Anda di halaman 1dari 7

RESUME

MATEMATIKA EKONOMI
Nuryanti (2201046079)

Progam Linier dan Penerapannya dalam Ekonomi

1. Persoalan program linier maksimisasi

Maksimisasi adalah suatu proses memaksimumkan fungsi objektif. z =


c 1 + x 1+ c2 + x 2 +c n + x nfungsi objektif maksimum (fungsi keuntungan). Dimana xj (j = 1,
2, ..., n) menunjukan banyaknya barang yang dihasilkan. Disini kita memisalkan, bahwa
perusahaan yang bersangkutan mempunyai n buah aktivitas, yaitu menghasilkan n
macam barang.
Interpretasi yang dapat diberikan kepada cj (j = 1, 2,…, n) ialah sebagai keuntungan yang
diperoleh dati penghasilan satu barang ke-j atau keuntungan yang diperoleh jika tingkat
aktivitas ke-j sama dengan satu satuan. Disini selalu danggap bahwa setiap tambahan
satudari setiap aktivitas menghasilkan keuntungan (atau tambahan keuntungan) yang
sama.

Oleh karena x 1 , x2 , … , xn telah menunjukan output yang dihasilkan, maka interpretasi


yang dapat diberikan kepada ai tidak boleh sembarangan lagi. Salah satu interpretasi yang
mungkin diberikan pada au ialah banyaknya input ke-i yang terseclia. Batasan di atas
dapatlah diartikan sebagai batasan input yang terseclia bagi perusahaan itu. Dengan
demikian jelaslah bahwa jika input kc-i yang tersedia hanya scanyak hi saja, Maka
pemakaian input itu boleh melebihi hi

Dari kedua macam tafsiran di atas ini, kita telah memisalkan bahwa suatu perusahaan
menghasilkan atau memperdagangkan barang-barang tersebut, perusahaan itu memakai
macam-macam input, yang masing-masing dengan jumlah terbatas. Jadi kedua persoalan
itu adalah mencari nilai-nilai x (tingkat-tingkat aktivatas) yang mana diambil untuk
memaksimumkan kauntungan atau penerimaan.

2. Persoalan program linier minimisasi

Minimisasi adalah suatu proses meminimumkan fungsi objektif.


Persoalan program linier di atas (maksimisasi dan minimisasi) sering disebut
Model Matematika. Model matematika adalah suatu hasil interpretasi manusia dalam
menerjemahkan atau merumuskan prsoalan sehari-hari kebentuk matematika, hingga
persoalan itu dapat diselesaikan secara sistematis

3. Metode Linear Programming

A. Metode Grafis
Di dalam menyelesaikan setiap persoalan pertidaksamaan dengan dua variabel, jika
penvelesaiannya harus menggunakan grafik fungsi maka satu hal yang dibutuhkan
yaitu pemakaran sistem koordinat atau bidang XY. Pada bidang XY terletak daerah
tempat kedudukan titik-titik (X,Y)

Katakan misalnya. jika itu akan melukiskan sebuah garis : 6x + 3y = 18. Maka yang
terjadi bahwa: tempat kedudukan titik-titik pada bidang XY akan terbagi menjadi tiga
daerah atau tiga himpunan titik-titik yaitu:
Daerah 1 ialah S1 = (x . y) / 6x + 3y >18)
Daerah 2 jalah S2 = (x . y) / 6x - 3y = 18)
Daerah 3 ialah S3 = (x , y) / 6x + 3y < 18)

Selanjutnya, untuk menentukan di mana letak daerah pertama (S1) dan daerah ketiga
(S3) dalam bidang XY, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
 Lukis grafik 6x + 3x = 18, pada bidang XY.
 Kita tentukan daerah SI, S2 atau S3 dengan menggunakan titik selidik (0,0),
(0,1) atau (1,0). Apabila dari penggunaan tifik selidik tersebut diperoleh hasil
yang memenuhi pertidaksamaan, maka daerah di mana titik selidik tersebut
terletak adalah merupakan daerah yang dicari. Jika yang ditentukan sekarang
adalah $3 dan titik selidik yang dipakai (0,0), maka:
S3 = (x,y) / 6x + 3y < 18)
6.0 + 3.0 < 18.0 + 0 < 18.0 < 18 …. memenuhi

Berarti daerah dimana titik (0,0) merupakan daerah yang dicari yaitu daerah
S3 sedang daerah yang lain adalah daerah S1. Berikut in daerah gambar grafik
fungsi 6x + 3y < 18. Daerah S3 terletak dalam bidang yang diarsir.
Contoh lain, misalkan kita akan melukiskan daerah yang memenuhi persamaan:
1. 6x + 3 ≤ 18
2. 3x - 3y 55. ≤ 21
3. X z0 y ≤ 0
Maka langkah-langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
 Lukis grafik 6x + 3y 18; 3x - 3y 59
 Gunakan salah satu titik selidik, maka didapatkan gambar sebagai berikut:

Keterangan: Bidang yang diarsir adalah daerah yang memenuhi tau dapat disebut
daerah yang feasible.

Telah disebutkan di atas, bahwa metode grafik merupakan salah satu teknik dalam
Linear Programing. Dalam teknik ini, persamaan-persamaan Linear yang merupakan
pembatas Feasible Solution atau Solution Space adalah daerah bidang yang digaris
yang menunjukkan tempat kedudukan titik-titik yang Feasibel. Sedangkan X dan Y,
merupakan variabel-variabel yang akan dikombinasikan dan dicari kombinasi
optimalnya. Selanjutnya solution yang memenuhi fungsi tujuan atau objective
function dan constraint (pembatas) disebut Optimal Solution. Di dalam pemakaian
metode grafik, langkah-langkah yang hams dilakukan adalah:
1. Menentukan fungi tujuan "objective Function" yang akan dicapai.
2. Menentukan batasan-batasan "constrant" yang berlaku dalam bentuk
pertidaksamaan.
3. Menggambarkan masing-masing garis pembatas dalam bidang XY.
4. Mencari titik-titik: yang paling menguntungkan dalam hubungannya dengan
fungsi tujuan.

B. Metode Simplex
Metode Simplex (simple linear example) memecahkan persoalan linear programing
dengan jalan memperoleh suatu pemecahan fesible dengan suatu prosedur diulang-
ulang (interaktif). menvempurnakan pemecahan sampai diperoleh suatu pemecahan
optimal. Perhitungan secara rutin metode simplex didasarkan aljabar matrix berikut
kaidah-kaidahnya. Untuk pemecahan perlu menyatakan suatu kendala ketidaksamaan
menjadi berbentuk persamaan dengan jalan menambahkan variabel slack di sebelah
kiri tanda ketidaksamaan yang bertanda 5, dan menggunakan surplus variabel pada
fungi kendala yang bertanda Secara umum fungsi-fungsi kendala yang dan dapat
dilakukan:

Untuk memudahkan perhitungan, data diatur dalam suatu tabel simplex dimana
perhitungan dilakukan. Berdasarkan angka-angka yang muncul di tabel dilakukan
analisis dan di tabel kesimpulan.
Analisis Output-Input

1. Pengertian Output-Input
Input output merupakan teknik baru yang diperkenalkan oleh Profesor Wassily
W.Leontief pada 1951. Teknik ini dipergunakan untuk menelaah hubungan antar industri
dalamrangka memahami saling ketergantungan dan kompleksitas perekenomian serta
kondisiuntuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik
ini juga dikenal sebagai “analisa industri”.

Sebagian besar kegiatan ekonomi memproduksi barang-barang antara (input) untuk


digunakan lebih lanjut dalam pembuatan barang-barang akhir (output). Pada hakikatnya,
analisa input-output mengandung arti bahwa dalam ekilibrium jumlah nilai uang
antarindustri dan jumlah nilai uang ouput antar industry.

2. Konsep Dasar Analisis Output-Input


a. Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor/industri yang satu sama lain
berinteraksi melalui transaksi jual beli.
b. Output suatu sektor akan didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor-
sektor lainnya dan untuk memenuhi permintaan akhir, baik yang berasal dari rumah
tangga(C), pemerintah (G), investasi (I), maupun permintaan ekspor (X).
c. Input suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor-
sektor lainnya, dari rumah tangga (dalam bentuk jasa tenaga kerja),
pemerintah (misalkan saja dalam bentuk pembayaran pajak tidak langsung),
penyusutan, surplus usaha serta impor (M).
d. Hubungan antara input dengan output adalah linier.
e. Analisis model dilakukan pada kurun waktu tertentu (biasanya setahun)
dimana akan selalu didapat identitas bahwa total input sama dengan total
output.
f. Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dengan
ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut
diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.

3. Tabel Output-Input
Tabel Input - Output Tabel input-output ini, memuat keterangan-keterangan tentang
output suatu sektor yang didistribusikan ke sektor-sektor lain sebagai input dan ke
pemakai akhir sebagai barang konsumsi, di samping dipakai oleh dirinya sendiri sebagai
input. Satuan datanya dapat dalam satuan nilai uang ataupun dalam satuan ¿VLNTabel
input -output sering juga disebut tabel transaksi.
Baris pertama: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran) sektor pertanian
senilai 15 triliun rupaih, 4 triliun rupiah digunakan oleh sektor pertanian sendiri sebagai
input, 5 triliun rupiah digunakan oleh sektor Industri sebagai input, 1 triliun rupiah
digunakan oleh sektor jasa, juga sebagai input. Sisanya sebesar 5 triliun dibeli oleh
konsumen akhir sebagai barang konsumsi.

Baris kedua: menunjukkan bahwa, dari seluruh output (keluaran) sektor industri sebesar
40 triliun rupiah, 6 triliun rupiah digunakan oleh sektor pertanian sebagai input, 10
triliun rupiah digunakan sendiri oleh sektor industri sebagai input, 4 triliun rupiah
digunakan oleh sektor jasa,juga sebagai input. Sisanya sebesar 20 triliun rupiah dibeli
oleh konsumen akhir sebagai barang konsumsi.

Baris ketiga dapat dibaca dengan cara yang sama, seperti membaca baris pertama dan
kedua.

Baris keempat: menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor.
Sektor pertanian menghasilkan nilai tambah 4 triliun rupiah, sektor Industri
menghasilkan 18 triliun rupiah dan sektor jasa menghasilkan 10 triliun rupiah.

Kolom pertama: menunjukkan bahwa, dari 15 triliun rupiah seluruh input (total input)
sektor pertanian, 4 triliun rupiah input dari sektor pertanian sendiri, 6 triliun rupiah
berupa input dari sektor industri, 1 triliun rupiah merupakan input dari sektor jasa, dan
sisanya sebesar 4 triliun rupiah merupakan nilai tambah bagi sektor pertanian. Nilai
tambah ini sering juga disebut input primer. Nilai tambah merupakan selisih dari nilai
total output suatu sektor dengan nilai inputnya. Kolom lainnya dapat dibaca dengan cara
yang sama seperti membaca kolom pertama.

Kolom yang terakhir: menunjukkan nilai total output masing-masing sektor, dan baris
yang terakhir: menunjukkan nilai total input masing- masing sektor. Nilai total input
masing-masing sektor harus sama dengan nilai total outputnya masing-masing.

4. Perubahan Permintaan Akhir, PDB dan Kesempatan Kerja Nilai Tambah


Selisih antara nilai output di suatu sektor dengan nilai inputnya disebut nilai tambah (Value
added). Jumlah nilai tambah yang tercipta di semua sektor perekonomian disebut Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Brutto (GDB). Perubahan permintaan akhir
menyebabkan perubahan output, lebih lanjut perubahan output mempengaruhi nilai tambah dan
kesempatan kerja (tenaga kerja yang diserap).
Kaitan antara perubahan permintaan dengan perubahan output, perubahan output dengan
perubahan nilai tambah dan perubahan kesempatan kerja yang tercipta, dapat dirumuskan
sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai