Anda di halaman 1dari 11

1.3.

Polinomial Interpolasi Lagrange


Polinomial interpolasi Lagrange pn(x) dengan x0, , xn sebagai titik pusatnya dapat
dinyatakan sebagai berikut:
( )( ) ( )
( )( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )( ) ( )
....... y
x x ...... x x x x
x x ...... x x x x
y
x x ...... x x x x
x x ...... x x x x
) x ( p
2
n 2 3 2 1 2
n 3 1
1
n 1 3 1 2 1
n 3 2
n
+


+


( ) ( ) ( )
( )( ) ( )
n
1 n n 2 n 1 n
1 n 2 1
y
x x ...... x x x x
x x ...... x x x x



(1-16)
atau secara simbolik dapat dituliskan sebagai berikut:

'

+ +

k i 0
k i 1
) x ( l
n ,...... 2 , 1 , 0 k
x x
x x
) x ( l
) x (
n
l
n
A ..... ) x (
1
l
1
A
0
l
0
A ) x (
n
p
i k
n
k i
0 i
i k
i
k
untuk
untuk
untuk
(1-17)
Untuk fungsi sembarang, persamaan (1-17) dapat disederhanakan menjadi:

'

k i 0
k i 1
)
i
x (
k
l
n ,...... 2 , 1 , 0 k
n
k i
0 i
i
x
k
x
i
x x
) x (
k
l
n
0 k
) x (
k
l )
k
x ( f ) x (
n
p
untuk
untuk
untuk
(1-18)
Dari persamaan (1-17) dan (1-18) dapat disimpulkan bahwa, koefisien A0, A1, An
adalah nilai interpolasi atau ekstrapolasi Lagrange di titik-titik x0, x1, xn. Untuk n = 1
dan titik x0, x1, maka persamaan (1-18) akan mempunyai bentuk:
0
1 0
0 1
0
1 0
1
0 1
0
1
1 0
1
0
x x
0
x
1
x
)
0
x ( f )
1
x ( f
)
0
x ( f
x x
)
0
x x )(
1
x ( f )
1
x x )(
0
x ( f
x x
x x
)
1
x ( f
x x
x x
)
0
x ( f ) x (
1
l )
1
x ( f ) x (
0
l )
0
x ( f ) x (
n
p
x x
x x
) x ( l
x x
x x
) x ( l

dan
(1-19)
I-1
Persamaan (1-19) dikenal dengan interpolasi linier dengan dua titik, yaitu x0 dan x1.
1.4. Interpolasi dan Ekstrapolasi dengan Interval Tidak Konstan
Interpolasi dan Ekstrapolasi ini didasarkan pada polinomial interpolasi Lagrange, yaitu
persamaan (1-18). Misal p1 adalah nilai di titik x dari persamaan polinomial orde nol
(konstan) yang melalui titik (x1,y1), sehingga p1 = y1. Demikian juga p2, p3, .., pn yang
melalui (x2,y2), (x2,y2), , (xn,yn). Selanjutnya misal p12 adalah nilai di x dari persamaan
polinomial orde satu yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2), demikian juga p23, p34, , p(n -
1)n. Dengan cara yang sama, dilakukan untuk order polinomial yang lebih tinggi, sampai
p123 n yang merupakan nilai interpolasi polinomial melalui seluruh n titik. Variasi p
membentuk suatu tabel dengan nilai pendahulu (ancestor) di sebelah kiri dari nilai
berikutnya yang jumlahnya berkurang satu. Berikut diberikan contoh untuk n = 4.
x1 : y1 = p1
p12
x2 : y2 = p2 p123
p23 p1234 (1-20)
x3 : y3 = p3 p234
p34
x4 : y4 = p4
Alogaritma Neville merupakan cara pengisian bilangan-bilangan seperti pada tabel di
atas dari kiri ke kanan. Algoritma ini didasarkan pada hubungan antara seorang anak
(P) dan kedua orang tuanya dan diekspresikan sebagai berikut:
( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
m i i
m i ... 2 i 1 i i 1 m i .... 1 i i m i
m i )... 1 i ( i
x x
P x x P x x
P
+
+ + + + + +
+ +

+
(1-21)
Suatu modifikasi dilakukan untuk mempertahankan jarak (nilai beda) antara anak-anak
dan orang tuanya, dengan cara mendefiniskan m = 1, 2, , n - 1, sehingga:
( ) ( ) 1 m i ... i m i ... i i , m
P P C
+ +

( ) ( ) ( ) m i ... 1 i m i ... i i , m
P P D
+ + +

(1-22)
Selanjutnya dari persamaan (1-21) dapat mudah diturunkan relasi berikut ini.
( ) ( )
1 m i i
i , m 1 i , m 1 m i
i , 1 m
x x
D C x x
D
+ +
+ + +
+


( ) ( )
1 m i i
i , m 1 i , m i
i , 1 m
x x
D C x x
C
+ +
+
+

(1-23)
Pada m asing-masing level m, C dan D merupakan faktor koreksi yang menyebabkan
interpolasi menjadi satu orde lebih tinggi. Interpolasi dengan p1n sama dengan jumlah
seluruh fraksi yi ditambah dengan kombinasi C dan D yang merupakan hubungan dalam
I-2
bentuk pohon famili sampai ke anak yang termuda. Algoritma interpolasi dan
ekstrapolasi dengan polinomial diberikan di halaman berikutnya.
1.5. Interpolasi Lengkung Kubik (Cubic Spline)
Interpolasi spline kubik banyak dipakai, karena polinomial pendekatan (interpolasi) yang
dihasilkannya akan mempunyai nilai interpolasi y, dengan kemiringan (slope) dan
kurvatur (curvature) yang sama di sekitar titik x yang sama. Untuk interval antara
xi1 dan xi, polinomial orde tiga mempunyai turunan kedua sebagai berikut:
) x (
"
i
y
=
' '
1 i
y

+
"
i
y ) 1 (
, untuk xi-1 x xi (1-
24)
adalah faktor yang tergantung dari nilai x. Penyelesaian persamaan di atas pada
interval xi-1 dan xi akan menghasilkan:
i
x x
1 i
x ,
"
i
y
1 i
x
i
x
x
i
x
1
' '
1 i
y
1 i
x
i
x
x
i
x
y"(x)

,
_

,
_

untuk (1-25)
Sedangkan pada interval xi dan xi+1 akan menghasilkan:
1 i
x x
i
x ,
' '
1 i
y
i
x
1 i
x
i
x x
"
i
y
i
x
1 i
x
i
x x
- 1 y"(x)
+

+

,
_

,
_

untuk (1-26)
Jika persamaan (1-25) diintegrasi relatif terhadap interval (xi - x) akan dihasilkan
persamaan berikut:
i
x x
1 i
x
1
c
"
i
y
)
1 i
x
i
x (
2
) x
i
x (
2
1
x-
i
x
' '
1 i
y
)
1 i
x
i
x (
2
) x
i
x (
2
1
y'(x)

,
_


untuk
(1-27)
sedangkan integrasi persamaan (1-26) akan menghasilkan persamaan berikut:
( ) ( )
1 i
x x
i
x
2
c
' '
1 i
y
)
i
x
1 i
x (
2
i
x x
2
1
"
i
y
)
i
x
1 i
x (
2
i
x x
2
1
-
i
x x y'(x)
+

+
+

,
_


untuk
(1-28)
c1 dan c2 adalah konstanta integrasi. Integrasi sekali lagi akan menghasilkan:
I-3
( ) ( )
serta untuk
i
x x
1 i
x
3
c x
i
x
1
c
"
i
y
)
1 i
x
i
x (
3
) x
i
x (
-
2
x
i
x 3
6
1
' '
1 i
y
)
1 i
x
i
x (
3
) x
i
x (
6
1
y(x)

,
_

(1-29)
( )
( ) ( )
( )
1 i
x x
i
x
4
c
i
x x
2
c
' '
1 i
y
)
i
x
1 i
x (
3
i
x x
6
1
"
i
y
i
x
1 i
x
3
i
x x
-
2
i
x x 3
6
1
y(x)
+

+ +
+

,
_


untuk
(1-30)
lengkung kubik pertama melalui titik (xi-1, yi-1) dan titik (xi, yi) mempunyai bentuk:
( ) ( ) ( )
3
c
i
y
3
c
1 i-
x
i
x
1
c
"
i
y
2
1 i-
x
i
x
3
1
' '
1 i-
y
2
1 i-
x
i
x
6
1
1 i-
y

+ +
(1-31)
selanjutnya:
( )
1 i-
x
i
x
1 i-
y
i
y
"
i
y 2
' '
1 i
y
1 i-
x
i
x
6
1
(-) '
i
y
1
c

+
,
_


(1-32)
dimana y
'(-)
i adalah turunan di sebelah kiri titik x = xi. Demikian juga lengkung kubik
kedua melalui titik (xi,yi) dan (xi+1,yi+1) mempunyai bentuk:
( ) ( ) ( )
4
c
i
y
4
c
i
x
1 i
x
2
c
' '
1 i
y
2
i
x
1 i
x
6
1
"
i
y
2
i
x
1 i
x
3
1
1 i
y

+
+
+
+

+
+
+

+
(1-33)
selanjutnya:
( )
i
x
1 i
x
i
y
1 i
y
' '
1 i
y
"
i
y 2
i
x
1 i
x
6
1
) '(
i
y
2
c

+
+
,
_

+
+
+

+

(1-34)
dimana y
'(+)
i adalah turunan di sebelah kanan titik x = xi. Turunan di sebelah kiri dan di
sebelah kanan harus mempunyai harga yang sama di titik x = xi, dengan demikian
maka:
I-4
( )
( )
i
x
1 i
x
i
y
1 i
y
' '
1 i
y
' '
i
y 2
i
x
1 i
x
6
1
1 i-
x
i
x
1 i-
y
i
y
' '
i
y 2
' '
1 i
y
1 i-
x
i
x
6
1

+
+
,
_

+
+
+

+
,
_

(1-35)
dengan pengaturan selanjutnya, maka akan diperoleh ekspresi berikut:

,
_

+
+

,
_

+
+
+
+

i
x
1 i
x
i
y
1 i
y
6
1 i-
x
i
x
1 i-
y
i
y
6
' '
1 i
y )
i
x
1 i
x (
' '
i
y )
1 i-
x
1 i
x ( 2
' '
1 i
y )
1 i-
x
i
x (
(1-36)

Untuk titik (data) sebanyak n buah, persamaan sebanyak (n-1) buah, maka jumlah
bilangan tidak diketahui akan berjumlah (n+1) buah
"
i
y
, i = 0,n. Agar sistem
persamaan dapat diselesaikan, maka dibutuhkan tambahan dua persamaan lagi, yang
biasanya berhubungan dengan kondisi batas di titik i = 0 dan i = n. Kedua persamaan
tersebut biasanya menspesifikasikan kondisi batas, dalam hal ini mengekspresikan
kemiringan di titik i = 0 dan i = n sebagai berikut:
( )
0
x
1
x
0
y
1
y
' '
1
y
' '
0
y 2
0
x
1
x
6
1 ) '(
0
y

+
,
_

+
+
(1-37)
( )
1 n-
x
n
x
1 n-
y
n
y
' '
n
y 2
' '
1 n
y
1 n-
x
n
x
6
1
) '(
n
y

+
,
_

(1-38)
Dalam bentuk matriks, sistem persamaan linier dapat dituliskan sebagai berikut:
[ ]{ } { } D M A (1-39)
[A] adalah matriks koefisien aij yang berupa matriks tridiagonal yang elemen-elemennya
adalah sebagai berikut:
( )
( )
( )
0
ij
a
1 n
x
n
x 2
nn
a
0
x
1
x 2
00
a
1 i
x
1 i
x 2
ii
a , n i 0 , i j
i
x
1 i
x
ij
a , n i 0 , 1 i j
1 i
x
i
x
ij
a , n i 0 , 1 i j

+
<

+
< +

<
: maka itu selain
maka untuk
maka untuk
maka untuk
(1-40)
I-5
{M} adalah vektor bilangan tidak diketahui berupa
"
i
y
, sedangkan {D} adalah vektor
dengan elemen-elemen yang diketahui dan didefinisikan sebagai berikut:
1
1
]
1

1
1
]
1

< <

,
_

+
+

,
_


1 n-
x
n
x
1 n-
y
n
y
) '(
n
y 6
n
d
) '(
0
y
0
x
1
x
0
y
1
y
6
0
d
n i 0 ,
i
x
1 i
x
i
y
1 i
y
6
1 i
x
i
x
1 i
y
i
y
6
i
d untuk
(1-41)
Jika sistem persamaan linier dapat diselesaikan, maka nilai y di setiap titik x sembarang
diperoleh dengan interpolasi berdasar rumus berikut:
( ) ( ) ( )
serta untuk
i
x x
1 i-
x
3
x
i
x
1 i-
x
i
x
' '
1 i
y
"
i
y
6
1
2
x
i
x
"
i
y
2
1
x
i
x
) '(
i
-y
i
y y(x)

,
_

(1-42)
( ) ( ) ( )
1 i
x x
i
x
3
i
x x
i
x
1 i
x
' '
i
y
' '
1 i
y
6
1
2
i
x x
"
i
y
2
1
i
x x
) '(
i
y
i
y y(x)
+

,
_

+
+ +
+
+
untuk
(1-43)
Turunan y
'(-)
i dan y
'(+)
i masing-masing dapat diperoleh dari persamaan (1-32) dan (1-34).
Seringkali turunan lebih dipilih daripada kurvatur sebagai bilangan tidak diketahui.
Transformasi kurvatur menjadi turunan mudah dilakukan.
Langkah-langkah interpolasi dengan lengkung kubik:
Step 1: membentuk matriks koefisien [A] berdasar persamaan (1-40).
Step 2: membentuk vektor {D} berdasar persamaan (1-41).
Step 3: menghitung vektor {M} atau vektor {y''i} dengan cara menyelesaikan
sistem persamaan linier.
Step 4: menghitung turunan pertama di sebelah kiri (y
'(-)
i) dan kanan x (y
'(+)
i)
berdasar persamaan (1-32) dan (1-34).
Step 5: menghitung nilai interpolasi untuk titik x tertentu berdasar persamaan
(1-42) atau (1-43).
Contoh soal interpolasi dengan lengkung kubik (cubic spline):
I-6
Erupsi Gunung Piton de la Fournaise (Pulau Reunion) memuntahkan material dengan
komposisi kimia yang berubah terhadap waktu. Pengukuran rasio (Ce/Yb)N selama
interval 1948-1985 yang diambil dari lava erupsi diberikan dalam Tabel 1.4 Dari data ini
diminta menghitung nilai interpolasi rasio (Ce/Yb)N tahunan. Untuk contoh perhitungan
diminta menghitung interpolasi rasio (Ce/Yb)N pada tahun 1960.
Tabel 1.4: Data Rasio (Ce/Yb)N Diukur pada Delapan Contoh Lava Hasil Erupsi
Gunung Piton de la Fournaise (Albarede & Tamagnan, 1988)
I 0 1 2 3 4 5 6 7
Tahun 1948 1953 1956 1966 1972 1975 1981 1985
(Ce/Yb)N 20.9 21.2 22.0 20.8 21.7 22.4 21.3 18.9
Gambar 1.1: Interpolasi Lengkung Kubik Rasio (Ce/Yb)N pada Lava Hasil
Erupsi Gunung Piton de la Fournaise (Albarede & Tamagnan, 1988)
Jawaban:
Langkah-langkah penyelesaian:
Step 1:
membentuk matriks koefisien [A] berdasar persamaan (1-40), misalnya:
a00 = 2 x (1953-1948) = 10
a01 = 1953 - 1948 dst.
Setelah melengkapi semua perhitungan, maka matriks koefisien [A]
mempunyai harga sebagai berikut:
I-7
Rasio Ce/Yb
Pada Lava Gunung Piton
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
1940 1950 1960 1970 1980 1990
Tahun
(
C
e
/
Y
b
)
N
[ ]
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

8 4 0 0 0 0 0 0
4 20 6 0 0 0 0 0
0 6 18 3 0 0 0 0
0 0 3 18 6 0 0 0
0 0 0 6 32 10 0 0
0 0 0 0 10 26 3 0
0 0 0 0 0 3 16 5
0 0 0 0 0 0 5 10
A
Step 2:
membentuk vektor {D} berdasar persamaan (1-41) dengan asumsi bahwa
turunan pada titik akhir sama dengan nol, misalnya:
24 . 1 60 . 1 36 . 0
1953 1956
2 . 21 0 . 22
6
1948 1953
9 . 20 2 . 21
6
1
d
36 . 0 0
1948 1953
9 . 20 2 . 21
6
0
d
+
,
_

+
+
,
_



,
_

Setelah melengkapi semua perhitungan, maka vektor {D} akan berharga:


{ }
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

+
+

+
+

66 . 3
50 . 2
50 . 2
50 . 0
62 . 1
32 . 2
24 . 1
36 . 0
D
Step 3:
menyelesaikan sistem persamaan linier. Berdasar persamaan (1-39), maka sistem
persamaan simultan akan mempunyai bentuk sebagai berikut:
I-8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

+
+

+
+

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

60 . 3
50 . 2
50 . 2
50 . 0
62 . 1
32 . 2
24 . 1
36 . 0
8 4 0 0 0 0 0 0
4 20 6 0 0 0 0 0
0 6 18 3 0 0 0 0
0 0 3 18 6 0 0 0
0 0 0 6 32 10 0 0
0 0 0 0 10 26 3 0
0 0 0 0 0 3 16 5
0 0 0 0 0 0 5 10
7
6
5
4
3
2
1
0
M
M
M
M
M
M
M
M
Vektor {M} merupakan vektor bilangan yang tidak diketahui yang berupa turunan
kedua atau {y''i}. Setelah penyelesaian sistem persamaan linier, maka diperoleh:
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
]
1

5581 . 0
2161 . 0
0683 . 0
0085 . 0
0919 . 0
1371 . 0
1090 . 0
0185 . 0
' '
7
y
' '
6
y
' '
5
y
' '
4
y
' '
3
y
' '
2
y
' '
1
y
' '
0
y
7
M
6
M
5
M
4
M
3
M
2
M
1
M
0
M
Step 4:
menghitung turunan pertama di sebelah kiri dan kanan x berdasar
persamaan (1-32) dan (1-34) yang diberikan dalam Tabel 1.5 berikut ini:
Tabel 1.5: Turunan Kedua, Turunan Pertama di sebelah kiri dan kanan
I "
i
y
) ( '
i
y
) ( ' +
i
y
0 -0.0185 0 0
1 0.1090 0.2262 0.2262
2 -0.1371 0.1840 0.1840
3 0.0919 -0.0423 -0.0423
4 0.0085 0.2589 0.2589
5 -0.0683 0.1693 0.1693
6 -0.2161 -0.6839 -0.6839
7 0.5581 0 0
Step 5:
menghitung nilai interpolasi untuk titik x, misal berdasar persamaan (1-42). Dalam
I-9
hal ini i = 3 (1966), maka x3 x = 1966 - 1960 = 6, kemudian x3 x2 = 1966 - 1956 =
10., y3 = 20.8,
) ( '
3

y = -0.0423 dan
' '
3
y = 0.0919,
"
3
y -
"
2
y = 0.0919 (-0.1371) =
0.2290. Harga-harga ini disubstitusikan dalam persamaan berikut
( ) ( )
3
) x
3
x (
2
x
3
x
"
2
y
"
3
y
6
1
2
x
3
x
"
3
y
2
1
x
3
x
) ( '
3
y
3
y ) x ( y

,
_


( ) ( ) ( ) 88 . 21
3
6 x
10
2290 . 0
6
1
2
6 x 0919 . 0
2
1
6 x 0423 . 0 8 . 20 1960 t y
,
_

+
1.6. Interpolasi Multi Dimensi
Pada interpolasi multi dimensi taksiran nilai y merupakan fungsi dari nilai (x1, x2, .... , xn)
atau dapat ditulis dengan y(x1, x2, .... , xn). Prinsip interpolasi multi dimensi sama dengan
interpolasi satu dimensi yang telah dibahas sebelumnya. Dalam interpolasi multi
dimensi, nilai taksiran y didasarkan pada pada beberapa nilai x vektor nilai x. Berikut
akan diberikan ilustrasi kasus interpolasi dua dimensi. Kasus tiga dimensi atau lebih
dapat dikerjakan dengan cara yang sama.
Untuk kasus dua dimensi akan dikenalkan sistem grid cartesian dua dimensi. Misalkan
terdapat matrik YA[J,K], dimana J=1, M, sedangkan K=1, N. Demikian juga
nilai X1A[J] dan X2A[K]. Ekspresi y(x1, x2) dapat dituliskan sebagai berikut:
YA[J,K] = Y(X1A[J], X2A[K]) (1-44)
Titik (x1, x2) terletak di antara empat titik dalam sistem grid cartesian, dan dinyatakan
dengan ekspresi berikut:
X1A[J] x1 X1A[J+1]
X2A[K] x2 X2A[K+1] (1-45)
Untuk nilai y, dalam hal ini y1, y2, y3 dan y4 didefinisikan sebagai berikut:
y1 YA[J,K]
y2 YA[J+1,K]
y3 YA[J+1,K+1]
y4 YA[J,K+1] (1-46)
Interpolasi dua dimensi paling sederhana dalam sistem grid adalah interpolasi bilinier
dengan rumus sebagai berikut:
t (x1 X1A[J]) / (X1A[J+1] X1A[J] )
u (x2 X2A[K]) / (X2A[K+1] X2A[K] ) (1-46)
I-10
berdasar rumus di atas, maka harga t dan u berkisar di antara 0 dan 1 dan selanjutnya
nilai y(x1,x2) diperoleh berdasar rumus berikut:
y(x1,x2) = (1 t)(1 u) y1 + t (1 - u) y2 + t u y3 + (1 t) u y4 (1-47)
I-11

Anda mungkin juga menyukai