Anda di halaman 1dari 84

1

Teori
Produksi
Dr Riana Susanti, M.Si
082180574857
santihoesodo@gmail.com
@santihoesodo
KONSEP PRODUKSI 3

Produksi (production) adalah perubahan bentuk dari


berbagai input atau sumber daya menjadi output
berupa barang dan jasa.
Contoh:
IBM menggaji tenaga kerja untuk menggunakan mesin-
mesin, suku cadang, dan bahan mentah dalam pabrik
guna memproduksi komputer pribadi (personal
computer- PC). Output suatu perusahaan dapat berupa
sebuah komoditas akhir atau berupa produk antara,
seperti misalnya semikonduktor.
4
2 KONSEP EFISIENSI

Efisiensi ekonomi:
terjadi ketika biaya menghasilkan output yang
diberikan serendah mungkin
Efisiensi teknologi:
terjadi ketika tidak mungkin untuk meningkatkan
output tanpa meningkatkan input
5
Jangka Waktu Produksi
 Untuk menghasilkan jumlah output
tertentu, perusahaan menentukan
kombinasi pemakaian input yang
sesuai.
 Jangka waktu analisis terhadap
perusahaan yang melakukan
kegiatan produksi dapat dibedakan
menjadi jangka pendek (short run)
dan jangka Panjang (long run).
6
Short run vs Long Run

 Jangka Pendek (short run ). yaitu jangka


waktu ketika input variabel dapat
disesuaikan, namun input tetap tidak
dapat disesuaikan;
7
Short run vs Long Run
 Jangka Panjang (long run ) merupakan satu waktu
dimana seluruh input variable maupun tetap yang
digunakan perusahaan dapat diubah. Adapun
tujuan dari pembedaan jangka waktu atau
periodisasi dalam produksi adalah untuk
meminimumkannya Biaya Produksi.
 Lamanya periode jangka waktu (yaitu, periode
waktu yang dibutuhkan bagi semua input untuk
menjadi variabel) tergantung pada industrinya.
Fungsi Produksi 8

 Suatu fungsi produksi (production function) adalah


persamaan, tabel, atau grafik yang menunjukan output
komoditas maksimum perusahaan yang bisa diproduksi
pada setiap periode waktu dengan kombinasi input.
 Persamaan untuk fungsi produksi dengan 2 input :
 Q = f ( L,K )
Fungsi Produksi 9
 Fungsi produksi menentukan tingkat output maksimum yang bisa
diproduksi dengan sejumlah input tertentu atau sebaliknya, jumlah
input minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat
output tertentu.
 Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara input dan
output yang dihasilkan.
Fungsi produksi 10

Q = f (K, L, R, T)
Dimana:
Q = Output (hasil produksi)
K = Kapital/modal
L = Labour/tenaga kerja
R = Resources/sumber daya
T = Teknologi

Fungsi produksi menghubungkan output/input untuk setiap sistem produksi


yang merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga
kerja, bahan-bahan baku dan lain-lain.
11
UKURAN PRODUKTIVITAS 12

Komponen terpenting pembuatan


keputusan manajerial adalah penentuan
produktivitas dari input yang
dipergunakan dalam proses produksi.
Ukuran yang umum digunakan adalah:
1. Total Product / Produk Total
2. Average Product/ Produk Rata-rata
3. Marginal Product / Produk Marginal
13
UKURAN PRODUKTIVITAS

 Produk total merupakan jumlah output total


atau produk total yang dihasilkan dari
penggunaan sejumlah tertentu sumber daya
dalam suatu sistem produksi.
 Konsep produk total ini digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara output
dengan hanya ada satu input yang berubah–
ubah yang digunakan dalam sebuah fungsi
produksi.
14
UKURAN PRODUKTIVITAS
Produk rata-rata / average product (AP) yaitu produk total dibagi
dengan jumlah unit faktor produksi variabel yang digunakan. Jika labor (L)
merupakan unit faktor produksi variabel, produk rata-rata dapat
dirumuskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
 Contoh dari tabel 5.1. L =5 Output 1.100 APL = 220 unit
15
UKURAN PRODUKTIVITAS
 Marginal Product (MP) dari
faktor produksi X (MPx) adalah
perubahan (Pertambahan)
output sebagai akibat
perubahan 1 unit faktor produksi
X, dengan menganggap input–
input lainnya tetap.
16
Marginal Product
Tabel 5.1. Penambahan tenaga kerja yang kedua akan meningkatkan output
172 unit, jadi marginal product untuk tenaga kerja unit ke dua adalah 172
17
UKURAN PRODUKTIVITAS
The Law of Diminishing Returns 18

 Hukum kenaikan hasil yang berkurang


 Hukum ini menyatakan bahwa jika jumlah
penggunaan satu input variable meningkat,
sementara jumlah penggunaan faktor–faktor produksi
lainnya tidak berubah, maka pada mulanya kenaikan
penggunaan input tersebut akan menyebabkan
kenaikan output, tetapi kemudian mulai menurun
(berkurang).
Peran Manajer dalam proses produksi 19

1. Memastikan perusahaan
beroperasi dalam fungsi
produksinya
2. Memastikan perusahaan
menggunakan level input
yang tepat
Peran Manajer dalam proses produksi 20
1. Produksi dalam Fungsi Produksi
 Fungsi produksi menjelaskan kemungkinan
maksimum output yang dapat diproduksi dengan
input yang diberikan.
 Untuk kasus pekerja, berarti pekerja harus dapat
melakukan upaya maksimal.
 Untuk memastikan bahwa pekerja sebenarnya
bekerja pada potensi penuh, manajer harus
melembagakan struktur insentif yang mendorong
mereka untuk mengajukan tingkat upaya yang
diinginkan.
Peran Manajer dalam proses produksi 21
2. Penggunakan Level Input yang Tepat
Peran kedua manajer adalah memastikan bahwa perusahaan
beroperasi pada titik fungsi produksi yang tepat.

Asumsi produk dijual dengan harga $3.


Biaya tambahan Tenaga kerja (labor) per unit $400
Berapa jumlah tenaga kerja yang harus digunakan untuk
memaksimalkan profit?
Jawaban:
Tentukan terlebih dahulu benefit dari mempekerjakan tambahan
tenaga kerja
VMPL = P x MPL VMPL= Value of Marginal Product Labor
VMPL = $3 x MPL MPL = Marginal Product Labor
Peran Manajer dalam proses produksi 22
2. Penggunakan Level Input yang Tepat
• VMPL dari input Pekerja1
adalah $ 228 dan VMPL sebesar
unit kedua adalah $ 516.
• Pekerja kedua akan
menambahkan nilai $ 116 di atas
biaya tambahan tenaga kerja
yaitu $400.
• Perhatikan bahwa VMPL 10 unit
kerja adalah $ 228, yang kurang
dari biaya unit kerja ke-10.
• Manajer harus mempekerjakan
sembilan pekerja untuk
memaksimalkan keuntungan.
Profit Maximizing input usage 23

 Marginal Benefits = Marginal Cost


 Jika biaya penambahan unit tenaga kerja = w, maka penambahan
tenaga kerja memungkinkan jika VMPL = w (dalam range diminishing
marginal product)
24
Isokuan
 Berasal dari kata iso yang berarti sama dan quant yang berarti kuantitas.
 Isokuan merupakan sebuah kurva yang menunjukan semua kombinasi
penggunaan input yang berbeda secara efisien untuk menghasilkan jumlah
output tertentu.
 Misal kombinasi tenaga kerja dan capital,

Karakteristik kurva Isokuan :


 Mempunyai kemiringan negative.
 Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi
jumlah output
 Isokuan tidak pernah berpotongan dengan isoquan yang lainnya.
 Isokuan cembung ke titik origin.
25
Marginal Rate of Technical Substitution
(MRTS)

• Tingkat di mana dua input saling menggantikan


dimana menghasilkan tingkat output yang sama.

MRTS KL 
MPK
MPL
26

Gambar 5–4 (a). Input adalah pengganti yang sempurna satu sama lain dan tingkat
di mana produsen dapat menggantikan input

Gambar 5–4 (b). Dalam hal ini, input harus digunakan dalam proporsi tetap;
manajer tidak dapat menggantikan antara modal dan tenaga kerja dan
mempertahankan hal yang sama tingkat output. Untuk fungsi produksi Leontief
tidak ada MRTS, karena tidak ada substitusi di antara input di sepanjang isokuan.
Cobb-Douglas Isoquants 27

• Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau


persamaan yang melibatkan dua atau lebih K
variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan Q3
variabel dependen (yang dijelaskan/Y), dan yang Q2
Increasing
Output
lain disebut variabel independen (yang Q1
menjelaskan/X).Inputs are not perfectly
substitutable.
• Karena kurang dari satu input digunakan dalam
proses produksi, semakin banyak input lainnya
harus digunakan untuk menghasilkan tingkat
output yang sama.
L
Cobb-Douglas Isoquants 28

• Pendekatan Cobb-Douglas merupakan bentuk


fungsional dari fungsi produksi secara luas K
Q3
digunakan untuk mewakili hubungan output Increasing
untuk input. Q2
Output
Q1
• Secara matematis fungsi Cobb-Douglas dapat
ditulis dengan persamaan:
Q= AK αL β
Keterangan:
Q = Output K= input modal L= input
tenaga kerja A= parameter efisiensi/ koefisien
teknologi α = elastisitas input modal = L
elastisitas input tenaga kerja
Fungsi produk Empiris 29

 Fungsi produksi sebuah perusahaan ditentukan oleh tingkat


teknologi dari pabrik dan peralatan yang digunakan.
 Fungsi produksi menghubungkan input dengan output,
menunjukkan produk maksimum yang bisa dicapai oleh sejumlah
input tertentu.
30

Teori BIAYA
Dr. Riana Susanti, M.Si
KONSEP BIAYA RELEVAN 31
Biaya bisa diartikan berubah-ubah, tergantung pada
bermacam-macam bagaimana biaya tsb.
digunakan.
Biaya berkaitan
dengan harganya

Tapi jika barang dibeli kemudian


Jika barang dibeli secara tunai disimpan kemudian dipergunakan
kemudian dipergunakannya, dalam beberpa periode waktu, baru ada
maka tak ada masalah masalah, berapa harga /biaya harus
diperhitungkan dalam beberapa periode
waktu itu
Harga /biaya yang harus diperhitungkan dalam beberapa periode waktu itu/
historis disebut sebagai biaya relevan. Atau biaya yang akan di,gunakan untuk
suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan (relevant cost).
Pada dasarnya biaya relevan digunakan untuk tujuan pembayaran pajak.
32
• Konsep biaya historis seperti itu tidak tepat untuk keputusan-
keputusan manajerial
• Biaya sekarang (current cost) dan biaya yang diproyeksikan untuk masa
yang akan datang (projected cost) adalah lebih relevan daripada
pengeluaran historis tersebut.

Contoh:
1. Perusahaan kontruksi mempunyai persediaan 1000 ton baja yang
dibeli pada tingkat harga Rp250.000 per ton. Harga baja sekarang
menjadi Rp500.000 per ton. Jika perusahaan tersebut diminta untuk
mengerjakan sebuah proyek, berapa biaya yang akan diperhitungkan
dalam proyek tersebut?, apakah Rp 250.000,00 (historis) ataukah Rp
5.00.000 (current cost)?
Jawabnya adalah current cost.
33
Contoh:

2. Perusahaan begitu pula, jika sebuah perusahaan memiliki suatu


peralatan yang telah terdepresiasi secara penuh, yakni nilai
bukunya sama dengan nol, maka perusahaan tersebut tidak boleh
menganggap bahwa biaya penggunaan mesin tersebut sama dengan
nol. Jika mesin tersebut sekarang bisa terjual seharga Rp l.000.000
tetapi nilai pasarnya hanya Rp 200.000 untuk tahun berikutnya,
maka biaya relevan penggunaan mesin tersebut untuk satu tahun di
depan adalah Rp 800.000. (dari 1000.000 – 200.000)
OPPORTUNITY COST 34

 Pembahasan tentang biaya relevan di atas didasarkan pada


konsep penggunaan alternatif.
 Sumberdaya ekonomi mempunyai nilai karena sumberdaya
tersebut bisa digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
 Jika sebuah perusahaan, menggunakan- suatu sumberdaya
untuk memproduksi produk tertentu, perusahaan tersebut
juga bisa menggunakan sumberdaya tersebut bagi
penggunaan alternatif.
 Oleh karena itu, perusahaan itu harus menetapkan suatu
tingkat harga yang besarnya paling tidak sama dengan nilai
sumberdaya itu dalam penggunaan alternatif tersebut.
35
CONTOH:
Biaya untuk aluminium yang digunakan pabrik pesawat
terbang, Sebuah pabrik pesawat terbang harus membayar
pada suatu tingkat harga yang sama besarnya dengan nilai
alternatif tersebut seperti seperti peralatan masak, mobil,
peralatan kantor dan lain-lain.

Begitu juga, jika sebuah perusahaan memiliki peralatan modal


yang bisa digunakan untuk memproduksi barang A atau
barang B, maka biaya relevan untuk memproduksi barang A
akan mencakup laba dari barang alternatif B yang tidak bisa
diproduksi, karena peralatan tersebut digunakan untuk
memproduksi barang A.
36

Konsep Opportunity cost ini mengandung maksud


bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan-
pilihan di antara tindakan-tindakan alternatif.

Opportunity cost dari sebuah sumber daya


ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif yang
terbaik dari sumberdaya tersebut.
37
BIAYA EKSPLISIT dan IMPLISIT
Biaya penggunaan sumberdaya mencakup biaya eksplisit dan implisit.
- Upah yang dibayarkan,
- pengeluaran untuk listrik,
- pembayaran untuk bahan­-bahan baku,
- bunga yang dibayarkan kepada para pemegang obligasi,
- sewa bangunan,

Semuanya merupakan contoh pengeluaran-pengeluaran eksplisit.


Sedangkan biaya implisit berkenaan dengan setiap keputusan yang
diambil dan jauh lebih sulit untuk dihitung.
Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran
tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan
keputusan.
38
Contoh:

• Sewa yang bisa diterima seorang petani dari


ladang/sawah-nya jika ia tidak menggunakan
ladang/sawah tersebut merupakan biaya implisit
dari kegiatan pertaniannya.
• Sama halnya dengan gaji yang bisa diterima oleh
petani tersebut jika ia bekerja untuk orang lain
sebagai pengganti dari pengolahan usaha taninya
sendiri.
Contoh 39

• Seorang manajer puncak sebuah hotel berbintang tiga meletakkan


jabatannya yang bergaji sebesar Rp40 juta per tahun.
• Kemudian manajer tersebut menggunakan uang tabungannya
sebesar Rp50 juta untuk membeli sebuah hotel mungil di suatu
daerah pariwisata.
• Pada akhir tahun pengoperasian hotel tersebut, bagian keuangan
hotel itu melaporkan kepada bekas manajer puncak itu mengenai
posisi keuangan. Bagian keuangan itu melaporkan bahwa
pendapatan total sebesar Rp150 juta, pengeluaran total (biaya
eksplisit) sebesar Rp140 juta, sehingga pendapatan bersih adalah
sebesar Rp10 juta pada tahun tersebut.
• Pertanyaan: apakah bekas manajer tersebut memperoleh laba
sebesar Rp10 juta pada tahun tersebut?
40
• Kasus biaya implisit-nya sangat besar.
• Pemilik hotel tersebut adalah bekas manajer akan bisa
memperoleh uang sebanyak Rp40 juta per tahun jika ia tetap
bekerja sebagai manajer.
• Sementara itu tabungannya yang sebesar Rp50 juta itu bisa
didepositokan dan akan mendapatkan penghasilan bunga.
• Sekarang misalkan tingkat bunga deposito sebesar 15 persen
per tahun, maka biaya implisit dari bunga deposito tersebut
adalah sebesar 0,15 x Rp50 juta = Rp7,5 juta.
• Oleh karena itu biaya implisit total adalah Rp40 juta + Rp7,5
juta = Rp47,5 juta.
• Dengan kata lain, bekas manajer itu mengalami kerugian
(penurunan pendapatan) sebesar Rp37,5 juta pada tahun
tersebut.
BIAYA INKREMENTAL dan SUNK COST 41

• Pengertian incremental cost adalah biaya yang timbul sebagai akibat


dari adanya suatu pengambilan keputusan. Dengan kata lain, jika
perusahaan memutuskan untuk mengambil tindakan pada sebuah
proyek baru (pembuatan produk baru), maka akan muncul sejumlah
biaya ekstra atau biaya tambahan karena proyek baru tsb.
Manajemen harus melihat biaya-biaya tambahan tsb dan
membandingkan dengan pendapatan tambahan yang dihasilkan
sebelum memutuskan untuk memproduksi produk baru
• Contoh :
• Jika biaya total perusahaan meningkat dari 500 juta ke 600 juta sebagai
hasil dari meningkatnya jam mesin dari 10.000 ke 15.000 jam, maka
biaya tambahan dari 5000 jam mesin adalah 100 juta

• Incremental cost seringkali dikenal dengan sebutan differential cost


• Sunk cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan / dibenamkan dan 42
tidak dapat diganti dengan cara apapun baik itu dari keputusan
sekarang ataupun dimasa yang akan datang.
• Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dalam sebuah
proyek atau investasi dan biaya tersebut tidak dapat dikembalikan
jika proyek tersebut dihentikan atau diubah.
• Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak akan
memerlukan pengeluaran kas sekarang atau kas masa depan.
Karena sunk cost tidak dapat diubah atau dihindari di masa depan,
maka sunk cost tidak relevan digunakan dalam pengambilan
keputusan

Contoh:
• Biaya yang terjadi dalam pengeboran cadangan minyak baru. Jika
tidak ada cadangan minyak yang ditemukan, jumlah uang yang
telah dihabiskan untuk menempatkan orang dan alat2 berat tidak
dapat dikembalikan
• Biaya training untuk karyawan
43
BIAYA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

Dua fungsi biaya utama yang digunakan dalam pembuatan


keputusan manajerial yaitu:

1. Fungsi biaya jangka pendek


2. Fungsi biaya jangka panjang yang biasanya digunakan untuk
perencanaan jangka panjang
44

Jangka pendek Jangka Panjang

• Didefinisikan sebagai suatu • Perusahaan bisa menambah,


periode waktu di mana menurunkan input tersebut
beberapa input bersifat • Dalam jangka panjang tidak
tetap. ada pembatasan-pembatasan
• Dalam periode jangka seperti itu.
pendek, keputusan-
keputusan perusahaan
tersebut dikendalai oleh
pengeluaran-pengeluaran
modal sebelumnya dan
komitmen-komitmen lainnya.
Jangka pendek Jangka Panjang 45

• Jangka pendek adalah periode • Jangka panjang adalah suatu periode


di mana beberapa faktor yang cukup panjang yang
produksi yang digunakan
perusahaan tersebut tidak bisa memungkinkan perusahaan untuk
diubah-­ubah. mengubah fasilitas-fasilitas
• kurva biaya jangka pendek  produksinya secara lengkap melalui
kurva operasi penambahan, pengurangan, atau
pengubahan asset yang dimilikinya.
• kurva biaya jangka panjang  kurva
perencanaan
• Pabrik dan semua peralatan bersifat
variabel. Oleh karena itu manajemen
bisa merancang pabrik yang paling
efisien secara fisik berdasarkan hasil
penaksiran fungsi permintaan
perusahaan tersebut.
Biaya Tetap dan Biaya Variabel 46

Fixed cost (FC) :


Biaya-biaya yang tidak tergantung pada tingkat output.

Termasuk dalam biaya tetap ini adalah :


bunga pinjaman modal,
biaya sewa peralatan dan pabrik,
tingkat depresiasi yang ditetapkan,
pajak kekayaan, dan gaji para manajer eksekutif (direksi).

Karena semua biaya jangka panjang ini bersifat variabel,


maka konsep biaya tetap(FC) hanya terbatas untuk analisis
jangka pendek saja.
47
Biaya variabel atau variable cost (VC) :
• Berubah-ubah sesuai dengan perubahan output.
• Jadi VC ini merupakan fungsi dari tingkat output.

Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah :


- Pengeluaran bahan baku
- Depresiasi yang disebabkan oleh penggunaan peralatan,
- Biaya-biaya tenaga kerja,
- Komisi-komisi penjualan dan
- Semua biaya input-input lainnya yang berubah-­ubah sesuai
tingkat output.

Dalam jangka panjang, semua biaya adalah variabel.


KURVA BIAYA JANGKA PENDEK 48
Total Cost adalah menunjukkan penjumlahan antara FC dan VC

Biaya rata-rata maupun biya marginal , digunakan hampir untuk semua tujuan
pembuatan keputusan opersional, maka sangat bermanfaat untuk menelaahnya :

TFC
Average Fixed Cost  AFC 
Q
TVC
Average va riabelCost  AVC 
Q
TC
Average (Total ) Cost  AC   AFC  AVC
Q
TC dTC
M arg inal Cost  MC  
Q dQ
Short Run Production Costs 49

 Total variable cost (TVC)


 Jumlah total yang dibayarkan untuk input variabel
 Meningkat saat output meningkat
 Total fixed cost (TFC)
 Jumlah total yang dibayarkan untuk input tetap
 Tidak bervariasi dengan output
 Total cost (TC)

TC = TVC + TFC
50
Short-Run Total Cost Schedules

Output (Q) Total fixed cost Total variable cost Total Cost
(TFC) (TVC) (TC=TFC+TVC)
0 $6,000 $ 0 $ 6,000
100 6,000 4,000 10,000
200 6,000 6,000 12,000

300 6,000 9,000 15,000


14,000 20,000
400 6,000
22,000 28,000
500 6,000
34,000 40,000
600 6,000
51
Total Cost Curves
Short Run Marginal Cost 52

 Short run marginal cost (SMC) mengukur Kenaikan biaya


produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit.

TC TVC
SMC  
Q Q
Average & Marginal Cost Schedules 53

Output Average fixed Average variable Average total Short-run marginal


(Q) cost cost cost cost
(AFC=TFC/Q) (AVC=TVC/Q) (ATC=TC/Q= (SMC=TC/Q)
AFC+AVC)
0 -- -- -- --
100 $60 $40 $100 $40
200 30 30 60 20
300 20 30 50 30

400 15 35 50 50
12 44 56 80
500
10 56.7 66.7 120
600
Average & Marginal Cost Curves 54
55
Short Run Average & Marginal Cost Curves

Short Run Cost Curve Relations


• AFC terus menurun selama output
meningkat.
• Equal jarak vertical antara ATC &
AVC
• AVC adalah U-shaped
• Equals SMC pada AVC minimum
• ATC adalah U-shaped
• Equals SMC pada ATC minimum
Short Run Cost Curve Relations 56

 SMC adalah U-shaped


 Memotong AVC & ATC pada
titik minimum
 Liesbelow AVC & ATC
when AVC & ATC are falling
 Liesabove AVC & ATC
when AVC & ATC are rising
Relations Between Short-Run Costs & 57
Production
 Dalam kasus input variabel tunggal, biaya jangka pendek terkait
dengan fungsi produksi oleh dua hubungan.

w w
AVC  and SMC 
A
MP MP

Where w is the price of the variable input


Short-Run
Production &
Cost Relations 58
HUBUNGAN ANTARA Short-Run Costs & 59
PRODUKSI

 Saat marginal product (average product )


meningkat maka marginal cost (average cost)
menurun
 Saat marginal product (average product ) menurun
maka marginal cost (average cost) meningkat
 Saat marginal product = average product at
maximum AP, marginal cost = average variable
cost at minimum AVC
60

Production & Cost in


the Long Run
61
Production Isoquants
 In the long run, all inputs are variable & isoquants are used
to study production decisions
 Isoquantadalah kurva yang menunjukkan semua
kombinasi input yang memungkinkan untuk
menghasilkan tingkat output tertentu
 Isoquant miring ke bawah; jika jumlah tenaga kerja yang
lebih besar digunakan, diperlukan modal lebih sedikit
untuk menghasilkan output yang diberikan
Typical Isoquants 62
63
Marginal Rate of Technical Substitution

 MRTS adalah kemiringan isoquant & mengukur tingkat di mana


dua input dapat digantikan satu sama lain sambil
mempertahankan tingkat output konstan.

K
MRTS  
L
The minus sign is added to make MRTS a positive
number since K L , the slope of the isoquant, is
negative
64
Marginal Rate of Technical Substitution

 MRTS juga dapat dinyatakan sebagai rasio dua produk marjinal :

MPL
MRTS 
MPK
As labor is substituted for capital, MPL declines &
MPK rises causing MRTS to diminish
K MPL
MRTS   
L MPK
Isocost Curves 65
Kurva Isocost atau garis batas biaya adalah suatu garis atau kurva yang menggambarkan atau
menjelaskan gabungan atau kombinasi penggunaan input factor produksi dengan biaya yang
dikeluarkan sama.

Biaya C input harga w dan r

C w
K  L
r r
• Slope of an isocost curve is the negative
of the input price ratio (  w r )

Represents amount of capital that may be purchased if zero labor is purchased

• K -intercept is C r
66
Isocost Curves
67
Optimal Combination of Inputs
Minimize total cost of producing Q by
choosing the input combination on the
isoquant for which Q is just tangent to an
isocost curve
 Two slopes are equal in equilibrium
 Implies marginal product per dollar spent on last unit of each
input is the same

MPL w MPL MPK


 or 
MPK r w r
Optimal Input Combination to Minimize Cost for
Given Output
68
69
Optimization & Cost
 Expansion path emberikan kombinasi input yang
efisien (paling murah) untuk setiap tingkat output
 Berasal untuk serangkaian harga input tertentu
 Sepanjang
expansion path, , input-price ratio konstan &
sama dengan marginal rate of technical substitution
Expansion Path 70
Returns to Scale 71

f(cL, cK) = zQ
 Jikasemua input meningkat oleh faktor of c & output
meningkat z maka secara umum, produsen akan
mengalami:
 Increasing returns to scale jika z > c; output meningkat
secara proporsional lebih daripada penggunaan input
 Decreasing returns to scale jika z < c; output meningkat
secara proporsional kurang daripada penggunaan input
 Constant returns to scale if z = c; output meningkat sama
proporsinya dengna penggunaan input
Long-Run Costs 72

 Long-run total cost (LTC) untuk tingkat output tertentu :


LTC = wL* + rK*
Dimana w & r adalah harga dari labor & capital, dan (L*,
K*)
adalah kombinasi input pada expansion path yang
meminimalkan total biaya produksi output itu
Long-Run Costs 73

 Long-run average cost (LAC) mengukur biaya per unit output


ketika produksi dapat disesuaikan sehingga jumlah optimal
setiap input digunakan
 LAC is U-shaped
 Falling LAC indicates economies of scale
 Rising LAC indicates diseconomies of scale

LTC
LAC 
Q
Long-Run Costs 74
 Long-run marginal cost (LMC) mengukur tingkat perubahan
dalam total biaya jangka Panjang seiring perubahan output
expansion path
 LMC is U-shaped
 LMC lies below LAC when LAC is falling
 LMC lies above LAC when LAC is rising
 LMC = LAC at the minimum value of LAC
LTC
LMC 
Q
Derivation of a Long-Run Cost Schedule 75
Least-cost
combination of

Output Labor Capital Total cost LAC LMC


LMC
(units) (units) (w = $5, r = $10)
LTC
100 10 7 $120 $1.20 $1.20
LAC 
Q
200 12 8 140 0.70 0.20
300 20 10 200 0.67 0.60 LTC
LMC 
400 30 15 300 0.75 1.00 Q
500 40 22 420 0.84 1.20
600 52 30 560 0.93 1.40
700 60 42 720 1.03 1.60
Long-Run Total, Average, & Marginal Cost 76
Long-Run Average & Marginal Cost Curves 77
Various Shapes of LAC 78
79
Constant Long-Run Costs

 When constant returns to scale occur over entire range of output


 Firm experiences constant costs in the long run
 LAC curve is flat & equal to LMC at all output levels
Constant Long-Run 80
Economies of Scope 81

 Ada untuk perusahaan multi-produk ketika biaya gabungan menghasilkan


dua atau lebih barang lebih sedikit daripada jumlah biaya terpisah untuk
memproduksi dua barang
 Untuk 2 barang, X & Y, economies of scope exist when:
C(X, Y) < C(X) + C(Y)

 Diseconomies of scope exist when:


C(X, Y) > C(X) + C(Y)

Contoh : Restoran memproduksi Ayam Goreng dan Steik, Cost akan lebih
murah jika diproduksi dalam 1 restoran drpd membuka 2 restoran
dengan produk berbeda.
Relations Between Short-Run & Long-Run Costs 82

 LMC intersects LAC when the latter is at its minimum


point
 At each output where a particular ATC is tangent to LAC,
the relevant SMC = LMC
 For all ATC curves, point of tangency with LAC is at an
output less (greater) than the output of minimum ATC if
the tangency is at an output less (greater) than that
associated with minimum LAC
Long-Run Average Cost as the Planning 83
84
Restructuring Short-Run Costs

 Because managers have greatest flexibility to choose


inputs in the long run, costs are lower in the long run
than in the short run for all output levels except that
for which the fixed input is at its optimal level
 Short-run costs can be reduced by adjusting fixed inputs to
their optimal long-run levels when the opportunity arises
Restructuring Short-Run Costs 85

Anda mungkin juga menyukai