Anda di halaman 1dari 13

Matematika Teknik

Penyelesaian Sistem Persamaan Dengan Metode Invers,


Eliminasi Gauss Jordan dan Aplikasi Dalam Ekonomi dan
Bisnis

Disusun Oleh

KELOMPOK 8

Muhammad Robby Firmansyah 41617120083

Elfra Media Replita 41617120085

Muhammad Iqbal 41617120087

Mohamad Alfianto 41617120084

PROGRAM JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2018
Sistem Persamaan Linier
A. Pengertian dan Contoh
Suatu persamaan dalam matematika merupakan sebuah ekspresi kesamaan
(memuat tanda sama dengan “=”) yang melibatkan konstanta variable, dan operasi-
operasi hitung/matematika. Di dalam sebuah persamaan, komponen-komponen

yang dijumlahkan atau dikurangkan dipersamaan linier.

Kuantitas-kuantitas aij (untuk i, j = 1, 2, …, n) disebut koefisien. Nilai


koefisien-koefisien aij dan ruas kanan bi pada setiap persaman diketahui. Kuantitas-
kuantitas xij disebut variable, yang nilainya belum diketahui dan hendak dicari.

Sistem persamaan di atas dapa ditulis dalam bentuk matriks sebagai

AX = B

Dengan A adalah sebuah matriks n X n:

A=

Penulisan dalam bentuk persamaan matriks. Pengertian matriks, koefisien, matriks


konstanta, matriks konstanta, dan matriks augmented (1.1)

dan X dan B adalah vector-vektor n – komponen:

X= (x1, x2, x3…xn)T B= (b1, b2, b3…bn)T.

Dengan pangkat T menyatakan operasi transpose matriks, yakni mengubah baris


menjadi kolom dan kolom menjadi baris.
Matriks A disebut matriks koefisien, vector kolom B sering disebut vector
konstanta. Gabungan matriks A dan vector kolom B, yakni matriks n x (n+1) (A
B), disebut matriks augmented dari SPL (1.1).

Apabila semua nilai bi = 0 untuk i= 1, 2, …, n, maka SPL (1,1) disebut


sistem homogeny. Jika terdapat bk ≠ 0 untuk suatu 1 ≤ k ≤ n, maka SPL (1.1) disebut
system tak homogeny. Sistem homogen memegang peranan penting untuk
mengetahui ada tidaknya penyelesaian SPL (1.1). Teorema berikut meringkaskan
beberapa hasil penting tentang system-sistem persamaan linier.

B. Penyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan


Invers Matriks
Untuk memahami penggunaan invers matriks dalam mencari penyelesaian dari
sistem persamaan linear dua variabel, pelajari uraian berikut. Misalkan diketahui
sistem persamaan linear berikut.

3𝑥+4𝑦=10
2𝑥+3𝑦=7
}…(1)

Sistem persamaan (1) akan diselesaikan dengan meng guna kan invers matriks.
Adapun langkah-langkah nya adalah sebagai berikut.

a. Nyatakan sistem persamaan linear tersebut ke dalam bentuk matriks


sehingga diperoleh
3𝑥 + 4𝑦 10 3 4 𝑥 10
[ ]=[ ]↔ [ ] [𝑦] = [ ]
2𝑥 + 3𝑦 7 2 3 7
b. Tentukan matriks koefi sien serta nilai determinan nya. Misalkan matriks
koefi sien dari sistem (1) diberi nama A, maka
3 4 3 4
𝐴=[ ] dan det 𝐴 = [ ]=9–8=1
2 3 2 3
𝑥 10
dan misalkan 𝑋 = [𝑦] , 𝐵 = [ ]
7
c. Tentukan invers dari matriks koefi siennya. Invers dari matriks A adalah
1 3 −4 3 −4
𝐴−1 = [ ]= [ ]
1 −2 3 −2 3
d. Gunakan konsep jika AX = B maka X = A–1B dan jika XA = B maka X =
BA–1. Dalam hal ini, sistem (1) memenuhi persamaan AX = B maka X = A–
1
B
𝑥 3 −4 10 2
𝑋 = [𝑦 ] = [ ][ ] = [ ]
−2 3 7 1

Jadi, penyelesaian sistem persamaan linear pada sistem (1) adalah x = 2 dan y = 1.

Contoh Soal

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear berikut dengan


menggunakan metode invers matriks
5x – 3y = 3
4 x – 2y = 4
Jawab:
Untuk mencari penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel tersebut dengan
menggunakan metode invers matriks, terapkanlah langkah-langkah yang telah
dibahas sebelumnya.
Langkah 1:
5 −3 𝑥 3 5 −3 3 𝑥
[ ] [𝑦] = [ ], misal 𝐴 = [ ] , 𝐵 = [ ] , 𝑑𝑎𝑛 𝑋 = [𝑦]
4 −2 4 4 −2 4
Langkah 2:
5 −3 5 −3
𝐴=[ ] , maka det 𝐴 = [ ] = −10 − (−12) = 2
4 −2 4 −2
Langkah 3:
1 −2 3
𝐴−1 = 2 [ ]
−4 5
Langkah 4:
1 −2 3 3 1 6
𝑋 = 2[ ][ ] = 2[ ]
−4 5 4 8
𝑥 3
[𝑦] = [ ] x =3 dan y =4
4
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3, 4)}.
C. Eliminasi Gauss – Jordan
Karena adanya kelemahan pada model Gauss, seorang penemu bernama
Jordan, membuat model baru yang dinamakan Metode Eliminasi Gauss Jordan.
Pada model ini tidak lagi digunakan model substitusi, murni menggunakan reduksi
baris.

Metode Gauss-Jordan merupakan suatu variasi dari Eliminasi Gauss dan dalam
bahasa analitik biasanya lebih dikenal dengan nama reduksi baris. Perbedaan
utamanya dengan eliminasi Gauss adalah bila sebuah yang tidak diketahui
dieliminasikan dengan metode Gauss-Jordan maka ia dieliminasikan dari setiap
persamaan lainnya. Ini merupakan bentuk matrik kesatuan,padahal eliminasi Gauss
merupakan matrik triangular.

Metode Eliminasi Gauss Jordan merupakan pengembangan metode eliminasi


Gauss, hanya saja augmented matrik, sebelah kiri yang pada metode Eliminasi
Gauss diubah menjadi matrik segitiga, pada metode Gauss Jordan diubah menjadi
matrik diagonal.

Matrik Segitiga Matrik Diagonal

a11 a12 a13 ... a1n b1  1 0 0 0 0 b1 


0 a a23 ... a2n b2  0 1 0 0 0 b2 
 22 
0 0 a33 ... a3n b3  0 0 1 0 0 b3 
   
 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
 0 0 0 0 ann bn   0 0 0 0 1 bn 

Langkah - langkah Metode Eliminasi Gauss Jordan

1. Buat matrik augmented

2. Buat matrik diagonal

 a11 a12 a13 ... a1n b1  1 0 0 ... 0 d1 


a a2n b2  0 d 2 
 21 a22 a23 ...  1 0 ... 0
a31 a32 a33 ... a3n b3  0 0 1 ... 0 d3 
   
 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
an1 an 2 an3 ... ann bn   0 0 0 ... 1 d n 
3. Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1,d2,d3,…,dn
dan atau: x1  d1 , x2  d 2 , x3  d3 ,....,xn  d n

Skema Langkah Eliminasi Gauss Jordan

Contoh Soal

Selesaikan persamaan simultan berikut ini:

27X1 + 6X2 – X3 = 85 ….. (1a)

6X1 + 15X2 + 2X3 = 72 ….. (1b)

X1 + X2 + 54X3 = 110 ….. (1c)

Jawab:
D. Metode Matriks Balikan (Inverse) - Invers
Menginvers matrik dengan aplikasi Gauss Jordan

Hubungan antara matrik A dengan matrik B adalah: B = A-1

Contoh menginvers matriks dengan metode Gauss Jordan


Jadi invers matrik A adalah

A-1 =

E. Aplikasi Dalam Ekonomi dan Bisnis


Matriks Koefisein Teknis

Dalam pembahasan tentang analisa input-output untuk menyusunnya digunakan


tabel. Pada tabel 1, total output dari semua sektor ditunjukkan oleh X1, X2,...Xn.
Total permintaan akhir dari seluruh sektor ditunjukkan oleh D1, D2, ...., Dn; sedang
total input primer dari setiap sektor ditunjukkan oleh V1, V2,......Vn. Tabel tersebut
dinamakan matriks transaksi atau matriks input-output adalah sebagai berikut:
Pada gambar 1, diberikan suatu model matematika dalam bentuk persamaan linier
sebagai berikut:
X1 = X11 + X12 + ........ + X1n + D1
X2 = X21 + X22 + ........ + X2n + D2
.
. .
.
.
.

Xn = Xn1 + Xn2 + ........ + Xnn +Dn


} (1)

Jika nilai setiap unsur dalam matriks transaksi dibagi dengan jumlah baris atau nilai
jumlah kolom yang bersesuaian maka diperoleh perbandingan sebagai berikut:
𝑋𝑖𝑗
𝑎𝑖𝑗 = (2)
𝑋𝑗

Sedang matriks koefisien teknisnya ditunjukkan oleh matriks A.


Dari persamaan (2) dan (3) maka akan diperoleh persamaan:

Dari persamaan (4) maka persamaan tersebut akan diubah sebagai berikut:

Sistem persamaan linier (5) dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut

Dan dapat ditulis sebagai berikut :


(I-A) X = D, sehingga didapat X = (I-A)-1 D
Keterangan:
X = vektor output (variabel X1, X2,...,Xn)
D = vektor permintaan akhir (konstanta)
I = Matriks identitas
A = Matriks koefisien teknis atau matriks koefisien input
(I-A) = Matriks teknologi
Matriks Koefisien Saling Ketergantungan

Merupakan matriks yang diperoleh dari matriks teknologi yang telah diinverskan
atau (I-A)-1.
Langkah-langkah untuk memperoleh tingkat keseimbangan output X guna
memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir dari suatu perekonomian
adalah:

a. Membuat matriks transaksi


b. Membuat matriks koefisien teknis atau input (aij)
c. Menghitung matriks teknologi
d. Mencari matriks koefisien saling ketergantungan, yaitu invers dari matriks
teknologi jika ada
e. Mengalikan invers dari matriks teknologi dengan vektor permintaan akhir
D, agar dapat memperoleh nilai output X.

Contoh kasus dari analisis input-output dimulai dari matriks transaksi yang terlihat
pada tabel 1 sebagai berikut:

Pada tabel 1, baris pertama pada sektor pertanian bahwa seluruh output pertanian
adalah 63.524, senilai 14.675 dipergunakan untuk sektornya sendiri sebagai input,
senilai 25.832 digunakan sektor industri sebagai input sektor tersebut, senilai
12.786 dipergunakan sektor jasa dan lainnya sebagai input sektor tersebut dan
senilai 10.231 sebagai permintaan akhirnya. Pembacaan pada kolom pertama yaitu
pada sektor pertanian, seluruh ouptput sektor pertanian senilai 63.524. Senilai
14.675 merupakan inputan dari sektor sendiri. Senilai 11.875 merupakan inputan
sektor industri. Senilai 15.234 merupakan inputan dari sektor jasa dan lainnya.
Sedang senilai 21.74 merupakan inputan primer. Pada masing-masing sektor yaitu
sektor pertanian, sektor industri, sektor jasa dan lainnya mempunyai target yang
terlihat pada tabel 1. Terlihat bahwa target permintaan akhir dari masingmasing
sektor untuk pertanian, industri, jasa dan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Untuk sektor pertanian ditargetkan peningkatan dari 10.231 menjadi 63.524

Tabel 2. Matriks Koefisien Teknis

2. Untuk sektor industri ditargetkan peningkatan dari 9.165 menjadi 60.68


3. Untuk sektor pertanian ditargetkan peningkatan dari 10.432 menjadi 61.315
Dari tabel 1, dibentuk matriks koefisien teknis atau input pada tabel 2. Dengan
hasil sebagai berikut:
Daftar Pustaka

Amrinsyah Nasution & Hasballah Zakaria, 2001, “Metode Numerik dalam Ilmu
Rekayasa Sipil”, ITB Bandung
Ardi Pujiyanta, 2007, ”Komputasi Numerik dengan Matlab”, Graha Ilmu
Bambang Triatmodjjo,2008, ”Metode Numerik”, Beta Offset
Duance Hanselman & Bruce Littlefield, ” Matlab Bahasa Komputasi Teknis”,
Penerbit andi Yogyakarta
Dumairy, 2004, ”Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, Penerbit BPFE,
Yogyakarta
Josep Bintang Kalangi, 2005, ”’Matematika Ekonomi dan Bisnis” , Penerbit
Salemba Empat
Renaldi Munir ,2006 , “Metode Numerik”, Informatika Bandung

Anda mungkin juga menyukai