ABSTRAK
Laporan keuangan menyajikan bahan penilaian terhadap pertimbangan
keputusan bagi pimpinan dari perusahaan. Kedudukan seorang auditor sangat berarti
untuk keberlanjutan perusahaan. Riset ini bermaksud untuk memeriksa dan meneliti
adakah pengaruh profesionalisme, Experience , Akuntabilitas, serta kompetensi Auditor
terhadap Kualitas Audit. Riset disini memakai metode penelitian kuantitatif di dalamnya.
Dengan populasinya merupakan beberapa auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Medan dengan sampelnya yang berjumlah 47 auditor. Metode sampel
riset ini diambilnya memakai metode Purposive Sampling. Pengumpulan informasi
yang dipakai pada riset ini yaitu memakai kuesioner. Kemudian analisis datanya
mempergunakan sejumlah pengujian, meliputi analisis statistik deskriptif, Uji
Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Realibilitas serta uji
hipotesis memanfaatkan dorongan SPSS versi 23.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan sangatlah membutuhkan kualitas audit yang besar agar dapat
menciptakan laporan audit yang relevan, bermutu, serta bisa dipercaya dalam membuat
keputusan penting. Hasil dari kualitas audit sebagai contohnya laporan keuangan, bisa
dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan syarat ketentuan yang berlaku, serta
mengembangkan kinerja dalam perusahaan serta mutu dari laporan audit tersebut dilihat
oleh komunitas yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut.
Mengacu FASB (Financial Accounting Standards Boards), laporan keuangan
seharusnya menccakup dua karakteristik utama yang wajib ada yakni bisa diandalkan
dan relevan. Riset yang dilakukan Basit (2013) ,mengatakan bahwa auditor yang
kompeten merupakan mereka yang mempunyai keahlian dan kemampuan yang cukup
guna melaksanakan tugas auditnya serta memiliki kewenangan ataupun hak guna
melaksanakan audit berdasar hukum. Jasa audit akan laporan keuangan ialah jasa sangat
diketahui dibandingkan jasa yang lain dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional.
merugikan banyak pihak termasuk bank. Akibatnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menjatuhkan sanksi administratif.
Kasus lain terjadi dari EY (Ernst and Young) yakni pada Kantor Akuntan Publik
partnernya sebab dipandang tidak cermat saat pemberian laporan keuangan tahunan
(tertanggal 31 Desember 2016) PT Hanson International Tbk (MYRX). Perusahaan
bersalah sebab ketika menerapkan prosedur auditnya dianggap kurang profesional, hal
ini berhubungan dengan ada tidaknya kesalahan besar dalam laporan keuangan milik
Benny Tjokro pada tahun terkait yang materialnya keliru dimana membutukan
pergantian atas kenyataan yang dilihat auditor sesudah laporannya dipublikasikan.
(sumber : cnbcindonesia.com).
Berdasarkan fenomena diatas, dapat disimpulkan walaupun auditor sudah
bekerja cukup lama dan dianggap sudah berpengalaman dalam mengaudit laporan
keuangan. Namun perihal itu tidak menutup kemungkinan hendak adanya perbuatan
kecurangan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh auditor tersebut.
Profesionalisme dalam mengaudit laporan keuangan dapat menyebabkan kualitas audit
tersebut menurun.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pengaruh profesionalisme terhadap kualitas Audit
Seseorang auditor profesional dapat dilihat dari segi kinerja auditor untuk
melaksanakan guna serta tugasnya. Mikhail (2012) menyatakan bahwa profesionalisme
ialah perihal yang wajib dijunjung oleh akuntan publik yang mempunyai sikap
profesionalisme serta akan mempertimbangkan setiap informasi yang didapat tentang
benar atau tidaknya laporan keuangan karena sangat berkaitan erat dengan opini apa
yang dijatuhkan oleh auditor tersebut sehingga mencapai suatu hasil kualitas audit yang
memadai.
Menurut (Nugrahini, 2015), profesionalisme auditor adalah sikap dan perilaku
auditor terhadap profesinya sendiri untuk mencapai kinerja yang baik, termasuk
kekuatan dan rasa tanggung jawab. Dalam Sihombing dan Indarto (2014) disebutkan
bahwa auditor harus memakai kemampuannya untuk bekerja secara profesional.
(Harsanti, 2014) menyatakan bahwa perilaku profesional skala besar auditor
dibuktikan dari telah terlaksananya tugas dengan profesional, yang dapat memberikan
nilai tambah pada hal tersebut dalam mengembangkan nilai mutu kualitas audit. Jika
auditor tidak lagi dapat menggunakan sikap profesionalnya, hal ini akan menimbulkan
kepercayaan publik terhadap laporan keuangan hingga laporan hasil audit tidak lagi
dapat dipercaya sertaberakibat kurang baik pada kualitas audit tersebut.
H1 : Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
Teori Pengaruh Experience (Pengalaman) terhadap Kualitas Audit
Perihal Akuntan Publik, mengacu "Standar Umum Profesionalnya", auditor
diharuskan mempunyai pengalaman yang cukup pada pekerjaan yakni industri tempat
mereka terlibat, dan harus memiliki skill serta pengalaman di tempat klien mereka
berpartisipasi.
Menurut Fransiska dan Betri (2014) mengemukakan bahwa Semakin sedikit
pengalaman kerja auditor maka tingkatan keraguan dan ketidakyakinan klien kepada
auditor akan semakin berkurang dalam melaksanakan pemeriksaan sehingga
menciptakan opini dalam masyarakat. Sebaliknya, jika auditor sudah berpengalaman,
maka tingkat kepercayaan akan semakin bertambah bersamaan dengan kemampuan
audior dalam menjelaskan temuan audit kepada klien.
(Putri, 2013) mengemukakan bahwa pengaruh pengalaman auditor akan dilihat
sebagai poin-poin yang penting untuk mengantisipasi keahlian auditor menjalankan
pekerjaannya dalam mengubah mutu dari kualitas auditnya.
H2 : Experience / Pengalaman berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor
Teori Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Auditor
Menurut Febriyanti (2014) akuntabilitas merupakan wujud dari desakan
psikologi yang meyakinkan seseorang berupaya untuk menerangkan seluruh langkah
serta kepastian yang diambil dalam suatu kondisi. Di dalam proses audit rasa
kebertanggungjawaban (akuantabilitas) wajib dipunyai oleh seorang auditor sebab
perilaku akuntabilitas akan mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan yang dilakukan.
Menurut Dayanara (2015) menyatakan bahwa apabila auditor mempunyai
kepercayaan besar terhada hasil kerjanya sendiri dan dapat dipertanggungjawabkan,
maka mutu dari hasil laporan audit tersebut juga akan meningkat dan dapat dipercayai
oleh klien.
M. Alifzuda (2016) menyatakan bahwa Seorang auditor yang memiliki
akuntabilitas tentunya memiliki desakan psikologi sosial guna menuntaskan
pekerjaannya yang hendak diperlihatkan kepada lingkungan pekerjaannya sehingga
Nilai minimum pada variabel Kompetensi Auditor berskor 38. Nilai standar
deviasi Kompetensi auditor berskor 1,655. Nilai maksimum pada Kompetensi auditor
berskor 46. Nilai rata-rata Kompetensi Auditor berskor 41,57.
Nilai minimum pada variabel Kualitas Audit berskor 38. Nilai standar deviasi
Kualitas Audit berskor 1,672.Nilai rata-rata variabel Kualitas Audit berskor 41,71. Nilai
maksimum Kualitas audit berskor 45.
Uji Realibilitas
Berdasarkan pengujian realibilitas pada tabel 5, didapatkan skor Cronbach Alpha
0,753 maka diperoleh hasil dari setiap butir pertanyaan variabel yakni reliabel, oleh
karenanya kuisioner variabel secara menyeluruh bisa dipergunakan dalam riset disini.
Uji Normalitas
Analisis Statistik
Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwasannya didapat nilai signifikan sudah melebihi
0,05. Maka pada riset ini hasil Uji Normalitasnya telah berdistribusi secara normal.
Terlihat melalui nilai Asymp. Sig (2-tailed) berskor 0,071 > 0,05.
Analisis Grafik
Grafik normal probability plot termasuk metode yang bisa dipergunakan ketika
hendak melihat normalitas residual dimana terdapat perbandingan distribusi normal dan
kumulatifnya. Apabila persebaran data menyesuaikan arahnya garis diagonal dan di area
diagonal, akan dapat dikatakan normal. Hasil Pengujian tersebut terlihat melalui grafik
gambar 2.
Uji Multikolinearitas
Mengacu tabel 7 kesimpulannya yakni dari pengujian multikolinearitas yang
dihasilkan tidak ditemukan regresi antar variabel bebas. Hal tersebut terlihat melalui
nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance melebihi 0,01.
Uji Heterokedastisitas
Mengacu grafik 3 scatterplot diatas dapat dikatakan tidak adanya terjadi
heteroskedastisitas yang dapat dilihat dari menyebarnya titik-titik dengan random dan
tidak terkumpul hanya di sebuah lokasi.
Uji F
Perhitungan F tabel melalui df1 = k-1 dan df2 = n-k, k ialah variabel
independen dan dependen, n ialah jumlah observasi/ data. Sehingga F tabel df1 = 5-1 =
4 dan df2 = 42-5 =37, dan F tabel 37 yakni 2,63. Mengacu olah data yang dihasilkan,
bisa diketahui nilai F hitung = 5,995 melebihi F tabel 2,63, dimana nilai probabilitasnya
sig 0,001 <0,05. Oleh karena itu bisa disimpulkan ada pengaruh antara variabel
profesionalisme auditor, experience, akuntabilitas, dan kompetensi secara bersamaan
terhadap variabel Kualitas audit secara signifikan. (lihat tabel 10)
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Mengacu olah data yang dihasilkan diketahui nilai koefisien determinasi (R
Square) berskor 0,393 dimana artinya 39% nilai Kualitas audit diterangkan variasi nilai
Profesionalisme auditor, Experience, Akuntabilitas, dan Kompetensi auditor sementara
sisa lainnya terpengaruh variabel lain di luar riset yang dilaksanakan disini. (lihat tabel
11)
Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik
di Kota Medan
Hasil pemeriksaan di peroleh variabel Profesionalisme membuktikan t hitung
berskor 2,587 melebihi t tabel 2,024, atas nilai signifikannya 0,014<0,05. Sehingga
membuktikan bahwasannya profesionalisme auditor berdampak terhadap kualitas audit
secara signifikan.
Hal tersebut selaras riset yang dilaksanakan WanFachruddin, Yulia Syafriani
(2020) serta mendapatkan hasil bahwasannya menurut individual profesionalisme
auditor ada pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Disini profesionalisme ialah
sikap serta perilaku seseorang auditor ketika tanggung jawab profesi dijalankannya agar
memperoleh suatu hasil kualitas audit yang baik. Sebagai seorang yang profesional dan
handal, akuntan publik perlu bertanggung jawab kepada klien, pada konsumen dan pada
sesama rekan praktisi terbilang sikap yang terpuji, apalagi bila keadaan terbilang
penting dan diharuskan melaksanakan loyalitas berdasarkan kepentingan pribadi.
Pengaruh Experience terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Kota Medan
Secara parsial dari pemeriksaan di peroleh variabel experience membuktikan t
hitung = 2,428 melebihi dari pada t tabel 2,024 atas nilai siginifikan 0,020 < 0,05.
3. Diharapkan kepada KAP untuk membuat pelatihan terlebih dahulu kepada junior
auditor sejak awal supaya meningkatkan wawasan serta keahlian terhadap auditing
yang akan menambah sikap tanggung jawab dalam memperoleh kualitas audit yang
bagus.
4. Auditor bisa menaikkan profesionalismnya, caranya yakni mewujudkan
keterbukaan pada masyarakat dan menyatakan audit yang dihasilkan dengan fakta
nyata pada proses pengerjaan laporan auditnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, dan Pertiwi, N.P. 2013. Pengaruh Profesionalisme, Independensi, dan
Kompetensi, terhadap Kualitas Audit. JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3
September 2013.
Arens, (2015).Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegras. Buku 1. Erlangga.
Basit, A. Fauzi N. “Pengaruh Pengalaman, Due Professional Care, dan
Independensi
Auditor terhadap Kualitas Audit”, Jurnal FE Universitas Komputer Indonesia, 2013.
Bustami, A. 2013. Pengaruh Profesionalisme, Akuntabilitas dan independensi, Auditor Terhadap Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta). Skripsi
Dayanara, 2015. Pengaruh Bukti Audit, Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
pada KAP di Yogyakarta. Skripsi.
Febriyanti, R. 2014. Pengaruh Akuntabilitas, Due Professional Care, dan Independensi
Terhadap Kualitas Audit. (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan publik Di Kota
Padang Danpekanbaru). Skripsi.
Feni.I, Yohannes.S.2012. Pengaruh Akuntanbilitas dan Kompetensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit. Semarang. Juraksi1 (1). 2301-9328.
Fitriani, I., Zulkarnaen, W., Sadarman, B., & Yuningsih, N. (2020). Evaluasi Kinerja
Distribusi Logistik KPU Jawa Barat Sebagai Parameter Sukses Pilkada Serentak
2018. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 4(2), 244-264.
https://doi.org/10.31955/mea.vol4.iss2.pp244-264
Fransiska, Betri. (2014). Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, Dan
Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik
di Kota Palembang). Jurnal Jurusan Akuntansi STIE MDP.
Harsanti, P dan Whetyningstyas, A. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit.JURNAL ILMIAH
MAHASISWA AKUNTANSI – Volume 7, Nomor 1, Juni 2014.
Mikhail, Nugraha. 2012. Pengaruh Profesionalisme, Kompetensi, Dan Independensi,
Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Surabaya.
Muhammad,dkk. (2019). Pengaruh Kompetensi, Integritas, dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit (Studi empiris pada Inspektorat Kota Bogor). Universitas Pakuan
Bogor.
Naomi, Clara . (2018). Pengaruh Kompetensi,Independensi, dan Profesionalisme
Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 16, No. 1.
Nugrahini. 2015. Pengaruh Kompetensi dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap
Kualitas Audit. Skripsi diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.
PROFESIONALISME
(X1)
EXPERIENCE
(X2) H1
KUALITAS AUDIT
AKUNTABILITAS (Y)
(X3) H2
KOMPETENSI
(X4) H3
H4
H5
Experience/Pengalaman(X3) Nurjanah dan Kartika (2016) 1. Jangka waktu bekerja. Skala Likert
menyatakan bahwa pengalaman 2. Kekerapan
dilihat dari sisi jangka waktu pemeriksaan laporan audit
maupun seberapa banyaknya dan yang dilakukan
sulitnya tugas yang dilakukan.
Kualitas Audit (Y) Tandiontong (2018), auditor 1. Kesesuaiandengan kode Skala Likert
bahwasanya laporan audit etik audit
dengan pandangan “wajar 2. Kualitas laporanhasil audit
dengan tidak ada Putra (2012) dan
pengecualian” tidak akan Nurcahya (2014)
diaporkan bagi laporang yang
mengalami kekliruan.
Kuisioner Jumlah
Descriptive Statistics
Tabel 5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.753 42
Tabel 8 Uji
Estimate
1 .627a .393 .328 1.371
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Akuntabilitas, Profesionalisme Auditor, Experience
b. Dependent Variable: Kualitas Audit