Anda di halaman 1dari 90

Pertemuan Ke- 1

BAB I - PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Teknik Riset Operasi

 Morse dan Kimball


Sebagai metode ilmiah yang memungkinkan para manager
mengambil keputusan mengenai kegiatan yang ditangani
dengan dasar kuantitatif.

 Churchman, Arkoff dan Arnoff


Sebagai aplikasi metode-metode, teknik-teknik dan
peralatan ilmiah dalam menghadapi masalah-masalah yang
timbul di dalam operasi perusahaan dengan tujuan
ditemukannya pemecahan yang optimum masalah-masalah
tersebut.
1
 Miller dan M.K. Star
Sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu
pengetahuan, matematika dan logika dalam kerangka
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari,
sehingga dapat dipecahkan secara optimal.

Riset Operasi dipandang sebagai ilmu dan seni yaitu :


 Riset Operasi sebagai ilmu artinya suatu teknik/metode matematis untuk
memecahkan persoalan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

 Riset Operasi sebagai seni artinya keberhasilan dalam implementasi hasil


akhir adalah merupakan hasil kreativitas dari kemampuan pribadi pada
kelompok yang terlibat dalam riset operasi dalam mengambil keputusan.

2
1.2 Sejarah dan manfaat Teknik Riset Operasi

 Sejarah TRO

 Manfaat Teknik Riset Operasi adalah


1. Dalam proses produksi, dengan bahan mentah yang serba terbatas
harus dibuat produk sehingga dapat dicapai jumlah hasil penjualan yang
maksimal.
2. Dengan jumlah pemberi pelayanan yang terbatas harus dicapai
pemberian pelayanan dalam waktu minimum.
3. Dengan jumlah biaya transfortasi yang minimum jumlah pemintaan
terpenuhi.
4. Dicapai jumlah stok yang optimum dengan biaya yang minimum.
5. Suatu proyek harus selesai dalam waktu yang secepat mungkin.

3
1.3 Model-model dalam Teknik Riset Operasi

Model yang terdapat di dalam riset operasi adalah:


1. Model Ikonik merupakan tiruan fisik seperti bentuk aslinya
dalam skala lebih kecil.
2. Model Analog adalah suatu yang bentuk fisiknya berbeda
tetapi mempunyai sifat yang sama dengan model
sebenarnya.
3. Model Simbolik adalah model yang menggunakan huruf,
angka-angka dan simbol lainnya untuk menyajikan
karakteristik sistem yang dimodelkan.
4. Model Matematis adalah model yang menggunakan simbol
matematis.
Pertemuan Ke - 2
BAB II - PROGRAM LINIER

2.1 Langkah-langkah analisis


Langkah-langkah yang dilalui
dalam melakukan aplikasi operasi
adalah sebagai berikut :
1. Definisi masalah

Dalam tahap ini terdapat 3 unsur yang utama :


• Tujuan: penetapan tujuan untuk membantu mengarah /
menuju pada pemusatan tujuan yang ingin dicapai.
• Variabel keputusan : variabel-variabel yang
mempengaruhi persoalan dalam pengambilan
keputusan.
• Kendala (contrain) : batasan-batasan yang
mempengaruhi persoalan terhadap tujuan yang ingin
dicapai.
2. Pengembangan model
Kumpulkan data untuk menaksir besaran parameter
yang berpengaruh terhadap persoalan yang dihadapi.
Taksiran ini digunakan untuk membangun dan
mengevaluasi model matematis dari persoalannya.

3. Pemecahan model
Dalam memformulasikan persoalan ini biasanya
digunakan model analitik yaitu model matematis yang
menghasilkan persamaan, sehingga didapatkan
pemecahan yang optimum.
4. Pengujian keabsahan model
Tentukan apakah model matematis yang dibangun
telah menggambarkan keadaan nyata secara akurat.
Jika belum buatlah model yang baru.

5. Implementasi hasil akhir


Kita harus menerjemahkan hasil studi atau atau hasil
perhitungan ke dalam bahasa sehari-hari yang mudah
dimengerti.
2.2 MODEL LINIER
Pengantar
• Suatu model umum yang dapat digunakan dalam
pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang
terbatas secara optimal
• Menggunakan model matematis
• Mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
suatu hasil yang optimal

Pengertian
Secara umum arti dari pemrograman linier adalah suatu teknik
perencanaan yang bersifat analitis yang analisis-analisisnya memakai
model matematis, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi
alternatif pemecahan masalah.
Bentuk model
Linier programming (pemrograman linier) merupakan
sebuah model untuk mencari harga optimum (maksimum
atau minimum) sebuah fungsi linier yang membuat
beberapa variabel, dimana harga-harga variabel tersebut
dibatasi oleh beberapa fungsi linier lainnya.
Bentuk umum suatu model pemrograman linier adalah:
n
maximum (minimum) Z= ∑ Cj Xj
j
dengan kendala:
n
∑ aij xj ≥≤ bi , i = 1, …, m
j
xj ≥ 0 , j = 1, … , n
atau ditulis lengkap
max (min) Z = c1x1 +c2x2 + … + cnxn
dengan kendala
a11x1 + a12x2 + … + a1nxn   b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn   b2
…………..
…………..
am1x1 + am2x2 + … + amn xn   bm
x1, x2, …, xn  0
Dimana:
xj = variabel keputusan
Z = c1x1 + c2x2 + … + cnxn adalah fungsi
tujuan
cj = bilangan riil, koefisien xj pada fungsi tujuan
aij = bilangan riil, koefisien xj pada kendala
bi = bilangan riil, harga batas kendala i
Asumsi dalam Model Program Linier

1. Asumsi kesebandingan ( proportionality )


a. Kontribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan
adalah bersifat sebanding dengan nilai variabel keputusan
b. Kontribusi suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap
pembatas juga sebanding dengan nilai variabel keputusan

2. Asumsi penambahan ( Additivity )


a. Kontribusi setiap variabel keputusan terhadap fungsi tujuan
bersifat tidak bergantung pada nilai dari variabel keputusan yang
lain
b. Kontribusi suatu variabel keputusan terhadap ruas kiri dari setiap
pembatas bersifat tidak bergantung pada nilai dari variabel
keputusan yang lain.
3. Asumsi pembagian ( divisibility )
Dalam persoalan program linier, variabel keputusan
boleh diasumsikan berupa bilangan pecahan

4. Asumsi kepastian ( Certainty )


Setiap parameter , yaitu koefisien fungsi tujuan, ruas
kanan, dan koefisien teknologis, diasumsikan dapat
diketahui secara pasti
BAB III
TEKNIK PEMECAHAN MODEL PROGRAM LINIER

3.1 Metode Grafik

Metode grafik hanya dipergunakan untuk model linier


programming yang memuat 2 variabel keputusan,
dengan cara menggambarkan grafik garis-garis
kendalanya.
Langkah-langkah Penyelesaian Metode Grafik :

1. Gambarkan sebuah bidang koordinat dengan kedua


variable sebagai sumbu-sumbu koordinat.
2. Gambarkan garis-garis kendala dengan menganggap
kendalanya sebagai persamaan.
3. Tentukan daerah dalam bidang koordinat yang memenuhi
semua kendala disebut daerah feasible / daerah layak
(DF).
4. Tentukan koordinat semua titik sudut DF
5. Hitung harga fungsi tujuan untuk semua titik sudut, pilih
harga yang optimal merupakan penyelesaian yang dicari.
Contoh:
Suatu pabrik sepatu “BATA” membuat 2 macam sepatu, masing-
masing dengan merk A dan B. Sepatu merk A dibuat dengan sol karet
dan merk B dibuat dengan sol dari kulit. Untuk membuat sepatu
perusahaan memiliki 3 macam mesin. Mesin I, khusus untuk membuat
sol dari karet, mesin II khusus membuat sol dari kulit dan mesin III
membuat bagian atas sepatu dan melakukan assembling bagian atas
dengan sol. Setiap lusin sepatu merk A, mula-mula dikerjakan di mesin I
selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin II terus dikerjakan di mesin
III selama 6 jam. Untuk sepatu merk B tak diproses di mesin I, tetapi
langsung dikerjakan di mesin II selama 3 jam, kemudian di mesin III
selama 5 jam. Jam kerja maksimum setiap hari untuk mesin I = 8 jam,
mesin II = 15 jam, dan mesin III = 30 jam. Sumbangan terhadap
keuntungan untuk setiap lusin sepatu merk A Rp. 300.000,- dan merk B
Rp. 500.000,-
Pertanyaan: tentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merk A dan merk B
yang dibuat agar dapat memaksimumkan keuntungan.
Masukkan angka-angka dalam matriks
Dimana: X = sepatu merk A Y = sepatu merk B

mesin Jam kerja mesin Laba

Merk sepatu I II III Rp (000)

A 2 - 6 300
B - 3 5 500

Kapasitas maksimum 8 15 30

15
Pertemuan Ke- 3
Metode simpleks

3.2 Metode simpleks

1. Gagasan tentang Metode simpleks.


Pada intinya, apa yang dilakukan metode simpleks adalah
menerjemahkan definisi geometris dari titik ekstrim pada
metode grafik menjadi definisi aljabar.
2. Bentuk linier programming baku (standar).

a. Semua batasan/kendala adalah persamaan


(dengan sisi kanan yang non negatif).
b. Semua variabel/peubah adalah non negatif.
Peubah yang tidak terbatas yi dapat diungkapkan
dalam 2 peubah tak negatif dengan
menggunakan penggantian: yi = yiI – yiII , yiI, yiII 
0 penggantian ini harus dilaksanakan pada
semua kendala dan juga fungsi tujuan.
c. Fungsi tujuan dapat berupa pemaksimuman atau
peminimuman.
4. Penyelesaian metode simpleks
Table simpleks awal
Variabel objectif cj c1 c2 … cn 0 0 … 0
Dasar tujuan k x1 x2 … xn s1 s2 … sn
q

s1 0 b1 a11 a12 … a1n 1 0 … 0


s2 0 b2 a21 a22 … a2n 0 1 … 0
… … … …
… … … …
sn 0 bm am1 am2 … amn 0 0 … 1

zj
cj - zj
Keterangan:

 Variabel dasar
Pada tabel awal kolom ini berisi semua variabel semu sj. Pada tahap-
tahap berikutnya akan terjadi pergantian variabel yang mengisi kolom
ini, tergantung pada kesimpulan analisis penyelesaiannya.
 Objectif / tujuan
Kolom ini berisi koefisien variabel di dalam fungsi tujuan, sesuai dengan
yang ada di kolom variabel dasar. Pada tabel awal karena variabel
semu yang pertama masuk maka nilai tujuannya 0.
 Kolom variabel
Kolom ini berisi koefisien yang terdapat di dalam model. Koefisien dari
fungsi tujuan (yaitu c1 sampai cn untuk x1 sampai xn dan 0 untuk semua
sj) diletakkan disebelah atas. Sedangkan koefisien fungsi kendala (yaitu
aij untuk xj dan 0 atau 1 untuk sj) diletakkan disebelah bawah.
 Baris zj
Berisi jumlah hasilkali unsur-unsur pada kolom
tujuan dengan unsur-unsur pada kolom yang
bersesuaian.

 Baris cj – zj
Baris ini merupakan indikator optimalitas
penyelesaian, untuk masalah maksimisasi
dikatakan optimal jika sudah tidak ada lagi unsur
bertanda positif pada baris cj-zj, sedangkan untuk
masalah minimisasi dikatakan optimal jika sudah
tidak terdapat lagi unsur bertanda negatif pada
baris cj-zj
 Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien
pada baris cj-zj sudah tidak ada lagi yang positif
(untuk kasus maksimisasi) atau sudah tidak ada lagi
yang negatif (untuk kasus minimisasi), berarti sudah
optimal. Jika masih, berarti belum optimal ulang
langkah ke-3 s/d ke-6
Catatan: fungsi tujuan minimisasi dapat dikerjakan
dengan membuat fungsi tujuan baru yang merupakan
bentuk negatif dari fungsi tujuan maksimisasi.
Latihan:
Selesaikan soal dari metode grafik dengan
menggunakan cara simpleks.
Langkah-langkah pengerjaan

Langkah-langkah pengerjaan program linier secara


simpleks dengan memperhatikan baris
cj – zj adalah sebagai berikut :
 Rumuskan dan standarisasikan modelnya.
 Bentuk tabel pertama berdasarkan keterangan diatas.
 Tentukan kolom kunci di antara kolom-kolom variabel yang
ada, yaitu kolom yang mengandung nilai (cj – zj) paling
positif untuk kasus maksimisasi atau mengandung nilai (cj
– zj) paling negatif untuk kasus minimisasi.
 Tentukan baris kunci diantara baris-baris variabel yang
ada, yaitu baris yang memiliki “rasio kuantitas” dengan
nilai positif terkecil.
 rasio kuantitas = bj : unsur kolom kunci yang positif
3.3 Aplikasi Program Lindo
CONTOH 1.
Tentukan solusi optimal dari model LP
berikut ini:
Maksimum Z = 3X + 5Y
Batasan : 1. 2x  8
2. 3Y  15
3. 6X + 5Y  30
X,Y0
8
Langkah – langkah penyelesaian dengan LINDO
1. Ketik modelnya dengan benar (seperti
pada gb. 1a)
2. Tekan Ctrl + S
3. Buka Report Window,
Maka terlihat hasil hitungan Lindo seperti
pada gambar 1b

9
Gambar 1a(editor window)

10
Gambar 1b (report window)

11
Pertemuan ke- 4
Dualitas
3.3 Dualitas
Setiap persoalan program linier mempunyai suatu
program linier lain yang saling berkaitan yang
disebut “dual”
Langkah-langkah:
1. Jadikan model primal standard
2. Untuk setiap kendala primal terdapat 1 peubah
dual
3. Untuk setiap peubah primal terdapat 1 kendala
dual
4. Koefisien fungsi tujuan primal sebagai nilai sisi
kanan kendala dual dan nilai sisi kanan primal
sebagai koefisien fungsi tujuan dual.
Perhatikan tabel ringkasan berikut:
Variabel primal
X1 x2 … Xj … Xn
c1 c2 … cj … cn
a11 a12 … a1j … a1n b1
a21 a22 … a2j … a2n b2
… …

am1 am2 … amj … amn bm

Kendala dual ke-j Tujuan dual


Latihan: ubah dari bentuk primal ke bentuk dual
1. maks z = 5x1 + 12x2 + 4x3
dgn kendala x1 + 2x2 + x3  10
2x1 – x2 + 3x3 = 8
x1,x2,x3  0
2.min z = 15x1 + 12x2
dgn kendala x1 + x2  1,5
2x1 + 4x2  5
x1, x2  0
3. maks z = 5x1 + 6x2
dgn kendala -x1 + 5x2  3
4x1 + 7x2  8
x1 tdk dibatasi
x2  0
Tujuan primal Dual
Standard Tujuan Kendala variabel
Maksimisasi minimisasi  tdk dibatasi
Minimisasi maksimisasi  tdk dibatasi
Pertemuan ke- 5
BAB IV
METODE TRANSPORTASI

4.1.Definisi dan pengertian masalah transportasi


Permasalahan transportasi membahas masalah
pendistribusian suatu komoditas atau produk dari
sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan
( destination, demand), dengan tujuan meminimumkan
ongkos pengangkutan yang terjadi.

1
Ciri-ciri khusus permasalahan transportasi adalah :
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan
tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang
didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta
oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu
sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan
permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber
ke suatu tujuan besarnya tertentu.

TEKNIK RISET OPERASIONAL


Model masalah transportasi
 Secara diagram
Sumber Tujuan
c11 ; x11
a1 1 1 b1
a2 2 2 b2
Unit unit
penawaran … … permintaan
… …
am m n bn
cmn ; xmn
 Rumus program liniernya:
m n
Minimum z = ∑ ∑ cij xij
i=1 j=1
dgn kendala
n
∑ xij ≤ ai ; i = 1, 2, … , m
j=1
m
∑ xij ≤ bj ; j = 1, 2, … , n
i=1
xij ≥ 0 ; untuk semua i dan j
Suatu model transportasi dikatakan seimbang
jika total supply (sumber) sama dengan total
demand (tujuan) dengan kata lain:
m n
∑ ai = ∑ bj
i=1 j=1
Tabel Awal Permasalahan

1 2 ... N Penawaran
Sumber
c11 c12 ... c1n
1 a1
x11 x12 x1n
2 c21 c22 . . . c2n a2
. x21 x22 x2n .
. .
. . . . . . . . . . ... .
m am
cm1 cm2 . . . cmn
xm1 xm2 xmn
Permintaan b1 b2 . . . bn
Metode pemecahan masalah transportasi :
 Tentukan solusi fisibel (mungkin) basis (dasar)
awal
 Tentukan peubah yang masuk dari peubah
nonbasis. Bila semua peubah sudah memenuhi
kondisi optimum, STOP. Bila belum, lanjutkan
langkah 3.
 Tentukan peubah yang keluar diantara peubah
basis yang ada, kemudian hitung solusi yang
baru. Kembali ke langkah 2.
Langkah 1: pemecahan awal
4.2 North West Corner (metode sudut
barat laut)
Perhatikan peubah ujung kiri atas, x11 =
min (a1,b1). Artinya jk b1  a1 maka x11 = b1; jk
b1 a1, mk x11 = a1 . Kalau x11 = b1 giliran
berikutnya x12 = min(a1-b1,b2) tetapi jika x11
= a1 maka yang mendapat giliran berikutnya
x21 = (b1-a1,a2) dan seterusnya.
 Contoh:
General Motor memiliki pabrik di Los Angles, Detroit,
dan New Orleans. Pusat distribusinya terletak di
Denver dan Miami. Kapasitas ketiga pabrik tersebut
selama kwartal berikutnya adalah 1000, 1500, dan
1200 mobil. Permintaan kwartalan dikedua pusat
distribusi itu adalah 2300 dan1400 mobil. Biaya
transportasi darat per mobil per mil adalah sekitar 8
sen. Bagan jarak antara pabrik dan pusat distribusi
tersebut adalah sebagai berikut :
Denver Miami
Los Angeles 1000 2690
Detroit 1250 1350
New Orleans 1275 850

Bagan jarak diatas dapat diterjemahkan menjadi biaya per mobil


dengan tarif 8 sen per mil. Ini menghasilkan biaya berikut ini
(yang dibulatkan ke dollar terdekat), yang mewakili cij dalam
model umum

Denver Miami
(1) (2)
Los ngeles (1) 80 215
Detroit (2) 100 108
New Orleans(3) 102 68
4.3 Least cost corner (metode biaya terkecil)
Prinsipnya adalah pemberian prioritas pengalokasian
pada tempat yang mempunyai satuan ongkos terkecil. Jika
ongkos terkecilnya lebih dari 1, pilih secara sembarang.
Silang baris atau kolom yang dipenuhi (seperti metode sudut
barat laut, jika baik kolom maupun baris dipenuhi secara
berbarengan, hanya 1 yang disilang). Ulangi cara diatas
sampai semua baris dan kolom tersilang.
Dari contoh soal metode sudut barat laut bagaimana jika
diselesaikan dengan metode biaya terkecil.
Latihan soal
Pertemuan ke- 6

Metode Aproksimasi Vogel

Metode ini memberikan pemecahan awal yang


lebih baik daripada metode sudut barat laut dan
metode biaya terkecil karena hasilnya mendekati
optimum.
Prinsip kerja Aproksimasi Vogel adalah:
• Hitung penalty untuk tiap kolom dan baris dengan
jalan mengurangkan elemen ongkos terkecil dari
yang kedua terkecil.
• Selidiki kolom/baris dengan penalty terbesar.
Alokasikan sebanyak mungkin pada peubah
dengan ongkos terkecil, sesuaikan permintaan
dengan penawaran, tandai kolom/baris yang
sudah dipenuhi. Kalau ada 2 kolom/baris yang
terpenuhi secara bersamaan, pilih salah satu
untuk ditandai,sehingga permintaan/penawaran
pada baris/kolom yang tidak terpilih adalah nol,
tidak akan terbawa lagi dalam perhitungan
penalty berikutnya.
3. a. Bila tinggal 1 kolom/baris yang belum
ditandai, STOP.
b. Bila tinggal 1 kolom/baris dgn
permintaan/penawaran positif yang belum
ditandai, tentukan peubah basis pada
kolom/baris dengan cara ongkos terkecil.
c. Bila semua baris dan kolom yang belum
ditandai mempunyai permintaan dan
penawaran = nol, tentukan peubah-peubah
basis yang berharga nol dengan cara ongkos
terkecil. Kemudian STOP.
d. Jika 3a, b, dan c tidak terjadi, hitung kembali
penalty untuk baris/kolom yang belum
ditandai. Kembali ke nomor 2.
Pertemuan ke- 9
Penyelesaian optimal
Langkah 2. Penyelesaian optimal
4.5 Metode Stepping Stone
Setelah solusi feasibel awal dari masalah transportasi,
langkah berikutnya adalah menentukan peubah yang
masuk dan yang keluar dengan cara:
1. dibuat lintasan tertutup bagi setiap peubah
nonbasis. Lintasan tersebut berawal dan berakhir
pada peubah nonbasis tadi, dimana tiap sudut
lintasan haruslah merupakan titik-titik yang
ditempati oleh peubah-peubah basis dalam tabel
transportasi.
2. Evaluasi sel kosong yang diperoleh dari nilai ongkos
yang telah melalui perhitungan penjumlahan dan
pengurangan.
3. Hasil evaluasi sel kosong pilih yang hasilnya paling
kecil.
4. Pilih angka terkecil dari sel negatif, masukkan kesetiap
sel lintasan dengan memperhatikan tanda positif /
negatifnya.
Latihan soal.
Matrik I
P Q R S Supply

A 90 27 60 23 31 69 150

B 10 10 45 30 40 32 40

C 30 54 20 35 60 57 80

Demand 90 70 50 60 270
Aplikasi komputer
 Berikut ini contoh kasus masalah
transportasi jika diselesaikan dengan
program LINDO

4
TABEL TRANPORTASI
Ke Proyek A Proyek B Proyek C Persediaan
Dari tambang
Tambang W 5 4 7 40
X1 X2 X3

Tambang X 3 6 8 50
X4 X5 X6

Tambang Y 2 5 3 60
X7 X8 X9

Permintaan 45 50 55 150
Proyek
MODEL LP
MIN Z = 4X1+8X2+8X3+16X4+24X5+16X6+8X7+16X8+24X9
DENGAN BATASAN :
1) X1+X2+X3 = 40
2) +X4+X5+X6 = 50
3) X7+X8+X9 = 60
4) X1 +X4 +X7 = 45
5) X2 +X5 +X8 = 50
6) X3+ +X6 +X9 = 55
Semua variabel non negatif
Langkah-penyelesaian dengan LINDO
1. Tuliskan modelnya seperti pada
contoh
2. Klik menu report, pilih solve
3. Buka report window
Maka akan terlihat
solusi/penyelesaiannya.
PENULISAN SINTAK MODEL LP DALAM LINDO

Solusi optimal
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan LINDO solusi
optimal (biaya transportasi paling
murah) dicapai pada harga Rp 515
dengan perincian lihat pada tabel
output .
Pertemuan ke- 10
Metode Modified Distribution (MODI)

4.6 Metode Modified Distribution (MODI)


Metode MODI merupakan perkembangan dari metode
Stepping Stone, karena penentuan segi empat kosong
yang bisa menghemat biaya yang dilakukan dengan
prosedur yang lebih pasti dan tepat serta metode ini
dapat mencapai hasil optimal lebih cepat.
Prinsip kerja MODI:
Misalkan B = baris
K = kolom
C = biaya
Baris pertama selalu bernilai = 0 (nol)
1. Menentukan nilai baris, kolom, dan biaya dengan
ketentuan
B+K+C=0 B = -K – C
K = -B – C
C = -B - K
2. Lakukan evaluasi sel-sel kosong: B + C + K
3. Langkah selanjutnya sama dengan metode
Stepping Stone
Latihan soal.
Matrik I
W H P Supply

A 50 20 40 5 8 90

B 15 60 20 10 60

C 25 10 10 40 19 50

Demand 50 110 40 200


Pertemuan ke- 11
BAB V
MASALAH PENUGASAN

5.1 Definisi Masalah Penugasan

Pertimbangkan situasi penugasan m pekerjaan (pekerja)


ke n mesin. Pekerjaan i = 1,2, …, m ketika ditugaskan ke
mesin j = 1,2, … , n memerlukan biaya cij. Tujuannya adalah
menugaskan pekerjaan-pekerjaan tersebut ke mesin - mesin
(satu pekerjaan per mesin) dengan biaya total terkecil.
Karena satu pekerjaan ditugaskan hanya pada satu mesin,
maka penawaran / supply setiap sumber adalah 1 (a1 = 1, utk
semua i) dan permintaan / demand setiap tujuan adalah 1
(bj = 1, utk semua j). Peristiwa ini dikenal sebagai masalah
penugasan (assignment problem).
5.2. Metode Hungaria
Representasi umum tabel model penugasan
Mesin
1 2 ... n

1 c11 c12 . . . c1n 1


2 c21 c22 . . . c2n 1
pekerjaan . . . . .
. . . . .
. . . . .
m cm cm2 . . . cmn 1

1 1 ... 1
Ekspresi model penugasan secara matematika adalah:
Dengan asumsi bahwa m = n sehingga,
0, jk pekerjaan ke-i tdk ditugaskan pada mesin ke-j

Xij =
1, jk pekerjaan ke-i ditugaskan pada mesin ke-j
n n
Minimukan z = ∑ ∑ cij xij
i=1j=1
dengan batasan:
n
∑ xij = 1 , i = 1, 2, … , n
j=1
n
∑ xij = 1 , j = 1, 2, … , n
i=1
xij = 0 atau 1
Langkah-langkah penyelesaian:
1. Utk setiap baris ke-i, i = 1,2, … , n lakukan
c’ij = cij – min (cij) untuk setiap j = 1,2, … ,n
2. Utk setiap kolom ke-j, j= 1,2, … ,n lakukan
c’ij = cij – min (cij) untuk setiap i = 1,2, … ,n
3. Pastikan setiap baris dan kolom telah memuat
paling sedikit satu angka nol. Jika suatu baris
memuat hanya satu angka nol beri tanda kotak, jika
tidak lanjutkan baris berikutnya. Sedangkan pada
kolom yang memuat angka nol yang baru diberi
tanda kotak, jika memuat angka nol lain beri tanda
silang. Dengan cara yang sama kerjakan juga untuk
kolomnya.
4. Dari langkah 3 dan 4 akan diperoleh kondisi:
 Semua baris telah memuat tanda kotak, alokasi
optimal telah diperoleh pada tanda kotak tersebut.
 Ada beberapa baris yang tidak memuat tanda kotak
tetapi masih memuat angka nol yang tidak disilang,
yang dilakukan: coba beberapa alternatif alokasi
angka nol yang tersisa (yang tidak disilang), pilih
yang memberikan total biaya minimum.
 Ada beberapa baris tidak memuat tanda kotak tetapi
angka nol yang ada telah disilang, sehingga yang
dilakukan:
a. Tariklah garis pada semua baris dan kolom yang
mengandung angka nol dengan jumlah garis
minimum, sehingga tidak terdapat lagi nol pada
matriks yang bersangkutan.
b. Tentukan diantara angka-angka yang tidak ikut
tergaris, satu angka terkecil kemudian kurangkan
sebesar harga angka ini kepada semua angka
yang tidak tergaris.
c. Tambahkan sebesar angka tersebut (pada langkah
b) kepada semua angka yang terletak pada
perpotongan dua garis.
d. Alokasikan pekerjaan pada angka-angka nol
tersebut.
e. Jika solusi optimum belum juga ditemukan, ulangi
lagi langkah a s/d d.
Contoh:
Sebuah kontraktor memiliki 6 buah proyek yang
ditawarkan 6 sub-kontraktor. Biaya yang diajukan oleh masing-
masing sub-kontraktor untuk setiap proyek (dalam juta Rp)
diberikan matriks dibawah ini:

PROYEK

P1 P2 P3 P4 P5 P6

SUB- K1 12 10 8 9 11 10
KONTRAKTOR K2 13 9 10 11 9 12
K3 10 12 11 10 8 11
K4 11 10 9 8 9 10
K5 8 10 9 7 10 8
K6 11 13 9 12 10 10
Tabel Penugasan
PROYEK
1 2 3 4 5
A 10 4 6 10 12

B 11 7 7 9 14
KARYAWAN

C 13 8 12 14 15

D 14 16 13 17 17

E 19 11 17 20 19
MODEL LP

MIN 10A1+4A2+6A3+10A4+12A5+11B1+7B2+7B3+9B4+14B5+
13C1+8C2+12C3+14C4+15C5+14D1+16D2+13D3+17D4+17D5+
19E1+11E2+17E3+20E4+19E5

DENGAN BATASAN :
1). A1+A2+A3+A4+A5  1 , 2) B1+B2+B3+B4+B5  1
3). C1+C2+C3+C4+C5  1, 4) D1+D2+D3+D4+D5  1
5) E1+E2+E3+E4+E5  1
6). A1+B1+C1+D1+E1 = 1, 7) A2+B2+C2+D2+E2 = 1
8). A3+B3+C3+D3+E3 = 1, 9) A4+B4+C4+D4+E4 = 1
10). A5+B5+C5+D5+E5 = 1
Semua variabel non negatif
LANGKAH PENYELESAIAN DENGAN LINDO

1. Ketikan model Lp dari masalah Penugasan


pada Command Window
2. Klik menu Solve
3. Klik Report Window
Maka akan terlihat tampilan seperti berikut ini:
Sintak model LP
Hasil /output laporan
KESIMPULAN :
Dari hasil perhitungan LINDO pada tampilan 2
diperoleh penyelesaian optimal sbb:
Penugasan : karyawan A  proyek 3
karyawan B  proyek 4
karyawan C  proyek 5
karyawan D  proyek 1
karyawan E  proyek 2
Dengan biaya minimal sebesar $55/jam
Pertemuan ke- 13
BAB
MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Masalah pengendalian persediaan merupakan


masalah penting dalam suatu perusahaan.
Persediaan yang terlalu besar maupun kecil
menimbulkan masalah-masalah yang pelik.
Kekurangan bahan mentah mengakibatkan
adanya hambatan-hambatan pada proses
produksi. Kekurangan persediaan barang dagang
akan menimbulkan kekecewaan pada langganan
dan akan mengakibatkan perusahaan kehilangan
pelanggan. Kelebihan persediaan mengakibatkan
biaya ekstra disamping resiko.
Fungsi utama pengendalian persediaan adalah
menyimpan untuk melayani kebutuhan
perusahaan akan bahan mentah atau barang
jadi dari waktu ke waktu berdasarkan beberapa
kondisi:
1. Jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif
lama.
2. Seringkali jumlah yang dibeli atau yang
diproduksi lebih besar dari pada yang
dibutuhkan.
3. Permintaan barang bersifat musiman
sedangkan tingkat produksi konstan.
4. Selain untuk memenuhi permintaan langganan,
persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk
mencari barang atau bahan pengganti relatif
besar.
KOMPONEN-KOMPONEN BIAYA PERSEDIAAN

Berbagai macam biaya yang perlu diperhitungkan saat


mengevaluasi masalah persediaan diantaranya
adalah:
1. Ordering dan procurement cost ( total pemesanan dan
biaya pengadaan).
2. Holding cost atau carrying cost (biaya yang timbul
karena perusahaan menyimpan persediaan).
3. Shortage cost (biaya yang timbul apabila ada
permintaah terhadap barang yang kebetulan tidak
tersedia di gudang
Model Economic Order Quantity

Model persediaan yang paling Parameter-parameter model


sederhana mengandung ciri- sederhana:
ciri: k = ordering cost per pesanan
1. Barang yang dipesan dan A = Jumlah barang yang dibutuhkan
disimpan hanya satu macam. dalam satu periode.

2. Kebutuhan/permintaan c = Procurement Cost per unit

perperiode diketahui. barang yang dipesan.


h = Holding cost per saatuan nilai
3. Barang/bahan mentah yang
persediaan.
dipesan segera dapat tersedia
T = Waktu antara satu pesanan
dan tidak ada Back Order.
dengan lainnya
Annual Holding Cost = hc(Q/2)
Tujuan utama EOQ adalah
menentukan jumlah setiap kali pesanan Total Annual Cost = (A/Q)k +
(Q) sehingga total annual cost dapat hc(Q/2) + Ac
diminimumkan. Konsep ini melahirkan
persamaan:
Total Annual Cost = Ordering Cost Dengan :
+ Holding Cost + Procurement Cost.
Total Biaya yang relevan (TC)
Dengan : adalah :
T = Q/A TC = (A/Q)h + hc (Q/A)
Frekuensi Pesanan = A/Q
Dan EOQnya adalah:
Annual Ordering Cost = (A/Q).k
Persediaan rata-rata = Q/2 2 Ak
Annual Holding Cost Perunit Barang =
Q* 
hc
hc
Contoh :
Sebuah toko minuman mampu menjual 5200 peti coca-cola
setiap tahun. Setiap peti menanggung biaya Rp. 2 untuk
sampai kegudang. Penyalur meminta bayaran Rp. 10 untuk
pemesanan, tanpa menghitung berapa jumlah yang
dipesan. Pesanan segera datang sesaat setelah pemesanan
dilakukan. Modal kerja yang dimiliki toko minuman ini
semuanya tertanam pada persediaan barang, dan modal ini
dipinjam dari bang dengan bunga 10 persen per tahun.
Selain itu pemilik toko harus membayarkan atas barang
yang disimpan sebesar 5% dari persediaan rata-rata.
Asuransi juga harus dibayar sebesar 5% dari nilai
persediaan rata-rata. Toko tersebut ingin meninjau kembali
kebijakan 100 peti perminggu yang selama ini dilakukan
sudah betul atau tidak , ditinjau dari sudut biaya yang
relevan . (Biaya-biaya adalah dalam ribuan rupiah).
Penyelesaian : Pada saat ini setiap minggu dipesan 100
peti coca-cola dengan dasar perhitungan
k = Rp. 10 per pesanan :
A = 5200 peti per tahun Q = 5200/52 = 100 peti
c = Rp. 2 per peti Total Annual Relevant Cost bila
h = Rp 0,2 per rupian nilai kebijakan tetap dipertahankan :
barang dalam persediaan TC = (A/Q) k + hc (Q/2)
Holding cost : = (5200/100) 10 + (0,20) (2) (100/2)
- bunga pinjaman bank = 10 % = 520 + 20 = 540 rupiah per tahun
- Asuransi barang dalam Terlihat bahwa annual ordering cost
persediaan = 5 % (Rp. 520) jauh lebih besar dari pada
- Pajak atas barang dalam annual holding cost (Rp. 20). Hal ini
persediaan = 5 % bertentangan dengan syarat
optimalisasi, maka perlu dihitung EOQ
Sehingga total holding cost nya.
keseluruhan 20%
Maka EOQ :
2 Ak (2)(5200)(10) Total annual relevant cost :
Q*  
hc (0,20)(2) Tc = (5200/510)10 + (0,20)(2)(510/2)
 260.000  509,9 = 101,96 + 102
atau 510 peti = 203,96 rupiah per tahun.

Dengan Jarak Optimal Antar


Kesimpulan:
Dua Pesanan :
Kesimpulan yang dapat diambil adalah
T* = Q*/A = 510/5200
bahwa kebijaksanaan persediaan
= 0,098 tahun selama ini adalah salah, karena biaya
relevan yang timbul jauh lebih besar
Apabila I tahun 365 hari, maka
dari pada apabila perusahaan
T* adalah (0,098 X 360)
melakukan secara optimal.
sehingga kurang lebih 36 hari.
Pemesanan kembali dan Persediaan Pengaman
(Reorder Point and Safety Stock)

Reorder Point merupakan pemesanaan kembali terhadap barang agar


barang yang dipesan datang tepat pada saat dibutuhkan. Jika terjadi
tenggang waktu antara saat barang dipesan dengan tersedianya barang
yang siap untuk dipakai disebut tenggang waktu (lead time).
Reorder point ditentukan dengan memperhitungkan 2 variabel yakni lead
time (L) dan tingkat kebutuhan perhari (U). Secara matematis Reorder
Point adalah :
Reorder Point = U x L + Safety Stock
Besarnya safety stock tergantung pada kebijakan manajemen masing-
masing perusahaan.
Contoh :
Kebutuhan barang perminggu = 100 kg. Lead time
berdasarkan pengamatan = 3 minggu. Safety Stock
ditetapkan sebesar 40% dari kebutuhan selama lead
time. Tentukan reorder point dari kasus tersebut.
Jawab:
Reorder Point = U x L + Safety Stock
= 100 x 3 + 40% (100 x 3)
= 300 + 120
= 420 kg
Artinya : Pemesanan perlu dilakukan kembali pada saat
tingkat persediaan barang tersebut mencapai 420 kg.
Pertemuan 14

MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACK ORDER

Model persediaan dengan back order merupakan kasus


dimana konsumen boleh memesan terlebih dahulu
walaupun barang tidak tersedia. Dalam bisnis istilah ini
disebut indent. Salah satu contoh penggunaan kasus ini
adalah dealer kendaraan bermotor. Delaer ini akan tetap
melayani pembelian kendaraan bermotor jenis X
walaupun saat itu persediaan kosong.pembeli dijanjikan
bahwa kendaraan yang dipesan akan datang beberapa
hari.
Waktu yang diperlukan untuk memenuhi permintaan dalam back
order =(Q-S)/A tahun.
Total Annual relevant cost pada metode back order adalah:
TC = Ordering Cost + Holding Cost + Shortage Cost
Annual holding cost = ( hcS2)/2Q
Annual shortage cost = p(Q-S)2/2Q
Sehingga :
TC = (A/Q)k + ( hcS2)/2Q + p(Q-S)2/2Q
Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari Q dan S yang dapat
meminimumkan TC. Sehingga :
2 Ak p  hc 2 Ak p
Q*  S* 
hc p hc p  hc

Sedangkan tenggang waktu antara satu pemesanan dengan


pemesanan lainnya adalah:
T* = Q* / A
Sebagai pemahaman anda pahami contoh berikut: contoh ini
merupakan kelanjutan dari contoh pada pertemuan 13
Contoh :
Coca-cola dianggap sebagai barang convenience sehingga
pembeli akan memilih produk lain apabila produk coca-cola
tidak tersedia di toko tersebut. Jika toko dibebani 1 sen per peti
per hari sebagai biaya karena tidak memenuhi permintaan
langganan maka dalam setahun p = Rp. 3,65 per peti. Apabila k
= Rp. 100, A = 1000, c = Rp. 20 dan h = 0,20 maka:

(2)(1000) 3,65  (0,20)(20)


Q*   324 Peti
(0,20)(20) 3,65

(2)(1000) 3,65
S*   154 Peti
(0,20)(20) 3,65  (0,20)(20)

4
Sehingga :

T* = 324/1000 = 0,324 Tahun atau 118 hari

Ternyata apabila perusahaan mengijinkan adanya back


order, maka kebijakan persediaan yang optimal
mencakup 324 peti yang dipesan setiap 118 hari. Diantara
yang dipesan tersebut, hanya 154 peti yang disimpan
sebagai persediaan. Seelebihnya (Q*-S* = 170 peti)
dipergunakan untuk memenuhi permintaan yang belum
terpenuhi (back order). Total annual relevan cost dalam
kebijakan ini adalah:
 1000 
2
(0,20)(20)(154) (3,65)(170) 2
TC   100  
 324  (2)(324) (2)(324)
 617,82 rup iah p ertahun
Soal-soal Untuk pertemuan EOQ
1. Untuk contoh kasus toko pada pertemuan 13 jika toko ini
selain berdagang coca-cola toko ini berdagang sprite juga.
Setiap tahun toko ini hanya mampu menjual 1000 peti, dengan
biaya sampi kegudang Rp. 20 per peti. Setiap pesanan
dikenakan biaya Rp. 100 untuk sewa truk. Selama ini pesanan
dilakukan setiap 3 minggu sebanyak 50 peti. Perusahaan ingin
menilai apakah kebijakan selama ini sudah tepat atau belum
bila holding cost mempunyai unsur yang sama seperti pada
persediaan coca-cola.
2. Jika diketahui kebutuhan barang perminggu = 1000 kg.
Dengan lead time = 3 minggu. Dan safety stock ditetapkan
sebesar kebutuhan selama 2 minggu. Maka tentukan
besarnya Reorder Pointnya.

Anda mungkin juga menyukai