PENDAHULUAN
1
Forecast Dengan Metode Input dan Output, yang akan dipelajari lebih
lanjut di dalam makalah ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam makalah ini antara lain :
1. Bagaimana hubungan antar sektor industri dalam membuat
forecast dengan metode input – output?
2. Apa peranan pendekatan matrik dalam membuat forecast
dengan metode input – output?
3. Apakah kelebihan dan kelemahan forecast dengan metode input
– output?
4. Apa pengaplikasian metode input output di dunia nyata?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Forecast Dengan Metode Input – Output.
2
Metode input output merupakan bagian dari metode kausal, karena
metode ini menggunakan pendekatan sebab-akibat, dan bertujuan untuk
meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan
mengukur beberapa variabel bebas (independen) yang penting beserta
pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas yang akan diramalkan. Dalam
metode input output yang digunakan adalah hubungan antara input dan
output untuk nantinya membuat sebuah forecast. Hasil suatu sektor
industri sebagian akan menjadi input bagi sektor lain, dan sebagian hasil
yang lain akan dibeli oleh pemakai akhir atau konsumen. Hubungan ini
dapat terlihat dengan persamaan sebagai berikut :
Xi = Xi1 + Xi2 + Xi3 + … + Xin + Ci.
Keterangan :
Xi : nilai output sektor i.
Xij : hasil industri i yang dibutuhkan oleh industri j.
C : pembelian oleh pemakai akhir yang akan diproses lebih lanjut
Jadi jika suatu sektor i menghasilkan output berupa barang atau jasa i yang
bernilai Xi, maka output ini digunakan oleh sektor 1 sebanyak Xi1,
kemudian digunakan oleh sektor 2 sebanyak Xi2, digunakan oleh sektor 3
sebanyak Xi3 dan sampai dengan sektor n menggunakan sebanyak Xin, dan
sebagian dibeli oleh pemakai akhir (Ci).
4
BAB III
PERAMALAN DENGAN METODE INPUT - OUTPUT
3.1 Pemakaian Hubungan Antar Industri
Adanya hubungan yang sangat kompleks antar industri
mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam melakukan forecasting.
Misalnya kalau permintaan akhir terhadap barang 1 bertambah sebanyak
1,00 (berarti C1+1), apakah untuk memenuhi tambahan ini produksi sektor
1 hanya ditambah dengan 1,00 saja?. Tentu tidak, karena kalau permintaan
akhir bertambah dengan 1,00 maka kita harus menghasilkan tambahan
produksi sektor 1 sebesar 1,00 ditambah input 1 yang digunakan untuk
menghasilkan tambahan tadi. Ini akan berpengaruh pada sektor 1, sektor 2,
sektor 3 dan sektor – sektor yang lain, yang pengaruhnya akan selalu
menaikkan produksi sektor 1 sehingga sangat komplek.
Hubungan tersebut sangat komplek, sehingga kalau dicari
berdasarkan hubungan satu persatu akan sangat rumit. Oleh karena itu
digunakan pendekatan matriks
5
Biasanya koefisien teknologi diberi simbol aij, yang artinya
presentase nilai input i untuk menghasilkan output j. kalau dinyatakan
dengan simbol sebagai berikut:
aij = ; sehingga Xij = aij . Xj
X ij
Xj
=
(1 − a11 ) − a12 − a13 ... − a1n X 1 C1
−a (1 − a22 ) − a23 ... − a2 n X 2 C
21 2
− a31 − a32 (1 − a33 ) ... − a3n X 3 C3
: : :
− an1 − an 2 − an 3 ... (1 − ann ) X n Cn
6
Yaitu matrik identitas dikurangi dengan matrik koefisien teknologi.
[1 − A].[ X ] = [ C ]
Untuk mencari nilai maka baik bagian kiri maupun bagian kanan
[X]
7
Economi Pertania Peterna Perikan Pemakai Jumlah
c n kan an akhir (C) Output
Activitie
s
Pertania 410 460 500 400 1770
n
Peternak 345 485 425 365 1620
an
Perikana 430 350 360 470 1610
n
Input 585 325 325 1235
primer
Jumlah 1770 1620 1610 1235 6235
Input
Dari tabel tersebut terlihat bahwa sektor pertanian menghasilkan
barang senilai 1770. Kalau tabel tersebut dibaca kekanan hasil ini
digunakan sendiri oleh sektor pertanian sebesar 410, digunakan sektor
peternakan sebanyak 460, sektor perikanan 500 dan dibeli oleh pemakai
akhir sebesar 400. Untuk alokasi sektor peternakan dan perikanan
penjelasannya mirip dengan sektor pertanian. Pada baris dibawah sektor
perikanan ada input primer yaitu input yang langsung disedikan oleh alam.
Kalau tabel dibaca kebawah akan kita ketahui input-input yang
dipakai oleh suatu sektor untuk menghasilkan barang atau jasa tadi.
Misalnya kalau tadi dijelaskan bahwa sektor pertanian menghasilkan
1770, maka jumlah ini harus sesuai dengan jumlah semua input yang
diperlukan untuk menghasilkannya, pada kolom sektor pertanian baris
terakhir sebesar 1770.
Dari table diatas kita mempunyai hubungan koefisien teknologi sebagai
berikut (yang kita perhatikan hanya hubungan antar industri saja tidak
termasuk input primer).
A=4101770460162050016103451770485162042516104301770
35016203601610
8
=0,768-0,284-0,311-0,1950,701-0,264-0,243-0,2160.776
1-A-1=1,9711,1641,1840,8722,1101,0660,8600,9511,955
Padahal [X] = [1-A]-1 [C]
Dan C pada table 400365470
Maka produksi masing-masing sektor sebagai berikut:
X=1,9711,1641,1840,8722,1101,0660,8600,9511,955×4003654
70
X=177016201610
Ternyata hasilnya sama dengan kolom output yang ada pada table.
Karena konsumen menghendaki konsumsi barang hasil sektor pertanian
bertambah 40, sektor peternakan bertambah 35, dan sektor peternakan
bertambah 47. Berapakah yang harus diproduksi oleh masing-masing
sektor setelah kenaikan?
Kita akan menghitung dulu jumlah konsumsi setelah kenaikan:
C1C2C3=400365470+403547=440400517
Maka nilai [X] baru menjadi:
X1X2X3=1,9711,1641,1840,8722,1101,0660,8600,9511,955×44
0400517
=1945,251778,841769,57
Hubungan antara kenaikan konsumsi akhir (C) dengan produksi masing-
masing sektor (X) dapat dilihat pada table dibawah
Economic Kenaikan Produksi
Activities konsumsi Awal Setelah Jumlah
(C) kenaikan kenaikan
Dari table diatas jelas terlihat bahwa kenaikan konsumsi sektor pertanian
40, peternakan 35, dan perikanan 47, akan mengakibatkan kenaikan
produksi sektor pertanian 175, peternakan 159, dan perikanan 160. Hal ini
disebabkan karena adanya hubungan antar industry.
3.3 Kelemahan-kelemahan Metode Input-Output
9
1. Menggunakan anggapan Linear Production Function :
Di dalam model ini digunakan anggapan linier production function,
yaitu :
X1 = X11 + X21 + … + Xn1 + P1.
Jadi kalau ada tambahan satu unit nilai output diperlukan tambahan
nilai input secara proporsional. Padahal dalam kenyataan hal ini
jarang terjadi, karena faktor – faktor efisiensi, elastisitas harga, dan
sebagainya.
2. Koefisien teknologi (aij) dianggap tetap :
aij = (nilai input i dibagi input j)
X ij
Xj
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Hubungan masing-masing sektor industry dalam forcasting dengan
metode input output sangatlah kompleks. Karena jika salah satu sektor
mengalami perubahan maka sektor yang lain juga akan ikut
terpengaruh.
2. Didalam metode peramalan dengan metode input output pendekatan
matrik sangta berperan karena masing-masing industry memiliki
hubungan yang sangat erat, sehingga kalau dicari berdasarkan
hubungannya satu per satu akan sangat sulit oleh karena itu digunakan
pendekatan matriks.
3. Metode input output memiliki beberapa kelemahan yaitu:
– Jika ada tambahan satu unit pada nilai output maka diperlukan
tambahan nilai input secara proporsional, padahal di dunia nyata
hal ini jarang terjadi, karena foktor efisiensi, elastisitas harga, dsb.
11
– Koefisien teknologi dianggap tetap, padahal jika ada perubahan
pada input ataupun output maka koefisien teknologi juga akan
berubah.
4. Metoda input output biasa digunakan untuk perencanaan ekonomi
nasional jangka panjang. Contohnya: meramalkan pertumbuhan
ekonomi seperti pertumbuhan domestik bruto (PDB) untuk beberapa
periode tahun ke depan 5-10 tahun mendatang.
SARAN
1. Setiap perusahaan sebaiknya memanfaatkan metode-metode forecast
dalam membuat forecast tujuannya untuk meminimumkan kesalahan
memprediksi atas masa mendatang.
2. Dari beberapa metode forecast yang ada gunakanlah metode
peramalan yang paling baik yaitu metode yang mampu menghasilkan
kesalahan atau selisih perbedaan antara yang diramal dengan hasil
yang diharapkan sekecil mungkin.
3. Usahakanlah dalam menetapkan berbagai kebijakan yang akan
diambil hendaknya disesuaikan dengan hasil ramalan, tetapi juga
harus disesuaikan dengan kondisi real di lapangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo, TEORI PROYEKSI BISNIS, BPFE, Yogyakarta, 1998.
Makridakis, Spyros dan Wheelwright, steven C, Metode dan Aplikasi Peramalan,
Erlangga, Jakarta, 1995.
Subagyo, Pangestu, Forecasting Konsep dan Aplikasi (edisi kedua), BPFE,
Yogyakarta, 1986.
http://en.wikipedia.org/wiki/input/output model
www.dickyrahardi.com
www.ittelkom.ac.id
www.lovera.wordpress.com
13
LAMPIRAN
Cara Mencari Inverse Matrik Secara Manual
Pencarian matriks yang berukuran bersar (R x C). Yang dimaksud dengan
invers yang berukuran besar (R x C) disini adalah matriks yang ukuranya lebih
dari 2 x 2. Cara untuk mencari inversnya agak berbeda. Matriks A kalau
dinyatakan dalam simbol sebagai berikut :
Untuk mencari invers dari matriks itu ada 2 cara, yaitu merubah matriks menjadi
identitas matriks dan dengan memakai adjoint dan determinan.
a. MENGHITUNG INVERS DENGAN MERUBAH NILAI BARIS DAN
KOLOM
Cara untuk mencari nilai invers dari suatu matriks dengan menggunakan
ketentuan sebagai berikut :
Tambahkanlah suatu identitas matriks di sebelah kanan matriks yang akan
kita cari inversnya, ukuran identitas matriks itu sama dengan ukuran
matriks yang akan dicari inversnya.
14
a11 a12 a13 ... a1n 1 0 0 ... 0
a 21 a 22 a 23 ... a 2 n 0 1 0 ... 0
a31 a32 a33 ... a3n 0 0 1 ... 0
: : :
a an 2 an3 ... a nn 0 0 0 1
n1
Ubahlah sedemikian rupa sehingga nilai matriks yang di cari inversnya itu
menjadi identitas matriks, tentu saja tambahan bagian kanan matriks ikut
berubah. Setelah bagian kiri menjadi identitas matriks maka bagian kanan
itulah invers dari matriks yang kita cari. Cara merubahnya dengan
mengurangi suatu baris dengan baris yang lain atau membagi angka-angka
suatu baris dengan suatu angka tertentu atau memindahkan letak suatu
baris.
Contoh :
Kita akan mencari inverse dari matriks A di bawah ini :
A = 266276277
Tambahkanlah identity matriks sehingga menjadi sebagai berikut :
A = 266276277100010001
Kita harus mengusahakan agar matriks yang sebelah kiri diagramnya berisi
nilai 1 dan di luar diagonal itu berisi nilai 0. Langkahnya bebas, asal sesuai
dengan ketentuan di atas tadi (Cara merubahnya dengan mengurangi suatu
baris dengan baris yang lain atau membagi angka-angka suatu baris
dengan suatu angka tertentu atau memindahkan letak suatu baris). Tentu
saja dipilih yang paling cepat bisa kita lakukan. Misalnya andaikata kita
pilih langkah – langkah perubahan itu sebagai berikut :
Merubah nilai baris ke pertama :
Nilai a11 harus kita usahakan sebisa mungkin agar menjadi 1. Oleh karena
itu salah satu langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan mengalikan baris
pertama dengan 0,5 . Sehingga baris pertama berubah sebagai berikut :
266276277100010001×0,5~~
15
Sehingga matriks berubah menjadi sebagai berikut :
1332762770,500010001
16
A=266276277
A-1=266276277-1
A-1=3,50-3-1100-11
Menjadi :
17
a11 a12 a13 ... a1n
a a22 a23 ... a2 n
21
a31 a32 a33 ... a3n
: :
an1 an 2 an3 ... ann
18
Ct =
c11 c12 c13 ... c1n
c c23 ... c2 n
21 c22
c31 c32 c33 ... c3n
: :
c1n cn 2 cn 3 ... cnn
a12a21a33)
Hitung invers matriks A dengan :
Contoh :
Kita hitung invers matriks A, seperti pada contoh sebelumnya :
19
A = 266276277
Kita hitung nilai cij sebagai berikut :
7 6 2 6
c11 = (−1)1+1 =7 c 23 = (−1) 2+3 = −2
7 7 2 7
2 6 6 6
c12 = (−1)1+ 2 = −2 c31 = (−1)1+3 = −6
2 7 7 6
2 7 2 6
c13 = (−1)1+3 =0 c32 = (−1) 3+ 2 =0
2 7 2 6
6 6 2 6
c 21 = (−1) 2+1 =0 c33 = ( −1) 3+3 =2
7 7 2 7
2 6
c 22 = (−1) 2+ 2 =2
2 7
=1270-6-2200-22
=3,50-3-1100-11
4. Tekan Enter
8. Sehingga diperoleh
A-1 = 3,50-3-1100-11
Hasilnya sama dengan cara-cara sebelumnya.
SOAL – SOAL
1. Mengapa didalam forecast dengan metode input output hubungan antar
industry sangat kompleks? Jelaskan dan berikan contoh?!
2. Sebutkan dan jelaskan kelemahan Metode input output?!
22
3. Apa yang dimaksud dengan koefisien teknologi didalam forecast dengan
metode input output?
4. Keadaan perekonomian di Negara Maju Mundur terdapat 3 sektor yaitu
pariwisata, jasa, dan industry. Untuk sektor Pariwisata memproduksi
barang senilai $ 1150, digunakan oleh sektor pariwisata itu sendiri $ 500
digunakan sektor jasa $ 230, dan industry $ 170, digunakan pemakai akhir
$ 250.
Sektor jasa menghasilkan $ 940, digunakan sendiri $ 360, dipakai
pariwisata $ 160, dipakai industry $ 270, dan dipakai konsumen $ 150.
Sektor industry menghasilkan $ 1120, dipakai sendiri $ 310, dipakai
pariwisata $ 290, jasa $ 330, dipakai konsumsi $ 190.
Bila konsumen menghendaki system perekonomian di Negara Maju
Mundur sektor pariwisata naik $ 30, sektor jasa naik $ 20, dan sektor
industry naik $ 25.
Forecastlah dengan metode input – output berapakah yang harus
diproduksi masing-masing sektor sesuai dengan perubahan konsumsi
tersebut?
JAWABAN SOAL
1. Hubungan antar industry didalam metode input output sangat
kompleks karena jika salah satu sektor industry mengalami perubahan
baik output maupun inputnya maka sektor yang lain juaga akan
mengalami perubahan. Misalnya kalau permintaan akhir terhadap
barang 1 bertambah sebanyak 1,00 (berarti C1+1), apakah untuk
memenuhi tambahan ini produksi sektor 1 hanya ditambah dengan
1,00 saja?. Tentu tidak, karena kalau permintaan akhir bertambah
23
dengan 1,00 maka kita harus menghasilkan tambahan produksi sektor
1 sebesar 1,00 ditambah input 1 yang digunakan untuk menghasilkan
tambahan tadi. Ini akan berpengaruh pada sektor 1, sektor 2, sektor 3
dan sektor – sektor yang lain, yang pengaruhnya akan selalu
menaikkan produksi sektor 1 sehingga sangat komplek.
2. Kelemahan-kelemahan metode input output:
• Menggunakan anggapan linier production function, jadi kalau ada
tambahan satu unit nilai output diperlukan tambahan nilai input
secara proporsional. Padahal dalam kenyataan hal ini jarang terjadi,
karena faktor – faktor efisiensi, elastisitas harga, dan sebagainya.
– Koefisien Teknologi (aij) dianggap tetap
aij = (nilai input i dibagi input j)
X ij
Xj
0,4350,2450,1520,1390,3830,2410,2520,3510,277
[1-A]=0,565-0,245-0,152-0,1390,617-0,241-0,252-
0,3510,723
[1-A]-1=2,7011,7201,1401,2062,7681,1761,5271,9432,351
27