Kelompok 5 Ekopro-1
Kelompok 5 Ekopro-1
DENGAN KENDALA
DISUSUN OLEH:
Ayub Novansyah ( 05011382126158)
Mifta Khairunnisa (05011382126158)
Miko Cesardi (05011382126168)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan atas segala rahmat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas pencapaian tugas makalah ini secara tepat waktu. Makalah ini
kami beri judul Kombinasi Optimum Penggunaan Dua Input Variabel dengan
Kendala. Dengan selesainya makalah ini, kami ingin berterima kasih kepada
Saudari Fani Setiawati Cindy Andani, dan Anisa Naviela selaku Asisten Dosen
mata kuliah Ekonomi Produksi Agribisnis, serta pihak lain yang telah ikut
membantu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban kami dalam
mengerjakan tugas kelompok oleh Asisten Dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Produksi Agribisnis. Selain itu, makalah ini juga sebagai sarana belajar
dan menambah wawasan baru bagi penulis dan para pembaca.
Dengan rendah hati kami memohon maaf jika terdapat banyak kekurangan di
dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa kami memiliki keterbatasan baik
dalam segi penulisan maupun pembahasan teori. Maka dari itu, kami juga
berharap bisa mendapatkan kritik serta saran yang dapat membangun kemampuan
kami dalam membuat makalah yang lebih berkualitas.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 3
1.1.Latar Belakang ....................................................................................... 3
1.2.rumusan masalah ..................................................................................... 3
1.3.Tujuan .................................................................................................... 4
BAB 2. PEMBAHASAN ............................................................................. 4
2.1.Pengertian dan kategori kendala .............................................................. 4
2.2.Kendala pembiayaan ............................................................................... 4
2.3.kombinasi optimum ................................................................................. 12
2.4.jalan perluasan usaha............................................................................... 14
BAB 3. PENUTUP ....................................................................................... 18
3.1.Kesimpulan ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dengan itu materi ini menjawab
tentang persoalan :
1. Apa pengertian dan kategori kendala pada kombinasi dua input variabel?
2. Apa saja kendala pembiayaan pada kombinasi optimum dua input variabel?
3. Bagaimana kombinasi optimum pada dua input variabel dengan kendala?
4. Bagaimana jalan perluasan usaha pada kombinasi optimum dua input variabel?
3
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
4
meningkatkan keuntungan. Selanjutnya apabila petani menghadapi keterbatasan
pembiayaan atau dana untuk membeli input yang dinyatakan dengan Mo, maka
kendala yang dihadapi petani tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Mo = X1 Hx1 + X2 Hx2
............................................................................................................................. (
7.1)
Atau: Mo = Σ Xi Hxi
............................................................................................................................ (
7.2)
Selanjutnya apabila data hipotetis yang ada pada Tabel 7.1 diplotkan
pada sumbu salib, misal X1 pada sumbu datar dan X2 pada sumbu vertikal maka
akan diperoleh kurva atau garis yang disebut garis pembiayaan/garis anggaran
(budget line atau isocost line atau price line).
(input dua)
X2
garis anggaran
(0;33,33)B
(budget line, isocost/
outlay line, price
line)
(M0/Hx1
(input satu)
A
0
6
X1 (20;0)
(1) Asumsi petani akan menghabiskan seluruh dana yang dimiliki (Mo)
untuk membeli kedua input) (X1 dan X2 ).
(2) Jika petani menghabiskan seluruh dana yang dimiliki hanya untuk
membeli input satu (X1) maka jumlah X1 yang dapat dibeli adalah
Mo
sebesar
,
Hx1
Mo Rp100.000
20satuan
contoh: Hx
1 Rp5000
7
Nilai ini bila diplotkan pada sumbu datar berupa titik A (20 ; 0)
(3) jika petani menghabiskan seluruh dana yang dimiliki hanya untuk
membeli input dua (X2 ) maka jumlah X2 yang dapat dibeli adalah
Mo
sebesar ,
Hx 2
Mo
33,33satuan
Contoh: Hx Rp100.000
2 Rp3000
Nilai ini bila diplotkan pada sumbu vertikal berupa titik B (0 ; 33,33). Jika
dihubungan kedua titik (titik A dan titik B), maka diperoleh garis
pembiayaan/garis anggaran AB.
Selanjutnya penentuan fungsi garis anggaran di atas dapat diperoleh: Mo
= X1 Hx1 + X2 Hx2, dinyatakan dalam X2 = f (X1)
sehingga : X2 Hx2 = Mo - X1 Hx1
M Hx
X2 X1 .............................................................................. (7.3)
atau o 1
Hx Hx
2 1
Hx
adalah fungsi garis anggaran dengan slope (
1 ), dimana slope bernilai
Hx
2
negatif yang dicerminkan oleh arah kurva yang bergerak dari kiri atas ke kanan
bawah (down ward sloping curve). Dari data pada Tabel 7.1 di atas maka slope
garis anggaran adalah:
tg α sisi tegak
Mo Hx 8
2
Mo Hx
1
sisidatar
Rp5000
Hx
1
1,67Rp3000
Hx
2
9
Pada contoh di atas kemiringan (slope) garis anggaran bernilai konstan sepanjang
kurva sehingga bentuk kurva berupa garis lurus. Selama dapat dipertahankan asumsi
harga input tetap (pada struktur pasar bersaing murni/sempurna) maka kendala
anggaran akan selalu mempunyai kemiringan yang konstan (constant sloping
curve). Karakteristik garis anggaran ini dengan slope konstan dapat dibuktikan
dengan cara lain yaitu jika persamaan garis anggaran: Mo = Hx1 X1 + Hx2 X2 .
Asumsi harga kedua input adalah tetap, maka diferensial total dari garis anggaran
tersebut adalah: d Mo = Hx1 dX1 + Hx2 dX2 .
Jika diasumsikan modal/dana yang dimiliki petani tetap atau
perubahannya nol maka d Mo = 0, sehingga:
d Mo = 0 = Hx1 dX1 + Hx2 dX2
dx 2
adalah slope garis anggaran apabila X1 pada sumbu datar
dx1 Hx1
Hx 2
dan X2 pada sumbu vertikal maka nilai slope garis anggaran adalah sama dengan
negatif kebalikan resiko kedua harga input (negative inverse ratio of input prices)
10
Penjelasan secara kurva dari uraian di atas dapat dilihat pada Gambar 7.2berikut
ini:
X2
(input kedua) M0
(jika modal bertambah)
M
1
tangen α Hx1
Hx 2
M2 M0 M1 X1 (input pertama
0
11
2.3 Kombinasi Optimum
12
X2 X2
.C
C. .D
.D
A. B.
Y1 A. Y1
B. Y 0
M0 M1 M2 X1 M
(a (b)
Hal ini berarti titik C adalah titik kombinasi optimum. Mengapa kita tidak
memilih titik A, B atau titik D, maka penjelasannya adalah sebagai berikut:
(4) Titik A, meskipun memerlukan modal yang lebih kecil (Mo) tetapi akan
menghasilkan tingkat produksi yang lebih rendah karena berada dibawah
(sebelah kiri) kurva isoproduk (Y1 ). Berarti kapasitas produksi yang
ditargetkan belum tercapai.
(5) Titik B, meskipun menghabiskan biaya (modal) yang sama dengan titik
C tetapi tingkat produksi yang akan dihasilkan lebih rendah (sebelah kiri)
kurva isoproduk (Y1).
(6) Titik D, akan menghasilkan tingkat produksi yang sama dengan titik C
tetapi harus dikorbankan dengan biaya yang lebih besar, karena
berpotongan dengan garis anggaran M2 ( M2 > M1).
13
titik D tidak dipilih dengan alasan sebagai berikut:
(1) Titik A, meskipun penggunaan modal masih bersisa akan tetapi tingkat
produksi yang dihasilkan lebih rendah (Yo < Y1 ). Proses produksi bekerja
dibawah kapasitas penuh.
(2) Titik B, meskipun penggunaan modal habis terpakai, tetapi tingkat
produksi yang dihasilkan lebih rendah (Yo < Y1). Pada
tingkatproduksi ini terjadi pemborosan sumberdaya atau proses produksi
tidak efisien.
(3) Titik C, tingkat produksi yang dihasilkan lebih tinggi (Y 2 > Y1 ) tetapi
modal yang tersedia tidak mencukupi sehingga tingkat kombinasi ini
tidak bisa dicapai kecuali ada penambahan modal.
Pembahasan kombinasi optimum dapat juga menggunakan pendekatan
matematis. Menurut Teken dan Asnawi (1981) penentu kombinasi optimum
ini memerlukan dua syarat sebagai berikut:
(1) Syarat pertama berupa syarat keharusan (necessary condition) petani
14
kurva isoproduk maka didapat empat garis anggaran yang berbeda dan empat tingkat
produksi optimum (kombinasi penggunaan input yang optimum) yang juga berbeda.
Misal titik kombinasi optimum yang diperoleh tersebut adalah titik A, B, C dan D. Jika
kita hubungkan keempat titik-titik tersebut maka akan diperoleh suatu garis yang
mewakili jalan/jalur perluasan usaha (expansion path).
Jalur Perluasan Usaha (JPU) adalah garis yang menghubungkan titik- titik yang
mempunyai slope yang sama pada sekumpulan isoproduk dimana jalur ini dipilih
karena penggunaan inputnya memerlukan biaya terendah untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu. Besarnya slope dari masing- masing titik adalah sama
dengan slope garis anggaran yaitu sebesar rasio kedua harga input tersebut. Beberapa
catatan tentang kemiringan (slope) kurva jalur perrlusan usaha (JPU). Garis JPU
sebetulnya mirip dengan garis punggung (ridge line) yang sudah dibahas pada Bab VI
sebelumnya. Perbedaannya terletak pada nilai slope dari titik-titik yang
dihubungkannya. Jika garis punggung hanya menghubungkan titik-titik dengan slope
bernilai nol (disebut Garis Punggung satu atau RL1) dan slope bernilai tak berhingga
(disebut Garis Punggung dua atau RL2), maka Garis JPU hanya menghubungkan
titik-titik dengan slope sama dengan rasio kedua harga input tersebut. Titik-titik pada
Garis JPU mencerminkan nilai slope garis anggaran dan slope kurva isoproduk
sekaligus (karena pada titik tersebut kedua kurva bersinggungan). Sedangkan titik-titik
pada Garis Punggung RL1 dan RL2 hanya mencerminkan nilai slope dari kurva-kurva
isoproduknya.
Contoh perhitungan:
Penyelesaian:
15
Penyelesaian soal ini dapat dilakukan dengan memakai pertolongan “La
Grange Multiplier” atau langsung menggunakan 3 persamaan yang diturunkan dari
fungsi tujuan maksimisasi penerimaan di atas:
Persamaan (1) : NPM1 = Hx1 Hy (PM1 ) = Hx1
500
Hy X1 = 500 X1
Hy
M0 = X1 Hx1 + X2 Hx2
500 200
2500 (200) (500)
Hy Hy
x Hy
2500 Hy = 100.000 + 100.000
200.000
Hy = 80
2500
500 500
X1 6,25 satuan
80
Hy
200 2,5 satuan
X2 200
80
Hy
16
Tingkat produksi optimum : Y = X2 X2 = (6,25) (2,5) = 15,625 satuan
(a) Jadi kombinasi penggunaan input yang optimum adalah X1 sebesar6,25 satuan
sebesar Rp1250,-
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
pada bab kombinasi optimum penggunaan dua input variabel dengan kendala ini
jadi hanya fokus pada kendala yang di hadapi saja, dan maksimisasi dilakukan dengan
atau terdapat kendala di dalamnya. Ada dua kendala yang di hadapi oleh para petani
selaku pelaku produksi yaitu kendala dalam (internal constraint) dan kendala dari luar
(external constraint). Jadi pada pembahasan ini di fokuskan pada kendala-kendala yang
berasal dari dalam atau internal perusahaan/usaha tani itu sendiri tentang bagaimana
tanggulangi oleh para pelaku usahatani maka dapat di pastikan mereka akan dapat
18
DAFTAR PUSTAKA
Lukman, M.Si. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: UIN Jakarta Ekspres.
Prathama Rahardja, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan
Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
19