Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LINEAR PROGRAMMING :
METODE GRAFIK DAN METODE SIMPLEKS
Diajukan untuk pemenuhan tugas mata kuliah ekonomi teknik

Disusun Oleh :
Cahyaningtyas
Wilda Ningrum R
Bagas Pumbarino

4312100077

Satrio Agi Nugroho


M. Yusuf Jamil

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.

Latar Belakang................................................................................................................2

2.

Rumusan Masalah...........................................................................................................2

3.

Tujuan..............................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
1.

2.

PEMOGRAMAN LINEAR............................................................................................3
1. 1

Pengertian Pemograman Linear...............................................................................3

1. 2

Karakteristik Pemograman Linear...........................................................................4

1. 3

Formulasi Model Matematika..................................................................................4

METODE SIMPLEKS....................................................................................................6
2. 1

Pengertian Metode Simpleks...................................................................................6

2. 2

Beberapa Istilah dalam Metode Simpleks...............................................................6

2. 3

Bentuk Baku............................................................................................................7

2. 4

Langkah Langkah Penyelesaian............................................................................8

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................12
1.

Kesimpulan...................................................................................................................12

BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah
manajemen sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok
teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik
sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatu sistem
permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika tertentu,
jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat analisisnya.
Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal yang
digunakan dalam pemrograman linier. Penentuan solusi optimal didasarkan pada teknik
eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik
ekstrim (ingat solusi grafik) satu persatu denagan cara perhitungan interatif. Sehingga
penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan dengan thap demi tahap yang
disebut interasi.
Perbedaan kedua metode diatas sangat jelas, bahwa metode grafik hanya mampu
digunakan untuk dua kendala saja. Namun metode simpleks mampu menyelesaikan
masalah dengan lebih dari dua kendala. Itu artinya metode simpleks memiliki minimal
tiga kendala didalamnya.
Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai pemograman linear dan metode
simpleks, yang kemudian diaplikasikan dalam penyelesaian studi kasus yang diberikan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah
1. Bagaimana karakteristik dan model matematis dari pemograman linear ?
2. Bagaimana penyelesaian salah satu kasus menggunakan pemograman linear ?
3. Bagaimana langkah-langkah penyelesaian dalam metode simpleks ?
4. Bagaimana penyelesaian salah satu kasus dengan menggunakan metode simpleks ?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan suatu kasus
dengan menggunakan pemograman linear dan metode simpleks dengan langkah-langkah
yang sistematis.

BAB 2 PEMBAHASAN
1. PEMOGRAMAN LINEAR
1. 1 Pengertian Pemograman Linear
Pengertian pemograman linear menurut para ahli :
a. George B. Dantzig (1947)
Linear programming merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep-konsep aljabar
linear.
b. Nasedi dan Anwar (1985) dalam Tarmizi (2005)
Linear Programming adalah salah satu teknis analisis dari kelompok teknik riset
operasional yang menggunakan model matematik. Tujuannya adalah untuk mencari, memilih
dan menentukan alternatif yang terbaik dari antara sekian alternatif grafis dan metode analisis
secara aljabar (metode simpleks).
c. Sofjan Assauri (1999)
Linear Programing merupakan suatu teknik perencanaan yang menggunakan model
matematika dengan tujuan menemukan kombinasi-kombinasi produk yang terbaik dalam
menyusun alokasi sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan yang digunakan secara
optimal.
d. Sri Mulyono (2002)
Linear Programing merupakan suatu teknik perencanaan yang menggunakan model
matematika dengan tujuan menemukan kombinasi-kombinasi produk yang terbaik dalam
menyusun alokasi sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan yang digunakan secara
optimal.
e. Siringoringo (2005)
Pemrograman Linear merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya
yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan biaya. Pemrograman Linear banyak diterapkan dalam masalah ekonomi,
industri, militer, sosial dan lain-lain. Pemrograman Linear berkaitan dengan penjelasan suatu
kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi
tujuan linear dengan beberapa kendala linear.
Secara umum, pengertian dari pemograman linear adalah metode matematik dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti
memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam
masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu
3

kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi
tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
1. 2 Karakteristik Pemograman Linear
Karakteristik persoalan dalam program linier adalah sebagai berikut :

Ada tujuan yang ingin dicapai


Tersedia beberapa alternatif untuk mencapai tujuan
Sumberdaya dalam keadaan terbatas
Dapat dirumuskan dalam bentuk matematika (persaman/ketidaksamaan)

1. 3 Formulasi Model Matematika


Masalah keputusan yang sering dihadapi analis adalah mengalokasikan secara opti
mum keterbatasan/kelangkaan sumber daya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah,
kapasitas mesin, waktu, ruang atau teknologi. Tugas analisis adalah mencapai hasil terbaik
yang mungkin dengan keterbatasan sumber daya itu. Hasil yang diinginkan mungkin
ditunjukan sebagai maksimasi dari beberapa ukuran profit, penjualan dan kesejahteraan, atau
minimasi pada biaya, waktu dan jarak. Masalah optimasi ini dapat diselesaikan dengan
program linear.
Langkah-langkah dalam penyusunan model program linier adalah sebagai berikut :
Definisikan Variabel Keputusan (Decision Variable)
Variabel yang nilainya akan dicari
Rumuskan Fungsi Tujuan:
1. Maksimisasi atau Minimisasi z = c1x1 + c2x2 + + cnxn
2. Tentukan koefisien dari variabel keputusan
Simbol x1, x2, , xn (xi) menunjukkan variabel keputusan.
Simbol c1,c2,,cn merupakan koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya
Rumuskan Fungsi Kendala Sumber daya:
1. Tentukan kebutuhan sumberdaya untuk masing- masing peubah keputusan.
2. Tentukan jumlah ketersediaan sumberdaya sbg pembatas.
a11x1 + a12x2 + + a1nxn = / / b1
a21x1 + a22x2 + + a2nxn = / / b2

am1x1 + am2x2 + + amnxn = / / bm


x1, x2, , xn 0
Simbol a11, ,a1n,,amn merupakan koefisien fungsi kendala pada model matematiknya
Simbol b1,b2,,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada
Tetapkan kendala non-negatif
Setiap keputusan (kuantitatif) yang diambil tidak boleh mempunyai nilai negatif.
4

Contoh Kasus
Suatu perusahaan menghasilkan dua produk, meja dan kursi yang diproses melalui du
abagian fungsi : perakitan dan pemolesan. Pada bagian perakitan tersedia 60 jam kerja,
sedangkan pada bagian pemolesan hanya 48 jam kerja. Untuk menghasilkan 1 meja
diperlukan 4 jam perkitan dan 2 jam kerja pemolesan, sedangkan untuk menghasilkan 1 kursi
diperlukan 2 jam kerja perakitan dan 4 jam kerja pemolesan. Laba untuk setiap meja dan
kursi yang dihasilkan masing-masing Rp. 80.000 dan Rp. 60.000,Berapa jumlah meja dan kursi yang optimal dihasilkan ?
Penyelesaian:
Definisi variabel keputusan:
Keputusan yang akan diambil adalah berapakah jumlah meja dan kursi yg akan dihasilkan. Ji
ka meja disimbolkan dengan X1 dan kursi dengan X2, maka definisi variabel keputusan :
X1 = jumlah meja yang akan dihasilkan (dalam satuan unit)
X2 = jumlah kursi yang akan dihasilkan (dalam satuan unit)
PROSES

Waktu yang dibutuhkan per unit


Meja
Kursi
4
2
2
4
80000
60000

Perakitan
Pemolesan
Laba per unit

Total jam
tersedia
60
48

Perumusan fungsi tujuan:


Laba untuk setiap meja dan kursi yg dihasilkan masing- masing Rp. 80.000 dan Rp. 60.000.
tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba dari sejumlah meja dan kursi yang
dihasilkan . dengan demikian, fungsi tujuan dapat ditulis
Fungsi Maks.:
Laba = 80.000 Meja + 60.000 kursi
Z = 8X 1 + 6X 2 (dalam Rp 10.000,-)
Perumusan fungsi kendala:
Dengan kendala:
4X1 + 2X2 60
2X1 + 4X2

48

Kendala non-negatif:
Meja dan kursi yang dihasilkan tidak memiliki nilai negatif.
X1 0
X2 0
2. METODE SIMPLEKS
2. 1 Pengertian Metode Simpleks
Beberapa definisi metode simpleks menurut para ahli :
a. Media Ayu Anugerah (1999)
Metode Simpleks adalah Suatu prosedur matematis untuk mencari solusi optimal dari
suatu masalah pemrograman linear yang didasarkan pada proses iterasi.
b. Eddy Herjanto (1999)
Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu
penyelesaian dasar yang fisibel ke pemecahan dasar fisibel lainnya, yang dilakukan berulangulang (iteratif) sehingga tercapai suatu penyelesaian optimum.
c. T. Hani Handoko (2000)
Metode simpleks adalah suatu prosedur aljabar, yang melalui serangkaian operasioperasi berulang, dapat memecahkan suatu masalah yang terdiri dari tiga variabel atau lebih.
Secara singkat, metode simpleks adalah merupakan salah satu teknik penentuan solusi
optimal yang digunakan dalam pemrograman linier. Penentuan solusi optimal didasarkan
pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa
titik ekstrim (ingat solusi grafik) satu persatu denagan cara perhitungan interaktif. Sehingga
penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan dengan thap demi tahap yang disebut
iterasi.
Jadi sangat jelas perbedaannya dengan pemograman linear biasa (metode grafis),
bahwa metode grafik hanya mampu digunakan untuk dua kendala saja. Namun metode
simpleks mampu menyelesaikan masalah dengan lebih dari dua kendala. Itu artinya metode
simpleks memiliki minimal tiga kendala didalamnya.
2. 2 Beberapa Istilah dalam Metode Simpleks
Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya :
a) Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung
dari nilai tabel sebelumnya.

b) Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu
sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.
c) Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang
iterasi. Pada solusi awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi
kendala merupakan pertidaksamaan ) atau variabel buatan (jika fungsi kendala
menggunakan pertidaksamaan atau =). Secara umum, jumlah variabel basis
selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas (tanpa fungsi non negatif).
d) Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih
tersedia. Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber
daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
e) Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala
untuk mengkonversikan pertidaksamaan menjadi persamaan (=). Penambahan
variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan
berfungsi sebagai variabel basis.
f) Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan menjadi persamaan (=).
Penambahan ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus
tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis.
g) Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala
dengan bentuk atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal.
Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus bernilai
0 pada solusi optimal, karena kenyataannya variabel ini tidak ada. Variabel hanya
ada di atas kertas.
h) Kolom pivot (kolom kunci) adalah kolom yang memuat variabel masuk.
Koefisien pada kolom ini akn menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan
baris pivot (baris kerja).
i) Baris pivot (baris kunci) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang
memuat variabel keluar.
j) Elemen pivot (elemen kunci) adalah elemen yang terletak pada perpotongan
kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan menjadi dasar perhitungan untuk tabel
simpleks berikutnya.
k) Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada
iterasi berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada
setiap iterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.
l) Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi
berikutnya dan digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu dari
7

antara variabel basis pada setiap iiterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan
bernilai nol.
2. 3 Bentuk Baku
Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama
sekali bentuk umum pemrograman linier dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu.
Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam
bentuk sama dengan, tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis
awal. Variabel basis awal menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada
aktivitas yang dilakukan. Dengan kata lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai
nol. Dengan demikian, meskipun fungsi kendala pada bentuk umum pemrograman linier
sudah dalam bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut masih harus tetap berubah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu :
a) Fungsi kendala dengan pertidaksamaan dalam bentuk umum, dirubah menjadi
persamaan (=) dengan menambahkan satu variabel slack.
b) Fungsi kendala dengan pertidaksamaan dalam bentuk umum, dirubah menjadi
persamaan (=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.
c) Fungsi kendala dengan persamaan dalam benttuk umum,ditambahkan satu
artificial variabel (variabel buatan).
2. 4 Langkah Langkah Penyelesaian
Dalam menyelesaikan masalah linear programming, dilakukan perhitungan iterasi
dengan menggunakan table. Tabel awal yang dibuat berdasarkan model baku matematika
yang ada dinamakan Tabel Awal Simpleks selanjutnya dilakukan perhitungan iterasi. Untuk
menyelesaikan contoh kasus pada bagian sebelumnya, Tahap-tahap dalam metode simpleks
adalah yaitu :
1. Menentukan fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala
Misalkan

x1

= Meja dan

Fungsi Tujuan : Z = 8

x1

x2
+6

= Kursi
x2

Fungsi-fungsi Kendala:

4 x1

+2

x 2 60

x1

+4

x2

48

2. Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala ke bentuk baku


8

Bentuk Baku Simpleks:


Z 8 x16 x2=0
4 x 1 +2 x2 + x 3=60
2 x 1 +4 x2 + x 4 =48
Dengan

x3

x4

dan

adalah variabel slack.

3. Membuat tabel simpleks awal


Menentukan Kolom Kunci dan Baris Kunci sebagai dasar iterasi.
Kolom kunci ditentukan oleh nilai Z yang paling kecil (Negatif)
Baris Kunci ditentukan berdasarkan nilai indeks terkecil.
Cara menentukan indeks =

Nilai kanan( NK )
Kolom kunci(KK )

Menentukan nilai elemen cell yaitu nilai perpotongan antara kolom kunci de
ngan baris kunci.

Langkah-langkah di atas disajikan pada tabel simpleks berikut ini.


Tabel 1 : Tabel Awal Simpleks
Variabel
dasar
Z
X3
X4

X1

X2

1
0
0

-8
4
2

-6
2
4

Slack Variabel
X3
X4
0
0
1
0
0
1

Nilai
Kanan
0
60
48

4. Melakukan Iterasi
Dengan menentukan baris kunci baru dan baris- baris lainnya termasuk Z.

Membuat baris kunci baru


baris kunci baru=

baris kunci lama


elemen cell

baris kunci baru ( x 1) =

[4

2 1 0 60 ]
4

Indeks
0
15
24

1
2

1
4

0 15

Membuat baris Z baru


nilai kolom kuncibaris yang sesuaibaris kuncibaru
baris Z baru=baris Z lama

1
2

Baris Z baru=[ 8 6 0 0 0 ] (8 ) 1

1
4

0 15 =[ 0 2 2 0 120 ]

Membuat baris variabel baru


Baris

x4

x4

Baru = Baris

Lama (Nilai Kolom Kunci Baris yang Sesuai*

Baris Kunci Baru)


Baris

x4

1
1 18
2

0 3

[2

Baru =

Baris kunci baru (

4 0 1 48 ]2 1

1
2

1
4

0 15

]
x1

), baris Z baru, baris

x4

baru, nilai-nilainyaa

disajikan pada tabel simpleks berikut. Tabel simpleks ini adalah tabel simpleks hasil
iterasi pertama.
Tabel 2 : Tabel Simpleks hasil iterasi 1
Variabel
dasar
Z
X1
X4

X1

X2

1
0
0

0
1
0

-2

Slack Variabel
X3
X4
2
0

Nilai
Kanan
120
15
18

5. Lakukan Iterasi Kembali sampai tidak ada nilai baris Z yang negatif.
Membuat baris kunci baru

Baris Kunci baru (

x2

)=

0 3

1
1 18
2
3

10

Indeks
-60
7,5
6

1
6

0 1

1
6
3

Membuat baris Z baru

baris Z baru=[ 0 2 2 0 120 ] (2) 0 1

0 0

5
3

2
3

132

1
6

1
3

Membuat baris variabel baru

1
2

Ba ris x 1 baru= 1

1 0

x2

Baris kunci baru (

] [

1
4

0 15

1
3

1
6

1
0 1
2

12

1
6

1
3

), baris Z baru, baris (

x1

) baru,nilai-nilainya

disajikan

pada tabel simpleks berikut. Tabel simpleks ini adalah tabel simpleks iterasi kedua.
Tabel 3 : Tabel Simpleks hasil iterasi 3
Variabel
dasar
Z
X1
X2

X1

X2

1
0
0

0
1
0

0
0
1

Slack Variabel
X3
X4
5/3
2/3
1/3
-1/6
-1/6
1/3

Nilai
Kanan
132
12
6

6. Hasil
Karena nilai- nilai pada baris Z sudah tidak ada yang negatif, berarti iterasi selesai, dan solusi
x 1=meja=12,
x 2=kursi=6
yang diperoleh adalah
dan nilai fungsi tujuan Z (laba) = 132
(dalam puluhan ribu rupiah). Artinya, untuk memperoleh keuntungan yang maksimum sebesar
Rp. 1.320.000,- maka perusahaan sebaiknya memproduksi meja sebanyak 12 unit dan kursi
x3
x4
sebanyak 6 unit. Dari tabel tersebut juga diketahui nilai
dan
tidak ada (
x 3 dan x 4 =0 ,

artinya

seluruh

waktu

kerja

habis digunakan, tidak ada waktu yang tersisa.


11

(perakitan

dan

pemolesan)

sudah

12

BAB 3 PENUTUP
1.

Kesimpulan

Metode simpleks adalah metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
manajerial yang telah diformulasikan terlebih dahulu ke dalam persamaan matematika
program linear yang mempunyai variable keputusan mulai dari lebih besar atau sama dengan
2 (dua) sampai multivariable. Sedangkan metode grafik hanya dapat digunalan apabila
jumlah variable keputusan maksimal 2 (dua) buah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu
persoalan linear programing yang diselesaikan dengan metode grafik juga dapat diselesaikan
dengan metode simpleks, sebaliknya suatu persoalan yang hanya bisa diselesaikan dengan
metode simplex tidak dapat diselesaikan dengan metode grafik.

13

Anda mungkin juga menyukai