Manajemen yang dalam bahasa Inggris ditulis 'management' berasal dari kata kerja ‘to
manage’ yang artinya mengatur, mengurusi, mengendalikan atau menangani sesuatu. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen tersebut.
Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan, yaitu:
- Apa yang diatur?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods,
materials, machines dan market, disingkat dengan 6 M dan semua aktivitas yang ditimbulkan
dalam proses manajemen itu
- Kenapa harus diatur?
Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi dan terkoordinasi dalam
mencapai tujuan yang optimal
- Siapa yang mengatur?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui instruksi
atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajamen tertuju serta terarah kepada tujuan
yang diinginkan
- Bagaimana mengaturnya?
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian)
- Dimana harus diatur?
Pengaturan dilakukan di dalam suatu organisasi (wadah/tempat), sebagai tempat kerjasama,
proses manajemen, pembagian kerja, pendelegasian wewenang, koordinasi dan integrasi
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (pelayanan dan atau laba/profit)
- Kapan diaturnya?
Penentuan waktu dalam perencanaan harus dilakukan karena dalam manajemen, waktu
adalah salah satu sumberdaya yang sangat penting.
Seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang
terpisah dan berbeda-beda, kecakapan untuk menciptakan sesuatu gambaran tentang visi tertentu,
kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills (keterampilan) atau kecakapan yang
efektif.
Manajer adalah seorang ilmuan dan sekaligus seniman, yang mengandalkan diri pada
ilmu, ia pun harus mempunyai ’firasat, keyakinan-keyakinan dan kreativitas’ dan menguasai
cara-cara penerapannya. Karena ia seorang yang mempunyai pengetahuan luas tentang
manajemen, bisa saja gagal dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang manajer yang
kompeten, jika ia kurang mengusai art of management (seni manajemen).
Manajemen sebagai profesi, dimana pekerjaan dilakukan atas dasar tujuan tertentu
(motif) bukan sekedar kesenangan atau pengabdian. Kaitannya dengan manajemen profesi, maka
dikenal tipe managerial elite sebagai berikut:
Setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
merupakan sesuatu hasil (generalis) yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Menurut G.
R. Terry, tujuan merupakan hasil yang diinginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta
memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer.
Dalam menetapkan tujuan harus didasarkan pada analisis ”data, informasi dan potensi”
yang dimiliki serta memilihnya dari alternatif-alternatif yang ada.
Tujuan-tujuan ini dapat dikaji dari beberapa sudut dan dibedakan sebagai berikut:
Fungsi-fungsi manajemen
Sampai sekarang belum ada kesepakatan baik diantara para praktisi maupun para teoritisi
mengenai apa saja yang menjadi fungsi-fungsi atau tugas-tugas manajemen. Untuk pembahasan
kita, baiklah kita ambil konsep paling sederhana yang diajukan oleh George R. Terry yang
meliputi 4 buah fungsi manajemen, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penggerakkan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)
Perencanaan (Planning)
Secara sederhana perencanaan dapat dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan
untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan. Tetapi biasanya secara lebih detail perencanaan
dirumuskan sebagai penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut: apa yang harus dicapai, bilamana hal tersebut harus dicapai,
dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab
atas pencapaian tujuan, dan mengapa sesuatu hal harus dicapai.
Di dalam bahasa Inggris perencanaan (planning) dirumuskan sebagai tindakan yang harus
dilakukan dalam menjawab 6 buah pertanyaan yang lazim dikenal sebagai 5 W + 1 H, yaitu:
Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi berasal dari bahasa Yunani Organon atau dalam bahasa Latin organum yang
artinya alat, bagian atau anggota badan. Dari berbagai macam batasan organisasi dapat disarikan
adanya dua pengertian, yaitu pertama rumusan
J.D. Mooney yang menyatakan organisasi sebagai perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama, dan kedua batasan C.I. Barnard yang menyebutkan organisasi sebagai sistem
dari usaha-usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan demikian
organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam pengertian: sebagai alat dan sebagai fungsi atau
organisasi sebagai manajemen. Dengan perkataan lain, berdasarkan sifatnya organisasi dapat
dibedakan antara organisasi statis dan organisasi dinamis.
Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara
orang-orang yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan. Sedangkan
organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema
organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari
orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Ringkasnya organisasi dinamis adalah kegiatan-
kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.
Penggerakkan (Actuating)
Fungsi penggerakan dalam suatu organisasi adalah usaha atau tindakan dari pimpinan
dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat bawahan tahu pekerjaannya sehingga dengan
sadar menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tindakan penggerakan ini oleh para ahli adakalanya diperinci lebih lanjut ke dalam tiga
tahap tindakan sebagai berikut:
1. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan
kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating.
2. Pemberian bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut
leading, yang meliputi beberapa tindakan seperti: pengambilan keputusan, mengadakan
komunikasi agar ada bahasa yang sama antara pimpinan dan bawahan, memilih orang-orang
yang menjadi anggota kelompok, dan memperbaiki sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
bawahan.
3. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-
petunjuk yang benar, jelas, dan tegas. Segala saran-saran dan perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas dan tegas agar terlaksana
dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah fungsi atau tugas dari pimpinan untuk mencocokan sampai di
manakah program atau rencana yang telah ditetapkan dilaksanakan. Dengan pengawasan akan
diketahui adanya kekurangan, hambatan-hambatan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan untuk
kemudian dicari jalan mengatasinya.
Tujuan Pengawasan adalah untuk:
a) Mengetahui apakah segala pekerjaan berjalan lancar dan efisien sesuai dengan rencana,
petunjuk, dan perintah yang diberikan, yang meliputi bidang-bidang: penggunaan budget,
mutu maupun jumlah hasil pekerjaan, bahan (material), waktu, dan tenaga
b) Mencari jalan keluar untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kegagalan serta
mencegah terjadinya hal yang sama.
Acapkali fungsi pengawasan sering disalah artikan sebagai pekerjaan untuk ‘mencari-
cari’ kesalahan, sehingga petugas pengawas sering tidak mendapatkan layanan yang semestinya.
Hal ini tidak benar. Karena pengawasan adalah proses yang menentukan tentang apa yang harus
dikerjakan agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana.
Dengan demikian pengawasan harus dilakukan baik pada tingkat atas (administratif)
maupun pada tingkatan pelaksanaan (operasional). Pengawasan administratif dilakukan dalam
rangka tujuan organisasi dan kebijaksanaan, mengenai sikap, kelakukan, dan cara berfikir,
sedangkan pengawasan operasional dilakukan terhadap kegiatan atau cara bekerja.