dalam dua kategori yaitu kendala dari dalam (internal constraint) dan kendala
berasal dari luar lembaga aktivitas usahatani atau pelaku produksi misal:
luar adalah adanya pengaturan jadwal tanam dan skala usahatani atau
penentuan harga jual produk tertentu untuk untuk mencegah surplus produk
91
Pada bab ini pembahasan hanya difokuskan pada kendala dari dalam
keuntungan maksimum. Kendala dari luar akan dibahas pada bab lain.
keterbatasan uang yang dimiliki petani untuk membeli input yang dikeluarkan
dengan Mo, maka kendala yang dihadapi petani tersebut dapat ditulis
sebagai berikut:
92
kemungkinan kombinasi jumlah X1 dan X2 yang digunakan dan dapat
penggunaan input pertama dan kedua ( X 1 dan X2 ) yang dapat dibeli dengan
banyaknya, terutama jika jumlah input X 1 dan X2 dapat dibeli dalam bentuk
tetapi apabila input tersebut dibeli dalam jumlah bilangan bulat maka
input pertama (X1) berupa peralatan (cangkul, parang atau hand sprayer)
maka pembelian input tersebut hanya dapat dibeli, misal sebanyak 2 satuan,
tidak mungkin 2,5 satuan atau 5 satuan bukan 5,8 satuan. Untuk
93
Selanjutnya apabila data hipotetis yang ada pada Tabel 7.1 diplotkan pada
sumbu salib, misal X1 pada sumbu datar dan X2 pada sumbu vertikal maka
(input dua)
X2
(0;33,33)B garis anggaran
(budget line, isocost/
outlay line, price line)
(M0/
Hx1)
(input satu)
A X1
0 (20;0)
(1) Asumsi petani akan menghabiskan seluruh dana yang dimiliki (Mo)
(2) Jika petani menghabiskan seluruh dana yang dimiliki hanya untuk
membeli input satu (X1) maka jumlah X1 yang dapat dibeli adalah
sebesar ,
contoh:
Nilai ini bila diplotkan pada sumbu datar berupa titik A (20 ; 0)
94
(3) Jika petani menghabiskan seluruh dana yang dimiliki hanya untuk
membeli input dua (X2) maka jumlah X2 yang dapat dibeli adalah
sebesar ,
Contoh:
Nilai ini bila diplotkan pada sumbu vertikal berupa titik B (0 ; 33,33). Jika
dihubungan kedua titik (titik A dan titik B), maka diperoleh garis
atau .........................................................................
(7.3)
negatif yang dicerminkan oleh arah kurva yang bergerak dari kiri atas ke
kanan bawah (down ward sloping curve). Dari data pada Tabel 7.1 di atas
konstan sepanjang kurva sehingga bentuk kurva berupa garis lurus. Selama
dapat dipertahankan asumsi harga input tetap (pada struktur pasar bersaing
95
kemiringan yang konstan (constant sloping curve). Karakteristik garis
anggaran ini dengan slope konstan dapat dibuktikan dengan cara lain yaitu
kedua input adalah tetap, maka diferensial total dari garis anggaran tersebut
atau berkurang) tetapi harga input secara relatif tetap maka akan diperoleh
berkurang maka garis anggaran akan bergeser ke kiri (mendekati) titik nol.
yang tak terhingga banyaknya, akan tetapi sesama garis anggaran tidak
96
Penjelasan secara kurva dari uraian di atas dapat dilihat pada Gambar 7.2
berikut ini:
X2
(input kedua)
M0 M1 (jika modal bertambah)
M0 M2 (jika modal berkurang)
Slope M0, M1 dan M2 adalah
M2 M0 M1 X1 (input pertama)
0
produk.
97
Beberapa kombinasi input dapat dibeli dengan jumlah modal yang sama
kurva kita gabung maka titik singgung kedua kurva mencerminkan kombinasi
dengan biaya terendah (least cost combination). Untuk lebih jelasnya uraian
kurva isoproduk, maka sesuai dengan kriteria di atas maka hanya titik C
X2 X2
.C
C.
.D
.D Y2
A. B. Y1 A. Y1
.
B Y0
M0 M1 M2 X1 M X1
(a (b)
)
98
Hal ini berarti titik C adalah titik kombinasi optimum. Mengapa kita tidak
(1) Titik A, meskipun memerlukan modal yang lebih kecil (Mo) tetapi
akan menghasilkan tingkat produksi yang lebih rendah karena berada
dibawah (sebelah kiri) kurva isoproduk (Y 1). Berarti kapasitas produksi
yang ditargetkan belum tercapai.
(3) Titik D, akan menghasilkan tingkat produksi yang sama dengan titik C
tetapi harus dikorbankan dengan biaya yang lebih besar, karena
berpotongan dengan garis anggaran M2 ( M2 > M1).
isoproduk, dimana Yo < Y1 < Y2. Petani memiliki keterbatasan modal yaitu
maka hanya titik C yang merupakan titik singgung kurva isoproduk dengan
garis anggaran. Hal ini berarti titik C adalah titik kombinasi optimum yang
tersedia sebesar M1. Titik A, B dan titik D tidak dipilih dengan alasan sebagai
berikut:
99
(3) Titik C, tingkat produksi yang dihasilkan lebih tinggi (Y 2 > Y1) tetapi
PMx1 adalah Produk Marjinal dari input pertama, PMx 2 adalah Produk
Marjinal dari input kedua. DSM atau DSR pada dasarnya mencerminkan
100
memenuhi syarat bahwa slope kurva isoproduk harus sama dengan slope
DSRx1x2 = - ...................
(7.5)
melalui pendekatan secara kurva yaitu berupa titik singgung kedua kurva.
nilainya. Perhatikan juga bahwa slope kedua kurva bernilai negatif hal ini
berarti kedua kurva dimulai dari kiri atas turun ke kanan bawah (downward
sloping curves).
adalah Hx1 dan Hx2 sedangkan tingkat produksi yang akan dicapai Yo maka
ini berarti kita akan mencari kombinasi penggunaan input X 1 dan X2 yang
101
Agar fungsi M menjadi minimum maka derivatif pertama terhadap X 1, X2 dan
harus sama dengan nol. Perhatikan karena hanya ada tiga variabel (X 1, X2
= Hx1 - λ . f1 = 0 λ = ...................................................
(7.7)
= Hx2 - λ . f2 = 0 λ = ................................................
(7.8)
(7.9)
...............................................(7.10)
( f1 = PMx1 ; f2 = PMx2)
dapat dicari nilai dua variabel (X 1 dan X2 ), selanjutnya nilai M yang minimum
Multiplier” dapat juga dilakukan bila jumlah modal yang tersedia sudah
produksi : Y = f (X1, X2) dan harga kedua input adalah Hx 1 dan Hx2, modal
102
yang tersedia sebesar M0. Berapakan tingkat produksi optimum yang akan
dan λ harus sama dengan nol. Perhatikan karena hanya ada 3 variabel
= Hy . f1 - λ Hx1 = 0 λ = .........................
(7.12)
= Hy . f2 - λ Hx2 = 0 λ = ......................
(7.13)
Dari hasil turunan pertama secara parsial di atasi diperoleh tiga persamaan :
103
menggunakan kombinasi optimum kedua input X1 dan X2 dapat
π = NPT – BTF
(kombinasi penggunaan input yang optimum) yang juga berbeda. Misal titik
kita hubungkan keempat titik-titik tersebut maka akan diperoleh suatu garis
104
Jalur Perluasan Usaha (JPU) adalah garis yang menghubungkan titik-
titik yang mempunyai slope yang sama pada sekumpulan isoproduk dimana
masing titik adalah sama dengan slope garis anggaran yaitu sebesar rasio
(1) Slope JPU bernilai Hx1/Hx2 jika sumbu tegak berupa X2 dan sumbu
(2) Slope JPU bernilai Hx2/Hx1 jika sumbu tegak berupa X1 dan sumbu
= X2
Slope titik
A, B, C dan D
JPU
.
D
C.
.
. B
A
X1 =
g1 g2 g3 g4
Garis JPU sebetulnya mirip dengan garis punggung (ridge line) yang
105
satu atau RL1) dan slope bernilai tak berhingga (disebut Garis Punggung
dua atau RL2), maka Garis JPU hanya menghubungkan titik-titik dengan
slope sama dengan rasio kedua harga input tersebut. Titik-titik pada Garis
JPU mencerminkan nilai slope garis anggaran dan slope kurva isoproduk
Penyelesaian:
Persamaan (1) :
106
f2 = = 0,3 X10,5 X2-0,7 =
30 X2 = 6 X1
X2 = 0,2 X1
Persamaan (2) :
Y = X1 0,5 X2 0,3
M = X1 Hx1 + X2 Hx2
107
Harga input pertama (Hx1) sebesar Rp 200/satuan
maksimum
Penyelesaian:
= X1 maka NPM2 = Hy X1
maka : Hy X2 = 200
Hy X1 = 500
M0 = X1 Hx1 + X2 Hx2
x Hy
2500 Hy = 100.000 + 100.000
108
Hy =
satuan.
109