Anda di halaman 1dari 29

PROGRAMASI LINIER

Inisiasi ke- 3
Mata Kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi

Penulis : Rudi Setiawan, S.ST, M.M


Email : rudisetiawan.bps@gmail.com
Penelaah : Rini Yayuk Priyati, S.E, M.Ec, Ph.D
Email : rpriyati@ecampus.ut.ac.id

www.ut.ac.id
Programasi Linier

Topik Pembahasan:
1. Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier
2. Teknik Metode Grafik
3. Metode Simpleks
4. Teori Dualitas
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Programasi Linier adalah suatu teknik matematika dalam menentukan alokasi


sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dengan kendala tertentu. Istilah
“programasi” dapat diartikan sebagai planing, sedangkan “linier” mengandung arti
semua fungsi atau persamaan dalam model merupakan fungsi linier.
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Simbol-simbol yang digunakan dalam menyusun model programasi linier adalah


sebagai berikut:
m = macam kendala sumber atau fasilitas yang tersedia
n = macam aktivitas yang menggunakan sumber tersebut
i = nomor setiap macam sumber yang tersedia (i = 1,2,…,m)
j = nomor setiap macam aktivitas yang menggunakan sumber yang tersedia
(j = 1,2,…,n)
= tingkat aktivitas (j = 1,2,…,n)
= banyaknya sumber I yang digunakan untuk menghasilkan setiap unit output j (i =
1,2,…,m dan j = 1,2,…,n)
= banyaknya sumber i yang tersedia untuk dialokasikan ke setiap jenis aktivitas (i =
1,2,…,m)
Z = nilai yang dimaksimumkan atau diminimumkan
= kenaikan nilai Z apabila ada pertambahan tingkat aktivitas () dengan satu satuan,
atau merupakan sumbangan setiap satuan output aktivitas j terhadap nilai Z.
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Terminologi umum model programasi linier dapat diringkas sebagai berikut:


1. Fungsi yang dimaksimumkan atau diminimumkan disebut juga fungsi tujuan
(objective function).
Z = ++…+
2. Fungsi pembatas dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Fungsi pembatas fungsional yang jumlahnya sebanyak m, yaitu
+++…+
untuk i = 1,2, …, m
b. Fungsi pembatas non-negatif (non-negativity constraints) yakni fungsi
pembatas yang dinyatakan dengan . Artinya, nilai tidak mungkin bertanda negatif.
c. Peubah variabel disebut sebagai variabel penentu (decision variabel).
d. disebut sebagai parameter modal.
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Asumsi dasar yang digunakan adalah:


1. Proporsional. Perubahan nilai z dan penggunaan sumber yang tersedia berubah
secara sebanding atau proporsional dengan perubahan tingkat aktivitasnya Z.
2. Nilai tujuan setiap aktivitas tidak saling mempengaruhi. Kenaikan nilai pada
fungsi tujuan Z yang disebabkan kenaikan suatu aktivitas dapat ditambahkan
tanpa mempengaruhi bagian nilai z yang diperoleh dari aktivitas lain.
3. Divisibility. Output yang dihasilkan oleh setiap kegiatan dapat berupa bilangan
pecahan.
4. Deterministic. Semua parameter yang terdapat dalam model dapat diperkirakan
dengan pasti.
5. Acountability for resource. Sumber-sumber yang tersedia dapat dihitung,
sehingga dapat dipastikan berupa bagian yang terpakai dan berapa bagian yang
tidak terpakai.
6. Linearity of objective. Fungsi tujuan harus dapat dinyatakan sebagai fungsi linier.
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Contoh 1:
PT “Painter” memproduksi dua jenis cat, yaitu cat ekterior dan cat interior, masing-
masing produk mendatangkan keuntungan sebesar Rp. 25 ribu per unit untuk cat
eksterior dan Rp. 15 ribu per unit untuk cat interior. Cat eksterior dibuat dari
campuran bahan mentah A, B, C. Sedangkan cat interior hanya dibuat dari campuran
A dan B. Tiap unit cat eksterior membutuhkan dari 3 unit bahan mentah A, 2 unit
bahan mentah B dan 3 unit bahan mentah C. Sementara tiap unit cat interior
menggunakan 3 unit bahan mentah A dan 4 unit bahan mentah B. Jumlah bahan
mentah A yang tersedia untuk diolah adalah sebanyak 24 unit, bahan mentah B
sebanyak 20 unit, dan bahan mentah C sebayak 21 unit.
Pertanyaan: Formulasikan model progamasi linier di atas perusahaan memperoleh
keuntungan maksimum!
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Jawab:
Misalkan: X = cat eksterior dan Y = cat interior; Kendala bahan mentah
A = 24 unit, bahan mentah B = 20 unit; dan bahan mentah C = 21 unit
Maka formulasi model programasi linier adalah sebagai berikut:
Fungsi tujuan:
Maksimumkan Z = 25X + 15Y
Kendala: (1) 3X + 3Y ≤ 24 masukan A
(2) 2X + 4Y ≤ 20 masukan B
(3) 3X ≤ 21 masukan C
X,Y ≥ 0 kendala non negatif

(Artinya barang X dan Y yang dihasilkan tidak mungkin negatif)


Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Contoh 2:
Pabrik roti “Enak” akan memperluas pasar dengan memasang iklan untuk
menembus pasaran sekurang-kurangnya 100.000 langganan. Program ini akan
dilaksanakan dengan tingkat biaya yang serendah mungkin. Pabrik tersebut
mempunyai dua media iklan yaitu radio dan surat kabar dengan tarif $10 per spot
iklan di radio dan $20 per mm kolom surat kabar. Setiap spot iklan di radio dapat
mencapai 1000 orang langganan dan setiap mm iklan di surat kabar mencapai 1800
orang langganan. Berdasarkan perjanjian, pemasangan iklan di radio dan surat kabar
tersedia waktu selama 200 jam. Padahal untuk menyediakan setiap mm iklan di
surat kabar diperlukan waktu 3 jam sedang untuk iklan di radio diperlukan waktu 1
jam untuk setiap spot.
Buatlah model programasi liniernya untuk menggambarkan permasalahan tersebut.
Prinsip-prinsip Dasar Programasi Linier

Jawab:
Misalkan:
= jumlah radio spot yang digunakan
= jumlah mm surat kabar yang digunakan
Fungsi tujuan:
Minimumkan Z = 10 +
Fungsi-fungsi pembatas:
Sasaran langganan 1000 + ≥ 100.000
Persiapan + ≤ 200
Penggunaan surat kabar ≥ 10
Spot radio ≥0
Metode Grafik

Metode Grafik merupakan salah satu teknik programasi linier dengan cara
menggambarkan sistem koordinat (sumbu x dan y). Sumbu x dan y merupakan
variabel yang ingin dikombinasikan dan selanjutnya menentukan kombinasi yang
paling optimal. Apabila kita ingin menghitung kombinasi lebih dari 2 variabel, maka
kita menggunakan metode lainnya yaitu Metode Simpleks.
Langkah-langkah pemakaian metode grafik:
1. Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai dalam bentuk fungsi linier;
2. Mengidentifikasikan kendala yang berlaku dalam bentuk fungsi linier;
3. Menggambarkan masing-masing garis pembatas dalam satu sistem salib sumbu;
4. Mencari titik-titik yang paling “menguntungkan” dalam hubungannya dengan
fungsi tujuan.
Metode Grafik

Kembali ke Contoh 1 sebelumnya:


Fungsi tujuan:
Maksimumkan Z = 25X + 15Y
Kendala: (1) 3X + 3Y ≤ 24 masukan A
(2) 2X + 4Y ≤ 20 masukan B
(3) 3X ≤ 21 masukan C
X,Y ≥ 0 kendala non negatif

Pertidak samaan Kendala (1) 3X + 3Y ≤ 24


Diubah dulu menjadi persamaan 3X + 3Y = 24
Titik potong dengan sumbu X terjadi pada saat Y = 0, sehingga:
3X + 0 = 24; dan X = 8,  titik potong pada sumbu X adalah A (8,0)
Titik potong pada sumbu Y terjadi pada saat X = 0, sehingga:
0 + 3Y = 24; dan Y = 8,  titik potong pada sumbu Y adalah B (0,8)
Metode Grafik

Dengan cara yang sama, pertidak samaan kendala (2) 2X + 4Y ≤ 20


Diubah menjadi persamaan 2X + 4Y = 20, sehingga diperoleh titik potong adalah
C (10,0) dan D (0,5). Jika digambarkan fungsi tujuan dan kendala seluruhnya dalam
satu grafik adalah sbb:
Metode Grafik

Nilai X dan Y dapat dicari sebagai berikut: dari tiga persamaan di atas, yaitu:
(1) 3X + 3Y ≤ 24  diubah menjadi 3X + 3Y ≤ 24
(2) 2X + 4Y ≤ 20  diubah menjadi 2X + 4Y ≤ 20
(3) 3X ≤ 21  diubah menjadi 3X = 21, X = 7

Untuk mencari nilai Y, masukkan nilai X = 7 kesalah satu persamaan (1) atau (2)
sehingga didapat nilai Y = 1

Keuntungan maksimum adalah:


Z = Rp. 25 (7) + Rp. 15 (1) = Rp. 190 ribu
Metode Grafik

Cara lain untuk mencari titik optimal yang memenuhi semua kendala dapat
dilakukan misalnya dengan memasukkan nilai z = 150 (garis putus warna merah
pada bagian bawah titik X = 6). Karena belum optimal, geser garis ke kanan,
sehingga menyinggung daerah yang feasibel di titik C optimal (X = 7), dan semua
kendala masih terpenuhi. Sehingga diperoleh:

- Cat ekterior (X) yang dihasilkan sebesar 7 unit


- Cat interior (Y) yang dihasilkan sebesar 1 unit
- Keuntungan yang didapat sebesar Rp. 190 ribu

Jumlah masukan yang terpakai:


Masukan A = 3(7) + 3(1) = 24  habis terpakai
Masukan B = 2(7) + 4(1) = 18  sisa 2 (yaitu 20-2)
Masukan C = 3(7) = 21  habis terpakai
Metode Grafik

Beberapa catatan tentang metode grafik:


1. Bila fungsi tujuan bersifat minimisasi maka alternatif yang optimal adalah
alternatif yang dapat meminimumkan nilai Z, sebaliknya bila permasalahan
maksimisasi artinya tujuan yang ingin dicapai adalah laba/ semaksimal mungkin.
2. Fungsi pembatas pada masalah minimisasi adalah “≥” (lebih besar sama
dengan). Dengan demikian daerah yang feasibel ada di sebelah kanan k = garis
pembatas.
3. Apabila kendala bertanda “=“ maka titik optimal berada di sepanjang garis
kendala tersebut.
4. Perlu dibedakan antara no feasible solution dengan no optimal solutian.
Keduanya mempunyai arti bahwa suatu jawaban yang optimal tidak dapat
diperoleh karena tidak adanya daerah feasible atau ada kendala yang tidak
membatasi nilai Z, dengan kata lain tidak dapat digambarkannya daerah feasible
pada grafik.
Metode Simpleks

Metode simpleks adalah salah satu cara memecahkan masalah programasi linier
yang mempunyai lebih dari dua variabel. Untuk programasi linier yang memiliki dua
variabel cukup menggunakan metode grafik.
Fungsi tujuan:
Maks imumkan Z = +++…+ , atau: Z = , dimana: j =
1,2,…,n
Sedangkan bentuk standar fungsi-fungsi pembatasnya adalah:
+++ … + + =
+++ … + + =
+++ … + + =
. . . . . .
. . . . . .
+++ … + + =
dimana: m = jumlah fungsi berkendala,
n = jumlah variabel
= variabel slack
Metode Simpleks

Langkah-langkah perubahan permasalahan programasi linier sebelum dimasukkan


ke tabel simpleks adalah sebagai berikut:

Langkah 1, Perubahan pada bentuk fungsi tujuan. Variabel yang terletak disebah
kanan tanda sama dengan dipindah ke kiri sehingga menjadi:
Z - +++…+= 0
1. x
Langkah 2, Merubah bentuk fungsi yang berbentuk ketidaksamaan (tanda ≤)
menjadi persamaan ( = ) dengan menambahkan variabel slack, yaitu , ,…,
Terkadang simbol , ,…, tidak digunakan melainkan simbol
, ,…, sebagai identity.
Metode Simpleks

Langkah 3, Menuangkan fungsi tujuan dan fungsi kendala ke dalam tabel simplek,
yang bentuk umumnya adalah sebagai berikut:
Metode Simpleks

Beberapa istilah dalam tabel simpleks adalah sebagai berikut:

1. Main body, yaitu bidang yang berisi koefisien variabel fungsi pembahas
2. Identity, yaitu bidang-bidang yang berisi koefisien-koefisien variabel slack
fungsi-fungsi pembatas.
3. Nilai kanan, yaitu nilai yang terletak disebelah kanan tanda sama dengan
4. Variabel dasar, yaitu variabel yang nilainya sama dengan sisi kanan persamaan
Metode Simpleks

Kembali ke Contoh 1 sebelumnya,


Permasalahan programasi linier sebelumnya diubah menjadi:
Fungsi tujuan: Z - 25X - 15Y = 0
Kendala: 3X + 3Y + = 24
2X + 4Y + = 20
3X + = 21
Tabel simpleksnya adalah
Variabel Nilai
Z X Y
Dasar Kanan
Z 0 -25 -15 0 0 0 0
0 3 3 1 0 0 24
0 2 4 0 1 1 20
0 3 0 0 0 1 21
Metode Simpleks

Langkah 4, pilih kolom kunci, yaitu memilih baris tujuan yang memiliki nilai negatif
terbesar. Baris Z adalah yang memiliki nilai negatif terbesar.

Variabel Nilai
Z X Y
Dasar Kanan
Z 0 -25 -15 0 0 0 0
0 3 3 1 0 0 24
0 2 4 0 1 1 20
0 3 0 0 0 1 21

Kolom
Kunci
Metode Simpleks

Langkah 5, Pilih baris kunci. Yaitu dengan cara membagi nilai kanan dengan kolom
kunci. Baris kunci ditunjukkan dengan indeks nilai positif terkecil yaitu baris = 7.

Variabel Nilai
Z X Y
Dasar Kanan
Z 0 -25 -15 0 0 0 0
0 3 3 1 0 0 24 24/3 = 8
0 2 4 0 1 1 20 20/2 = 10
0 3 0 0 0 1 21 21/3 = 7

Angka Baris
Kunci Kunci
Metode Simpleks

Dari perpotongan kolom kunci dan baris kunci diperoleh angka kunci. Angka ini
merupakan variabel dasar untuk mendapatkan nilai selanjutnya (angka kunci = 3).

Langkah 6, Dengan angka kunci, lakukan perubahan pada baris kunci dengan cara
membagi semua angka tersebut dengan angka kunci. Hasilnya sebagai berikut:

Kolom X = 3/3 = 1 Kolom = 0/3 = 0 Kolom = 1/3


Kolom Y = 0/3 = 0 Kolom = 0/3 = 0 Kolom NK = 21/3 = 7

Sehingga baris kunci baru menjadi:

Variabel Nilai
Z X Y
Dasar Kanan
0 1 0 0 0 1/3 7
Metode Simpleks

Langkah 7, Dengan dasar baris kunci baru kemudian dilakukan perubahan pada
baris-baris yang lain dengan rumus sebagai berikut:

Barus baru = baris lama – (angka pada kolom kunci x


nilai baru barus kunci)

Baris Z
Kolom X = 1-(25.0) = 1 Kolom = 0-(-25.0) = 0 Kolom = 0-(-25.(1/3)=25/3
Kolom Y = -15-(-25.0)=-15 Kolom = 0-(-25.0) = 0 Kolom NK = 0-(-25.7) = 175
Sehingga baris baru baris Z menjadi:
Baris Lama Z 0 -25 -15 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1/3 7
1 0 -15 0 0 25/3 175

Angka pada kolom kunci


Metode Simpleks

Cara yang sama dilakukan pada baris yang lain:


Baris

Baris Lama 0 3 3 1 0 0 24
0 1 0 0 0 1/3 7
0 0 3 1 0 -1 3

Baris
Baris Lama 0 2 4 0 1 0 20
0 1 0 0 0 1/3 7
0 0 4 0 1 -2/3 6
Metode Simpleks

Sehingga tabel simpleks kedua menjadi

Nilai
Variabel Dasar Z X Y Kanan
0 0 -15 0 0 25/3 175
0 0 3 1 0 -1 3
0 0 4 0 1 -2/3 6
X 0 1 0 0 0 1/3 7

Angka kunci untuk iterasi berikutnya


Metode Simpleks

Karena penyelesaiannya belum optimal maka dilakukan iterasi berikutnya. Sampai


tabel simpleks ketiga konsisi optimal tercapai, yaitu sebagai berikut:

Nilai
Variabel Dasar Z X Y Kanan
1 0 0 0 0 -10/3 190
0 0 1 1/3 0 -1/3 1
0 0 0 -4/3 1 2/3 2
X 0 1 0 0 0 2/3 7

Kesimpulan:
- Jumlah keuntungan = Rp. 190
- Jumlah X (cat ekterior) yang diproduksi = 7 unit
- Jumlah Y (cat interior) yang diproduksi = 1 unit
- Sisa masukan B yang tersisa = 2 unit
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai