Anda di halaman 1dari 76

PERILAKU KONSUMEN

DR. RIANA SUSANTI, M.SI


Teori Perilaku Konsumen 2

 Teoriperilaku konsumen adalah teori yang mempelajari cara


konsumen memaksimumkan kepuasan dari suatu barang yang
dikonsumsinya
 Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu
membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka
yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
 Memahami perilaku konsumen merupakan langkah pertama dalam
menentukan harga yang menguntungkan, periklanan, desain produk
dan keputusan-keputusan produksi
 Memperoleh perkiraan permintaan yang akurat membutuhkan lebih
banyak dari pemahaman yang dangkal tentang dasar-dasar fungsi
permintaan.
 Kebutuhan manajer untuk analisis praktis permintaan, baik estimasi
permintaan maupun peramalan permintaan, membutuhkan model
ekonomi perilaku konsumen untuk pembuatan analisis.
ASUMSI DASAR TEORI KONSUMEN 5-4
Masalah Optimalisasi Konsumen

 Keputusan konsumsi individu dibuat dengan tujuan


memaksimalkan kepuasan total dari mengkonsumsi berbagai
barang dan jasa
 Tunduk pada batasan bahwa pengeluaran untuk barang persis
sama dengan pendapatan uang individu
 NO SAVING / NO BORROWING
ASUMSI DASAR TEORI KONSUMEN 5-5

 Asumsi pembeli benar-benar mendapat informasi


tentang:
Berbagai produk tersedia
Harga semua produk
Kapasitas produk untuk memuaskan
Penghasilan mereka
ASUMSI DASAR TEORI KONSUMEN 5-6

 Comsumption Bundle
Adalah Kombinasi tertentu dari jumlah barang atau jasa
tertentu.
 Teori konsumen mengharuskan konsumen untuk dapat
membuat peringkat (atau mengurutkan) berbagai
kombinasi barang dan jasa sesuai dengan tingkat kepuasan
yang terkait dengan setiap kombinasi.
Typical Consumption Bundles for Two Goods, X & Y
Properties of Consumer Preferences 5-8

 Completeness
Untuk setiap pasangan bundel konsumsi, A dan B, konsumen
dapat mengatakan salah satu dari yang berikut:
A lebih disukai daripada B (A>B)
B lebih disukai daripada A (B>A)
Konsumen indifferent antara A dan B (A ~ B)
 Transitivity
Jika A lebihdisukai daripada B, dan B lebih disukai daripada C,
maka A harus lebih disukai daripada C
 Nonsatiation
Lebih banyak barang selalu lebih disukai daripada lebih sedikit
5-9
Fungsi Utilitas
Utility Function

 Utilitas adalah : Manfaat yang didapat konsumen dari barang & jasa
yang mereka konsumsi adalah utilitas
 Fungsi utilitas menunjukkan persepsi individu tentang tingkat
utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi setiap bundel barang
yang mungkin
Fungsi Utilitas …. lanj

 Bentuk sederhana dari fungsi utilitas untuk seseorang yang hanya


mengkonsumsi dua barang, X dan Y,
U = f (X, Y)
 di mana X dan Y, masing-masing, jumlah barang X dan Y
dikonsumsi, f berarti "fungsi" atau "tergantung pada," dan U adalah
jumlah utilitas yang diterima orang dari setiap kombinasi X dan Y.
Dengan demikian, utilitas tergantung pada jumlah yang dikonsumsi
X dan Y.
11
Mengukur Utilitas

 Dua hal yg menyebabkan Utilitas sulit diukur secara langsung:


 Karena kondisi dunia selalu berfluktuasi sehingga asumsi ceteris
paribus seringkali tidak sesuai.
 Tidak adanya unit pengukuran utilitas yang pasti.
 Meskipun demikian dimungkinkan untuk menganalisis pilihan tanpa
arus mengukur utilitas dengan unit yang tepat.
12
Kurva Indiferens
 Satu set titik-titik yang mewakili bundel yang berbeda dari
barang, yang masing-masing menghasilkan tingkat total
utilitas yang sama
 Negatif miring (Negatively sloped )& cembung (convex)
Asumsi Pendekatan Kurva Indiferens 13
 Kosumen mendapatan kepuasan atau utilitas lewat barang-barang yang
dikonsumsinya
U = U (barang X, barang Y, barang z,...)
 Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk pada kendala
anggaran yang ada
 Konsumen mempunyai suatu skala preferensi
 Marginal Rate of Subtitution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu
tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumal barang Y yang bisa diganti oleh satu
unit barang X, pada tingkat kepuasan yang sama
 Kurva Indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumen
(pembeli) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.
 Kemiringan & cembung negatif
Typical Indifference Curve
Marginal Rate of Substitution 1-15

 MRS menunjukkan tingkatan di mana satu barang dapat


disubstitusikan terhadap yang lain dengan kondisi utilitasnya
konstan
 Negative of the slope of the indifference curve
 Diminishes along the indifference curve as X increases & Y decreases
 Ratio of the marginal utilities of the goods

Y MU X
MRS   
X MUY
MRS
 konsumen indifferent antara kombinasi A (10X dan 60Y) dan
B (20X dan 40Y).
 Rate substitusi:

 MRS 2, artinya konsumen bersedia menyerahkan dua unit Y


untuk setiap unit X yang ditambahkan
 MRS berubah dari satu titik ke titik lain
Slope of an Indifference Curve & the MRS
Indifference Map 5-

Indifference Map terbentuk dari 2 atau lebih indifference curve

Setiap Indifference Map yang terletak di atas dan di


sebelah kanan yang lain menunjukkan tingkat
utilitas yang lebih tinggi
19
UTILITAS TOTAL & MARGINAL
 Utilitas TOTAL = Kepuasan/Kesenangan total karena
mengkonsumsi suatu produk/barang

 Utilitas MARGINAL = Tambahan kepuasan/ kesenangan sebagai


akibat tambahan konsumsi 1 unit produk/barang
20
Asumsi Pendekatan Utilitas Marjinal
 Tingkat Utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari
kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya:
Utilitas = U (barangX, barang Y, barang Z,...)
 Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk pada kendala
anggarannya.
 Utilitas diukur secara kardinal
 Utilitas Marginal dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh
rambahan satu unit barang yang dikonsumsi, Ceteris Paribus
21
Asumsi Ceteris Paribus

 Mengasumsikan bahwa faktor-faktor lain adalah tetap


 Faktor yang berubah hanyalah faktor yang sedang menjadi fokus
pembahasan (dipelajari)
 Dengan mengasumsikan faktor lain tetap (tidak berubah), maka
kita bisa berfokus hanya kepada faktor2 ekonomi yang
mempengaruhi perilaku konsumen (consumer behaviour).
22
Utilitas dari mengkonsumsi dua barang

Misalkan kita meng-asumsi-kan bahwa seseorang memperoleh utilitas


dari mengkonsumsi dua barang; barang X & barang Y , dapat
ditunjukkan dgn persamaan:

Hal-hal lain yang ada setelah titik koma (;) diasumsikan tidak berubah.

Utilitas  U ( X , Y ; Hal - hal Lain).


PENDEKATAN UTILITAS
23
MARGINAL
24
25
Utilitas Marginal yg semakin menurun
(Diminishing Marginal Utility)

 Hingga suatu titik, tambahan utilitas sebagai akibat tambahan


konsumsi 1 unit barang semakin lama akan semakin menurun.
Consumer’s Budget Line 26

 Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik kombinasi


barang X dan Y yang mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat
pendapatan tertentu.

M  PX X  PY Y
or
M PX
Y   X
PY PY
Karakteristik Budget Line 27

Karakteristik Budget Line adalah sebagai berikut :


1. Budget Line berslope negatif. Hal ini disebabkan adanya efek substitusi
antara barang X dan barang Y
2. Satu Budget Line untuk satu jumlah anggaran tertentu. Semakin besar
jumlah uang yang dialokasikan untuk membeli barang X dan Y ditunjukkan
oleh garis yang semakin menjauhi titik 0.
3. Panjang penggal vertikal menunjukkan apabila keseluruhan dana digunakan
untuk membeli barang Y, sebaliknya penggal horizontal menunjukkan
apabila seluruh dana digunakan untuk membeli barang X.
Perubahan total utilitas yang dihasilkan ketika X dan Y berubah dengan jumlah kecil terkait dengan
utilitas marginal X dan Y

di mana :
MUx dan MUy adalah utilitas marginal X dan Y
Misal :
Konsumen meningkatkan konsumsi X sebesar 2 unit (∆X = 2) dan menurunkan konsumsi Y sebesar 1
unit (∆Y = -1 ).
Utilitas marginal X = 25, Utilitas marginal Y = 10,
Maka perubahan Utilitasnya dihitung:
∆ U = (25 x 2) + (10 x -1) = 40
Kesimpulan : Mengkonsumsi tambahan 2 X dan Y kurang 1 menyebabkan utilitas total naik sebanyak
40 unit utilitas.
 Untuk poin pada kurva indiferen yang diberikan, semua kombinasi barang menghasilkan
tingkat utilitas yang sama, jadi ∆ U = 0 untuk semua perubahan dalam X dan Y yang
menempatkan konsumen pada kurva indiferen yang sama.
 Sehingga:
 ∆U = 0 = (MUx x ∆X) + (MUy x ∆Y)
 Penyelesaian

 Di mana adalah slope negative dari kurva indiferen atau marginal rate of
substitution. Oleh karena itu Marginal Rate of Substituion dapat diinterpretasikan sebagai:
30
Consumer’s Budget Constraint
 Budget Constraint yang dihadapi oleh konsumen dapat digambarkan dengan
budget line.
 Melihat sejauh mana konsumen mau menukar konsumsi produk A dengan produk
B ( tradeoff).
Contoh :
Budget $1000,
Harga barang X = $5
Harga barang Y = $10,
Maka jumlah yang dikeluarkan
$5X + $10Y = $1,000
Consumer’s Budget Constraint 31

Slope budget line -1/2 (∆Y/∆X) mengindikasikan


jumlah Y yang dikorbankan untuk mendapatkan 1
unit X

Slope budget line = - Px/Py

Hubungan antara pendapatan (M) dan jumlah


barang X dan Y yang dapat dibeli dapat
dinyatakan
Typical Budget Line 32

M
PY •A

M PX
Y  X
Quantity of Y

PY PY

B

M
Quantity of X PX
33
Shifting Budget Lines
R
120
A A
100 100

Quantity of Y
Quantity of Y

F
80

Z B N C B D

160 200 240 125 200 250

Quantity of X Quantity of X

Panel A – Changes in money income Panel B – Changes in price of X


34
Utility Maximization

 Maksimisasi utilitas terkendala penghasilan yang terbatas terjadi


pada kombinasi barang di mana indifference curve bersinggungan
dengan budget line

Y MU X PX
MRS    
X MUY PY
35
Utility Maximization

 Konsumen mengalokasikan pendapatan sehingga utilitas


marginal per dollar yang dikeluarkan pada setiap barang sama
dengan keseluruhan komoditas yang dibeli.

MU X MUY

PX PY
Constrained Utility Maximization

50
Consumer budget $400
A Harga Pizza $8
45 • Harga Burger $4
40 •B •D
Quantity of pizzas

E IV
30
R

III
20
C
15 • II
T
10
I

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Quantity of burgers
37
Individual Consumer Demand

 Kurva permintaan individu untuk komoditas tertentu berkaitan


dengan jumlah yang memaksimalkan utilitas yang dibeli dengan
harga pasar
 Income dan harga konstan
 Slope of demand curve menggambarkan law of demand—jumlah
yang diminta berbanding terbaik dengan harga
Deriving a Demand Curve
Income $1000
100 Price y=$10 ; Price X=$10
If Price y = constant
Quantity of Y

Px=$10 Price X decrease


Px=$8

Px=$5

0
50 65 90 100 125 200
Quantity of X

10
Price of X ($)

Demand for X

0
50 65 90
Quantity of X
Market Demand & Marginal Benefit 5-39

 Manajer biasanya lebih tertarik pada permintaan pasar untuk suatu


produk daripada permintaan konsumen individu
 Daftar harga & jumlah yang konsumen bersedia & mampu
membeli di setiap harga, factor lain konstan
 Berasal dari penjumlahan kurva permintaan horizontal untuk
semua individu di pasar
 Karena harga sepanjang permintaan pasar mengukur nilai
ekonomi masing-masing unit barang, maka dapat diartikan
sebagai kurva manfaat marjinal untuk suatu barang.
Derivation of Market Demand

Quantity demanded
Market
Price Consumer 1 Consumer 2 Consumer 3
demand

$6 3 0 0 3

5 5 1 0 6

4 8 3 1 12

3 10 5 4 19

2 12 7 6 25

1 13 10 8 31
Derivation of Market Demand
42

Penaksiran Fungsi
Permintaan
DR RIANA SUSANTI, M.SI
43
Pendahuluan
 Penaksiran
fungsi permintaan sangat bermanfaat bagi manajer
untuk menganalisis kebijakan penjualan perusahaan dan
menganalisis daya beli individu dan masyarakat. Informasi
mengenai fungsi permintaan suatu produk tidak selalu tersedia.
 Manajer perusahaan untuk memperoleh informasi mengenai
fungsi permintaan, melalui berbagai metode, seperti
melakukan penelitian mendalam di pasar dan melalui
pendekatan statistik.
Penaksiran Dan Prakiraan Permintaan 44

Penaksiran dan prakiraan permintaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

• Penaksiran Permintaan : proses  Prakiraan permintaan: proses


menemukan nilai dari koefisien- penemuan nilai-nilai permintaan pada
koefisien fungsi permintaan akan periode waktu yang akan datang
suatu produk pada masa kini
• Dibutuhkan untuk mengevaluasi
 Sebagai sumber informasi di dalam
penentuan harga produk, yaitu merencanakan produksi produk dan
apakah penentuan harga produk pengembangan produk di masa depan,
oleh perusahaan telah sesuai investasi.
dengan kemampuan individu dan
masyarakat.
45
Penaksiran Dan Prakiraan Permintaan

Perbedaan antara penaksiran dan peramalan permintaan dapat dijelaskan pada


gambar berikut:

2010 2011 2012 2013

Penaksiran fungsi permintaan Peramalan permintaan


Metode Penaksiran Permintaan 46

1. Metode langsung
Metode langsung adalah metode yang langsung melibatkan konsumen
a. Wawancara dan survei
b. Pasar simulasi
c. Eksperimen pasar secara langsung
2. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung adalah metode yang dilakukan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan kemudian dilakukan upaya-upaya untuk menemukan hubungan-
hubungan statistik antara variable dependen dengan independen.
 Analisis regresi
Wawancara dan Survei 47

 Metode penaksiran permintaan secara langsung adalah dengan cara


mewawancarai para pembeli atau pembeli potensial mengenai berapa
kenaikan atau penurunan jumlah produk yang mereka beli jika harganya
berubah.
 Kelompok sasaran dapat dikumpulkan untuk membicarakan masalah
tersebut, atau kuesioner ditujukan kepada suatu sampel pembeli.
Kelemahan Wawancara dan Survei 48

Dalam pelaksanaannya pendekatan ini menghadapi banyak kesulitan, yaitu :


 Kecakapan random
Individu yang disurvei harus mewakili pasar secara keseluruhan sehingga
hasilnya tidak bias.
 Bias pewawancara
Dalam hal ini kehadiran pewawancara dapat mempengaruhi perasaan
responden sehingga responden dapat memberikan jawaban-jawaban yang tidak
benar. Bias pewawancara sering terjadi baik dalam personal interview, dan
bahkan koesioner yang diposkan sekalipun (sebab ada orang lain yang
membacanya).
Kelemahan Wawancara dan Survei 49

 Adanya kesenjangan antara niat dan tindakan


Masalah ini sering disebut juga sebagai masalah akurasi jawaban (response
accuracy). Konsumen benar-benar berniat membeli suatu produk ketika
diwawancarai, tetapi ketika dipasarkan mungkin sesuatu hal telah mengubah niat
dan pikiran konsumen tersebut. Akhirnya jawaban-jawaban responden juga tidak
dapat dipercaya bila pertanyaan yang diajukan membingungkan atau ditafsir soalah
atau mengundang hal-hal di luar dunia imajinasi konsumen.
Secara ringkas bisa dikatakan bahwa dalam membuat koesioner, harus dipikirkan
masak-masak dan hati-hati dan harus disertai analisis dalam menginterprestasikan
hasil survei
Contoh: 50

 Perusahaan sepatu VANIA ingin memperkenalkan sepatu baru dan


ingin menaksir kurva permintaan untuk sepatu baru itu. Para staf
departemen riset pasar telah membuat survey dengan kuesioner atas
seribu orang yang diwawancarai yang sedang berbelanja barang-barang
yang sifatnya sama. Orang-orang yang diwawancarai masing-masing
diminta untuk memilih salah satu dari enam jawaban apakah mereka
benar-benar ingin membeli sepatu baru itu pada 5 tingkat harga?
Contoh …lanjutan : 51

 Jawaban-jawabannya adalah (a) sama sekali tidak; (b) nampaknya tidak;


(c) barangkali, mungkin; (d) nampak suka; (e) sangat suka; (f) pasti ya.
 Jumlah orang-orang yang menjawab pada setiap kategori pada setiap
tingkat harga ditunjukkan pada table dibawah.
 Analisis telah menentukan bahwa probabilitas untuk pembelian nyata atas
produk tersebut untuk setiap jawaban adalah 0,0 untuk jawaban (a); 0,2
untuk jawaban (b); 0,4 untuk jawaban (c); 0,6 untuk jawaban (d); 0,8
untuk jawaban (e); 1,0 untuk jawaban (f).
Harga
Jumlah Responden
Kuantitas
52
(ribu yang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
rupiah) diharapkan

9 500 300 125 50 25 0 160


8 300 225 175 150 100 50 335
7 100 150 250 250 150 100 500
6 50 100 100 300 250 200 640
5 0 25 50 225 300 400 800

Estimasi E(Q) = 500(0,0) +300(0,2)_125(0,4)+50(0,6)+ 25(0,8)+0(1)


= 160 unit

Taksiran Kurva Permintaan :


Px = 10 -0,00625 Qx
MRx = 10 – 0,0125 Qx MR mempunyai intersep yang sama dan 2 x Slope kurva permintaan
Pasar simulasi 53
 Alat lain untuk mengetahui respon konsumen terhadap perubahan harga atau kegiatan
promosi adalah dengan cara membuat suatu pasar simulasi (buatan) dan mengamati
perilaku dari para partisipan terpilih dalam pasar simulasi tersebut.
 Cara seperti ini disebut “klinik konsumen”dan dilakukan dengan cara memberikan
sejumlah uang kepada para partisipan tersebut dan meminta mereka agar membelanjakan
uang tersebut pada lingkungan toko buatan tersebut.
 Untuk kelompok partisipan yang berbeda ditetapkan harga dan peragaan promosi yang
berbeda pula. Bila para partisipan dipilih secara seksama sehingga dapat mewakili pasar
produk-produk tersebut, kita dapat mengamati sesudah reaksi mereka terhadap perubahan
harga dan berbagai kegiatan promosi dan menyimpulkan bahwa seluruh pasar akan
merespon perubahan harga tersebut dengan cara yang sama.
 54cara
Hasil dari uji pasar simulasi ini harus diamati secara cermat. Ada kemungkinan bahwa
para partisipan tersebut membelanjakan uang orang lain berbeda dengan cara mereka
membelanjakan uang mereka sendiri.
 Kemungkinan lain adalah para partisipan tersebut akan memilih produk tertentu bila
harganya diturunkan agar tampak bahwa mereka adalah pembelanja yang hemat dan
bertanggung jawab.
 Metode ini nampaknya merupakan metode pencarian data yang mahal sebab biaya relatif
tinggi karena kita harus menyediakan produk yang akan dipilih para partisispan dan
prosesnya memakan banyak waktu.
 Konsekuensinya, tentu saja kita akan menunjukkan jumlah sampel yang sedikit. Namun
demikian, metode eksperimen ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi kita untuk
mengetahui kesadaran harga konsumen dan reaksi mereka secara umum terhadap
perubahan variable-variabel promosi tertentu.
Eksperimen Pasar secara Langsung 55
 Eksperimen pasar secara langsung ini melibatkan orang-orang yang benar-benar berada di
situasi pasar sebenarnya yang membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa yang mereka
inginkan.
 Perusahaan memilih satu kota atu lebih, pasar regional, atau negara dan melakukan
eksperimen pada “pasar-pasar uji” ini dirancang untuk mencari tahu “penerimaan”
konsumen atas produk dan mengidentifikasi dampak perubahan dari satu variabel yang
dapat dikendalikan atau lebih terhadap jumlah yang diminta.
 Contoh, pada sebuah pasar regional perusahaan dapat memotong harga produknya sebesar
10% dan membandingkan reaksi penjualan pada pasar tersebut dengan pasar regional
serupa lainnya.
 Kemungkinan lain, perusahaan tersebut dapat meningkatkan promosi di pasar tertentu
untuk “menilai” dampak dari suatu perubahan sebelum menanggung biaya dan resiko yang
lebih besar untuk melakukan perubahan tersebut di seluruh wilayah negara.
Analisis Regresi Permintaan
56

 Analisis regresi permintaan adalah sebuah teknik statistik yang digunakan untuk
menemukan ketergantungan dari suatu variabel terhadap satu atau lebih variabel
lain.
 Jadi teknik ini dapat diterapkan untuk mencarai nilai dari koefisien-koefisien
tersebut menunjukkan pengaruh dari variabel yang menentukan permintaan sebuah
produk.
 Untuk analisis regresi, kita membutuhkan sejumlah observasi, masing-masing
terdiri dari variabel dependen Y dan nilai variable independen X yang
berhubungan.
 Analisis regresi ini memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari pola
hubungan yang ditunjukan oleh hasil observasi.
 Dalam analisis ini dapat digunakan data runtut-waktu (time series) maupun
data seksi-silang (cross-section).
1. Analisis Runtut Waktu dan Cross Section 57

a. Analisis runtut waktu


 menggunakan observasi yang telah dicatat selama waktu tertentu dalam
situasi tertentu. Misalnya, tingkat harga dan penjualan bulanan suatu produk
dan sebuah perusahaan yang telah dikumpulkan selama enam atau dua belas
bulan.
 Satu masalah dalam analisis ini adalah bahwa beberapa faktor yang tak
dapat dikendalikan yang mempengaruhi penjualan cenderung untuk berubah
selama periode waktu tersebut, sehingga beberapa perbedaan dalam
observasi penjualan merupakan akibat dari pengaruh-pengaruh ini, dan
bukan pengaruh dari tingkat harga.
58
1. Analisis Runtut Waktu dan Cross Section
b. Analisis Seksi Silang (cross-section)
 Analisis seksi silang menggunakan observasi-observasi dari perusahaan yang
berbeda dalam lingkungan bisnis yang sama.
 Dengan demikian, analisis ini bisa mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh
perubahan variabel-variabel tak terkendali sepanjang waktu, tetapi timbul
faktor-faktor seperti efektifitas tenaga penjualan, posisi aliran kas, tingkat
kegiatan promosi, dan tujuan manajemen berbeda-beda antar perusahaan, maka
kesemua hal tersebut akan mempunyai dampak yang berbeda pula terhadap
tingkat penjualan.
 Jka faktor-faktor ini dapat dikuantifikasikan dan datanya dapat dimasukan
kedalam analisis regresi untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel
dependen.
2. Linieritas Persamaan Regresi 59

 Dengan hipotesis bahwa Y merupakan suatu fungsi dari X atau beberapa variable
X, maka dapat ditentukan bentuk ketergantungan variabel Y terhadap variable-
variabel X. dalam analisis regresi menurut "ketergantungan" dinyatakan dengan:
a. Bentuk linier
Y = a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn + e
Dimana e adalah nilai kesalahan atau residu yang timbul karena adanya
perbedaan antara nilai aktual setiap Y yang diobservasi untuk setiap nilai X dengan
nilai Y yang ditaksir oleh persamaan regresi untuk nilai-nilai X tertentu. Untuk
observasi individual bisa terjadi nilai residu negative atau positif sebab adanya
variasi random dari nilai Y.
2. Linieritas Persamaan Regresi 60

b. Bentuk Non linier


Y = αX1β1X2β2
Dimana variable-variabel independennya (X1 dan X2) mempunyai pengaruh berganda
terhadap variable dependen Y. hubungan garis lengkung ini dapat dinyatakan sebagai
suatu hubungan garis lurus dengan transformasi logaritma. Dengan melogaritmakan
nilai Y, X1 dan X2.
c.    Bentuk logaritma
logY = log a + b1 log X1 + b2 log X2
Dalam bentuk ini, persamaannya menjadi linier dan koefisien b1 dan b2 langsung
dapat dicari dengan analisis regresi. Koefisien a pada persamaan diatas dapat
diperoleh dengan membalikkan transformasi (yakni denga antilog) nilai log a yang
diberikan analisis regresi tersebut.
2. Linieritas Persamaan Regresi 61

d.   Bentuk kuadratik


Y = a + b1X1 + b2X12
Kemungkinan lain bentuk fungsi yang cocok untuk menunjukkan hubungan
antara variable dependen dan variable independen adalah bersifat kuadratik
yaitu dengan mengkuadratkan variable independen yang sama (X1).
e.    Bentuk pangkat tiga
Y = a + b1X1 + b2X12 + b3X13
Bentuk fungsi pangkat tiga ini dapat digunakan pada kasus fungsi produksi
dan fungsi biaya total, dan analisis regresi dapat digunakan untuk menentukan
nilai-nilai dari parameter a, b1, b2 dan b3.
3.      Penaksiran Parameter Regresi 62

 Metode kuadrat kecil sering disebut ordinary least


squares (OLS), adalah proses matematis untuk
menentukan intersep dan slope garis yang paling tepat
yang menghasilkan jumlah kuadrat deviasi
(simpangan) yang minimum.
4. Koefisien Determinasi 65

 Koefisien determinasi (R2), adalah angka yang menunjukan proporsi


variabel dependen yang dijelaskan oleh variasi variable independen.
Artinya, R2 menunjukkan seberapa jauh kesesuaian persamaan regresi
tersebut dengan data.
5. Kesalahan baku penaksiran 67

 Kesalahan baku penaksiran adalah ukuran penyebaran (dispersi) data dari garis yang
paling tepat. Dengan kesalahan baku penaksiran ini (Se), kita dapat menghitung interval
keyakinan (sekitar nilai penaksiran untuk variabel independen) untuk tingkat tingkat
keyakinan yang berbeda. Interval keyakinan adalah kisaran nilai dimana observasi aktual
diharapkan terletak dalam persentase tertentu pada waktu tertentu.
 Kesalahan baku penaksiran dapat dihitung dengan rumus berikut :
6. Daya Prediksi Persamaan Regresi 68

  
 Bila interval keyakinan relative sempit, karena nilai kesalahan baku yang
relative kecil, maka kita dapat mengatakan bahwa persamaan regresi itu
mempunyai kemampuan prediksi yag lebih besar daripada nilai Se yang
relative besar dengan interval keyakinan relative luas.

 Untuk menentukan nilai Se lebih besar atau kecil maka dapat


menghubungkannya dengan nilai rata-rata observasi (). Bila rasio Se/ < 0,05,
maka deviasi absolute rata-rata dr nilai prediksi Y akan kurang dari 5%dr nilai
prediksi Y tsb
7.      Kesalahan Baku Koefisien 69

Kesalahan baku koefisien Sβ adalah ukuran ketepatan nilai β yang


diperoleh, yaitu koefisien yang menaksir hubungan marginal
antara variable X dengan Y.
Kesalahan baku koefisien dapat dihitung dengan rumus :
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi 70

a.      Kesalahan Spesifikasi


Yang menyebabkan hasil regresi kurang  dapat dipercaya antara lain
disebabkan oleh kekeliruan dalam menentukan hubungan antara
variabel tidak bebas dengan variabel tidak bebas dengan variabel
bebas.
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi 71

Dua kemungkinan kesalahan tersebut,


Pertama adalah kesalahan dalam menggunakan bentuk hubungan fungsi antar variabel.
Misalnya bentuk hubungan yang sesungguhnya tidak linier tetapi cetakan regresi yang
dipakai menunjukkan hubungan linier. Sebenarnya dalam batas-batas tertentu landasan teori
memberikan petunjuk mengenai bentuk hubungan tersebut. Akan tetapi dalam menemukan
bentuk yang tepat, kita dapat menggunakan cara dengan mencoba berbagai bentuk
persamaan. Bentuk persamaan yang nilai   paling tinggi kita anggap paling tepat.
Kedua, kesalahan yang lain adalah kesalahan dalam bentuk tidak memasukkan variabel
penjelasan yang relevan. Masalah ini diminimumkan melalui pengkajian teoritik yang
cukup memadai. Memang disamping itu dengan cara merubah komposisi variabel-variabel
penjelas, kita dapat mengatasi masalah ini.
72
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi
b.      Kesalahan Pengukuran
Kesalahan berikutnya yang seharusnya dihindari adalah pengukuran
variable yang tidak tepat. Variabel harga sangat jelek dalam hal
pengukurannya. Ukuran harga yang mudah diperoleh pada umumnya
adalah daftar harga atau harga yang ditawarkan oleh produsen tetapi
sering tidak akurat dalam menggambarkan harga actual yang dibayar
konsumen. Bila mana ada tawar menawar, potongan, ataupun tukar
tambah, jumlah uang yang dibayarkan secara aktual mungkin lebih
rendah dari daftar harga.
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi 73

c.       Hubungan persamaan Simultan


Dalam merancang sebuah fungsi regresi tidak dibenarkan adanya hubungan
timbal balik antara variabel tidak bebas dengan salah satu atau lebih variabel
bebas.
Bila ketentuan ini dilanggar maka timbul apa yang disebut bias persamaan
(equation bias).
Contoh yang sangat populer adalah penggunaan metode OLS untuk mengestimasi
kurva permintaan pasar, dimana terdapat hubungan timbal balik antara harga dan
kuantitas yang diminta. Kita dapat memperlakukan baik harta ataupun jumlah
yang diminta sebagai variabel bebas atau sebagai variabel tidak bebas. Hal ini
disebabkan oleh baik dari segi teori maupun dalam kenyataan keduanya
ditentukan secara simultan (bersamaan) oleh kedua variabel itu sendiri.
74
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi

d.      Multikolinieritas
Multikolinieritas timbul sebagai akibat adanya hubungan kasual
antara dua variabel bebas atau lebih, atau sebagai akibat adanya
kenyataan bahawa dua variabel bebas atau lebih secara bersama-sama
dipengaruhi oleh variabel ketiga yang berada diluar sistem persamaan
regresi.
Keberadaan multikolinieritas dapat ditemukan melalui tes korelasi
antar variabel penjelas. Kalau diketemukan korelasi yang tinggi,
maka salah satu variabel penjelas dilepas.Dengan adanya
multikolinieritas maka hasil estimasi koefisien regresi bersifat bias.
75
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi
e.   Heteroskedastisitas
Keadaan unsur ini dapat dilihat dari grafik distribusi nilai “residuals”.
Kalau grafiknya secara teratur membengkok atau mengecil dengan
bertambah besarnya nilai variabel penjelas, maka kita harus waspada
dalam menginterprestasikan besaran statistik t dan   karena kurang
dapat dipercaya dengan kecenderungan terlalu tinggi diatas nilai yang
sebenarnya. Nilai kesalahan standar koefisien regresi memberikan
indikasi yang keliru. Masalah ini dapat diatasi dengan meninjau
kembali komposisi variabel-variabel penjelas dan merubah bentuk
persamaan hubungan fungsional.
76
Masalah- Masalah dalam Analisis Regresi
f.       Otokorelasi atau serialkorelasi
 Otokorelasi adalah masalah lain yang timbul bila kesalahan tidak sesuai dengan batasan
yang diisyaratkan oleh analisis regresi. Otokorelasi atau serialkorelasi hanya terjadi kalau
kita mengggunakan data kurun waktu (time series) dan ditandai oleh pola kesalahan yang
beruntun. Yakni besarnya kesalahan kian besar atau kecil.
 Yang menunjukkan pola siklus atau lainnya, karena observasi-observasi X disusun secara
kronologis, pola ini menadakan bahwa beberapa variabel lain berubah secara sistematis
dan mempengaruhi variabel dependen. Otokorelasi dapat ditemukan secara visual melalui
grafik time series residuals atau uji statistik “Durbin waston”.
 Otokorelasi dapat dihilangkan dengan menambahkan variabel yang dapat menjelaskan
perubahan yang sangat sistematis tersebut kedalam persamaan regresi. Sebagai contoh,
bila residu nampak mengikuti pola siklus, variabel “Dummy” dibutuhkan bagi
perhitungan variasi musiman.

Anda mungkin juga menyukai