Keseimbangan pasar yang terjadi untuk suatu barang saja tanpa memperhatikan
pengaruhnya pada pasar barang lainnya yang disebut Partial Equilibrium. Sedangkan
Keseimbangan untuk semua barang dalam sebuah perekonomian disebut keseimbangan umum
(general equilibrium). Keseimbangan umum atau general equilibrium adalah kondisi dimana
jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran. Jika dalam perekonomian terdiri atas banyak
barang dan semua harga barang terbentuk melalui mekanisme pasar bersaing sempurna. Maka
sumber daya yang ada akan dialokasikan secara optimal. General equilibrium kita akan melihat
bagaimana interaksi antara permintaan dan penawaran berbagai komoditi mempengaruhi harga
barang-barang yang ada dalam prekonomian pada kondisi keseimbangan. Melihat aspek yang
dilihat pada analisa general equilibrium ini tentunya, kita berpikir bahwa analisa ini pasti akan
sangat kompleks.
Gambar VI . 1
Dalam ekonomi pertukaran, perdagangan antara individu satu dengan lainnya akan membuat
masing-masing individu better-off sampai kondisi pareto optimum. Analisis efisiensi dalam
ekonomi pertukaran didasarkan kepada dua asumsi dasar, yaitu:
1. Kedua individu mengetahui preferensi satu sama lain
2. Pertukaran barang costless
Secara matematis ekonomi pertukaran merupakan fungsi dari utilitas, barang yang
diperdagangkan dan endowment masing-masing individu.
Ε=kumpulan individu = {uij,xij,wij,i=1,2;j=1,2}
Dimana i adalah individu yang dalam kasus ini terdiri dari dua orang dan j adalah jumlah
barang, dalam kasus ini terdiri dari dua barang. Variabel u menunjukkan utilitas masing-masing
individu terhadap barang j. Variabel x menunjukkan barang yang akan diperdagangkan dalam
ekonomi pertukaran tersebut dan w menunjukkan endowment pada awal sebelum ada
perdagangan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Dalam gambar di atas, semua capital (K) dan labor (L) habis dipergunakan semuanya.
Alokasi K dan L yang Efisien Untuk mengilustrasikan konsepefisiensi dalam produksi, titik A
dapat dikontraskan dengan alokasilain yang efsien (p1; p2; p3; p4) dalam gambar berikut. Ciri
efisien adalah output yang dihasilkan sudah paling besar denganjumlah sumber daya (K, L)
yangsama. Pada titik A, jumlah output x2 dapatditingkatkan dengan menggeserisoquant menjadi
x3 atau dari y2 key3. Sementara di titik A dengan total K dan L yang sama dengan skenariotadi
mengasilkan output yang lebih rendah.
Gambar VI . 3
Daerah A itulah yang kemudian disebut sebagai Region of Mutual Advantage. y4> y3> y2> y1.
x4> x3> x2> x1. Semakin jauh dari Titik origin, maka semakin besar. Pada Titik A, kedua kurva
isoquant berpotongan, maka slope kurva isoquant x2 ≠ y2. MRTSx≠ MRTSy. MRTS Marginal
Rate of Technical Substitution. Garis sepanjang p1, p2, p3, dan p4 mempunyai slope isoquant
yang sama, maka MRTS nya juga akan sama. Isoquant alternative kombinasi K dan L untuk
menghasilkan produksi yang sama.
Diagram Edgeworth Box memungkinkan semua kemungkinan alokasi dari dua barang (Xdan Y)
dapat divisualkan. Tujuan diagram ini untuk menentukan yang mana kemungkinan alokasi dalam
box yang efisien.
Titik tertentu dalam Edgeworth Box menunjukkan alokasi barang yang tersedia antara
Satrio dan Joko dan semua kemungkinan alokasi pada box.
Gambar VI . 4
Titik-titik pada kurva Os, Oj adalah efisien dalam arti bahwa pada alokasi ini, tidak dapat dibuat
better off tanpa membuat worse off, vice-versa. Alokasi seperti titik A, di lain pihak, tidak
efisien karena better off dan worse off dapat dibuat better off (dengan memilih M2, sebagai
contoh). Garis Os, Oj disebut kurva kontrak (contract Curve). Dalam Edgeworth Box ada
sejumlah persinggungan seperti M2. Beberapa dilukiskan dalam Gambar VI. 4. (M1, M3, M4).
Masing-masing titik ini mempunyai arti bahwa MRS sama besar. Tempat kedudukan semua
alokasi yang efisien ini disebut kurva kontrak (contract curve). Dalam Gambar VI.4. tempat ini
diberikan dengan garis dari Os sampai Oj. Setiap alokasi pada kurva kontrak mempunyai makna
bahwa Satrio tidak dapat dibuat better off tanpa membuat Joko worse off. Sebagai contoh,
alokasi seperti titik A di mana di luar kurva kontrak, adalah tidak efisien. Kedua orang dapat
dibuat better off dengan bergerak ke titik sepanjang kruva kontrak. Misal kita memilih alokasi
M2, keduanya better off dari pada titik A. Jadi jelaslah titik A menunjukkan cara alokasi X dan
Y yang tidak efisien.
Dalam perekonomian terdapat bermacam-macam barang yang diproduksi. Oleh karena itu tidak
mungkin untuk membicarakan “maksimisasi output total”. Karena beras, jeruk, mobil tidak dapat
dijumlahkan bersama-sama menjadi sesuatu yang dinamakan output. Situasi ini identik dengan
apa yang kita hadapi sebelumnya di mana tidak ada cara untuk menjumlahkan utilitas individu
secara bersama-sama untuk menghasilkan ukuran kesejahteraan sosial (social welfare).
Masyarakat dengan jumlah sumber daya yang fixed dikatakan mengalokasikan sumber daya itu
secara efisien dalam proses produksi jika tidak ada tambahan satu barang yang dapat diproduksi
tanpa memotong produksi barang yang lain. Sebagai contoh, misalkan dalam perekonomian yang
memproduksi 2 barang, makanan dan pakaian. Alokasi sumber daya di mana lebih banyak
makanan dapat di produksi tanpa mengurangi produksi pakaian dapat dikatakan tidak efisien.
Oleh karena itu sumber daya sebaiknya dialokasikan kembali untuk menghasilkan lebih banyak
makanan. Di lain pihak, jika kenaikan makanan, memotong produksi pakaian, dikatakan alokasi
sudah efisien karena output tidak dapat ditingkatakan. Dengan menggunakan definisi ini maka
kita tidak perlu membandingkan makanan dan pakaian secara langsung untuk memutuskan
apakah sumber daya dialokasikan secara efisien.
Mencari efisiensi dalam produksi dapat digunakan model yang sederhana di mana kita
menggangap hanya ada satu perusahaan dalam perekonomian di mana perusahaan menggunakan
2 input, kapital (K) dan tenaga kerja (L) untuk memproduksi 2 barang yang berbeda yaitu X dan
Y. Kondisi alokasi yang efisien adalah sama dengan apa yang kita bahas mengenai efisiensi
dalam pertukaran. Kondisi ini melibatkan konsep Rate of Technical Substition (RTS) perusahaa.
RTS didefinisikan sebagai tingkat dimana perusahaan dapat mensubtitusikan satu input (L) untuk
input yang lain (K) dengan mempertahankan output konstan. Secara sederhana RTS adalah slope
isoquan yang bertanda negatif (ingat pembahasan perilaku produsen).
Sebuah perusahaan dengan sumber daya yang fixed dapat dikatakan telah
mengalokasikan sumber dayanya secara efisien jika pada fully employed
(pengerjaan penuh), RTS antara input sama untuk setiap output yang diproduksikan
perusahaan.
Oleh karna itu pada kondisi pengerjaan penuh perusahaan tidak membiarkan input yang tersedia
menganggur (unemployed). syarat yang diperlukan untuk mencapai efisien adalah perusahaan
telah mengalokasikan sumber dayanya sehingga RTS antara input sama untuk masing-masing
output yang diproduksi.
Gambar VI . 5
Kita dapat menggunakan diagram yang sama dengan Edgeworth Box, untuk menganalisa
efisiensi produksi. Gambar VI.5. Dimensi box ditentukan oleh kuantitas total kapital dan tenaga
kerja yang tersedia bagi perusahaan. Sudut kiri bawah, Ox diambil sebagai titik origin untuk
isoquan berbagai kombinasi K dan L. Sama halnya, sudut kanan atas, Oy diambil sebagai titik
origin untuk isoquan barang Y. Titik tertentu dalam box menunjukkan (fully employed) alokasi
sumber daya yang tersedia antara produksi X dan Y. Seperti sebelumnya, tempat alokasi efisien
K dan L ditentukan oleh titik persinggungan isoquan. Pada titik singgung isoquan, input sudah
dialokasikan secara efisien karena output X tidak dapat dinaikkan tanpa menurunkan output Y.
Sepanjang garis yang melalui Ox dan Oy RTS kedua output adalah sama. Sedang alokasi di luar
garis ini (seperti titik A) tidak efisien. Karena dengan bergerak dari A ke tempat yang efisien
(pada titik seperti P2), perusahaan dapat memproduksi X sebesar X2 dan Y sebesar Y3 yang
lebih banyak daripada titik A.
Pada Gambar VI. 5. Memperlihatkan output Y adalah maksimum untuk output X yang tertentu
atau sebaliknya. Dari Box Diagram tersebut dapat diturunkan Production Possibility Frontier
(PPF) atau Production Possibility Curve (PPC) yang memperlihatkan berbagai kombinasi output
X dan Y yang dapat diproduksi dengan K dan L yang fixed. Konsekuensinya output Y adalah
maksimum dengan sumber daya yang ada. Sama halnya pada Oy, output X adalah maksimum
dengan sumber daya yang ada. Titik lain pada PPF (P1, P2, P3, P4) diturunkan dengan cara yang
identik dari titik efisiensi pada Box Diagram. Titik tertentu di dalam PPF tidak efisien karena
output dapat ditingkatkan. Alokasi K dan L yang ditunjukkan oleh titik A, sebagai contoh, tidak
efisien karena tingkat output pada garis PPF dapat diperoleh dan lebih disukai dari pada A. Slope
PPF menunjukan seberapa besar output X dapat disubtitusi untuk Y bila total sumber daya
adalah konstan. Sebagai contoh titik dekat Ox pada PPF. Slopenya negatif sebesar -1/4,
mempunyai implikasi bahwa dengan mengurangi Y dengan 1 unit, output X dapat ditingkatkan
dengan 4 unit. Dekat Oy, di lain pihak, besarnya slpoe -5, mempunyai implikasi output Y haus
diturunkan sebesar 5 unit untuk produksi X lebih banyak 1 unit. Slope PPF secara jelas
memperlihatkan kemungkinan pertukaran/perdagangan Y dan X dalam produksi. Slope yang
negatif ini dinamakan Rate of Production Transformation (RPT). RPT menunjukan bagaimana X
dapat ditukarkan dengan Y, dengan pengerjaan input yan tersedia secara efesien.
Production Possibillity Frontier (PPF) adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi
dua barang yang dapat diproduksi dengan menggunakan 2 macam input yang fixed.
Produksi dan pertukuran yang efisien bukan kondisi yang cukup umtuk mencapai
efisiensi secara keseluruhan. Harus mempertimbangkan produksi barang yang “benar”. Karena
jika barang yang telah dibuat tidak ada yang menginginkannya, maka efisiensi ekonomi yang
baik tidak akan ada dapat dipenuhi. Untuk menjamin efisiensi keseluruhan, kita dapat
menggabungkan aspek selera dan produksi. Kondisi untuk menjamin bahwa perekonomian
memproduksi barang yang “benar” yaitu bila MRS kedua barang adalah sama. Gambar VI.5.
menggambarkan syarat efisiensi dalam produksi dan pertukaran untuk kasus yang sangat
sederhana. Diasumsikan hanya ada dua barang (X dan Y) yang diproduksikan dan hanya ada satu
individu (mungkin Robinson Crusoe) dalam masyarakat. Pada gambar VI.5. kita lihat hanya
terdapat satu titik pada PP yang memberikan utilitas maksimum. Titik utuilitas maksimum ini
adalah E, dimana kurva PP bersinggungan dengan IC individu yang tertinggi yaitu U2. Pada titik
persinggungan ini, MRSxy individu sama dengan RPTxy dan hal ini merupakan kondisi yang
diperlukan untuk mencapai efisiensi keseluruhan. Perhatian titik E lebih disukai dari pada setiap
titik yang menunjukan efisiensi dalam produksi.
Gambar VI . 6
Dalam Gambar VI.6. titik G yang “tidak efissien” lebih disukai dari pada titik F yang
“Efisien”. Dari sudut pandang Individu produksi secara tidak efisien lebih disukai dari pada
dipaksa memproduksi kombinasi barang yang “salah” secara efisien. Meski titik E (yang
diproduksi secara efisien) superior penyelesaian “second best”yaitu pemilihan pada titik G.
6.5. EKONOMI KESEJAHTERAAN (ECONOMIC WELFARE)
Ekonomi kesejahteraan adalah merupakan bagian dari ilmu Ekonomi Mikro yang bersifat
paling normative. Ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan alokasi baran dan sumber daya
berang yang feasible (layak) bagi masyarakat dan membangun criteria pemilihan atau seleksi
diantara alokasi ini. Pertanyaan yang menarik dalam pembahasan ini adalah: alokasi sumber
daya mana yang terbaik dari sudut pandang masyarakat.
Gambar VI . 7
Misalkan diasumsikan bahwa utilitas dapat diukur, maka Utility Possibility Frontier (Kurva
Kemungkinan Utiitas) dapat digambarkan, mislaknya Os, Oj menunjukan kombinasi utilitas
yang dapat dicapai oleh masyarakat. Dua criteria pemilihan antara titik-titik Os, Oj yang
mungkin adalah: 1) Pilih utilitas yang “sama” antara (titik A). 2) Pilih utilitas sehingga utilitas
total adalah maksimum.
kriteria yang dapat digunakan ada dua untuk memilih titik pada Os, Oj yang diperlhatkan
pada gambar VI.6. Pertama, adalah satrio dan Joko mendapatkan utilitas yang sama jika utilitas
dapat diukur. Kriteria kesejahteraan sosial ini akan memilih titik A pada kurva kemungkinan
utilitas. Karena titik A merupakan titik yang unik pada contract curve, alokasi ini menunjukkan
bahwa Satio memperoleh Xsᴬ dan Ysᴬ, sedangkan joko memperoleh Xjᴬ dan Yjᴬ. Perhatikan
bahwa barang X dan Y tidak didistribusikan sama. Ingat disini disyaratkan kesamaan utilitas
bukan kesamaan distribusi barang. Jika individu mempunyai selera yang berbeda untuk kedua
barang, barang-barang ini dapat didistribusikan dalam jumlah yang tidak sama pada titik A.
Kriteria lain adalah dipilih titik pada kurva kemungkinan utilitas dimana jumlah utilitas satrio
dan joko adalah paling besar. Ini mensyaratkan bahwa titik optimal (E) dipilih untuk
memaksimalkan (Uj+Us) terhadap kendala kurva kemungkinan utilitas
Gambar VI . 8
6.5.2 Fungsi Kesejahteraan Sosial
Pendekatan yang lebih umum terhadap social welfare (dimana termasuk kedua kriteria
yang telah dibahas diatas) dapat diperoleh dengan meneliti konsep social welfare function. Jika
kita asumsikan bahwa selera individu dapat dihitung, fungsi ini hanya tergantung pada tingkat
utilitas satrio dan joko.
Persoalan masyarakat adalah mengalokasikan X dan Y antara satrio dan joko untuk
memaksimalkan W. Prosedur ini dilukiskan pada gambar VI.8. kurva W1, W2 dan W3 mewakili
social indifference curve (IC social). IC social ini digambarkan cembung terhadap titik origin
karena asumsi “masyarakat” menunjukkan rate of substitution utilitas satrio dan joko yang
menurun.Titik E merupakan titik social welfare optimal, karena pada titik ini tingkat W tertinggi
dapat dicapai dengan kurva kemungkinan utility yang given (sebagai kendala atau constraint).
Ada dua kriteria untuk mengukur kesejahteraan: 1) Utilitas yang diterima oleh masing-masing
individu sama. 2) Jumlah kurva kemungkinan utilitas masyarakat adalah paling besar.