Di Susun Oleh :
Nama: Rifa Arya Putri
Nim : 21221130
Kelas : Manajemen 4
N
Nama Penerima Nama Bank
o
1 Agus Anwar Bank Pelita
Hashim Bank Papan Sejahtera
2
Djojohadikusumo Bank Pelita
3 Samadikun Hartono Bank Modern
4 Kaharuddin Ongko Bank Umum Nasional
5 Ulung Bursa Bank Lautan Berlian
6 Atang Latief Bank Indonesia Raya
7 Lidia Muchtar Bank Tamara
8 Omar Putihrai Bank Tamara
9 Adisaputra Januardy Bank Namura Yasonta
10 James Januardy Bank Namura Yasonta
11 Marimutu Sinivasan Bank Putera Multikarsa
Bank Metropolitan
12 Santosa Sumali
Bank Bahari
13 Fadel Muhammad Bank Intan
Baringin MH
14 Bank Namura Internusa
Panggabean
15 Joseph Januardy Bank Namura Internusa
Bank Putera Surya
16 Trijono Gondokusumo
Perkasa
17 Hengky Wijaya Bank Tata
18 Tony Tanjung Bank Tata
19 I Gde Dermawan Bank Aken
20 Made Sudiarta Bank Aken
21 Tarunojo Nusa Wijaya Bank Umum Servitia
22 David Nusa Wijaya Bank Umum Servitia
23 Santosa Sumali Bank Bahari
24 Andi Hartawan Bank Baja
25 The Ning Khong Bank Baja
26 Hendra Liem Bank Budi Internasional
27 Suparno Adijanto Bank Bumi Raya
28 The Ning King Bank Danahutama
29 Syamsul Nursalim BDNI
30 U Atmadjaja Bank Danamon
31 Salim Group Bank Central Asia
32 The Tje Min Bank Hastin
33 Ho Kiarto Bank Hokindo
Keluarga Mulianto
34 Bank Indotrade
Tanaga
35 Iwan Suhadirman Bank Indotrade
36 Philip S Wijaya Bank Mashill
Nirwan Dermawan
37 Bank Nusa Nasional
Bakrie
38 Honggo Wendratno Bank Papan Sejahtera
39 Njoo Kok Kiong Bank Papan Sejahtera
40 Ibrahim Risjad Bank RSI
41 Ganda Eka Handria Bank Sanho
42 Husodo Angkosubroto Bank Sewu
43 Sudwikatmono Bank Surya
44 M Hasan Bank Umum Nasional
45 Tarunodjojo Bank Umum Servita
Siti Hardiyanti
46 Bank Yama
Rukmana
Salah satu bank yang menjadi kasus BLBI yang sampai saat ini kasus nya masih berlanjut
salah satu nya adalah Bank Umum Nasional (BUN). Bank Umum Nasional (BUN) menyeret
beberapa nama yaitu Leonard Tanubrata mantan presiden direktur BUN dan Kaharudin
Ongko yang menjadi pemegang saham mayoritas BUN. Di bawah manajemen baru ini Bank
Umum Indonesia mulai berkembang pesat dalam jumlah aset, memperluas jaringan usaha dan
keuntungan yang didapat.
Perusahaan yang terafiliasi dan terhubung dengan Ongko yang memiliki simpanan di BUN,
di antaranya adalah PT Ongko Sekuritas, PT. KIA Keramik Mas, PT Indokisar Djaya, dan PT
Bunas Finance Indonesia. Peralihan dana dilakukan menggunakan cek, bilyet, giro, dan
transfer. Padahal, ketentuan dana BLBI yaitu tidak boleh disalurkan ke pemilik dan
manajemen bank, serta pihak-pihak yang terkait. Usaha yang dilakukan Ongko tersebut
diketahui oleh aparat penegak hukum di Indonesia. Pada tahun 2003, Kaharudin Ongko
didakwa 16 tahun penjara karena telah menggelapkan Rp 6,7 triliun dana BLBI.
Di samping itu, upaya penagihan utang BLBI yang menjerat Kaharudin Ongko juga
sudah dilakukan sejak 2008. Namun, Ongko dinilai lamban memenuhi kewajibannya. Untuk
itu, Satgas BLBI telah menyita sekaligus mencairkan harta Kaharudin Ongko. Harta tersebut
tersimpan di salah satu bank swasta nasional dalam bentuk escrow account, sebuah rekening
bersama yang dikelola pihak ketiga atau agen escrow. Satgas BLBI mencatat, jumlah escrow
account milik Kaharudin Ongko mencapai Rp 110 miliar. Jumlah tersebut terdiri atas escrow
account dalam nominal rupiah sebesar Rp 664,9 juta dan dalam bentuk dolar AS sebesar US$
7,6 juta atau setara Rp 109,5 miliar.
Selain menyita harta Ongko yang tersimpan di bank, Satgas BLBI masih mengejar
kekayaan Ongko lainnya untuk melunasi utang Rp 8,2 triliun. Satgas juga akan memburu
sejumlah barang yang sudah disampaikan Ongko sebagai barang jaminan. Sementara itu, dari
Humas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Ongko diketahui hadir dalam
pemanggilan 7 September lalu dengan mengirim perwakilan.