Anda di halaman 1dari 16

NAMA : NYAK DALNUR ACEH

NIM : 042778828

M.K. : PENGANTAR EKONOMI MIKRO

TUGAS : 3(TIGA)

1. Jelaskanlah maksimisasi keuntungan dengan pendekatan total dan dengan


pendekatan marginal, dijeaskan menggunakan kurva (nilai maksimum 50)

Jawab:

Seorang produsen yang rasional akan selalu mencari keuntungan yang paling
maksimuml atau kerugian yang paling minimuml baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Ada dua pendekatan untuk menentukan tingkat ouput di mana
produsen akan mendapatkan keuntungan maksimum atau mengalami kerugian
minimum, yaitu pertama, pendekatan penerimaan total dan biaya total, atau sering
disebut pendekatan total; dan kedua adalah pendekatan penerimaan marjinal dan
biaya marginal, atau biasa disebut pendekatan marginal. Kedua pendekatan-
pendekatan ini akan dibicarakan secara berurutan berikut ini.

Pendekatan Total

Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan
biaya total (Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat
harga yang terjadi di pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya
total adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output.
Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost, FC) dan
biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung
pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang dihasilkan.
Untuk melihat perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel kita dapat
mengambil contoh suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian. Perusahaan ini
mempunyai gedung tempat usaha, mesin jahit, dan karyawan tetap. Walaupun
perusahaan tidak berproduksi akan tetapi biaya tetap harus selalu dikeluarkan,
seperti biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin dan biaya gaji karyawan tetap.
Sedangkan, yang termasuk biaya variabel adalah biaya untuk pembelian bahan
baku, gaji karyawan tidak tetap, biaya listrik dan lain lain. Biaya variabel ini dapat
diubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, apabila permintaan pasar naik maka
output yang dihasilkan dapat ditambah dengan menambah biaya variabel, misalnya
menambah jam kerja tenaga kerja tidak tetap (untuk lengkapnya lihat teori biaya
pada modul 4)

Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka


terbesar. Untuk lebih lengkapnya perhatikan data hipotesis berikut ini.

 Tabel 1 Tingkat Output dan Keuntungan Total Produsen pada


Pasarpersaingan Murni dengan Pendekatan Total

Q P TR TC Π

(unit) (000 (000 Rp) (000 (000


Rp) Rp) Rp)
0 8 0 800 -800
100 8 800 2.000 -1.200
200 8 1.600 2.300 -700
300 8 2.400 2.400 0
400 8 200 2.524 +676
500 8 4.000 2.775 +1.225
600 8 4800 200 +1.600
650 8 5.200 3.510 +1.690
700 8 5.600 4.000 +1.600
800 8 6.400 6.400 0

Keterangan   Kerugian minimal   Titik Pulang


: Pokok (BEP)
Keuntungan
     
maksimal

Pada tabel diatas, Q adalah kuantitas output yang dihasilkan, P adalah tingkat harga,
TR adalah penerimaan total (yaitu P dikali Q), TC adalah biaya total dan Π adalah
keuntungan. Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, keuntungan maksimum yang diperoleh
produsen pada pasar persaingan murni adalah sebesar Rp 1.690.000 yaitu pada
tingkat output sebesar 650 unit. Sedangkan kerugian total mencapai maksimum
adalah sebesar Rp 1.200.000 yaitu pada tingkat output sebesar 100 unit.
Perpotongan antara TR dan TC merupakan titik pulang pokok (break even point),
yaitu pada tingkat output sebesar 300 dan 800 unit. Tabel hipotesis di atas dapat
digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar di atas, kurva penerimaan total atau TR dimulai dari titik
origin (titik nol), hal ini disebabkan produsen tidak akan mendapatkan penerimaan
apabila perusahaan belum menghasilkan output. Apabila perusahaan telah mulai
berproduksi atau menghasilkan output maka perusahaan akan mendapatkan
penerimaan sebesar tingkat output dikali dengan harga (PxQ). Semakin besar
output yang dihasilkan maka penerimaan produsen semakin besar. Karena tingkat
harga adalah datum (tetap) bagi produsen dalam pasar persaingan sempurna maka
kurva TR akan membentuk garis diagonal yang dimulai dari titik origin ke kanan
atas.
Sedangkan kurva biaya total atau TC tidak dimulai dari titik origin karena walaupun
perusahaan belum berproduksi akan tetapi perusahaan sudah mengeluarkan biaya,
yaitu sebesar jumlah biaya tetap. Seperti diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam menghasilkan output dibagi atas dua, yaitu biaya tetap (fixed cost,
FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Pada tingkat produksi yang rendah
perusahaan masih mengalami kerugian, kemudian apabila produksi terus ditambah
maka kerugian semakin menurun dan mencapai titik pulang pokok (Break Even
Point, BEP) pada titik tertentu (dalam gambar adalah di titik B), setelah titik BEP
terlampaui maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan mencapai
maksimum di titik C, yang merupakan jarak terjauh antara kurva TR dan kurva TC.
Apabila produksi terus menerus ditingkatkan setelah tercapai keuntungan
maksimum maka tingkat keuntungan mulai menurun dan akan mencapai titik
pulang pokok kembali ditititk D. Selanjutnya apabila produksi terus ditingkatkan
maka produsen atau perusahaan akan mengalami kerugian.

Terjadinya tingkat keuntungan yang menurun ini sesuai dengan hukum


pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return),
hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan suatu faktor produksi (faktor produksi
tetap) untuk dikombinasikan dengan faktor produksi lain (faktor produksi variabel),
apabila faktor produksi variabel terus ditambah.

Misalnya pada sebidang lahan pertanian (dianggap faktor produksi tetap) yang
dikerjakan oleh seorang pekerja (dianggap faktor produksi variabel), maka output
yang dihasilkan tidak efektif. Apabila lahan pertanian tersebut dikerjakan oleh dua
pekerja maka produksi akan meningkat. Sampai tambahan pekerja menjadi 6 orang
maka akan tercapai keuntungan maksimum dalam menggarap lahan tersebut, tetapi
apabila pekerja terus menerus ditambah (misalnya sampai 15 pekerja), sedangkan
lahan yang digarap tetap maka biaya total akan bertambah dan tingkat keuntungan
akan menurun dan sampai pada titik tertentu akan mengalami kerugian.
Jadi dapat disimpulkan apabila TR>TC , maka produsen akan mendapatkan
keuntungan, dan apabila selisih TR<TC maka perusahaan akan mengalami kerugian,
dan apabila TR=TC maka perusahaan dalam kondisi break even point

Pendekatan marginal

Pendekatan marginal merupakan alternatif dari pendekatan total. Dalam


memproduksi suatu barang dan menawarkannya di pasar, produsen atau
perusahaan harus membandingkan antara biaya marjinal dengan penerimaan
marjinal. Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah tambahan biaya yang harus
dikeluarkan oleh produsen karena menambah memproduksi 1 unit ouput (MC =
TCt � TCt-1 , di mana TC adalah biaya total). Sedangkan penerimaan marjinal
(marginal revenue, MR) adalah tambahan penerimaan karena menambah produksi
output 1 unit (MR = TRt � TRt-1)

Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih
relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi
dari biaya sehingga karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya
marginal lebih besar dari penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi
dari penerimaan sehingga kerugian menjadi bertambah. Keuntungan maksimum
(atau kerugian minimum) akan terjadi apabila penerimaan marjinal sama dengan
biaya marjinal (MR = MC).

Untuk melihat lebih jauh penggunaan pendekatan marjinal, maka Tabel 3.1 kita
reproduksi kembali dengan berbagai tambahan dibawah ini.

Tabel 2 Maksimisasi keuntungan dengan Pendekatan Marjinal

Q P= MR TC MC AC Keuntungan Keuntungan
Per unit
(unit) (00) Total
1 2 3 4=TCt-TCt-1 5=3/1 6= TRt-TRt-1 7=6x1
100 8 2.00 12 20 -12 -1.200
200 8 0 3 11.5 -3.5 -700
300 8 2.30 1 8 0 0
400 8 0 1.25 6.31 1.69 +676
500 8 2.40 2.50 5.55 2.45 +1.225
600 8 0 4.25 5.33 2.67 +1.602
650 8 2.52 (8) 5.40 2.60 +1.690
700 8 5 8 5.71 2.29 +1.600
800 8 2.77 24 8.00 0 0
5
200
3.51
0
4.00
0
6.40
0

Berdasarkan tabel 2 di atas, terlihat bahwa keuntungan maksimum produsen dalam


pasar persaingan murni akan tercapai pada tingkat output 650 unit, yaitu dengan
tingkat keuntungan sebesar Rp 1.690.000. Perhatikan bahwa biaya marginal
mengacu pada titik tengah antara dua tingkat output yang berurutan, maka nilai MC
pada tingkat output 650 dan 750 unit output adalah sama yaitu 8. Tingkat
keuntungan per unit tertinggi adalah 2,67, akan tetapi suatu perusahaan bukan
mencari keuntungan per unit tertinggi, akan tetapi adalah mencari keuntungan total
maksimum.

Dari Tabel 2 di atas, kita dapat mengilustrasikan keseimbangan produsen dalam


satu gambar seperti yang terlihat pada Gambar 2. Kurva d (permintaan) dan kurva
MR bagi produsen dalam pasar persaingan murni merupakan garis lurus yang
sejajar dengan sumbu horizontal. Hal ini disebabkan produsen dalam pasar
persaingan murni adalah sebagai pengambil harga (price taker) karena sesuai
asumsi yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penjual sedemikian banyaknya
sehingga tidak seorang produsenpun dapat mempengaruhi harga dengan
menambah atau mengurangi produksi. Produsen dapat menjual berapapun pada
harga pasar yang berlaku.

Konsumen akan mendapatkan keuntungan maksimum apabila MR=MC. Dalam


gambar, ada dua titik perpotongan antara MR dan MC, yaitu di titik A dan di titik B.
Tingkat output terbaik perusahaan dalam pasar persaingan murni terjadi di titik B,
di mana MR=MC dan kurva MR memotong kurva MC dari bawah. Selama MR
melebihi MC maka masih relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan
perusahaan naik lebih tinggi dari pada biaya sehingga keuntungan total naik.
Apabila MC melebihi MR maka tidak ada gunanya bagi perusahaan untuk
meningkatkan produksinya karena biaya naik lebih tinggi dari penerimaan sehingga
keuntungan total produsen akan menurun. Jadi peningkatan produksi setelah titik B
akan menurunkan keuntungan produsen.

Gambar 2 Keseimbangan Konsumen

Keuntungan produsen akan terjadi di titik B, di mana P=MR=MC=8. Output yang


dihasilkan produsen adalah sebanyak 650 unit dan tingkat keuntungan yang didapat
adalah sebesar Rp 1.690.000,-
Minimisasi Kerugian

Harga pasar dapat naik atau turun tergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran. Apabila harga yang diterima produsen dalam persaingan sempurna di
atas kurva biaya rata-rata (kurva AC) maka produsen akan mendapatkan
keuntungan sebesar selisih antara kurva d dikurangi kurva MR dikali jumlah
produksi. Keadaan keuntungan maksimum dapat dilihat seperti yang dijelaskan
dalam Gambar 2.

Apabila harga yang diterima produsen di bawah kurva biaya rata-rata maka
produsen akan mengalami kerugian. Seberapa jauh produsen dapat meminimumkan
kerugian agar terus dapat berproduksi dan di titik mana produsen sudah harus
menutup usahanya akan dijelaskan berikut ini.

Produsen dapat meminimumkan kerugian dan dapat terus berproduksi apabila


perpotongan MR dan MC terjadi diantara kurva AC dan AVC, atau dengan kata lain
perpotongan kurva MR dan kurva MC terjadi dibawah kurva AC tetapi masih di atas
kurva AVC. Perhatikan Gambar 3.3 di bawah ini.

Gambar 3 Minimisasi Kerugian


Dari Gambar diatas, ada tiga kemungkinan perpotongan kurva MR dan kurva MC.

 Pertama, kurva MR berada di bawah kurva AC tetapi masih di atas kurva AVC


(dijelaskan oleh kurva d=MR), yaitu berpotongan di titik B. Produsen akan
menderita kerugian per unit sebesar P1P2, dan apabila dikalikan dengan jumlah
produksi maka kerugian minimum adalah sebesar kotak persegi empat PBAP 3.
Dengan kondisi ini produsen masih terus dapat berproduksi karena dengan
melanjutkan produksi maka produsen masih dapat menutup sebagian biaya
tetapnya.

 Kedua, apabila kurva MR berada di titik terendah AVC (dijelaskan oleh kurva
d1=MR1), yaitu di titik C maka kerugian yang diderita produsen adalah sebesar biaya
tetap , yaitu sebesar jarak AC dan AVC dikali jumlah produksi, sedangkan biaya
variabel masih dapat ditutupi. Titik ini dinamakan titik tutup usaha.

 Ketiga, apabila kurva MR berada dibawah kurva AVC (dijelaskan oleh kurva
d2=MR2), yaitu MR dan MC berpotongan di titik D maka produsen tidak layak untuk
melanjutkan produksi karena produsen akan menderita kerugian sebesar biaya
tetap ditambah sebagian biaya variabel

Kurva Penawaran

Dari Gambar 2 dan Gambar 3 kita telah melihat bagaimana perusahaan dalam
persaingan murni memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian
dengan menentukan tingkat output yang diproduksi dan ditawarkan pada berbagai
tingkat harga.

Sampai sejauh ini kita belum menentukan di mana produsen mulai akan
berproduksi dan menawarkan outputnya di pasar pada tingkat harga yang berlaku,
hal ini terkait dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, apabila harga yang
terjadi di atas kurva AVC, atau kurva MR berpotongan dengan kurva MC diatas
kurva AC, seperti yang telah dijelaskan pada Gambar 2 maka produsen tentu dan
mau melanjutkan produksi karena akan mendapatkan keuntungan total maksimum.
Sebaliknya apabila harga yang diterima produsen di bawah kurva AVC, atau kurva
MR dan kurva MC berpotongan di bawah kurva AVC maka produsen tentu tidak
akan mau berproduksi karena di samping mengalami kerugian sebesar biaya tetap
(yaitu sebesar jarak AV dan AVC) juga mengalami kerugian sebagian biaya
variabelnya.

Sedangkan kondisi kritis terjadi apabila tingkat harga terjadi diantara titik terendah
AVC sampai dengan titik terendah AC. Dalam Gambar 3.3 yaitu jarak antara C dan B.
Apabila tingkat harga terjadi di titik terendah AVC maka kerugian yang diderita
produsen adalah sebesar biaya tetap tetapi, dan produsen masih bisa terus
berproduksi dengan harapan harga akan naik dan produksi dapat ditingkatkan.
Apabila kurva MR di bawah AVC maka produsen tidak layak untuk melanjutkan
produksi. Jadi kesimpulannya kurva penawaran bagi produsen dalam pasar
persaingan murni adalah kurva MC dimulai dari tirik terendah AVC

2. Jelaskan pengertian berikut (nilai maksimum 20):


1. Diferensiasi harga
2. Diskriminasi harga
3. Laba normal

Jawab :

a. Diferensiasi harga adalah cara penjual untuk memberikan harga yang


berbeda pada barang dan jasa yang dijualnya agar banyak konsumen yang
memilih untuk membeli produk yang kita jual karena harganya
b. diskriminasi harga adalah kebijakan di mana penjual membebankan harga
berbeda untuk setiap pelanggan atau kelompok pelanggan.
c. Laba normal adalh jumlah laba yang tidak terlalu tinggi, tetapi juga tidak
terlalu rendah sehingga suatu usaha masih layak untuk tetap dipertahankan
3. Jelaskan bentuk kurva permintaan yang dihadapi penjual monopolis, penjual dalam
persaingan oligopoli dan penjual dalam pasar persaingan monopolistik, dan
gambarkan (nilai maksimum 30).
Jawab :

Pasar Monopoli

Secara etimologis, monopoli berasal dari bahasa Yunani yaitu mono yang berarti satu dan
polist yang artinya  penjual. Jadi secara jelas bisa diartikan bahwa pasar monopoli adalah
satu bentuk pasar yang memiliki satu produsen atau penjual untuk melayani banyak
pembeli. Ini artinya, sang penjual atau disebut monopolis memiliki peran tunggal untuk
menentukan harga pasar tanpa perlu memikirkan persaingan. Oleh karena itulah, pasar
monopoli tergolong jenis pasar persaingan tidak sempurna.

Selain memiliki ciri utama berupa penjual tunggal, berikut beberapa ciri dari pasar
monopoli yang membedakannya dengan pasar jenis lain:

 Barang atau produk yang dijual belum ada penggantinya (no substitutes)
 Pangsa pasar produk sangat besar atau banyak pembeli
 Sulit bagi perusahaan atau produsen baru untuk memasuki pasar karena terdapat
banyak hambatan seperti peraturan perundang-undangan, teknologi, dan modal yang
besar.
 Penjual dapat menentukan harga sesuai keinginannya.
 Kurva permintaan di pasar sama dengan kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan monopolis.

Berdasarkan berbagai uraian di atas, tampak beberapa kekurangan dari pasar monopoli
terutama dari segi konsumen. Kekurangan itu diantaranya adalah karena pembeli tidak
memiliki alternatif pilihan meskipun harga barang dirasa mahal. Selain itu, produsen bisa
saja menetapkan harga dengan mengurangi atau meningkatkan produksi sehingga
produksi tidak dilakukan secara optimum dan efisien. Lebih jauh, jika tidak diawasi maka
produsen juga bisa saja melakukan eksploitasi demi mendapat keuntungan besar.

Terlepas dari berbagai kekurangannya, pasar monopoli juga memiliki beberapa


kelebihan. Melalui sistem monopoli pada perdagangan sumber daya alam, pemerintah
bisa menjaga sumber daya alam tersebut agar tidak tereksploitasi secara berlebihan.
Selain itu, monopoli juga dapat melindungi hak kekayaan individu sehingga semakin
mendorong dilakukannya inovasi. Dalam kondisi alamiah, pasar monopoli juga justru bisa
meningkatkan efisiensi dalam produksi karena jika ada tambahan penjual maka membuat
produksi tidak mencapai skala ekonominya.

Setelah penjelasan tentang pasar monopoli di atas, maka tak sulit untuk Anda mengetahui
contoh dari perusahaan monopolis. Sebut saja Pertamina sebagai perusahaan minyak,
PLN, PDAM, hingga PT Kereta Api adalah contoh adanya pasar monopoli. Beruntung
umumnya perusahaan tersebut adalah milik negara sehingga harga masih bisa dikontrol
dan diawasi. 

Pasar Oligopoli

Oligopoli berasal dari kata oligos yang berarti banyak dan polein yang berarti menjual.
Jadi jika diartikan, pasar oligopoli merupakan bentuk pasar dimana terdapat beberapa
penjual atau produsen yang menguasai pasar dengan banyak pembeli. Hanya saja pada
pasar ini, barang yang dijual cenderung homogen sehingga tidak terlalu bisa dibedakan
antara satu produk dari suatu perusahaan dengan produk dari perusahaan lain. Oleh
karena itulah, pasar oligopoli juga tergolong pasar persaingan tidak sempurna.

Berikut beberapa ciri mendasar dari pasar oligopoli yang membedakannya dengan pasar
monopoli dan pasar persaingan sempurna.
 Pada pasar oligopoli biasanya terdiri dari dua sampai sepuluh produsen yang
paling besar menguasai pasar (paling dikenal konsumen).
 Jenis produk yang dperdagangkan cenderung homogen, seperti sabun mandi yang
umumnya sama antara satu perusahaan dan perusahaan lain sehingga masih bisa
saling menggantikan.
 Biasanya terdapat satu produsen utama (paling besar) yang bisa menguasai pasar
sehingga kebijakannya berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan lain.
 Harga barang antara satu produsen dan produsen lain cenderung sama. Meskipun
ada biasanya tidak begitu besar.
 Produsen baru sulit masuk pasar dan ikut bersaing karena produsen lama akan
memainkan harga untuk mempertahankan konsumen.
 Iklan atau promosi menjadi sangat penting dilakukan demi mempertahankan
eksistensi nama.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan juga bahwa pasar oligopoli
memiliki kelebihan. Beberapa kelebihan tersebut seperti kualitas produk yang terjaga
karena kesadaran produsen akan adanya persaingan, konsumen memiliki beberapa
alternatif, serta adanya inovasi dari produsen untuk mengembangkan produk dan
layanannya.

Tak sulit untuk mencari contoh barang dari pasar oligopoli. Barang kebutuhan dapur dan
rumah tangga adalah contoh yang paling dekat dengan kehidupan kita seperti sabun
mandi, shampo, air mineral, bumbu masak, dan lain sebagainya. Contoh lainnya adalah
seperti produk semen, rokok, hingga sepeda motor.

Pasar Persaingan Sempurna

Jika pasar monopoli dan oligopoli tergolong pasar persaingan tidak sempurna, maka
bagaimana pasar yang disebut persaingan sempurna? Secara sederhana, pasar
persaingan sempurna merupakan pasar dimana jumlah penjual (produsen) dan pembeli
(konsumen) sangat banyak serta jenis produk yang dijual sifatnya homogen. Pada pasar
jenis ini, satu pembeli atau satu penjual tidak bisa mempengaruhi harga barang karena
harga yang ada di pasar merupakan hasil kesepakatan serta interaksi penawaran dan
permintaan atau dengan kata lain harga otomatis mengikuti mekanisme pasar.

Agar lebih memahami tentang pasar persaingan sempurna, berikut beberapa ciri
dasarnya yang membedakan dengan dua jenis pasar sebelumnya.

 Terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga satu bagian dari penjual atau
pembeli tidak bisa mempengaruhi kondisi pasar secara keseluruhan.
 Setiap produsen bisa bebas keluar masuk pasar karena tidak memiliki keterikatan
dengan aturan khusus.
 Penjual dan pembeli sama-sama sudah memiliki pengetahuan akan kondisi pasar
seperti mengetahui tingkat harga sehingga sulit untuk terjadi penipuan.
 Produk yang dijual bersifat homogen namun barang yang diproduksi satu
perusahaan bisa menjadi pengganti sempurna untuk barang yang diproduksi
perusahaan lain. Hal tersebut dimungkinkan karena kualitasnya cenderung serupa.
 Umumnya tidak ada kesulitan jika sumber daya atau faktor produksi dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lain karena semua tempat produksi memiliki kesamaan
baik metode atau proses distribusi.

Berdasarkan penjabaran di atas, bisa disimpulkan pula beberapa hal yang menjadi
kelebihan dari pasar persaingan sempurna. Contoh kelebihannya adalah seperti tidak ada
perusahaan yang terlalu mendominasi, pembeli bisa bebas memilih produk dari banyak
alternatif produsen, harga barang cenderung stabil, serta informasi pasar sudah sangat
jelas sehingga kecurangan bisa diminimalisasi.

REFERENSI :
Faried W. M, 2020, Pengantar Ekonomi Mikro, Tangerang Selatan: Penerbit UT

Anda mungkin juga menyukai