Anda di halaman 1dari 20

JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

Vol. 5 No. 2, 2021

PENGARUH PROFESIONALISME, EXPERIENCE,


AKUNTABILITAS, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI
WILAYAH KOTA MEDAN
Deby Chatrine Pane1; Chryseis Paula2; Defi Apriliyani 3; Namira Ufrida4
Universitas Prima Indonesia, Medan1,2,3,4
Email : debychatrine22@gmail.com

ABSTRAK
Laporan keuangan menyajikan bahan penilaian terhadap pertimbangan
keputusan bagi pimpinan dari perusahaan. Kedudukan seorang auditor sangat berarti
untuk keberlanjutan perusahaan. Riset ini bermaksud untuk memeriksa dan meneliti
adakah pengaruh profesionalisme, Experience , Akuntabilitas, serta kompetensi Auditor
terhadap Kualitas Audit. Riset disini memakai metode penelitian kuantitatif di dalamnya.
Dengan populasinya merupakan beberapa auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Medan dengan sampelnya yang berjumlah 47 auditor. Metode sampel
riset ini diambilnya memakai metode Purposive Sampling. Pengumpulan informasi
yang dipakai pada riset ini yaitu memakai kuesioner. Kemudian analisis datanya
mempergunakan sejumlah pengujian, meliputi analisis statistik deskriptif, Uji
Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Realibilitas serta uji
hipotesis memanfaatkan dorongan SPSS versi 23.

Kata Kunci : Profesionalisme Auditor; Experience; Akuntabilitas; Kompetensi Auditor;


Kualitas Audit

PENDAHULUAN
Laporan keuangan sangatlah membutuhkan kualitas audit yang besar agar dapat
menciptakan laporan audit yang relevan, bermutu, serta bisa dipercaya dalam membuat
keputusan penting. Hasil dari kualitas audit sebagai contohnya laporan keuangan, bisa
dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan syarat ketentuan yang berlaku, serta
mengembangkan kinerja dalam perusahaan serta mutu dari laporan audit tersebut dilihat
oleh komunitas yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut.
Mengacu FASB (Financial Accounting Standards Boards), laporan keuangan
seharusnya menccakup dua karakteristik utama yang wajib ada yakni bisa diandalkan
dan relevan. Riset yang dilakukan Basit (2013) ,mengatakan bahwa auditor yang
kompeten merupakan mereka yang mempunyai keahlian dan kemampuan yang cukup
guna melaksanakan tugas auditnya serta memiliki kewenangan ataupun hak guna
melaksanakan audit berdasar hukum. Jasa audit akan laporan keuangan ialah jasa sangat
diketahui dibandingkan jasa yang lain dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 312


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Profesional adalah seorang yang ahli, terampil, handal, serta bertanggung


jawab dalam melakukan ataupun menyelesaikan tugas dari profesinya. Profesionalisme
adalah kompetensi dari anggota suatu profesi dalam menyelesaikantugasnya secara baik
dan benar serta berkomitmen dalam meningkatkan keahlian dari profesinya.
Profesionalisme seorang auditor dapat ditunjukkan dengan kemampuan dan perilaku
seorang auditor, kemampuan auditor mencakup pengetahuan, pengalaman, keahlian
menyesuaikan diri, teknis, teknologi, tanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya
agar dapat memiliki rasa percaya masyarakat.
Dalam melakukan tugas audit, auditor wajib mempunyai kualitas individu yang
baik, pengetahuan yang mencukupi, serta kemampuan spesial dibidangnya. Dengan
kemahiran yang handal yang dipunyai oleh setiap auditor selaku sebagai buah dari
pendidikan yang dijalankannya, ujian profesional yang diikuti dan memiliki partisipasi
dalam pelatihan, Auditor berpengalaman memiliki keakuratan yang baik dan
kemampuan untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh klien. Dimensi
keahlian ataupun kompetensi tidak cukup hanya pengalaman namun dibutuhkan syarat-
syarat pendukung untuk penetapan satu keputusan sebab mempunyai faktor lain kecuali
pengalaman ialah pengetahuan (Feni Ilmiyati dan Yohanes Suhardjo, 2012).
Aspek yang juga mempengaruhi kualitas audit merupakan experience.
Experience memiliki fungsi lain sebagai pengambil keputusan dalam kegiatan audit
sehingga tiap keputusan yang diambil diharapkan keputusan yang efektif. Hubungan
kualitas audit dan pengalaman sangat signifikan karena selain pemahaman yang lebih
luas, pendeteksian kesalahan yang lebih cepat serta menjelaskan lebih tepat dan mudah
dimengerti pada laporan keuangan sehingga auditor dapat menjaga kualitas dari audt
tersebut.
Fenomena yang terjadi adalah ketika terdapat 2 orang akuntan publik dan satu
KAP disebutkan tidak memberi pendapat yang sinkron dengan keadaan aktual dalam
laporan keuangan PT SNP Finance (Sunprima Nusantara Pembuangan) yang telah
diaudit. Dikutip dari sumber tirto.id (8 Oktober 2018), KAP an akuntan publik
mengungkapkan pendapatnya `` Wajar dengan tidak ada yang dikecualikan'' terhadap
audit laporan keuangan tahunan yang dihasilkan SNP Finance. Sementara itu, hasil
pemeriksaan OJK menunjukkan bahwa laporan keuangan penting yang diberikan SNP
Finance tidak sesuai dengan status keuangan sebenarnya. Oleh karena itu, kerugian

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 313


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

merugikan banyak pihak termasuk bank. Akibatnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menjatuhkan sanksi administratif.
Kasus lain terjadi dari EY (Ernst and Young) yakni pada Kantor Akuntan Publik
partnernya sebab dipandang tidak cermat saat pemberian laporan keuangan tahunan
(tertanggal 31 Desember 2016) PT Hanson International Tbk (MYRX). Perusahaan
bersalah sebab ketika menerapkan prosedur auditnya dianggap kurang profesional, hal
ini berhubungan dengan ada tidaknya kesalahan besar dalam laporan keuangan milik
Benny Tjokro pada tahun terkait yang materialnya keliru dimana membutukan
pergantian atas kenyataan yang dilihat auditor sesudah laporannya dipublikasikan.
(sumber : cnbcindonesia.com).
Berdasarkan fenomena diatas, dapat disimpulkan walaupun auditor sudah
bekerja cukup lama dan dianggap sudah berpengalaman dalam mengaudit laporan
keuangan. Namun perihal itu tidak menutup kemungkinan hendak adanya perbuatan
kecurangan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh auditor tersebut.
Profesionalisme dalam mengaudit laporan keuangan dapat menyebabkan kualitas audit
tersebut menurun.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pengaruh profesionalisme terhadap kualitas Audit
Seseorang auditor profesional dapat dilihat dari segi kinerja auditor untuk
melaksanakan guna serta tugasnya. Mikhail (2012) menyatakan bahwa profesionalisme
ialah perihal yang wajib dijunjung oleh akuntan publik yang mempunyai sikap
profesionalisme serta akan mempertimbangkan setiap informasi yang didapat tentang
benar atau tidaknya laporan keuangan karena sangat berkaitan erat dengan opini apa
yang dijatuhkan oleh auditor tersebut sehingga mencapai suatu hasil kualitas audit yang
memadai.
Menurut (Nugrahini, 2015), profesionalisme auditor adalah sikap dan perilaku
auditor terhadap profesinya sendiri untuk mencapai kinerja yang baik, termasuk
kekuatan dan rasa tanggung jawab. Dalam Sihombing dan Indarto (2014) disebutkan
bahwa auditor harus memakai kemampuannya untuk bekerja secara profesional.
(Harsanti, 2014) menyatakan bahwa perilaku profesional skala besar auditor
dibuktikan dari telah terlaksananya tugas dengan profesional, yang dapat memberikan
nilai tambah pada hal tersebut dalam mengembangkan nilai mutu kualitas audit. Jika

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 314


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

auditor tidak lagi dapat menggunakan sikap profesionalnya, hal ini akan menimbulkan
kepercayaan publik terhadap laporan keuangan hingga laporan hasil audit tidak lagi
dapat dipercaya sertaberakibat kurang baik pada kualitas audit tersebut.
H1 : Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Teori Pengaruh Experience (Pengalaman) terhadap Kualitas Audit
Perihal Akuntan Publik, mengacu "Standar Umum Profesionalnya", auditor
diharuskan mempunyai pengalaman yang cukup pada pekerjaan yakni industri tempat
mereka terlibat, dan harus memiliki skill serta pengalaman di tempat klien mereka
berpartisipasi.
Menurut Fransiska dan Betri (2014) mengemukakan bahwa Semakin sedikit
pengalaman kerja auditor maka tingkatan keraguan dan ketidakyakinan klien kepada
auditor akan semakin berkurang dalam melaksanakan pemeriksaan sehingga
menciptakan opini dalam masyarakat. Sebaliknya, jika auditor sudah berpengalaman,
maka tingkat kepercayaan akan semakin bertambah bersamaan dengan kemampuan
audior dalam menjelaskan temuan audit kepada klien.
(Putri, 2013) mengemukakan bahwa pengaruh pengalaman auditor akan dilihat
sebagai poin-poin yang penting untuk mengantisipasi keahlian auditor menjalankan
pekerjaannya dalam mengubah mutu dari kualitas auditnya.
H2 : Experience / Pengalaman berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor
Teori Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Auditor
Menurut Febriyanti (2014) akuntabilitas merupakan wujud dari desakan
psikologi yang meyakinkan seseorang berupaya untuk menerangkan seluruh langkah
serta kepastian yang diambil dalam suatu kondisi. Di dalam proses audit rasa
kebertanggungjawaban (akuantabilitas) wajib dipunyai oleh seorang auditor sebab
perilaku akuntabilitas akan mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Dayanara (2015) menyatakan bahwa apabila auditor mempunyai
kepercayaan besar terhada hasil kerjanya sendiri dan dapat dipertanggungjawabkan,
maka mutu dari hasil laporan audit tersebut juga akan meningkat dan dapat dipercayai
oleh klien.
M. Alifzuda (2016) menyatakan bahwa Seorang auditor yang memiliki
akuntabilitas tentunya memiliki desakan psikologi sosial guna menuntaskan
pekerjaannya yang hendak diperlihatkan kepada lingkungan pekerjaannya sehingga

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 315


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

akuntabilitas akan mempengaruhi pekerjaan seseorang agar lebih terjamin kualitas


auditnya.
H3 : Akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Teori Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Auditor
(Mikhail, 2012) menyatakan bahwa kompetensi memiliki hubungan dengan
kecakapan pengetahuan yang dipunyai auditor sebagai buah dari pendidikan yang
dijalankannya, ujian profesional yang diikuti dan memiliki partisipasi dalam pelatihan.
Seorang auditor yang mempunyai tingkat kepercayaan yang mencukupi guna untuk
menguasai serta mengenali aneka macam persoalan secara menyeluruh serta lebih
sederhanadalam menjajaki pertumbuhan yang rumit dalam situasi sekitar audit kliennya.
(Rumengan , 2014), mengatakan bahwa jika kompetensi tinggi dipunyai auditor
tentu akan menjadikannya mempunyai pengetahuan yang semakin luas lagi di bidang
yang di senanginya. Sehingga auditor itu seharusnya lebih gampang memahami
persoalan yang ditemuinya di lapangan.
Menurut (Nugrahini,2015) menyatakan bahwa jikalau seorang auditor memiliki
kompetensi dibawah rata-rata maka akan berhadapan dengan kesukaran dalam
menciptakan penemuan permasalahan. Maka, dapat disimpulkan kompetensi
menetapkan kesuksesan seorang auditor dalam mengaudit laporan.
Kualitas audit ditetapkan pada kompetensi disebabkan kemampuan yang
berhubungan pada pendidikan serta keahlian yang memuaskan yang ada pada diri
akuntan publik pada aspek akuntansi serta auditing. Hal ini menandakan jika
kompetensi mempengaruhi mutu dari kualitas audit serta dapat terpenuhi kalau auditor
mempunyai kompetensi yang hebat.
H4 : Kompetensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
KERANGKA KONSEPTUAL (Lihat gambar 1)
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah suatu cara kerja yang dapat digunakan untuk memperoleh
sesuatu. Sedangkan metode penelitian dapat diartikan sebagai tata cara kerja di dalam
proses penelitian, baik dalam pencarian data ataupun pengungkapan fenomena yang ada
(Fitriani, I., et al., 2020:253).
Pendekatan Penelitian

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 316


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Riset ini menggunakan metode kuantitatif yang digunakan agar memperoleh


informasi yang berlangsung pada masa yang sudah lewat ataupun kala ini, mengenai
kepercayaan, gagasan, ciri khas, sikap, ikatan serta untuk membuktikan beberapa teori
mengenai variabel sikologis dari sampel yang didapatkan dari populasi pada riset ini,
dipergunakan kuesioner sebagai teknik guna mengambil datanya, serta mengakibatkan
riset yang condong untuk membentuk gagasan yang lebih sederhana. (Sugiyono,
2014:81).
Jenis Penelitian
Pada studi riset disini, jenis datanya merupakan “data primer”. Dimana boleh
berbentuk pendapat atau gagasan orang dengan perorangan ataupun orang banyak,
sebagai perolehan observasi kepada suatu objek, peristiwa serta kegiatan serta hasil
pemeriksaan.
Sifat Penelitian
Pada studi riset disini, dipergunakan sifat penelitiannya yakni hubungan kausal
(sebab akibat). Sugiyono(2018:37) menyebutkan bahwa hubungan kausal adalah adanya
keterkaitan dimana terdapat variabel independen (yang memberikan pengaruh) dan
variabel dependen (yang mengalami pengaruh).
Populasi Dan Sampel;
1. Populasi
Populasi diartikan menjadi sekelompok individu ataupun sejumlah data yang
diklasifikasikan berdasarkan tempat atau lingkup tertentu. Populasi yang kami gunakan
dalam penelitian ini meliputi 7 KAP di Wilayah Kota Medan.
2. Sampel
Adapun teknik guna mengambil sampelnya memakai metode Purposive Sampling.
Sugiyono (2018), “Purposive Sampling” artinya metode penetapan sampel
memanfaatkan suatu bahan pemikiran. (tabel 1)
Teknik Pengumpulan Data
Menyebarkan Kuesioner bertujuan untuk mengumpukan bahan informasi terhadap
suatu laporan. Skala yang dipergunakan untuk riset adalah likert yang terdiri dari 5 nilai
dengan point terkecil mulai dari 1 hingga point terbesar dengan nilai 5.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 317


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Defenisi Operasional dan Pengukuran variabel penelitian (Lihat tabel 2)


Model Analisis Data penelitian
Pelaksanaan uji ini mempergunakan metode analisisnya regresi linear berganda
yang memiliki tujuan guna melihat pengaruh suatu variabel dengan variabel lainnya.
Rumusan analisis linear berganda yang dipergunakan dijelaskan dengan
persamaan ,yakni :

Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e


Keterangan :
B1,B2,B3,B4 = Koefisien Regresi
A = Konstanta
Y = Kualitas audit
X1= Variabel Profesionalisme
X2 = VariabelAkuntabilitas
X3 = Variabel Experience
X4 = Variabel Kompetensi Auditor
e = Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sampel yang dipergunakan pada penelitian disini ialah auditor, pekerja di Kantor
Akuntan Publik Kota Medan. Berdasarkan dari penyebaran kuisioner yang dilakukan
terdapat 42 responden dari 7 KAP di Kota Medan yang memenuhi kriteria riset.
Berikut merupakan ringkasan pengambilan sampel (lihat tabel 3)
Statistik Deskriptif
Mengacu tabel 4, Nilai minimum pada variabel Profesionalisme Auditor sebesar 39.
Nilai maksimum Profesionalisme Auditor sebesar 50. Nilai rata rata Profesionalisme
Auditor berskor 42,86. Nilai standar deviasi Profesionalisme Auditor berskor 2,737.
Nilai minimum pada variabel Experience berskor 38. Nilai maksimum Experience
berskor 44. Nilai standar deviasi Experience berskor 1,431. Nilai rata-rata Experience
berskor 41,00.
Nilai minimum Akuntabilitas berskor 36. Nilai standar deviasi variabel
Akuntabilitas berskor 1,671. Nilai rata-rata Akuntabilitas berskor 40,19. Nilai
maksimum Akuntabilitas berskor 44.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 318


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Nilai minimum pada variabel Kompetensi Auditor berskor 38. Nilai standar
deviasi Kompetensi auditor berskor 1,655. Nilai maksimum pada Kompetensi auditor
berskor 46. Nilai rata-rata Kompetensi Auditor berskor 41,57.
Nilai minimum pada variabel Kualitas Audit berskor 38. Nilai standar deviasi
Kualitas Audit berskor 1,672.Nilai rata-rata variabel Kualitas Audit berskor 41,71. Nilai
maksimum Kualitas audit berskor 45.
Uji Realibilitas
Berdasarkan pengujian realibilitas pada tabel 5, didapatkan skor Cronbach Alpha
0,753 maka diperoleh hasil dari setiap butir pertanyaan variabel yakni reliabel, oleh
karenanya kuisioner variabel secara menyeluruh bisa dipergunakan dalam riset disini.
Uji Normalitas
Analisis Statistik
Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwasannya didapat nilai signifikan sudah melebihi
0,05. Maka pada riset ini hasil Uji Normalitasnya telah berdistribusi secara normal.
Terlihat melalui nilai Asymp. Sig (2-tailed) berskor 0,071 > 0,05.
Analisis Grafik
Grafik normal probability plot termasuk metode yang bisa dipergunakan ketika
hendak melihat normalitas residual dimana terdapat perbandingan distribusi normal dan
kumulatifnya. Apabila persebaran data menyesuaikan arahnya garis diagonal dan di area
diagonal, akan dapat dikatakan normal. Hasil Pengujian tersebut terlihat melalui grafik
gambar 2.
Uji Multikolinearitas
Mengacu tabel 7 kesimpulannya yakni dari pengujian multikolinearitas yang
dihasilkan tidak ditemukan regresi antar variabel bebas. Hal tersebut terlihat melalui
nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance melebihi 0,01.
Uji Heterokedastisitas
Mengacu grafik 3 scatterplot diatas dapat dikatakan tidak adanya terjadi
heteroskedastisitas yang dapat dilihat dari menyebarnya titik-titik dengan random dan
tidak terkumpul hanya di sebuah lokasi.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 319


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Regresi Linear Berganda


Berdasarkan data dari tabel 8, proses perhitungan yang dihasilkan
mempergunakan program SPSS, Analisis regresi berganda dirumuskan pada persaman,
yakni :
Y = 3,670 + 0,207X1 + 0,386X2 + 170X3 + 0,156X4
Uji Hipotesis Uji t
1. Variabel Profesionalisme (X1)
Mengacu pada tabel 9, T tabel terhitung mempergunakan α 5% df(n)-k = df(n)
ialah jumlah obervasi ataupun data, k ialah total variabel independennya artinya 42-4 =
38, sehingga t tabel 38 = 2,024. Mengacu uji yang dihasilkan memperlihatkan variabel
profesionalisme yang didapat t hitung = 2,587 melebihi t tabel 2,024, dimana nilai
signifikansinya 0,14<0,05. Dimana memperlihatkan adanya pengaruh profesionalisme
auditor terhadap kualitas audit secara signifikan. Oleh karenya terjadi penerimaan
hipotesis pertama, yakni ada pengaruh terhadap kualitas audit.
2. Variabel Experience (X2)
Uji yang dilaksanakan variabel experience hasilnya memperlihatkan t hitung =
2,428 melebihi t tabel 2,024 dengan nilai siginifikan 0,020 < 0,05. Artinya nilai
signifikannya 0,020 kurang dari 0,05 dimana memperlihatkan bahwasannya Experience
auditor mempengaruhi kualitas audit dengan signifikan. Oleh karenanya terjadi
penerimaan hipotesis kedua, yakni ada pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
3. Variabel Akuntabilitas (X3)
Uji yang dihasilkan variabel Akuntabilitas memerlihatkan t hitung = 1,295 kurang
dari t tabel 2,024, dimana nilai signifikannya 0,203 > 0,05. Artinya signifikan 0,203
melebihi 0,05 yang memperlihatkan bahwasannya variabel akuntabilitas todak
mempengaruhi kualitas audit. Oleh karenanya terjadii penolakan hipotesis ketiga, yakni
tidak ada pengaruh terhadap kualitas audit.
4. Variabel Kompetensi Auditor (X4)
Uji yang dihasilkan variabel kompetensi memperlihatkan t hitung = 1,140 kurang
dari t tabel 2.024, dimana nilai signifikannya 0,261 > 0,05. Artinya signifikan 0,261
melebihi 0,05 yang memperlihatkan bahwasannya variabel kompetensi auditor tidak
mempengaruhi kualitas audit. Oleh karenanya hipotesis keempat ditolak, yakni tidak
ada pengaruh terhadap kualitas audit.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 320


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Uji F
Perhitungan F tabel melalui df1 = k-1 dan df2 = n-k, k ialah variabel
independen dan dependen, n ialah jumlah observasi/ data. Sehingga F tabel df1 = 5-1 =
4 dan df2 = 42-5 =37, dan F tabel 37 yakni 2,63. Mengacu olah data yang dihasilkan,
bisa diketahui nilai F hitung = 5,995 melebihi F tabel 2,63, dimana nilai probabilitasnya
sig 0,001 <0,05. Oleh karena itu bisa disimpulkan ada pengaruh antara variabel
profesionalisme auditor, experience, akuntabilitas, dan kompetensi secara bersamaan
terhadap variabel Kualitas audit secara signifikan. (lihat tabel 10)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Mengacu olah data yang dihasilkan diketahui nilai koefisien determinasi (R
Square) berskor 0,393 dimana artinya 39% nilai Kualitas audit diterangkan variasi nilai
Profesionalisme auditor, Experience, Akuntabilitas, dan Kompetensi auditor sementara
sisa lainnya terpengaruh variabel lain di luar riset yang dilaksanakan disini. (lihat tabel
11)
Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik
di Kota Medan
Hasil pemeriksaan di peroleh variabel Profesionalisme membuktikan t hitung
berskor 2,587 melebihi t tabel 2,024, atas nilai signifikannya 0,014<0,05. Sehingga
membuktikan bahwasannya profesionalisme auditor berdampak terhadap kualitas audit
secara signifikan.
Hal tersebut selaras riset yang dilaksanakan WanFachruddin, Yulia Syafriani
(2020) serta mendapatkan hasil bahwasannya menurut individual profesionalisme
auditor ada pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Disini profesionalisme ialah
sikap serta perilaku seseorang auditor ketika tanggung jawab profesi dijalankannya agar
memperoleh suatu hasil kualitas audit yang baik. Sebagai seorang yang profesional dan
handal, akuntan publik perlu bertanggung jawab kepada klien, pada konsumen dan pada
sesama rekan praktisi terbilang sikap yang terpuji, apalagi bila keadaan terbilang
penting dan diharuskan melaksanakan loyalitas berdasarkan kepentingan pribadi.
Pengaruh Experience terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Kota Medan
Secara parsial dari pemeriksaan di peroleh variabel experience membuktikan t
hitung = 2,428 melebihi dari pada t tabel 2,024 atas nilai siginifikan 0,020 < 0,05.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 321


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Sehingga membuktikan bahwasannya Experience auditor berdampak terhadap kualitas


audit secara signifikan.
Secara Parsial, riset yang dihasilkan selaras pengujian yang dilakasnakan Okliva
dan Marlinah (2014) dimana menunjukkan hasil yakni adanya pengaruh experience
terhadap kualitas audit dengan positif. Pada kualitas audit, pengalaman mempunyai
peranan krusial. Salah satu cara untuk memperoleh keahlian di bidang akuntansi dan
auditing bisa didapatkan melalui pendidikan formal di jenjang perkuliahan dan
ditingkatkan kembali melalui pengalaman- pengalaman saat menjalankan tugas
pengauditan. Semakin banyak pengalaman yang ada dalam diri auditor saat mengaudit
satu laporan keuangan dapat berdampak akan makin besar pengaruh yang di terima
terhadap kualitas audit.
1 Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik
di Kota Medan
Mengacu pemeriksaan di peroleh variabel Akuntabilitas membuktikan t hitung =
1,295 kurang dari pada t tabel 2,024, atas nilai signifikannya 0,203 > 0,05. Sehingga
membuktikan bahwasannya variabel akuntabilitas tidak memberi dampak terhadap
kualitas audit.
Hal tersebut selaras pengujian yang dilaksanakan Tiurma,Susanto (2018) yakni
bahwasannya variabel akuntabilitas juga tidak memberikan pengaruhnya terhadap
kualitas audit. Elemen akuntabilitas yang penting dan sifatnya melekat diantaranya
yakni elemen right authory bahwasannya akuntabilitas diartikan respon atas pemberian
otoritas jasa, oleh karenanya hanya pihak dengan otoritaslah yang waji melaksanakan
akuntabilitas. Hasil ini pun selaras dengan riset yang dilaksanakan Latifah Rosiyana
(2014).
Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan
Publik di Kota Medan
Pada tabel 3.7, terlihat nilai yang diperoleh variabel kompetensi membuktikan t
hitung= 1,140 kurang dari t tabel 2.024, atas nilai signifikannya 0,261 > 0,05. Sehingga
membuktikan bahwasannya variabel kompetensi auditor tidak berdampak terhadap
kualitas audit.
Riset ini berbanding terbalik dengan pengujian yang dilaksanakan Naomi dan
Clara (2018) dimana menunjukkan hasilnya yakni Kompetensi memberi pengaruh

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 322


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

terhadap Kualitas Audit secara signifikan. Pada pengujian tersebut mengatakan


bahwasannya kompetensi auditor yang kian tinggi akan memperbaiki hasil kualitas
auditnya.
Namun mengacu riset yang dilakukan oleh Muhammad Ilham, Wayan, dan Sigit
(2019) memperoleh hasil yang selaras dengan riset yang dilaksanakan peneliti
bahwasannya kompetensi tidak memberikan pengaruh terhadap kualitas audit. Bisa
dijabarkan bahwasannya kompetensi auditor yang kian meningkat tidak memberi
jaminan mutu kualitas hasil audit akan baik. Riset inipun selaras pengujian yang
dilaksanakan Neni Afriyani (2015), dan Oklivia(2014) dimana menjabarkan kompetensi
auditor tidak memberi pengaruh terhadap kualitas audit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mengacu penelitian yang dihasilkan, bisa diambil kesimpulannya yaitu:
1. Ada pengaruh Profesionalisme terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di
Kota Medan secara signfiikan.
2. Ada pengaruh Experience ( pengalaman) terhadap kualitas audit pada kantor
akuntan publik di Kota Medan secara signifikan.
3. Tidak terdapat pengaruh Akuntabilitas tidak terhadap kualitas audit pada kantor
akuntan publik di Kota Medan secara signifikan.
4. Tidak terdapat pengaruh Kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada kantor
akuntan publik di Kota Medan secara signifikan.
5. Secara bersamaan Profesionalisme auditor, Experience, Akuntabilitas dan
Kompetensi auditor mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit.
Saran
Mengacu kesimpulan sebelumnya, terdapat sejumlah saran yang diajukan, yakni :
1. Bagi peneliti berikutnya, agar memasukkan tambahan beberapa variabel lainnya
yang mungkin memiliki pengaruh pada kualitas audit misalnya time budget, kode
etik profesi, dan lainnya sebab pada riset ini menyatakan 39% saja, sisanya sebesar
61% lainnya terpengaruh variabel diluar riset yang ditcantumkan disini.
2. Bagi peneliti berikutnya, disarakan lebih baik menambahkan jangkauan sampel
riset, dengan mengembangkan daerah penelitian.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 323


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

3. Diharapkan kepada KAP untuk membuat pelatihan terlebih dahulu kepada junior
auditor sejak awal supaya meningkatkan wawasan serta keahlian terhadap auditing
yang akan menambah sikap tanggung jawab dalam memperoleh kualitas audit yang
bagus.
4. Auditor bisa menaikkan profesionalismnya, caranya yakni mewujudkan
keterbukaan pada masyarakat dan menyatakan audit yang dihasilkan dengan fakta
nyata pada proses pengerjaan laporan auditnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, dan Pertiwi, N.P. 2013. Pengaruh Profesionalisme, Independensi, dan
Kompetensi, terhadap Kualitas Audit. JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3
September 2013.
Arens, (2015).Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegras. Buku 1. Erlangga.
Basit, A. Fauzi N. “Pengaruh Pengalaman, Due Professional Care, dan
Independensi
Auditor terhadap Kualitas Audit”, Jurnal FE Universitas Komputer Indonesia, 2013.
Bustami, A. 2013. Pengaruh Profesionalisme, Akuntabilitas dan independensi, Auditor Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta). Skripsi
Dayanara, 2015. Pengaruh Bukti Audit, Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
pada KAP di Yogyakarta. Skripsi.
Febriyanti, R. 2014. Pengaruh Akuntabilitas, Due Professional Care, dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan publik Di Kota
Padang Danpekanbaru). Skripsi.
Feni.I, Yohannes.S.2012. Pengaruh Akuntanbilitas dan Kompetensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit. Semarang. Juraksi1 (1). 2301-9328.
Fitriani, I., Zulkarnaen, W., Sadarman, B., & Yuningsih, N. (2020). Evaluasi Kinerja
Distribusi Logistik KPU Jawa Barat Sebagai Parameter Sukses Pilkada Serentak
2018. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(2), 244-264.
https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp244-264
Fransiska, Betri. (2014). Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan
Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik
di Kota Palembang). Jurnal Jurusan Akuntansi STIE MDP.
Harsanti, P dan Whetyningstyas, A. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit.JURNAL ILMIAH
MAHASISWA AKUNTANSI – Volume 7, Nomor 1, Juni 2014.
Mikhail, Nugraha. 2012. Pengaruh Profesionalisme, Kompetensi, Dan Independensi,
Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Surabaya.
Muhammad,dkk. (2019). Pengaruh Kompetensi, Integritas, dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit (Studi empiris pada Inspektorat Kota Bogor). Universitas Pakuan
Bogor.
Naomi, Clara . (2018). Pengaruh Kompetensi,Independensi, dan Profesionalisme
Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 16, No. 1.
Nugrahini. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap
Kualitas Audit. Skripsi diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 324


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Nurjanah, I.B. Andi K. (2016). Pengaruh Integritas, Objektifitas, Skeptisme Profesional


Auditor, Pengalaman Auditor, Etika, Independensi, dan Kompetensi, Terhadap
Kualitas Audit. Dinamika Akuntansi, Keuangan, Dan perbankan Vol. 5, No. 2.
Oklivia dan M. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Faktor- Faktor
Dalam Diri Auditor Lainnya Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi
Vol. 16, No. 2.
Putri. 2013.Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Terhadap Kualitas Audit
(Studi Pada Auditor Di KAP Surakarta dan Yogyakarta). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rumengan,dkk. 2014. “Pengaruh Kompetensi,Independensi,dan Pengalaman Kerja
Terhadap Kualitas Audit”. Skripsi . Universitas Telkom.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Tandiontong. (2016), “Kualitas Audit dan pengukurannya”. Bandung, Alfabeta.
Tuanakotta. (2013). Audit Kontemporer. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik.
Wiratama, WJ. dan ketut B. (2015).Pengaruh Akuntabilitas, Due Profesional Care,
PengalamanKerja, dan Independensi, Terjadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana (Vol.1).

Tabel Dan Grafik

PROFESIONALISME
(X1)

EXPERIENCE
(X2) H1
KUALITAS AUDIT
AKUNTABILITAS (Y)
(X3) H2

KOMPETENSI
(X4) H3

H4

H5

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Tabel 1 Kriteria Pemilihan sampel :


Kriteria Jumlah

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 325


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Jumlah Auditor di Kantor Akuntan Publik di wilayah Kota Medan 100


Jumlah Auditor yang bekerja dibawah 2 tahun (38)
Auditor yang berpendidikan minimal D3 (20)
Jumlah Auditor yang memenuhi kriteria 42

Tabel 2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Pengukuran

Profesionalisme (X1) Arens, et al (2015)Profesionalisme 1. Melakukan tugas Skala Likert


auditor ialah “ suatu bentuk sesuai dengankeahliannya
kewajiban agar dapat memiliki 2. Melaksanakanpekerjaan
peran yang lebih dari semata- sesuai dengan kode etik profesi
mata untuk melaksanakan
3. Menaati ketentuan norma
tanggung jawab pada diri sendiri
yang ada
ataupun kebijakan yang ada di
masyarakat.
4. Kepatuhan padaprofesi.

Agustia dan Pertiwi(2013)

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 326


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Akuntabilitas (X2) Bustami (2013) memberi 1.Dorongan/ Motivasi Skala Likert


definisi akuntabilitas yakni 2.Tanggung Jawab Sosial
suatu desakan psikologi yang
mendorong individu dalam Feny dan Yohanes(2012)
berupaya bertanggung jawab
atas segala langkah serta
ketetapan yang digunakan
terhadap sekitarnya.

Experience/Pengalaman(X3) Nurjanah dan Kartika (2016) 1. Jangka waktu bekerja. Skala Likert
menyatakan bahwa pengalaman 2. Kekerapan
dilihat dari sisi jangka waktu pemeriksaan laporan audit
maupun seberapa banyaknya dan yang dilakukan
sulitnya tugas yang dilakukan.

3. Sering mengikuti seminar dan


kegiatan yang menuji kemampuan

Netty Herawaty,dkk (2012)

Kompetensi Auditor(X4) Tuanakotta (2013), Setiap 1.Komponen pengetahuan Skala Likert


auditor harus memenuhi 2. Mampu berkomunikasi
beberapa kualifikasi untuk dapat dengan baik dan memiliki
dikatakan sebagai auditor. keahlian yang unggul dari
Kompetensi ialah suatu yang lain serta dapat bekerja
kemampuan auditor yang telah dengan tim
didapatkan dari ketekunan 3. Mutu personal
dalam pendidikannya serta dari
pelatihan. Oklivia dan Marlinah (2014)

Kualitas Audit (Y) Tandiontong (2018), auditor 1. Kesesuaiandengan kode Skala Likert
bahwasanya laporan audit etik audit
dengan pandangan “wajar 2. Kualitas laporanhasil audit
dengan tidak ada Putra (2012) dan
pengecualian” tidak akan Nurcahya (2014)
diaporkan bagi laporang yang
mengalami kekliruan.

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 327


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Tabel 3 Rincian Pengambilan Kuisioner

Kuisioner Jumlah

Kuisioner yang disebar 72


Kuisioner yang kembali 60

Kuisioner yang memenuhi 42


Kriteria

Tabel 4 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Profesionalisme 42 39 50 42.86 2.737
Auditor
Experience 42 38 44 41.00 1.431
Akuntabilitas 42 36 44 40.19 1.671
Kompetensi Auditor 42 38 46 41.57 1.655
Kualitas Auditor 42 38 45 41.71 1.672
Valid N (listwise) 42

Tabel 5

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.753 42

Tabel 6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation 1.30212529
Most Extreme Absolute .130
Differences Positive .130
Negative -.084

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 328


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Test Statistic .130


Asymp. Sig. (2-tailed)c .071
a. Test distribution is Normal.

Gambar 2 Uji Normalitas Probability Plot

Tabel 7 Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Profesionalisme .955 1.047
Auditor
Experience .883 1.132
Akuntabilitas .948 1.055
Kompetensi Auditor .895 1.117
a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Gambar 3 Grafik scatterplot

Tabel 8 Uji

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 329


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Analisis Linear Berganda


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.670 8.359 .439 .663
Profesionalisme .207 .080 .339 2.587 .014
Auditor
Experience .386 .159 .331 2.428 .020
Akuntabilitas .170 .132 .170 1.295 .203
Kompetensi .156 .137 .154 1.140 .261
Auditor
a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Tabel 9 Uji Hipotesis t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.670 8.359 .439 .663
Profesionalisme .207 .080 .339 2.587 .014
Auditor
Experience .386 .159 .331 2.428 .020
Akuntabilitas .170 .132 .170 1.295 .203
Kompetensi .156 .137 .154 1.140 .261
Auditor
a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Tabel 10 Uji Hipotesis F


ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 45.055 4 11.264 5.995 .001b
Residual 69.517 37 1.879
Total 114.571 41
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Akuntabilitas, Profesionalisme Auditor, Experience

Tabel 11 Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 330


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 2, 2021

Estimate
1 .627a .393 .328 1.371
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Akuntabilitas, Profesionalisme Auditor, Experience
b. Dependent Variable: Kualitas Audit

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 331

Anda mungkin juga menyukai