Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

EKONOMI MONETER

1. Definisi uang beredar menurut bank Indonesia


Uang Beredar dapat didefinisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas
(M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro
berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup
tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta
asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor
swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

2. Analisis Teori Kuantitas Uang David Ricardo


Diketahui M = 10; K = ¼
Teori kuantitas David Ricardo dirumuskan sebagai berikut:
1
M =KP atau P= M
K
Dimana:
M= jumlah uang yang beredar
P = tingkat harga
K = Sebuah faktor proporsional yang konstant
1
P= 10=40
Makan untuk mencari tingkat harga adalah 1
4
Menurut Ricardo jumlah uang proporsional terhadap tingkat harga atau tingkat harga
proporsional terhadap jumlah uang, maka harga merupakan fungsi dari jumlah uang
beredar. Sehingga untuk menstabilkan tingkat harga diperlukan jumlah uang
beredar.

Berdasarkan perhitungan dan penjabaran mengenai teori kuantitas David Ricardo


diatas dapat diketahui bahwa perubahan jumlah uang beredar memengaruhi harga.
Jika jumlah uang beredar berkurang, maka harga-harga akan cenderung turun.
Sebaliknya, jika jumlah uang beredar bertambah, maka harga-harga akan naik.
Dengan kata lain.jumlah uang dan tingkat harga selalu berbanding lurus.

Sedangka inflasi dapat terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar
(uang kartal atau uang giral). Penambahan jumlah uang akan memicu terjadinya
inflasi. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya.

3. Penyebab terjadinya inflasi


Mishkin (dalam Lestari, 2018:5.4) menjelaskan bahwa pada dasarnya inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (demand pull inflation) dan
tekanan produksi (cost push inflation).

a. Demand Pull Inflation


Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor, antara
lain kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,
kebijakan suku bunga bank sentral, dan aksi spekulasi yang terjadi di sektor
industri keuangan

b. Cost Push Inflation

Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya
masalah teknis di sumber produksi. Begitu juga apabila masalah yang sama
terjadi pada distribusi, dimana infrastruktur memainkan peranan yang sangat
penting.

Penyebab terjadinya inflasi berdasarkan teori-teori inflasi

a. Teori Kuantitas

Teori kuantitas menyatakan bahwa proses inflasi itu terjadi karena


dua hal, yaitu jumlah uang beredar dan adanya psikologi (harapan)
masyarakat mengenai kenaikan harga-harga (expectations).

b. Teori Keynes

Proses inflasi menurut pandangan ini merupakan suatu keadaan


dimana permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi
jumlah barang-barang yang tersedia sehingga timbul apa yang
disebut dengan inflationary gap. Inflationary gap terjadi apabila jumlah
dari permintaan-permintaan efektif dan semua golongan masyarakat
pada tingkat harga yang arakra berlaku melebihi jumlah maksimum
dari barang-barang yang dihasilkan oleh masyarakat. Harga-harga
akan naik karena permintaan total melebihi jumlah barang yang
tersedia.

c. Teori Strukturalis

Menurut teori strukturalis, ada dua ketegaran dalam perekonomian


negara negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi,
yaitu ketegaran yang berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor
dan ketegaran yang berupa ketidakelastisan dan sisi suplai atau
produksi bahan makanan. Pertumbuhan bahan makanan tidak
secepat pertumbuhan penduduk dan penghasilan per kapita,
sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung naik
melebihi kenaikan harga barang barang lain. Akibatnya adalah
timbulnya tuntutan dan para karyawan di sektor industri untuk
memperoleh kenaikan gaji upah. Kenaikan upah berarti kenaikan
biaya produksi, yang berarti kenaikan harga barang-barang produksi.

Kebijakan dalam menanggulangi inflasi


Di dalam kebijakan moneter, langkah-langkah yang diambil antara lain
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy), menaikkan suku bunga SBI
(Sertifikat bank Indonesia) dan memperbaiki nilai tukar.
a. Kebijakan uang ketat. Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk
mengurangi jumlah beredar. Pengurangan jumlah uang beredar
diharapkan akan mengurangi tingkat inflasi.
b. Menaikkan suku bunga SBI. Meningkatnya suku bunga SBI
menyebabkan banyak bank-bank swasta yang ingin memilikinya.
Akhirnya bank umum itu akan menaikkan suku bunga deposito. Uang
yang berhasil mereka kumpulkan mereka gunakan untuk pembelian
sertifikat Bank Indonesia. Akhimya bank tersebut harus
mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya agar dapat membeli SBI
tersebut.
c. Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi
terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur,
sehingga pada akhimya akan mempermudah dan mempermudah
biaya impor barang-barang material (input)
Kebijakan menanggulangi inflasi juga bisa dilakukan melalui kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal merupakan segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi rül
yang menyangkut keuangan pemerintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran
pemerintah, atau pemberian subsidi. Penerapan kebijakan fiskal untuk
menanggulangi inflasi dapat dilakukan antara lain dengan menaikkan pajak,
menekan pengeluaran pemerintah dan mengurangi ekonomi biaya tinggi.

4. Inflasi dapat merusak pilar-pilar perekonomian suatu negara karena inflasi


merupakan penyakit ekonomi yang dapat menimbulkan dampak yang sangat luas.
Oleh karena itu inflasi sering menjadi target kebijakan pemerintah. Inflasi tinggi
begitu penting untuk diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang
bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lambat dan
pengangguran yang selalu meningkat.

5. Instrumen kebijakan moneter yang digunakan bank sentral dalam mencapai tujuan
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Kebijakan ini meliputi tindakan menjual dan membeli surat-surat
berharga oleh bank sentral. Tindakan ini memiliki 2 pengaruh hutan terhadap
kondisi pasar uang pertama, menaikkan cadangan bank bank umum yang
turut dalam transaksi. Hal ini dikarenakan dalam pembelian surat berharga
misalnya, bank sentral akan menambah cadangan bank umum yang menjual
surat berharga tersebut, akibatnya bank umum dapat menambah jumlah
uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit). Pada saat bank sentral
menjual surat-surat berharga di pasar terbuka, cadangan bank-bank umum
akan menurun. Berikutnya bank-bank ini dipaksa untuk mengurangi
penyaluran kreditnya, dengan demikian akan mengurangi jumlah uang
beredar. Pengaruh yang kedua, tindakan pembelian atau penjualan surat
berharga akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga tingkat
bunga) surat berharga, sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah uang
beredar dan meningkatkan tingkat suku bunga.
b. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan ini meliputi tindakan untuk mengubah tingkat bunga yang
harus dibayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral.
Dengan menaikkan diskonto, maka biaya untuk meminjam dana dari bank
sentral akan naik sehingga akan mengurangi keinginan bank umum untuk
melakukan pinjaman ke bank sentral Akibatnya, jumlah uang yang beredar
dapat ditekan / dikurangi.
c. Penetapan Cadangan Wajib Minimum (Reserves Requirements)
Kebijakan perubahan cadangan minimum dapat mempengaruhi
jumlah uang yang beredar. Apabila cadangan wajib minimum diturunkan,
maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah deposito sehingga
jumlah uang beredar cenderung meningkat, dan sebaliknya apabila cadangan
wajib minimum dinaikkan, maka akan mengurangi jumlah deposito yang
akhirnya akan menurunkan jumlah uang yang beredar.
d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati
dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai