Anda di halaman 1dari 5

Mohon arahan dan koreksinya.

Terimakasih

Jelaskan perbedaan antara Kos (Cost), Biaya (Expenses), Aset-aset (Assets), dan Rugi
(Loss) disertai dengan contoh?

Jawab:

Suatu penetapan kos tersebut ditujukan untuk memperoleh berapa nilai dari kos produk.
Namun demikian, makna dari kos produk itu sendiri tergantung dari tujuan manajer.
Dalam akuntansi manajemen, kos diklasifikasikan dengan berbagai cara agar dapat
digunakan manajer untuk tujuan-tujuan tertentu. Konsep ini disebut “different costs for
different purposes”.

Hubungan Kos, Aset, Biaya dan Rugi, terdapat dalam gambar berikut ini:

Kos adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa,
yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di masa yang akan datang. Setara kas
dimaksud adalah hal lain yang ekuivalen dengan kas. Setara kas turut dimasukkan ke
dalam definisi karena tidak semua barang dan jasa diperoleh dengan mengelaurkan kas,
tetapi juga dengan mengeluarkan aktiva lain selain kas. Besar kecilnya kos tergantung pada
besar kecilnya sumber daya yang dikonsumsi. Besar kecilnya sumber daya yang
dikonsumsi tergantung pada tingkat aktivitas yang dilaksanakan. Jelas sekali bahwa
hampir seluruh kos akan menjadi biaya. Praktiknya, beberapa kos segera menjadi biaya
pada saat yang sama ketika kos terjadi. Sebagai contoh, apabila perusahaan membeli bahan
habis pakai hanya pada saat dibutuhkan dan bahan habis pakai tersebut segera digunakan
untuk menghasilkan pendapatan maka aset yang digunakan untuk memperolehnya dapat
langsung disebut biaya. Seandainya kondisi ini berubah, sebagai misal bahan habis pakai
dibeli oleh perusahaan untuk kebutuhan beberapa waktu dan digunakan sebagian-
sebagian untuk menghasilkan pendapatan. Aset yang digunakan untuk memperoleh bahan
habis pakai ini (dalam kasus ini adalah kas) merupakan kos bahan habis pakai. Ketika
bahan habis pakai digunakan untuk menghasilkan pendapatan maka kos tadi menjadi
biaya.

Biaya (Expense) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Sebagai kesimpulannya beban sering dikenal sebagai pengorbanan usaha yang
harus dikeluarkan dan diperlukan sebagai suatu hasil yang tentunya berkaitan dengan
pendapatan. Pengeluaran dan pengorbanan ini juga dapat diketahui sebagai sumber mata
uang yang merealisasikan jumlah pendapatan periode akuntansi. Biaya ialah segala sumber
ekonomi yang harus dikeluarkan supaya bisnis dapat tetap berjalan dengan baik. Beban
biasanya akan muncul pada laporan keuangan yang terletak pada penyusunan laporan laba
rugi. Beban akan muncul berupa pengeluaran yang digunakan dan tidak akan memberikan
manfaat di masa mendatang yang memiliki periode tidak lebih dari setahun. Contoh dari
beban sendiri adalah beban telepon, beban sewa dibayar dimuka, beban utang gaji, beban
pokok penjualan dan lain sebagainya. Sifat beban ini mempengaruhi laporan laba rugi,
karena: Adanya penurunan aktiva tetap yang digunakan perusahaan.

Contoh Perbedaan Beban dan Biaya

Perusahaan Cepat Antar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kurir. Alat yang
digunakan untuk pengiriman adalah truk. Pada tahun ini mereka menambah 1 buah truk
seharga Rp. 375,000,000 dengan perkiraan biaya penyusutan sebesar Rp. 60,000,000
pertahun.

Dari sini dapat diklasifikasikan biaya dari perusahaan Cepat Antar yaitu truk karena
mengurangi modal dan digunakan lebih dari 1 periode. Untuk klasifikasi beban meliputi
beban penyusutan truk, beban perawatan truk dan beban bahan bakar minyak, karena
hanya mengurangi pendapatan dan tidak lebih dari 1 periode.

Berikut contoh biaya dan beban dalam jurnal umum:

Biaya

Truk (aset) Rp. 375,000,000

Kas Rp. 375,000,000


Beban

Beban penyusutan truk Rp. 60,000,000

Akumulasi penyusutan truk Rp. 60,000,000

Biaya dan beban memang sekilas terlihat sama, namun ternyata memiliki perbedaan yang
sangat mendasar. Dengan mengetahui perbedaan keduanya, tentu akan mempermudah
untuk mengklasifikasikan antara biaya dan beban.

Aset (Asset) atau Aktiva adalah sumber daya yang dikendalikan atau dimiliki oleh sebuah
organisasi untuk menghasilkan nilai ekonomi atau pendapatan di saat ini maupun di masa
mendatang. Sumber daya yang diakui sebagai aset atau aktiva ini pada dasarnya harus
dapat diukur dengan menggunakan satuan mata uang seperti Rupiah, Dolar, Ringgit, Yuan
atau mata uang lainnya tergantung pada situasi dan kondisi yang menyertainya. Sumber
daya yang dimaksud ini juga dapat dalam berbagai bentuk, mulai dari uang tunai, mesin
produksi hingga bangunan dan hak paten. Klasifikasi Aset sangat penting dalam dunia
bisnis. Misalnya, dengan memahami aset mana yang merupakan aset lancar dan aset tetap,
maka kita dapat memahami modal kerja bersih perusahaan kita. Pada industri yang
berisiko tinggi, memahami aset mana yang berwujud dan tidak berwujud akan membantu
menentukan solvabilitas dan risikonya. Dengan menentukan aset mana yang merupakan
aset operasi dan aset non-operasional kita dapat memahami kontribusi pendapatan dari
masing-masing aset tersebut. Oleh karena itu, mengetahui cara mengklasifikasikan aset
merupakan bagian integral dari kesuksesan suatu bisnis. Aset tentunya merupakan sebuah
sumber daya yang bisa dimanfaatkan di masa depan nanti. Selain itu, aset juga jelas
memiliki nilai ekonomi karena bisa diperjual-belikan. Aset juga bisa mencerminkan
kekayaan seseorang yang mana bisa dikonversikan menjadi uang tunai atau bentuk
kekayaan yang lainnya. Terdapat aset tetap berwujud yaitu gedung, mesin, tanah,
perlengkapan kantor dan toko, serta alat pengangkut. Sedangkan aset tetatp tak terwujud
yaitu hak cipta, hak paten serta hak sewa.

Rugi (loss) adalah penurunan modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan. Atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul
dari biaya (expense) atau distribusi pada pemilik. Misalnya adalah rugi penjualan surat
berharga. Lalu apabila bahan habis pakai yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan
menjadi rusak karena katakanlah terendam air sehingga tidak dapat digunakan, maka itu
merupakan rugi.

Sebagai contoh: Pada 2 Januari 2017 Toko Abadi membeli sepuluh produk X dengan harga
per unit Rp 1.000,-. Selanjutnya pada tanggal 31 Januari 2017, diketahui bahwa delapan
produk X tersebut sudah terjual dengan harga Rp1.500,- per unit.
Penjurnalan yang dicatat oleh Toko Abadi pada tanggal 31 Januari 2017 atas transaksi
pembelian produk sebesar Rp 1.000,- tersebut akan (sementara) dicatat sebagai
persediaan yang merupakan aset yang muncul di neraca Toko Abadi. Kos yang dikeluarkan
atas pembelian persediaan tersebut akan memberikan manfaat di masa mendatang dan
masih belum daluwarsa, sehingga dicatat sebagai aset (persediaan barang dagang). Dapat
dikatakan sementara karena nantinya persediaan tersebut akan dijual oleh Toko Abadi
sehingga nantinya manfaat akan daluwarsa dan dicatat sebagai biaya. Sehingga dengan
demikian, dari tanggal 2 Januari 2017 hingga 31 Januari 2017 kos sejumlah Rp 8.000,-
(8xRp1000) berubah menjadi biaya. Manfaat yang diperoleh yakni penghasilan (dari
penjualan) yang diperoleh dari biaya tersebut adalah Rp12.000,- (8xRp 1500). Kos sebesar
Rp 2.000 (2xRp 1000) yang merupakan produk yang belum terjual pada tanggal 31 Januari
2017 masih dicatat sebagai aset (persediaan barang dagang). Selanjutnya misalkan pada
tanggal 2 Februari 2017 sisa barang dagang yang belum terjual tersebut tidak sengaja
terbakar, maka kos persediaan tersebut akan langsung dicatat sebagai kerugiaan (loss)
karena ia tidak mendatangkan manfaat (penghasilan) bagi Toko Abadi.

Kesimpulannya adalah kos adalah nilai kas atau setara kas yang dikorbankan untuk
memperoleh barang atau jasa, yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi di masa
yang akan datang. Selama ini, expense diterjemahkan menjadi beban, padahal dalam kamus
tidak ada penjelasan yang mengartikan expense sebagai beban. Beban adalah burden atau
load. Memang benar bahwa biaya (expense) akan menjadi pengurang yang membebani
pendapatan. Jadi biaya (expense) adalah beban bagi pendapatan (Suwardjono, 2005: 397).
Apabila aset yang diberikan ternyata tidak menghasilkan manfaat apapun, ia tidak dapat
digolongkan baik sebagai kos mauun biaya. Ia akan langsung diklasifikasikan sebagai rugi
(loss). Sebagai contoh, apabila bahan habis pakai yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan menjadi rusak karena katakanlah terendam air sehiingga tidak dapat
digunakan, maka itu merupakan rugi atas kerusakan bahan habis pakai

Dengan demikian kita memperolehgambaran bagaimana pengaruh dari masing-masing


kos, biaya, dan rugi terhadap Laporan keuangan. Jumlah atas aset yang dipertukarkan
dengan aset lain yang mana merupakan kos, akan tercermin dalam neraca (contoh: bisa
berupa persediaan maupun aset lain). Biaya akan masuk ke dalam laporan laba rugi bagian
operasional karena telah dikeluarkan dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.
Sedangkan rugi akan masuk ke dalam laporan laba rugi bagian nonoperasional.

Sumber:

Narsa, I Made. 2019. Akuntansi Manajemen (Buku Materi Pokok) Edisi 3 Cetakan 2.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Materi Inisiasi 2
https://manajemenkeuangan.net/pengertian-biaya-adalah/

https://ukirama.com/en/blogs/perbedaan-akun-biaya-cost-dan-beban-expense-dalam-
akuntansi-dan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai