Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATEMATIKA POGRAM LINIER


DAN LOGIKA MATEMATIKA

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi terdapat
berbagai cabang pembahasan yang ada yang dipelajari siswa dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah maupun perguruan tinggi. Cabang pelajaran yang ada antara lain: logika matematika,
aljabar, ruang dimensi tiga, trigonometri, kalkulus, peluang, dan statistika, Seorang siswa harus
memahami setiap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya agar ia tidak ketinggalan pelajaran dan
bisa mengerti maksud atau kegunaan dari pelajaran tersebut. Selain itu, ia juga harus bisa
mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pelajaran tersebut supaya mendapat nilai yang
bagus. Salah satu bab dalam matematika adalah program linear. Dalam program linear terdapat
persamaan suatu bilangan karena masih masuk dalam aljabar. Dan mempunyai kegunaan yang
penting terutama berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pelajaran ini membahas beberapa
hal atau bagian yang dibatasi oleh syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu adalah susunan
pertidaksaman linear dan tentu di dalamnya masih ada hal-hal lainnya yang saling
berkaitan(berkaitan erat).

BAB II
PEMBAHASAN

1.
A. PROGRAM LINIER
Program linear yaitu suatu metode untuk mencari nilai maksimum atau nilai minimum dari
bentuk linear pada daerah yang dibatasi grafik -grafik fungsi linear.
Himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear dua peubah merupakan suatu
himpunan titik-titik (pasangan berurut (x,y)) dalam bidang cartesius yang memenuhi semua
pertidaksamaan linear dalam sistem tersebut. Sehingga daerah himpunan penyelesaiannya
merupakan irisan himpunan-himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan dalam sistem
pertidaksamaan linear dua peubah itu. Untuk lebih mudah dalam memahami daerah
penyelesaian dari sistem pertidak-samaan linear dua peubah, perhatikan contoh berikut.
Contoh:
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut!
3x + 5y 15
x 0
y 0
Penyelesaian:
Gambar garis 3x + 5y =15, x = 0, dan y =0
Untuk 3x + 5y 15
Pilih titik (0,0), kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
3 0 + 5 0 15
0 15 (benar), artinya dipenuhi
Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (0,0)
Untuk x 0, pilih titik (1,1) kemudian disubstitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi. Sehingga daerah penyelesaiannya adalah daerah yang memuat
titik (1,1)
Untuk y 0, pilih titik (1,1) kemudian substitusikan ke pertidaksamaan sehingga diperoleh:
1 0 (benar), artinya dipenuhi.
Sehingga himpunan penyelesaiannya adalah daerah yang memuat titik (1,1).

B. PERTIDAKSAMAAN LINIER DENGAN DUA VARIABEL


A. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Suatu garis dalam bidang koordinat dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk:
Persamaan semacam ini dinamakan persamaan linear dalam variabel x dan y (dua variabel).
Secara umum, dapat didefinisikan sebagai persamaan linear dengan n variabel x1, x2, . . . xn
dengan a1, a2, . . ., an, b adalah konstanta-konstanta real
Jika melibatkan lebih dari satu persamaan, maka disebut dengan sistem persamaan linear.

Untuk saat ini, pembahasan dibatasi menjadi dua variabel saja. Untuk pertidaksamaan linear,
tanda = diganti dengan , < , , > . Sebagai contoh, untuk pertidaksamaan linear
dua variabel dijelaskan sebagai berikut.
Garis x + y = 2 membagi bidang koordinat menjadi dua daerah, yaitu daerah x + y < -2 dan
daerah x + y > -2.
Sekarang, substitusi titik sembarang, misalnya titik O(0, 0) ke persamaan garis tersebut. Didapat,
0 + 0 = 0 > -2. Ini berarti, titik O(0, 0) berada pada daerah x + y > -2.Daerah x + y > -2 ini diarsir

Daerah yang diarsir berupa daerah segitiga. Tampak bahwa daerah ini merupakan himpunan
penyelesaian sistem pertidaksamaan linear x + y -2, x 0, dan y 0.
Untuk selanjutnya, himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear ini disebut daerah
penyelesaian.

B. Model Matematika
Sistem pertidaksamaan linear yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diterapkan pada
permasalahan sehari-hari dengan memodelkan permasalahan tersebut ke dalam model
matematika.
Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut. PT. Samba Lababan memproduksi ban motor dan
ban sepeda. Proses pembuatan ban motor melalui tiga mesin, yaitu 2 menit pada mesin I, 8 menit
pada mesin II, dan
10 menit pada mesin III. Adapun ban sepeda diprosesnya melalui dua mesin, yaitu 5 menit pada
mesin I dan 4 menit pada mesin II. Tiap mesin ini dapat dioperasikan 800 menit per hari. Untuk
memperoleh keuntungan maksimum, rencananya perusahaan ini akan mengambil keuntungan
Rp40.000,00 dari setiap penjualan ban motor dan Rp30.000,00 dari setiap penjualan ban sepeda.
Berdasarkan keuntungan yang ingin dicapai ini, maka pihak perusahaan merencanakan banyak
ban motor dan banyak ban sepeda yang akan diproduksinya dengan merumuskan berbagai
kendala sebagai berikut.
Perusahaan tersebut memisalkan banyak ban motor yang diproduksi sebagai x dan banyak ban
sepeda yang diproduksi sebagai y, dengan x dan y bilangan asli. Dengan menggunakan variabel
x dan y tersebut, perusahaan itu membuat rumusan kendala-kendala sebagai berikut :
>> Model Matematikanya:
Pada mesin I : 2x + 5y 800 . Persamaan 1
Pada mesin II : 8x + 4y 800 . Persamaan 2
Pada mesin III : 10x 800 . Persamaan 3
x, y bilangan asli : x 0, y 0 . Persamaan 4
Fungsi tujuan (objektif) yang digunakan untuk memaksimumkan keuntungan adalah f(x, y) =
40.000x + 30.000y. Dalam merumuskan masalah tersebut, PT. Samba Lababan telah membuat
model matematika dari suatu masalah program linear.

C. Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif


Dalam pemodelan matematika masalah produksi ban PT. Samba Lababan, kalian akan mencari
nilai x dan y sedemikian sehingga
f(x, y) = 40.000x + 30.000y maksimum.
Bentuk umum dari fungsi tersebut adalah f(x, y) = ax + by. Suatu fungsi yang akan
dioptimumkan (maksimum atau minimum). Fungsi ini disebut fungsi objektif. Untuk
menentukan nilai optimum fungsi objektif ini, kalian dapat menggunakan dua metode, yaitu
metode uji titik pojok dan metode garis selidik. Bentuk umum dari fungsi tersebut adalah f(x, y)
= ax + by. Suatu fungsi yang akan dioptimumkan (maksimum atau minimum). Fungsi ini disebut
fungsi objektif. Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif ini, kalian dapat menggunakan
dua metode, yaitu metode uji titik pojok dan metode garis selidik.
C. 1. Metode Uji Titik Pojok
Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif dengan menggunakan metode uji titik pojok,
lakukanlah langkah-langkah berikut :
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam masalah program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar berarti menunjukkan nilai
maksimum dari fungsi f(x, y), sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari
fungsi f(x, y).
Sebagai contoh, kalian akan memaksimumkan keuntungan PT. Samba Lababan dari produksi
ban dengan model matematika f(x, y) = 40.000x + 30.000y.

Perhatikan daerah penyelesaian dari grafik pada gambar di atas.


a . Titik-titik pojoknya adalah titik O, A, B, C, dan D.
Titik O adalah titik pusat koordinat. Jadi, titik O(0,0).
Titik A adalah titik potong antara garis x = 80 dan sumbu-x.
Jadi, titik A(80, 0).
Titik B adalah titik potong antara garis x = 80 dan garis 8x + 4y = 800
Substitusi x = 80 ke persamaan 8x + 4y = 800 y = 40
Jadi, titik B(800, 40)
Titik C adalah titik potong antara garis 8x + 4y = 800 dan garis 2x + 5y = 800.
Dari 8x + 4y = 800 didapat y = 200 2x.
Substitusi nilai y ke persamaan 2x + 5y = 800
2x + 5 (200 2x) = 800
2x + 1000 10x = 800
-8x = -200
x = 25
Substitusi x = 25 ke persamaan y = 200 2x
y = 200 2.25
y = 150
Jadi titik C( 25, 150)
Titik D adalah titik potong antara garis 2x + 5y = 800 dan sumbu-y.
Substitusikan x = 0 ke persamaan 2x + 5y = 800
2.0 + 5y = 800
5y = 800
y = 160
Jadi titik D(0, 160)
b. Uji titik-titik pojok ke fungsi objektif f(x,y) = 40.000x + 30.000y, sehingga fungsi objektif ini
maksimum.
Dari tabel tersebut dapat diperoleh nilai maksimum fungsi objektif
f(x, y) = 40.000x + 30.000y adalah f(25, 150) = 5.500.000. Jadi, PT. Samba Lababan harus
memproduksi 25 ban motor dan 150 ban sepeda untuk memperoleh keuntungan maksimum.
C. 2. Metode Garis Selidik
Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik,
lakukanlah langkah-langkah berikut.
Tentukan garis selidik, yaitu garis-garis yang sejajar dengan garis
ax + by = k, a 0, b 0, dan k R.
Gambarkan garis selidik-garis selidik tersebut pada koordinat Cartesius!
Untuk menentukan nilai maksimum fungsi tujuan maka carilah garis selidik yang jaraknya
terbesar terhadap titik pusat O(0, 0) dan berada pada daerah penyelesaian. Sedangkan untuk
menentukan nilai minimum fungsi tujuan maka carilah garis selidik yang jaraknya terkecil
terhadap titik pusat O(0, 0) dan berada pada daerah penyelesaian.
C. NILAI OPTIMUM PADA PERMASALAHAN PROGRAM LINIER
Untuk menentukan nilai optimum fungsi objektif dengan menggunakan metode garis selidik,
lakukanlah langkah-langkah berikut:
1. Tentukan model pertidaksamaan dari informasi soal dan gambarkan daerah selesaian dari sistem
pertidaksamaan tersebut pada bidang koordinat.
2. Tentukan garis selidik ax + by = k apabila fungsi objektifnya f(x, y) = ax + by, a, b, dan k
bilangan real.
3. Untuk menentukan nilai maksimum fungsi objektif maka carilah garis selidik dengan nilai k
terbesar dan melalui titik (-titik) pada daerah selesaian. Sedangkan untuk menentukan nilai
minimum fungsi objektif maka carilah garis selidik dengan nilai k terkecil dan melalui titik (-
titik) pada daerah selesaian.
Untuk lebih memahami penerapan langkah-langkah tersebut, perhatikan contoh soal berikut.
Contoh Soal
Seorang peternak ayam petelur harus memberi makanan untuk tiap 50 ekor/hari paling sedikit
150 unit zat A dan 200 unit zat B. Zat-zat tersebut tidak dapat dibeli dalam bentuk murni,
melainkan teerdapat dalam makanan ayam M1 dan M2. Tiap kg makanan ayam M1 mengandung
30 unit zat A dan 20 unit zat B, dan makanan M2 mengandung 20 unit zat A dan 40 unit zat B.
Jika harga M1 adalah Rp 225/kg dan harga M2 adalah Rp 250/kg, dan tiap ekor membutuhkan
125 gr makanan/hari. Berapakah banyaknya makanan M1 dan M2 harus dibeli tiap hari untuk
1000 ekor ayam petelur, supaya harganya semurah-murahnya dan kebutuhan akan zat-zat itu
dipenuhi?
Pembahasan Contoh Soal
Langkah pertama: Ubah permasalahan di atas menjadi model matematika. Misalkan x dan y
secara berturut adalah banyaknya makanan M1 dan M2 yang harus dibeli tiap hari untuk 1000
ekor ayam petelur. Karena tiap 50 ekor ayam dalam tiap harinya harus makan paling sedikit 150
unit zat A dan 200 unit zat B, tiap 1.000 ekor ayam dalam tiap harinya harus makan paling
sedikit 3.000 unit zat A dan 4.000 unit zat B maka. Dan karena tiap ekor membutuhkan 125 gr
makanan/hari, maka 1.000 ekor ayam membutuhkan 125.000 gr atau 125 kg makanan tiap
harinya. Sehingga permasalahan di atas dapat dimodelkan sebagai berikut.
30x + 20y 3.000
20x + 40y 4.000
x + y 125
x0
y 0
x, y bilangan cacah
Fungsi objektif dari permasalahan di atas adalah f(x, y) = 225x + 250y. Sebelum menggambar
grafiknya, sebaiknya kita daftar titik-titik yang dilalui oleh garis-garis batas dari sistem
pertidaksamaan di atas.

Apabila digambarkan, daerah selesaiannya seperti berikut.

Setelah melihat gambar di atas, ternyata garis selidik yang melalui titik (50, 75) yang memiliki
nilai k minimum (nilai k bisa dilihat pada sumbu y, semakin tinggi titik potong garis selidik
terhadap sumbu y, maka semakin besar pula nilai k tersebut, dan sebaliknya). Untuk x = 50 dan y
= 75, diperoleh nilai k-nya adalah 30.000.
Jadi, banyaknya makanan M1 dan M2 harus dibeli tiap hari untuk 1000 ekor ayam petelur
supaya harganya semurah-murahnya dan kebutuhan akan zat-zat itu dipenuhi secara berturut-
turut adalah 50 kg dan 75 kg. Semoga bermanfaat, yos3prens.
2.
A. PERBEDAAN PERNYATAAN DAN BUKAN PERNYATAAN DALAM KALIMAT
TERBUKA.
Sebelum membahas pernyataan, terlebih dahulu kita bahas pengertian kalimat. Kalimat adalah
rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar
dan salah. (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian
antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya.
Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Frodo mencintai 1
4. Asep adalah bilangan ganjil
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya adalah
pernyataan. Sementara contoh nomor 3 dan 4 adalah kalimat yang tidak mempunyai arti.
Sekarang perhatikan contoh di bawah ini!
1. Rapikan tempat tidurmu!
2. Apakah hari ini akan hujan?
3. Berapa orang yang datang?
Kalimat di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
Catatan:
Suatu pernyataan biasa kita simbolkan dengan huruf kecil p,q,r,s, dan sebagainya.
Kalimat Terbuka
Perhatikan contoh berikut ini!
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. seseorang memakai kacamata
3. 2x + 8y > 0
4. x + 2 = 8
Keempat contoh di atas belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat yang demikian itu
dinamakan kalimat terbuka. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah).
Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu akan
menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam semesta
pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota tertentu dalam
semesta pembicaraan.
Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang bernilai benar,
disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh:
x+2=8
x adalah variabel, 2 dan 8 adalah konstanta, dan x = 6 untuk x anggora bilangan real adalah
selesaian.
Secara skematik, hubungan kalimat, pernyataan, dan kalimat terbuka dapat kita rumuskan
sebagai berikut:

Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sebuah alat yang penting untuk berpikir kritis dan
penalaran deduktif. Dalam logika diperlukan adanya proposisi, yakni pernyataan yang bernilai
benar saja atau salah saja.
Contoh:
1. Jumlah dua bilangan genap adalah genap merupakan pernyataan bernilai benar;
2. Kota Semarang terletak di propinsi Jawa Barat merupakan pernyataan bernilai salah;
3. Kerjakan tugasmu bukan merupakan pernyataan.
Pernyataan-pernyataan pada contoh di atas merupakan pernyataan-pernyataan sederhana.
Sedangkan pernyataan yang dirangkaikan dengan perangkai logika dan, atau, tidak,
meskipun, walaupun, jika maka, disebut pernyataan majemuk. Dalam logika
matematika, nilai kebenaran untuk sebuah pernyataan majemuk sudah dirumuskan secara
pasti, sehingga setiap proses penarikan kesimpulan menggunakan logika matematika selalu
dapat dikontrol kevalidannya. Beberapa pernyataan majemuk yang akan diuraikan dalam bab
ini adalah negasi, konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi.
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-oernyataan
dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata
sambung logika (conective logic):
: Merupakan lambang operasi untuk negasi
: Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
: Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
: Merupakan lambang operasi untuk implikasi
: Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi

B. INGKARAN, KONJUNGSI, DISJUNGSI,BIIMPLIKASI


1. Konjungsi
Adalah dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika dan, tetapi, meskipun,
walaupun.
Lambangnya ""
Jika p pernyataan bernlai benar dan q pernyataan bernilai benar, maka pq bernilai benar, selain
itu pqbernilai salah.
Tabel Kebenaran Konjungsi
p q pq
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh:
p: Jakarta ibu kota Indonesia.(B)
q: harimau menyusui anaknya. (B)
pq jakarta ibu kota Indonesia dan harimau menyusui anaknya. (B)

2. Disjungsi
Adalah dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika atau.
Lambang V
Sifat: p atau q bernilai salah jika p salah dan q salah, selain itu benar.
Tabel Kebenaran Disjungsi
p q pVq
B B B
B S B
S B B
S S S

Contoh:
Jika p: Jakarta ibu kota Malaysia (S)
q: 2-4=7 (S)
maka pVq= Jakarta ibu kota Malaysia atau 2-4=7 (S)

3. Implikasi
Adalah suatu pernyataan majemuk p dan q yang digabung dengan memakai kata hubung logika
jikamaka.
Implikasi suatu pernyataan dilambangkan dengan pq. Dibaca :
1. Jika p maka q
2. p berimplikasi q
3. q hanya jika p
4. p syarat cukup untuk q
5. q syarat perlu untuk p

Pada implikasi, p disebut anteseden (hipotesis), q disebut konklusi (kesimpulan).


Nilai kebenaran: untuk pq bernilai salah hanya berlaku untuk p pernyataan bernilai benar dan
q pernyataan bernilai salah.
p q pqpVq
B B B
B S S
S B B
S S B

Implikasi Logis
jika Andi rajin belajar maka Andi naik kelas
Jika pada kenyataannya Andi rajin belajar maka sebagai konskuensi logis dari pernyataan di atas
pasti Andi naik kelas.
Misal p: Andi rajin belajar
q: Andi naik kelas
maka ((pq)p)q, nilainya akan selalu benar.
p q pq ((pq)p) ((pq)p)q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

4. Biimplikasi
Jika dua pernyataan p dan q yang digabungkan dan membentuk kalimat majemuk dengan kata
hubung jika dan hanya jika maka kalimat tersebut membentuk suatu biimplikasi.
Lambang
Contoh: Ayah akan mendapat gaji jika dan hanya jika ayah bekerja.
Pembentukan biimplikasi logis
Jika ada pernyataan p dan q serta pq maka:
p jika dan hanya jika q atau
jika p maka q dan jika q maka p atau
pq(pq)(qp)
Tabel Kebenaran
p q pq
B B B
B S S
S B S
S S B

Negasi Konjungsi
Contoh:
p=saya suka apel
q= saya tidak suka wortel
pq= saya suka apel dan tidak suka wortel.
( pq)= tidak benar bahwa saya suka apel dan tak suka wortel.
pVq=saya tidak suka apel atau suka wortel.
( pq) pVq
p q pq ( pq) pVq
B B B S S
B S S B B
S B S B B
S S S B B

Negasi Disjungsi
Contoh:
p= Andi pergi ke supermarket
q = Andi menonton bioskop
pVq=Andi pergi ke supermarket atau menonton bioskop.
Ingkarannya:
1. tidak benar bahwa Andi pergi ke supermarket atau menonton bioskop. (pVq)
2. Andi tidak pergi ke supermarket dan tidak menontn bioskop. pq
(pVq) pq
p q pVq ( pVq) pq
B B B S S
B S B S S
S B B S S
S S S B B

Negasi Implikasi
Ingkaran dari padalah ( p
Contoh:
p= ibu pergi ke pasar
q=aku mendapat oleh-oleh
pjika ibu pergi ke pasar maka aku mendapat oleh-oleh.
( p tidak benar bahwa jika ibu pergi ke pasar maka aku mendapat oleh-oleh.
pq= ibu pergi ke pasar dan aku tidak mendapat oleh-oleh.
p q p ( p pq
B B B S S
B S S B B
S B B S S
S S B S S

Negasi Biimplikasi
Ingkaran dari biimplikasi: pq( pq) V (qp)
Contoh:
p=Jakarta ibu kota Indonesia
q = 1+1=5
pq=Jakrta ibu kota Indonesia jika dan hanya jika 1+1=5
(pq)=tidak benar bahwa Jakrta ibu kota Indonesia jika dan hanya jika 1+1=5
( pq) V (qp)=Jakarta ibu kota Indonesia dan 1+15 atau 1+1=5 dan Jakarta bukan ibu kota
Indonesia.
p q p ( p ( pq) V (qp)
B B B S S
B S S B B
S B S B B
S S B S S

C. INVERS, KONVERS DAN KONSTRAPOSISI


A. IMPLIKASI
1. Definisi
Implikasi atau pernyataan bersyarat atau kondisional adalah pernyataan majemuk yang disusun
dari dua buah pernyataan p dan q dalam bentuk jika p maka q.
Bagian jika p dinamakan alasan atau sebab dan bagian maka q dinamakan kesimpulan atau
akibat.
2. Notasi
Implikasi jika p maka q dapat ditulis dengan lambang sebagai berikut.
Dibaca :
a. Jika p maka q
b. p berimplikasi q
c. p hanya jika q
d. q jika p
e. q asal saja p
Dalam implikasi p q, p disebut anteseden (hipotesis) dan q disebut konsekuen (konklusi).
3. Tabel Kebenaran
definisi : implikasi p q bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen benar.
pqpq
BBB
BSS
SBB
SSB
4. Contoh
Tentukan nilai kebenaran setiap implikasi berikut.
a. jika 3 + 2 = 5, maka 5 adalah bilangan prima.
b. jika 9 adalah bilangan genap, maka Surabaya ibukota jawa timur.
Jawab :
a. jika 3 + 2 = 5, maka 5 adalah bilangan prima
BB
Implikasi ini bernilai benar, karena alasan benar dan kesimpulan benar.
b. jika 9 adalah bilangan genap, maka Surabaya ibukota jawa timur
SB
Implikasi ini bernilai benar, karena alasan salah dan kesimpulan benar.
B. BIIMPLIKASI
1. Definisi
Biimplikasi atau implikasi dwi arah adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah
pernyataan p dan q dalam bentuk p jika dan hanya jika q.
2. Notasi
Biimplikasi p jika dan hanya jika q dapat ditulis dengan lambang sebagai berikut.
Dibaca :
a. p jika dan hanya jika q
b. p syarat perlu dan cukup bagi q
c. q syarat perlu dan cukup bagi p
3. Tabel Kebenaran
definisi : pernyataan bikondisional bernilai benar hanya jika komponennya bernilai sama.
pqpq
BBB
BSS
SBS
SSB
4. Contoh
Tentukan nilai kebenaran setiap implikasi berikut.
a. (64) = 4, jika dan hanya 64log 4 =
b. x2 4x + 3 = 0 mempunyai akar real jika dan hanya jika x2 4x = 0 tidak mempunyai akar
real.
Jawab :
a. (64) = 4, jika dan hanya jika 64log 4 =
BB
Merupakan biimplikasi yang benar.
b. x2 4x + 3 = 0 mempunyai akar real jika dan hanya jika x2 4x = 0 tidak mempunyai akar
real.
BS
Merupakan biimplikasi yang bernilai salah.
C. KONVERS,INVERS DAN KONTRAPOSISI
1. Definisi
Konvers dari implikasi p q adalah q p
Invers dari implikasi p q adalah ~p ~q
Kontraposisi dari implikasi p q adalah ~q ~p
2. Hubungan antara implikasi, konvers, invers dan kontraposisi
3. Tabel Kebenaran
pqpq
Implikasi q p
Konvers ~ p ~ q
Invers ~ q ~ p
Kontraposisi
BBBBBB
BSSBBS
SBBSSB
SSBBBB
4. Contoh
Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan implikasi berikut.
a. jika harga naik, maka permintaan turun
b. jika x = 5, maka x2 = 25
Jawab :
a. jika harga naik, maka permintaan turun
Konversnya : jika permintaan turun, maka harga naik
Inversnya : jika harga tidak naik, maka permintaan tidak turun
Kontraposisi : jika permintaan tidak turun,maka harga tidak naik.
b. jika x = 5, maka x2 = 25
Konversnya : jika x2 = 25, maka x = 5
Inversnya : jika x 5, maka x2 25
Kontraposisi : jika x2 25 ,maka x 5.

D. MODUS PONENS, MODUS TELLONS DAN SILOGISME


Pembelajaran tentang modus ponens, modus tollens kali ini akan kita dapat di kleas X SMA,
kalau tidak salah judul babnya adalah Logoika Matematika. Terdapat 3 penarikan kesimpulan
yang sah untuk tiap persoalan logika matematika yaitu sebagai berikut:
model 1:
Diketahui premis-premis berikut.
premis (1) : p > q
premis (2) : p
kesimpulan : q
pola penarikan kesimpulan argumentasi di atas adalah modus ponens.
Arti Modus Ponens adalah jika diketahui p q dan p, maka bisa ditarik kesimpulan q.
model 2:
Diketahui premis-premis berikut.
premis (1) : p > q
premis (2) : -q
kesimpulan : -p
pola penarikan kesimpulan argumentasi di atas adalah modus tolens.
Sedangkan Modus Tollens berarti jika diketahu p q dan q, maka bisa ditarik
kesimpulan p.
model 3:
Diketahui premis-premis berikut.
premis (1) : p > q
premis (2) : q > r
kesimpulan : p > r
pola penarikan kesimpulan argumentasi di atas adalah silogisme.
Berikut adalah contoh soal yang masuk dalam Ujian Nasioanl tahun 2006/2007:
Diketahui pernyataan:
1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi
2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung
3. Ani tidak memakai payung
Kesimpulan yang sah adalah
a. hari panas
b. hari tidak panas
c. Ani memakai topi
d. hari panas dan Ani memakai topi
e. hari tidak panas dan ani memakai topi
Penyelesaian untuk kasus tersebut adalah seb agai berikut:
p = hari panas
q = Ani memakai topi
r = Ani pakai paying

p q
~q r
~r
~p
Untuk pembuktian dengan percobaan Benar dan Salah, kasus ini terbukti tautology. Sehingga
jawaban yang mungkian adalah B. hari tidak panas ( ~p)

SILOGISME
Pengertian Silogisme dan Contoh Silogisme | Apa itu silogisme? Silogisme adalah jenis
penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan terbesar dari ahli
filsafat terkenal, Aristoteles. Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument
deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan
tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru
(kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum (premis mayor) dan premis yang
kedua disebut premis khusus (premis minor). Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan
premis-premis yang ada. Jika premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.

Dalam penerapannya, ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan
silogisme alternatif. Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi
(premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris:
Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)
Afdan adalah manusia (premis minor)
Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan
premis minornya merupakan pernyataan kategoris. Contoh silogisme hipotesis:
Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
Hari ini tidak hujan (premis minor)
Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).
Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh
silogisme alternatif:
Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
BAB III
PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
para pembaca khusus pada penulis. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai