di program pelestarian alam perusahaan. PT. Program Semen Padang
harus berorientasi pada pengendalian dampak negatif perusahaan, serta perencanaan program jangka
panjang untuk kerusakan lingkungan di Bukit Kapur yang telah dieksploitasi. Eksploitasi sumber
daya alam oleh perusahaan telah mengakibatkan degradasi lingkungan. Inilah yang membuat
&65¶Vconcepts relevan dan penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan, karena hal-hal tersebutlah
yang utama dampak keberadaan perusahaan terhadap lingkungan yang harus direncanakan secara
matang oleh PT. Semen Padang.

e. Pemberdayaan Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia.

Program pemberdayaan Sumber Daya Manusia adalah dengan memberikan perhatian yang serius
kepada karyawan. Perhatian dapat berupa kegiatan pelatihan seperti pelatihan terpadu, pelatihan
administrasi, dan pelatihan keterampilan teknis. Untuk menjaga loyalitas karyawan, perusahaan juga
memberikan reward yang tinggi kinerja karyawan dan karyawan yang telah lama mengabdi di
perusahaan. Disamping Perusahaan juga memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja
(K3).

f. Sosial, olahraga, dan seni

Perusahaan menjadi sponsor Persatuan Klub Sepak Bola (PS) Semen Padang dan Semen Padang
marching band. Melalui Forum Komunikasi Pegawai Semen Padang (FKKSP), perusahaan
pemandu/pembimbing olahraga dan seni di Sumatera Barat. Pada saat ini dilakukan pembinaan untuk
21 cabang olahraga. Kegiatan sosial yang rutin dilakukan adalah memperingati berbagai hari raya,
keagamaan dan pembagian barang-barang yang layak pakai. PT. Semen Padang juga aktif di
membantu masyarakat yang terkena bencana alam baik di dalam maupun di sekitar perusahaan.

g. Pemberdayaan Ekonomi dalam Program Kemitraan Masyarakat

PT. Semen Padang telah melakukan pengembangan ke arah usaha kecil dan menengah (UKM) dan
koperasi. Program kemitraan dilaksanakan untuk meningkatkan kerukunan dengan masyarakat
dimana perusahaan melakukan kegiatan usahanya sehingga dapat memperkuat bisnis jangka panjang
dasar. Kegiatan yang sebelumnya bernama PUKK dibiayai dari provisi keuntungan perusahaan. Dari
dana yang disisihkan dan yang telah disetorkan ke dalam kas Program Kemitraan.

Program Kemitraan dimulai pada tahun 1987 dan pada tahun 2008 telah menyalurkan modal usaha
dana pinjaman kepada 2.700 UKM Program Kemitraan. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
distribusi dana program kemitraan pada tahun 2008 meningkat. Sampai tahun 2007, total
penyalurannya adalah 2555 perusahaan UKM, dan sampai tahun 2006 totalnya adalah 2360 UKM.
UKM yang menerima bantuan kemitraan dari PT Semen Padang adalah UKM yang datang dari
kabupaten atau kota di Sumatera Barat antara lain kota Padang, Bukittinggi, Agam, Padang
Pariaman, Pesisir Selatan, dan Sawahlunto.

4.2.CSR ATPT. Pola Implementasi CSR Semen Padang di

PT. Semen Padang umumnya didistribusikan langsung kepada orang-orang yang akan menerima
bantuan. Perusahaan menjalankan program CSR secara transparan dalam setiap kegiatan sosial. Selain
itu, PT. Semen Padang juga mendistribusikan dana sosial melalui fondasi. Yayasan yang dikelola oleh
PT. Semen Padang adalah iGasar Foundation, yang mendanai pendidikan untuk siswa, dan Yayasan
Rumah Sakit Semen Padang yang mendanai perawatan kesehatan bagi masyarakat dan karyawan
Perusahaan. Seluruh Perusahaan juga menyatakan kebijakan pemberdayaan masyarakat yang tidak
dapat diekspresikan. Ini dilakukan dalam berbagai kegiatan secara independen dan bekerja sama
dengan lembaga pendidikan tinggi. Secara sinteral, peran ini dilakukan oleh tim perawatan
lingkungan PT. Semen padang Dalam koordinasi dengan Kerapatan Adat Nagari (Kan) dan Badan
Musyawarah Nagari (BMN) Kecamatan Lubuk Kilangan. Semua kegiatan sosial tersebut dilakukan
dengan pengaturan pengelolaan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Hal
ini diharapkan dapat menjamin masa depan dan keberlanjutan PT. Semen Padang.

4.3. Kendala PT. Semen Padang dalam Implementasi Program CSR

Masyarakat cenderung menginginkan bantuan berupa material fisik. Bantuan fisik baik dalam
pemberian bantuan dana atau penyaluran semen dalam berbagai kegiatan yang akan dilakukan.
Namun, alokasi bantuan yang dilakukan perusahaan terkadang kurang tepat sasaran.

4.4. Pengungkapan CSR di PT. Laporan Tahunan Semen Padang

Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan PT. Semen Padang dibuat dalam bentuk pelaporan CSR.
CSR laporan tersebut dituangkan dalam bentuk kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilakukan oleh perusahaan. Pada bagian tersebut, perusahaan menjelaskan kebijakan umum
perusahaan mengenai implementasi model dan pola CSR yang digunakan perusahaan. Perusahaan
juga menyediakan informasi kegiatan CSR perusahaan dalam satu tahun.

Laporan yang dibuat oleh PT Semen Padang setiap tahun sudah mengacu pada aspek sosial, ekonomi
dan lingkungan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan yang dikeluarkan oleh
Global Reporting Inisiatif (GRI). Dalam Sustainability tersebut, Reporting memuat dokumen-
dokumen yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan kinerja aspek pengelolaan ekonomi, sosial,
dan lingkungan sebagai sarana untuk kontrol manajemen untuk pemangku kepentingan internal dan
alat akuntabilitas (terutama) untuk eksternal pemangku kepentingan.

4.5. Praktik Audit Sosial di PT Semen Padang

Pelaporan kinerja yang mencakup tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, dan masyarakat dapat hanya
disebut laporan keberlanjutan ketika pelaporan kinerja dalam jangka waktu tertentu telah
dipertahankan atau menunjukkan tren yang meningkat menuju dampak positif. Pelaporan
Keberlanjutan adalah ditujukan kepada berbagai pemangku kepentingan, sehingga dapat memperoleh
informasi yang tepat. Secara keseluruhan, keberlanjutan pelaporan dapat menciptakan transparansi
dan akuntabilitas pelabuhan. Setiap tahun, sebuah perusahaan selalu menyampaikan laporan itu yang
juga diverifikasi oleh pihak ketiga. Transparansi dan akuntabilitas adalah prinsip-prinsip yang tidak
dapat dilepaskan secara langsung dalam melaksanakan CSR secara utuh. Audit laporan telah
terintegrasi dengan audit tahunan yang dilakukan atas laporan keuangan perusahaan. Secara nasional,
sejak tahun 1995, laporan keuangan PT Semen Padang terintegrasi dalam laporan keuangan
pernyataan PT Semen Gresik karena PT Semen Padang merupakan anak perusahaan PT Semen
Gresik

5. KESIMPULAN

a. sebuah. Model Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Semen Padang dalam
bentuk pembangunan fisik serta fasilitas umum, pembangunan pendidikan, lapangan pekerjaan
pemberdayaan, pemberdayaan ekonomi, pengabdian masyarakat, kesehatan masyarakat, lingkungan
konservasi, sosial, olahraga, dan seni.

b. Membandingkan model implementasi CSR PT. Semen Padang hingga ISO 26000, terlihat bahwa
Isu terpenting dalam ISO 26000 belum diimplementasikan dalam model perusahaan program CSR.

c. Pola pelaksanaan program CSR di PT Semen Padang umumnya dilakukan secara langsung dan
tergantung oleh tim pendamping. Namun, ada beberapa program CSR seperti pendidikan dan
kesehatan menggunakan yayasan sebagai penyalur dalam kegiatan tersebut yaitu dana Yayasan Igasar
di pendidikan dan dana Yayasan Rumah Sakit Semen Padang di bidang kesehatan.

d. Dalam strategi PT Semen Padang yang salah satunya diungkapkan adalah “Menjaga kerukunan
hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat sekitar”. strategi perusahaan
dapat dilihat bahwa konsep CSR belum sepenuhnya terlihat, karena CSR Program tidak hanya
mengutamakan hubungan yang harmonis dengan pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat sekitar,
namun juga mengutamakan CSR kepada seluruh pemangku kepentingan di perusahaan. Di samping
itu, Strategi tersebut belum menggambarkan konsep penting CSR yaitu bagaimana sebuah perusahaan
sangatberkomitmen untuk melaksanakan program CSR secara sukarela. Kendala dalam penerapan
CSR adalah banyak orang menginginkan bantuan berupa fisik (materi). Padahal, program sosial PT.
Semen Padang juga memberikan bantuan dalam bentuk immaterial, seperti pembinaan mental dan
kegiatan spiritual yang melibatkan masyarakat.

e. Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan PT. Semen Padang berbentuk corporate social laporan
tanggung jawab. Laporan berisi program dan kegiatan CSR yang telah direalisasikan saat tahun ini.
PT. Semen Padang belum menerapkan sustainability reporting dalam CSR penyingkapan.

f. PT Semen Padang belum melaksanakan audit sosial murni terhadap laporan pelaksanaan CSR,
namun audit yang dilakukan oleh audit terpadu laporan tahunan perusahaan.
Nama : Indri Puspita Sari

MK : Bahasa Inggris Ekonomi

ANALISIS
Judul = Analisis Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Audit Sosial di PT Semen
Padang

Latar belakang = dilatar belakangi oleh pentingnya penerapan CSR dan audit sosial bagi sebuah
perusahaan.
Seperti perusahaan PT semen Padang yang merupakan salah satu produsen semen terbesar di
Indonesia dan telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 dibidang manajeme lingkungan. Karena itulah
peneliti merasa bahwa perlu untuk melakukan penelitian tentang implementasi CSR dan audit sosial
di PT Semen Padang

Tujuan = Untuk mendeskripsikan implementasi CSR dan audit sosial di PT Semen Padang.

MetPen = Menggunakan metode kualitatif dengan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan PT Semen Padang dari tahun 2006-2008. Data CSR didapat dari website. Analisis data
dengan menggunakan analisis isi.

Teori = Corporate Social Responsibility CSR & Audit Sosial

Hasil = PT Semen Padang telah melakukan CSR nya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan. Ada beberapa model CSR yang dilakukan PT Semen Padang yaitu ;
Pembangunan fisik serta pasilitas umum, pengembangan pendidikan, pelayanan kesehatan, alam dan
lingkungan, pberdayaaan ketenagakerjaan dan SDM, Sosial olahraga dan seni, pemberdayaan
ekonomi dalam program kemitraan masyarakat.

1. PENDAHULUAN

Tingkat kesadaran dan kepekaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh perusahaan menjadi salah satu cikal bakal lahirnya konsep CSR. Dimana dalam
konsep CSR perusahaan dituntut untuk memberikan manfaat kepada lingkungan sekitarnya. CSR
dapat tanggung jawab sosial yang perlu dilakukan oleh perusahaan. Seperti yang digambarkan dalam
penelitian sebelumnya di dalam jurnal ini bahwa kondisi keuangan saja tidak menjamin nilai
perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan, tetapi diperlukan aspek lain yaitu aspek sosial dan
lingkungan. Dikatakan bahwa perusahaan yang hanya mementingkan nilai ekonomi tetapi melupakan
aspek sosial dan lingkungan akan di cap buruk oleh masyarakat. Dari hasil penelitian majalah SWA
perusahaan sering menjadikan CSR sebagai ajang untuk membangun brand image.Di Indonesia debut
CSR semakin kuat setelah UU Perusahaan nmr 40 tahun 2007 disahkan MPR.

Selanjutnya implementasi CSR akn disosialisasikan kepada publik dalam bentuk laporan tahunan.
Namun, implementasi CSR menemui beberapa masalah, karena mengangkat masalah bagaimana
memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan kode etik
perusahaan dari perilaku. Itu membutuhkan lebih banyak perangkat teknis. Mekanisme umum yang
terjadi selama ini adalah pelaporan dan verifikasi. Sebuah laporan perusahaan dilakukan dengan
mengklaim telah beroperasi secara bertanggung jawab. Verifikasi diperiksa oleh pihak independen
untuk apa yang telah dilaporkan. Audit sosial disertakan dalam mekanisme verifikasi. Audit sosial
terkait dengan pemantauan dan pengukuran kinerja perusahaan serta keterlibatannya dengan masalah
sosial. Audit sosial dapat dilakukan pada masalah lingkungan, produk, keselamatan, penyedia
pekerjaan,dll.

2. Tinjauan Teoritis

a. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Adalah cara perusahaan untuk mencapai keseimbangan atau integrasi masalah ekonomi, lingkungan,
dan sosial pada saat yang sama untuk memenuhi harapan pemegang saham dan pemangku
kepentingan. CSR dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat
dan lingkungan. CSR juga penting dilakukan agar perusahaan memiliki kesan positif Dimata publik.
Dari beberapa penelitian yang dicantumkan didlam jurnal dapat disimpulkan bahwa hasilnya
menunjukkan bahwa CSR sebagai bagian dari kinerja sosial memiliki hubungan yang positif dengan
kinerja ekonomi.

b. Audit Sosial

Dikenal sebagai bentuk penilaian dan evaluasi yang melibatkan pengumpulan informasi tentang
sistem dan laporan keuangan suatu perusahaan. Proses audit sosial membutuhkan komitmen kuat dari
orang orang penting seperti CEO dan direksi. Audit Sosial adalah proses yang memungkinkan
organisasi untuk menilai dan menunjukkan manfaat kinerja dan keterbatasan sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Ini adalah salah satu cara untuk mengukur sejauh mana suatu organisasi mencapai tujuan
dan nilai-nilai bersama dan komitmen.

Audit laporan keuangan tahunan dapat memberikan informasi yang jelas dan ringkas tentang kinerja.
Hasil dapat dikaitkan dengan proses perencanaan dan peninjauan strategis organisasi untuk
meningkatkan kinerja dan dampak sosial secara keseluruhan. Audit sosial telah terbukti meningkatkan
akuntabilitas organisasi untuk para pemangku kepentingan dan untuk meningkatkan praktik
demokrasi. Selain berfungsi sebagai alat manajemen, audit sosial dapat digunakan untuk tujuan
pemasaran, promosi, dan advokasi.

3. Hasil & Pembahasan

a. Implementasi model CSR di PT Semen Padang

( Pembangunan pasilitas umum, pengembangan pendidikan, pelayanan kesehatan masyarakat,


pemberdayaan ketenagakerjaan dan SDM, sosial olahraga dan seni, pemberdayaan ekonomi)

b. Pola Implementasi

Pola pelaksanaan program CSR di PT Semen Padang umumnya dilakukan secara langsung dan
tergantung oleh tim pendamping. Namun, ada beberapa program CSR seperti pendidikan dan
kesehatan menggunakan yayasan sebagai penyalur dalam kegiatan tersebut yaitu dana Yayasan
Igasar di pendidikan dan dana Yayasan Rumah Sakit Semen Padang di bidang kesehatan.

c. Pengungkapan laporan CSR

Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan PT. Semen Padang dibuat dalam bentuk pelaporan CSR.
CSR laporan tersebut dituangkan dalam bentuk kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilakukan oleh perusahaan. Pada bagian tersebut, perusahaan menjelaskan kebijakan umum
perusahaan mengenai implementasi model dan pola CSR yang digunakan perusahaan. Perusahaan
juga menyediakan informasi kegiatan CSR perusahaan dalam satu tahun.

Laporan yang dibuat oleh PT Semen Padang setiap tahun sudah mengacu pada aspek sosial, ekonomi
dan lingkungan, sebagaimana diatur dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan yang dikeluarkan oleh
Global Reporting Inisiatif (GRI). Dalam Sustainability tersebut, Reporting memuat dokumen-
dokumen yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan kinerja aspek pengelolaan ekonomi, sosial,
dan lingkungan sebagai sarana untuk kontrol manajemen untuk pemangku kepentingan internal dan
alat akuntabilitas (terutama) untuk eksternal pemangku kepentingan.

d. Praktik audit sosial di PT Semen Padang


PT Semen Padang belum melaksanakan audit sosial murni terhadap laporan pelaksanaan CSR,
namun audit yang dilakukan oleh audit terpadu laporan tahunan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai