Para ulama mengatakan jika orang ingin taat kepada syariat maka akidah nya haruslah kuat. Ilmu akidah tidak ditinggalkan untuk mempelajari ilmu yang lain, ilmu akidah harus dibawa bersamaan dengan ilmu lain yang dipelajari. Secara umum ilmu fiqih dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Fiqih ibadah (Thaharoh,Sholat,Zakat,Puasa,Haji,dan Jihad) 2. Fiqih Keluarga (Pra Nikah, Nikah, Proses didalamnya) 3. Fiqih Mualamalah Maliyah (Transaksi dengan manusia) Sedekah,Hibah,Wakaf,Wasiat Muawadhod / Komerisil (Jual beli dll) 4. Fiqih Tentang Peradilan dan Tindak keadilan dalam islam Pembagian jual beli berdasarkan alat tukarnya dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Tukar menukar barang dengan barang (Mukoyadhoh) 2. Tukar menukar uang dengan uang (As sorf) 3. Tukar menukar uang dengan barang Syarat Tukar menukar uang dengan uang 1. Harus tunai jika tidak tunai maka terkena Riba Nasi’ah 2. Kuantitas nya harus sama jika tidak sama maka terkena Riba Fadl Ulama mengatakan bahwa Islam Mensyariatkan bahwa uang hanya boleh menjadi Alat Tukar dan bukan Komoditas. Jika uang menjadi komoditas dan lebih banyak peredarannya di sebuah negara maka dapat dipastikan negara tersebut susah keluar dari dosa riba dan efek yang lain adalah terjadinya inflasi. Contoh kejadian : Seseorang memiliki uang sebesar Rp 500.000.000 lalu dibelikan rumah kontrakan untuk dikontakkan dengan harga Rp 12.000.000/tahun. Orang yang lain memiliki uang Rp 500.000.000 lalu disimpan dibank dengan deposito Rp 1.000.000/bulan atau Rp 12.000.000/tahun. Perbedaan keduanya adalah yang satu halal dan yang satu haram. Karena orang pertama bertransaksi antara uang dengan barang dan jasa sedangkan orang kedua bertransaksi antara uang dengan uang walaupun dengan jumlah keuntungan yang sama. Jika mau mendapatkan untung maka barang apa yang dapat anda jual dan jasa apa yang dapa anda berikan. Salah satu solusi agar tidak riba adalah adakan jual beli dalam sektor perbankan. Perekonomian dunia atau sebuah negara ketika penguasanya adalah sektor keuangan maka pasti akan terjadi inflasi, tetapi ketika sektor produksi yang menguasainya maka inflasi dapat teratasi. Jual beli berdasarkan waktu penyerahan 1. Jual beli uang tunai barang tunai 2. Jual beli salam (uang tunai barang tertunda) 3. Jual beli kredit (uang tertunda barang tunai) 4. Jual beli uang tertunda barang tertunda (haram) Jual beli uang tertunda dan barang tertunda, adalah melakukan transaksi dimana penjual belum memiliki barang dan pembeli belum membayar secara tunai. Contoh Seseorang ingin membeli mobil seharga Rp100.000.000 namun mobil akan dikirim satu bulan yang akan datang dan pembeli membayar Rp 30.000.000 untuk uang muka dan sisanya akan dibayar pada saat mobil sudah sampai ditangan pembeli. Transaksi semacam ini haram karena penjual belum memiliki barang dan uang nya pun tertunda. Tidak boleh menjual barang yang tidak dimiliki, maka solusi nya adalah menjadi makelar atau perwakilan dari penjual setelah terjadi persetujuan. Selama penjual memiliki barang maka transaksi yang terjadi sah. Contoh Jika seseorang ingin memiliki handphone kemudian dia mencicil kepada penjual selama 10X cicilan, kemudian setelah lunas pembayaran pembeli dapat memiliki handphone. Transaksi seperti ini disebut gadai, jadi barang yang akan dijual dan dibeli status nya adalah barang gadai. Dalam kasus seperti itu ulama berbeda pendapat Menurut mahdzab Syafii “jika akad sudah selesai maka objek tidak boleh ditahan oleh penjual” Menurut Ibnul Qoyyim dll “menjadikan objek sebagai barang gadai maka hukumnya boleh” Pembagian Jual Beli dilihat dari cara menentukan harga dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Jual beli musawamah adalah transaksi jual beli dimana penjual tidak menceritakan harga modalnya 2. Jual beli amanah transaksi jual beli dimana penjual menceritakan harga modalnya Jual beli amanah dibagi menjadi 3 yaitu? 1. Murobahah (penjual ambil untung) 2. Tauliyah (jual dengan harga yan sama) 3. Wadiah (jual dengan harga yang lebih murah) Rukun Jual Beli/Unsur Jual Beli Rukun Jual beli dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Subjek (Pelaku Akad)Penjual dan Pembeli 2. Objek (Barang Akad) Barang,Jasa,Alat Tukar 3. Sighat (Akad)Lisan dan Tulisan (ijab Qobul), dan tidak ditulis ataupun dilisankan Dalam Mahdzab Syafii Ijab Qobul itu rukun, jika tidak maka transakti tidak sah tetapi menurut jumhur ulama membolehkan. Syarat Jual Beli, ketentuan yang harus dipenuhi agar jual beli nya menjadi sah Syarat Jual beli ada 7 yaitu: I. Syarat Terkait Subjek 1. Subjek harus orang yang memiliki kelayakan dalam transaksi -Baligh -Berakal -Rasyid (kedewasaan dalam melakukan transaksi) transaksi dengan anak kecil harus nilai nya kecil dan atas pengawasan wali 2. Harus Pemilik barang atau wakil nya *jual beli yang tidak memiliki barang harus atas izin penjual dan jika wakil ingin menaikkan harga barang harus atas izin penjual, jika tidak atas izin penjual maka untung yang didapatkan menjadi milik penjual. II. Syarat Tekait objek 3. Barang Harus halal manfaat Barang yang tidak halal manfaat tidak boleh di transaksikan 4. Objek harus memungkinkan diserah terimakan 5. Objek harus jelas kriteria nya Jika tidak jelas kriteria nya maka disebut jual beli jahalah, hukumnya tidak boleh 6. Harga harus jelas Jika harga nya tidak jelas maka disebut dua harga, hukumnya tidak boleh III. Syarat Terkait Sighat 7. Harus Saling Ridha Jual beli yang tidak saling ridha maka hukumnya tidak boleh, kecuali untuk kepentingan umum. Source : Youtube Yufid TV https://youtu.be/llk6ksVWRRU