Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

“FUNGSI PRODUKSI”

OLEH KELOMPOK 1

1. Tabitha R. Wini Hawa (2210030092)


2. Ranisania Arianda Djaha (2210030003)
3. Syalom Medlyn Lala Djami (2101030023)
4. Katzia Losita Killa (2101030013)
5. Yervenses C. Neolaka (2210030102)
6. Stevani Anisia Baitanu (2210030084)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang melimpah
sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan Makalah “Funsi Produksi”. Terima kasih kami
ucapkan kepada Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah Ekonomi Manjerial yang telah
memberikan tugas guna menambah wawasan para mahasiswa. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata – kata yang kurang
berkenan, kami mohon maaf. Untuk perbaikan dan peningkatan tulisan ini, kami sangat
mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
khususnya pembaca.

Kupang, April 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................................... ii

BAB 1 (Pendahuluan)

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 2

BAB 2 ( Pembahasan)

2.1 Fungsi Produksi ................................................................................................................ 3


2.2 Kombinasi Input Optimal ................................................................................................. 6
2.3 Tingkat Optimal Satu Input .............................................................................................. 10
2.4 Kombinasi Optimal Beberapa Input ................................................................................. 11
2.5 Elastisitas Output Dan Returns To Scale .......................................................................... 13
2.6 Fungsi Produksi Emphiris ................................................................................................. 17
2.7 Peran Biaya Dan Pendapatan Dalam Produksi ................................................................. 20

BAB 3 (Penutup)

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 21


3.2 Saran ................................................................................................................................. 21

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 22

ii
1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan organisasi produksi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah dan atau bahan mentah dengan tujuan
memproduksi barang dan jasa untuk dijual. Produksi merujuk pada perubahan bentuk
(transformasi) dari berbagai input atau berbagai sumber daya menjadi output berupa barang
dan jasa.
Input adalah daya yang digunakan dalam memproduksi barang/jasa. Input disebut juga
faktor produksi karena input menunjuk pada faktor-faktor yang digunakan dalam suatu
proses produksi. Produksi terkait dengan seluruh aktivitas yang terlibat dalam memproduksi
barang dan jasa, antara lain meminjam untuk membangun, memperbesar atau memperluas
fasilitas produksi, merekrut tenaga kerja, menjalankan pengendalian mutu, dan lain
sebagainya.
Fungsi produksi adalah persamaan, tabel atau grafik yang menunjukkan output komoditas
maksimum yang dapat diproduksi oleh perusahaan yang bisa diproduksi pada setiap periode
waktu dengan kombinasi berbagai input. Fungsi produksi memberikan hubungan teknologi
antara kuantitas input fisik dan kuantitas output barang. Fungsi produksi adalah salah satu
konsep kunci dari arus utama, yang digunakan untuk mendefinisikan produk marjinal dan
untuk membedakan efisiensi alokatif, fokus utama ekonomi. Salah satu tujuan penting dari
fungsi produksi adalah untuk mengatasi efisiensi alokatif dalam penggunaan input faktor
dalam produksi dan distribusi pendapatan yang dihasilkan ke faktor-faktor tersebut, sambil
memisahkan dari masalah teknologi untuk mencapai efisiensi teknis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu fungsi produksi?
2. Bagaimana kombinasi input optimal?
3. Bagaimana tingkat optimal satu input?
4. Bagaimana kombinasi optimal beberapa input?
5. Bagaiaman elastisitas output dan returns to scale ?
6. Bagaimana fungsi produksi emphiris?
7. Bagaimana peran biaya dan pendapatan dalam produksi?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana fungsi produksi.
2. Untuk mengetahui pilihan kombinasi input optimal.
3. Untuk mengetahui tingkat optimal satu input.
4. Untuk mengetahui kombinasi optimal beberapa input.
5. Untuk mengetahui bagaimana elastisitas output dan returns to scale.
6. Untuk mengetahui peran fungsi produksi emphiris.
7. Untuk mengetahui peran biaya dan pendapatan dalam.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan pernyataan deskriptif terkait input dan output. Fungsi produksi
menunjukkan output maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah input tertentu atau
jumlah minimum input yang diperlukan untuk memproduksi tingkat output tertentu. Fungsi
menggambarkan hubungan input/output dalam setiap sistem produksi seperti teknologi,
peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan sebagainya. Sifat dasar fungsi produksi umumnya
diilustrasikan sebagai berikut:
Q= f(X,Y)……………………………………Persamaan (1)
dimana persamaan 1 menunjukkan jumlah maksimum (Q) yang dapat diproduksi dengan
kombinasi X dan Y tertentu. Tujuan utama fungsi produksi adalah mengatasi efisiensi
alokatif penggunaan input faktor produksi dan distribusi pendapatan faktor-faktor.
Fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh produk marjinal setiap faktor dengan
asumsi tertentu, artinya pembagian pendapatan ideal dihasilkan dari output ke pendapatan
karena masing-masing faktor input produksi.
Selanjutnya, jenis dari fungsi produksi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), sebagai
berikut:
1. Fungsi produksi Cobb-Douglas
Fungsi produksi ini menggambarkan perusahaan yang menghasilkan jumlah output
tertentu dengan kombinasi input yang sama, artinya jumlah input dan output memiliki
perbandingan yang relatif sama.
2. Fungsi produksi Leontief
Fungsi produksi ini berlaku saat input yang digunakan memiliki proporsi tetap untuk
menghasilkan output yang sama. Fungsi produksi ini lazim digunakan untuk menganalisa
input–output atau disebut fungsi produksi input–output. Misalnya,perusahaan dengan 1
unit modal dan 10 tenaga kerja akan menghasilkan 10 unit output. Tingkat output tersebut
akan berubah berbanding lurus dengan perubahan tenaga kerja dengan catatan modal
tidak berubah.

3
3. Fungsi Produksi Constant Elasticity of Substitution (CES)
Fungsi produksi CES digunakan saat asumsinya adalah constant return to scale, yaitu
hubungan antara input modal dan tenaga kerja yang sama menghasilkan tingkat output
tertentu secara konstan. Selanjutnya, dalam kegiatan produksi terdapat juga teori produksi
atau “Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang” (Law of Diminishing Return)
yang menunjukkan bahwa apabila faktor produksi (tenaga kerja) terus menerus ditambah
sebanyak satu unit, pada awalnya total produksi akan semakin banyak bertambah tetapi
setelah mencapai tingkat tertentu maka tambahan produksi akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif yang diilustrasikan dengan hubungan antara total produk,
produk marginal dan produk rata-rata penggunaan input X dengan asusmsi input lainnya
tetap seperti tersaji pada tabel 2.1 dan gambar 2.1

Tabel 2.1. Total Produk, Produk Mrginal, Produk Rata-Rata Faktor X Dengan
Mempertahankan Y = 2

4
Produk rata-rata dan marginal.

Gambar 2.1. Hubungan antara kurva produk total, marginal dan rata-rata dengan
mempertahankan Y=
Kurva total produk dan marginal pada gambar 2.1 menunjukkan sifat hukum tingkat
pengembalian yang menurun atau hukum tingkat pengembalian marginal yang menurun.
Oleh sebab itu, pengambilan keputusan manajerial terkait fungsi produksi harus
mempertimbangkan tingkat pengembalian skala dan tingkat pengembalian faktor. (i)
Tingkat pengembalian terhadap skala, yaitu hubungan antara output dengan variasi
semua input secara bersama-sama; (ii) Tingkat pengembalian terhadap faktor, yaitu
hubungan antara output dengan variasi salah satu input.Tingkat pengembalian terhadap
faktor ini sangat menentukan dalam proses penetapan kombinasi input optimal sistem
produksi atau proses optimasi input sistem produksi. Proses optimasi tersebut
menunjukkan analisis hubungan antara nilai total dan marginal sebuah fungsi produksi
dengan menggunakan konsep produk total, rata-rata dan marginal dari sumberdaya yang

5
digunakan dalam sistem produksi. Total produk merupakan output total dari penggunaan
sejumlah sumberdaya tertentu dalam sistem produksi. Total produk dapat diekspresikan
sebagai fungsi yang menghubungkan output dengan sejumlah sumberdaya yang
dirumuskan sebagai berikut:
( ⁄ )
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan jumlah output Q (total produk X) dengan
jumlah input X dengan mempertahankan Y pada Y1 unit tertentu. Produk marginal
merupakan perubahan output yang diasosiasikan dengan perubahan satu unit faktor input
dengan mempertahankan input lainnya tetap konstan. Rumusan produk marginal
diekspresikan sebagai berikut:

dimana adalah perubahan output akibat perubahan satu unit faktor variabel input
dengan asumsi input lainnya tetap.
Selanjutnya, produk rata-rata sebuah faktor adalah total produk dibagi jumlah unit input
sehingga dirumuskan sebagai berikut:

2.2 Kombinasi Input Optimal


Konsep kombinasi input rasional dan dasar produktivitas faktor dapat dipahami
menggunakan analisis kurva produksi sama yang secara eksplisit menunjukkan kemungkinan
variasi dua faktor dalam sistem produksi duainput satu-output. Kombinasi input optimal
merupakan substitusi input untuk penetapan kombinasi input yang efisien yang ditunjukkan
oleh kurva kepuasan sama. Kurva kepuasan sama (isokuan) merupakan kurva yang
menunjukkan semua kombinasi input secara efisien untuk menghasilkan sejumlah output
yang sama seperti tersaji pada gambar 2.2.

6
Gambar 2.2. Kurva Kepuasaan Sama
Setiap titik pada kurva produksi sama (isokuan) menunjukkan kombinasi input X dan input Y
yang berbeda untuk memproduksi tingkat output yang sama dimana produksi Q1 lebih besar
dari Q2 . Kurva kepuasan sama juga menunjukkan kemampuan substitusi faktor-faktor input,
yaitu kemampuan mensubstitusi satu input dengan input lainnya dalam proses produksi.
Kemiringan kurva produksi sama (isokuan) menunjukkan kemampuan substitusi faktor-
faktor input. Kemiringan kurva produksi sama (isokuan) menunjukkan perubahan iput Y
dibagi dengan perubahan input X atau tingkat substitusi teknis marginal (marginal rate of
technical substitution/ MRTS). MRTS didefinisikan sebagai jumlah satu faktor input yang
harus disubstitusikan untuk satu unit faktor input lainnya untuk mempertahankan jumlah
output konstan seperti dirumuskan sebagai berikut:

kemiringan produksi sama……… (2)

Tingkat substitusi teknis marginal (MRTS) lazimnya tidak konstan melainkan menurun
ketika jumlah substitusi meningkat. Hubungan substitusi input yang ditunjukkan oleh
kemiringan sebuah kurva produksi sama (isokuan) secara langsung terkait dengan konsep
produktivitas marginal yang semakin menurun sehingga tingkat subtitusi teknis marginal
sama dengan rasio –1 kali produk marginal faktor masukan ⁄
sebagai berikut:
……………..(3)
……………..(4)
Pada kurva produksi sama (isokuan), nilai absolut pada persamaan 3 dan 4 harus sama,
yaitu perubahan output yang terkait dengan pengurangan input Y harus tepat diimbangi oleh
perubahan output yang dihasilkan dari penambahan input X agar output tetap berada pada
kurva produksi sama.

7
…………(5)

……(6)

Persamaan 6 menjadi dasar perusahaan untuk meneliti konsep kombinasi input yang rasional,
yaitu proses penggabungan sumberdaya sedemikian rupa sehingga produk marginal salah
satu input bernilai negatif atau hubungan output dapat ditingkatkan dengan menggunakan
sumberdaya tersebut dalam jumlah yang lebih sedikit.

Gambar 2.3 akan mengilustrasikan batasan rasional substitusi input yang ditunjukkan
dengan titik-titik dimana kurva produksi sama menjadi miring secara positif. Batas kisaran
kemampuan substitusi input X untuk Y ditunjukkan dengan titik singgung antara kurva
produksi sama dengan sekelompok garis yang di tarik tegak lurus terhadap sumbu Y dan
batasbatas kemampuan substitusi ekonomi Y akan diperlihatkan dengan garis singgung yang
tegak lurus dengan sumbu X.

Gambar 2.3. Proposi Maksimum Input X dan Input Y

Proporsi input Y dan input X maksimum dan minimum digabungkan untuk memproduksi
setiap tingkat keluaran yang ditentukan oleh titik singgung garis-garis tersebut dengan kurva
produksi sama. Perusahaan yang menggunakan kombinasi input di luar garis singgung (garis
batas) dianggap irasional karena produk marginal input relatif bernilai negatif di luar garis

8
batas tersebut. Penambahan unit faktor input terakhir secara berlebihan akan mengurangi
output produksi sehingga faktor input memiliki biaya positif.

Selanjutnya, konsep pendapatan dan biaya juga digunakan untuk membentuk kombinasi
input optimal karena pemahaman terhadap gabungan faktorfaktor produksi untuk mencapai
efisiensi maksimum akan menghasilkan pendapatan bersih. Konversi hubungan fisik ke
hubungan ekonomi diperoleh dengan mengalikan produk marginal faktor input dengan
pendapatan marginal dari penjualan output untuk memperoleh produk pendapatan marginal
dari input. Produk pendapatan marginal adalah nilai ekonomi dari satu unit marginal faktor
input tertentu dalam produksi tertentu. Perubahan dari hubungan fisik ke hubungan ekonomi
ini dilakukan dengan cara mengalikan MP input dengan MR (penerimaan marginal) yang
diperoleh dari penjualan output (barang-barang/jasa-jasa) yang dihasilkan sehingga kita akan
mendapatkan besaran yang dikenal sebagai marginal revenue product (MRP) dari input:

MRP adalah nilai dari unit marginal suatu input yang digunakan untuk memproduksi suatu
produk tertentu. Misalnya, jika pertambahan 1 orang tenaga kerja bisa menghasilkan 2 unit
output tambahan yang bisa dijual seharga Rp5.00 ribu per unit, maka MP tenaga kerja
tersebut adalah 2, dan MRP-nya sama dengan Rp5,00 ribu x 2 = Rp10.00 ribu.

Tabel 2.2 Akan Mengilustrasikan Produk Pendapatan Marginal Untuk Satu Masukkan
(Produk Pendapatan Marginal Untuk Satu Masukan)

9
Produk pendapatan marginal jumlah X dapat ditentukan berdasarkan prinsip dasar marginal
tentang maksimisasi laba dimana selama pendapatan marginal melebihi biaya marginal maka
laba pasti akan meningkat melalui dua cara, yaitu tingkat optimal satu input dan kombinasi
optimal beberapa input.

2.3 Tingkat Optimal Satu Input


Konsep penggunaan sumberdaya optimal diilusrasikan dengan sistem produksi sederhana
dimana satu input variabel (L) digunakan untuk memproduksi satu produk (Q). Maksimisasi
laba menyebabkan pendapatan marginal sama dengan biaya marginal sebagai berikut:

………….(7)

Pada tingkat output yang memaksimumkan laba, pendapatan marginal harus sama
dengan biaya marginal sehingga disubstitusikan untuk :

………….(8)

Karena x didefinisikan sebagai produk pendapatan marginal L maka:

Persamaan 9 menunjukkan bahwa perusahaan yang memaksimumkan laba akan selalu


menggunakan tambahan satu unit sampai di titik dimana produk pendapatan marginal unit
tersebut sama dengan biayanya. Ilustrasi produk pendapatan marginal satu input (L) dengan
harga pasarnya ( ) tersaji pada gambar 2.4.

10
Gambar 2.4 Kurva MPR (Kurva Permintaan Input)
 Saat = maka laba perusahaan akan dimaksimumkan.
 Saat > maka perusahaan akan membayar tambahan penggunaan tenaga
kerja tersebut.
 Saat < maka perusahaan akan mengurangi tenaga kerjanya.
2.4 Kombinasi Optimal Beberapa Input
Penentuan proporsi optimal berbagai input sistem produksi memerlukan kombinasi hubungan
antara teknologi dan pasar melalui penggunaan kurva produksi sama (isoquant) dan kurva
biaya sama (isocost). Proporsi masukan optimal secara grafik suatu sistem dua-input satu-
output dengan menggunakan satu garis anggaran atau kurva biaya sama (garis biaya konstan)
ke dalam kurva produksi sama. Setiap titik dalam sebuah garis anggaran mewakili beberapa
kombinasi input tertentu, misalnya input X dan inputY dengan biaya yang setara dengan satu
pengeluaran konstan seperti tersaji pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kombinasi Input Optimal

11
Gambar 5.5 mengasumsikan bahwa = $500 dan = $250 dengan = $1.000 maka
perusahaan dapat membeli 4 unit Y (=1000/250) dan tidak membeli unit X sama sekali atau 2
unit X (=1.000/250) dan tanpa Y sama sekali. Kedua jumlah tersebut mewakili titik potong
garis anggaran sumbu X dan sumbu Y. Garis yang menghubungkan kedua titik potong
tersebut mengidentifikasi semua kombinasi input X dan input Y yang dapat dibeli dengan
anggaran sebesar $1.000. Persamaan garis anggaran sebagai berikut:

………..(10)

Rasio produk marginal terhadap harga harus setara untuk setiap kombinasi.

………..(11)

Kombinasi masukan optimal terjadi di titik A, B dan C dan titik-titik yang


menghubungkannya disebut jalur perluasan, yaitu kombinasi masukan optimal untuk
meningkatkan keluaran.

Penentuan tingkat optimal beberapa input harus memenuhi persaman 12 agar setiap
jumlah output dapat diproduksi dengan biaya minimum. Namun, maksimisasi laba
mengharuskan perusahaan menggunakan proporsi input optimal dan memproduksi jumlah
output optimal. Jadi, minimisasi biaya (proporsi input optimal) merupakan kondisi yang
diperlukan tetapi bukan merupakan kondisi yang memadai untuk maksimisasi laba.

Maksimisasi laba (tingkat output optimal) harus memenuhi persamaan sebagai berikut:

Tingkat output optimal (memaksimumkan laba) dirumuskan sebagai berikut:

12
………..(12)

………..(13)

Jadi, laba perusahaan akan dimaksimumkan ketika kombinasi input yang digunakan
sedemikian rupa sehingga harga sama dengan produk pendapatan marginal untuk setiap
input.

Perbedaan antara minimisasi biaya dan maksimisasi laba adalah minimisasi biaya (proporsi
input optimal) hanya mengharuskan perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor yang
terkait dengan penawaran harga input dan produktivitas marginal, sedangkan maksimisasi
laba mengharuskan adanya pertimbangan faktor-faktor yang terkait dengan penawaran dan
pendapatan marginal dari output yang terkait dengan permintaan. Jadi, input proporsi optimal
dan tingkat penggunaan sumberdaya total yang optimal tercapai saat:

MRP Input = Harga

2.5 Elastisitas Output dan Returns To Scale


Pengaruh suatu kenaikan yang proporsional dari semua input terhadap produksi total
merupakan konsep returns to scale yang memiliki tiga kemungkinan keadaan. Pertama, jika
proporsi kenaikan semua input sama dengan proporsi kenaikan output, maka returns to scale-
nya adalah konstan. Misalnya, jika semua input diduakalilipatkan dan menyebabkan output
menjadi dua kali lipat juga, maka returns to scale adalah konstan. Kedua, jika proporsi
kenaikan output lebih besar däri proporsi kenaikan input, maka dinamakan increasing returns
to scale. Ketiga, jika proporsi kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input, maka
dinamakan decreasing returns to scale. Penyajian konsep Returns To Scale secara grafis
seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.16 sampai 7.18

13
Returns to scale dari suatu fungsi produksi bisa juga dilukiskan dengan menggunakan
gambar dua dan tiga dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.16 sampai 7.19. Pada
gambar-gambar tersebut, slope sebuah kurva yang digambar dari titik origin sampai
permukaan produksi menunjukkan apakah returns to scale tersebut kontan, meningkat
(increas- ing), ataukah menurun (decreasing). Dalam sistem produksi yang dilukiskan dalam
Gambar 7.16(a), misalnya, sebuah kurva yang digambarkan dari titik origin akan mempunyai
slope yang konstan, ini menunjukkan bahwa retums to scale adalah konstan. Oleh karena itu,
output dari kombinasi input X dan Y yang optimal yang ditunjukkan Gambar 7.16(b)
meningkat secara proporsional sesuai dengan kenaikan input X dan Y. Pada Gambar 7.17,
tampak bahwa kurva "tulang punggung” (backbone). dari titik origin menunjukkan kenaikan
slope terus menerus, dan keadaan ini menunjukan keadaan increasing returns to scale.
Keadaan ini berlawanan dengan Kambar 7.18, di mana permukaan produksi meningkat
tingkat yang semakin menurun, yang berarti bahwa decreasing returns to scale yang terjadi.

14
Suatu spesifikasi yang lebih umum untuk sebuah fungsi produksi yang mula-mula
mengalami kondisi increasing returns to scale kemudian decreasing returns to scale
ditunjukkan oleh Gambar 7.19. Daerah increasing returns disebabkan oleh adanya
spesialisasi, jika output meningkat, tenaga kerja yang terspesialisasi bisa digunakan secara
efisien, mesin-mesin ukuran besar bisa digunakan dalam proses produksi. Namun demikian,
pada saat melampaui batas skala produksi tertentu, tidak hanya manfaat dari spesialisasi itu
terbatas, tetapi juga masalah-masalah koordinasi bisa meningkatkan tambahan biaya yang
cukup besar. Jika pengeluaran untuk koordinasi tersebut lebih besar daripada tambahan
manfaat dari spesialisasi tersebut, maka timbullah keadaan decreasing returns to scale.

Analisis isokuan bisa juga digunakan untuk menelaah returns to scale dari sistem
produksi 2 input 1 output. Perhatikan Gambar 7.15 di mana output sebesar Q₁ unit bisa
dihasilkan dengan kombinasi input X1 Y1 Penduakalilipatan kedua input tersebut menggeser
produksi ke Q2. Jika Q2 besarnya persis dua-kali dari Q1, maka sistem tersebut merupakan
con- stant returns to scale pada kisaran X₁Y₁ ke X2Y2. Jika Q2 lebih besar dari dua kali Q₁,
returns to scale-nya adalah increasing (meningkat), dan jika Q2 lebih kecil dari dua Q₁, maka
sistem tersebut merupakan decreasing returns to scale.
Konsep ini bisa secara lebih tepat dan akurat jika ditentukan dengan menggunakan
analisis elastisitas output dari fungsi produksi. Elastisitas output( ) adalah persentase
perubahan output yang disebabkan oleh perubahan semua input sebesar satu persen, Jika X
merupakan semua input yang digunakan, maka:

15
Jika X merupakan semua input yang digunakan, misalnya X = modal + tenaga kerja + energi
dan seterusnya, maka:

Elastisitas output dan returns to scale ini bisa juga dianalisis dengan cara menelaah
hubungan antara kenaikan input dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalkan semua
input dalam fungsi produksi Q = f(X, Y, Z) dikalikan dengan konstanta k. Karenanya, semua
input akan meningkat secara proporsional sebesar faktor k (k = 1,01 untuk kenaikan sebesar
1 persen, k = 1,02 untuk kenaikan sebesar 2 persen, dan seterusnya). Kemudian fungsi
tersebut bisa dituliskan sebagai:

)……7.16

Di sini h adalah proporsi kenaikan Q yang diakibatkan oleh kenaikan setiap input sebesar k.
Dari persamaan 7.16 di atas jelas bahwa ada hubungan seperti berikut ini:

 Jika h<k, maka persentase perubahan Q lebih kecil dari persentase perubahan input, dan
fungsi produksi tersebut menunjukkan keadaan Decreasing Returns To Scale.
 Jika h=k, maka persentase perubahan Qadalah sama dengan persentase perubahan input,
dan fungsi produksi tersebut menunjukkan keadaan Constant Returns To Scale.
 Jika h>k, maka persentase perubahan Q lebih besar dari persentase perubahan input, dan
fungsi produksi tersebut menunjukkan keadaan Increasing Returns To Scale.

Untuk memperjelas gambaran di atas, perhatikan fungsi produksi Q = 2X + 3Y+1,5Z. Kita


bisa menelaah returns to scale fungsi ini dengan melihat bagaimana pengaruh kenaikan
semua input sebesar 2 persen terhadap output. Mula-mula, misalkan X = 1, Y = 2 dan Z =
2, maka output yang diperoleh adalah:

16
Q1 = 2 (1) + 3 (2) + 1,5 (2)

=2+6+3

= 11 unit.

Kenaikan semua input sebesar 2 persen (k = 1,02) menyebabkan kuantitas input-input


tersebut menjadi: X = 1,02, Y = 2,04 dan Z = 2,04, dan:

Q2 = 2 (1,02) + 3 (2,04) + 1,5 (2,04)

= 2,04 + 6,12 + 3,06

= 11,22 unit.

Karena, k = 1,02 dan = Q2/Q₁ = 11,22/11 = 1,02 maka kenaikan semua input sebesar k
tersebut menyebabkan kenaikan output sebesar k pula, berarti sistem produksi tersebut
menunjukkan keadaan Constant Returns To Scale.

2.6 Fungsi Produksi Empiris


Fungsi pangkat tiga (kubik), seperti ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
….(7.17)
Bentuk persamaan ini, yang dilukiskan pada Gambar 7.19, menunjukkan tahap-tahap di mana
mula-mula terjadi keadaan increasing returns to scale dan kemudian decreasing returns to
scale. Demikian pula halnya, MP dari input juga menunjukkan pola tersebut di mana mula-
mula terjadi increasing returns to scale dan kemudian decreasing returns to scale, seperti
dilukiskan dalam Gambar 7.18.
Dengan jumlah observasi input/output yang cukup, apakah selama beberapa periode
tertentu untuk sebuah perusahaan (data time series) atau pada satu periode untuk sejumlah
perusahaan (data cross section) dalam suatu industri- teknik-teknik regresi bisa digunakan
untuk menaksir parameter-parameter fungsi produksi tersebut. Namun demikian, seringkali
data observasi yang kita miliki tidak menunjukkan penyebaran yang cukup memadai untuk
menunjukkan kisaran increasing returns to scale dan decreasing returns to scale itu secara
penuh. Untuk kasus-kasus seperti ini, spesifikasi fungsi produksi yang lebih sederhana bisa
digunakan untuk menaksir fungsi tersebut dalam kisaran data yarıg tersedia. Dengan kata

17
lain, generalitas dari fungsi kubik mungkin tidak perlu, dan suatu spesifikasi model alternatif
bisa digunakan dalam proses penaksiran empiris yang ingin kita lakukan. Fungsi pangkat
(power function) yang dijelaskan di bawah ini sebagai satu pendekatan untuk menganalisis
fungsi produksi telah terbukti sangat berguna dalam kajian-kajian empiris.
 Fungsi Pangkat
Fungsi pangkat menunjukkan suatu hubungan yang multiplikatif antara berbagai input
dan mempunyai bentuk sebagai berikut:
……(7.18)
Fungsi pangkat seperti di atas memiliki beberapa sifat yang sangat bermanfaat
untuk penelitian empiris. Pertama, fungsi pangkat tersebut memungkinkan kita untuk
mengetahui produktivitas marginal dari input tertentu yang tergantung pada tingkat
penggunaan semua input, suatu keadaan yang sering terjadi dalam sistem produksi yang
aktual. Kedua, fungsi tersebut bisa dilinierkan dengan cara melogaritmakannya dan
karenanya mudah untuk dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier. Oleh
karena pérsamaan 7.18 tersebut bisa diubah menjadi:

Log Q = log a + b log X + c log Y…..(7.19)

Teknik kuadrat terkecil (least squares technique) bisa digunakan untuk menaksir
koefisien-koefisien dari persamaan 7.19 tersebut dan dengan demikian parameter-
parameter pada persamaan 7.18 bisa kita temukan. Ketiga, fungsi pangkat mempermudah
kita dalam proses penaksiran returns to scale. Returns to scale dengan mudah bisa
dihitung dengan menjumlahkan pangkat-pangkat dari fungsi pangkat tersebut (atau
dengan menjumlahkan koefisien-koefisien estimasi persamaan log-linier, seperti dalam
persamaan 7.19. Jika jumlah semua pangkat tersebut lebih kecil dari satu, ini menun-
jukkan keadaan decreasing returns to scale. Jika jumlah pangkat-pangkat tersebut lebih
besar dari satu, ini menunjukkan increasing returns to scale. Akhirnya, jika jumlah
tersebut sama dengan satu, ini menunjukkan constant returns to scale.

Fungsi pangkat ini telah banyak digunakan dalam studi-studi tentang fungsi
produksi secara empiris, terutama sekali sejak Charles W. Cobb dan Paul H. Douglas
memulainya pada akhir 1920-an. Pengaruh rintisan dua ahli tersebut sangat besar

18
sehingga fungsi pangkat ini sekarang seringkali dikenal sebagai fungsi produksi Cobb-
Douglas.

 Fungsi produksi lazim diestimasi dalam bentuk sebagai berikut:

Dimana Q, K, L menunjukkan output, modal, dan tenaga kerja, A,a, b adalah parameter
yang diestimasi secara empiris. Persamaan tersebut seringkali disebut fungsi produksi
Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Produk marginal modal dan produk marginal tenaga kerja tergantung pada jumlah
modal maupun jumlah tenaga kerja.
 Pangkat K dan L (a dan b) menunjukkan elastisitas tenaga kerja dan modal terhadap
output (Ek dan EL ) dan jumlah pangkat (a+b) menunjukkan tingkat skala
pengembalian hasil. Jika (a+b=1) menunjukkan skala pengembalian konstan, (a+b>1)
menunjukkan skala pengembalian meningkat, dan (a+b<1) menunjukkan skala
pengembalian menurun.
 Fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh dengan estimasi aalsisi regresi dan
mentransformasikannya menjadi persamaan berikut:
h Q = h A. ah K. bh L
 Persamaan produk marginal modal adalah:

 Persamaan produk marginal tenaga kerja adalah:

Dari persamaan produk marginal diketahui bahwa MPK dan MPL positif dan menurun
seluruhnya sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi tersebut berada dalam tahap II.

 Persamaan elastisitas output modal dan tenaga kerja adalah:

19
dan nilai EK + EL = a + b = tingkat skala pengembalian hasil.

2.7 Peran Biaya dan Pendapatan Dalam Produksi


Dalam kegiatan produksi sebuah produk jadi, perusahaan harus mengukur biaya-biaya
yang sudah dikeluarkan sebagai dasar menentukan harga pokok produk, apabila terjadinya
keterlambatan pengendalian akan mengakibatkan biaya meningkat dan profitabilitas
menurun. Selain hal tersebut, perusahaan dalam melakukan suatu kegiatan produksinya
memerlukan biaya guna mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya yang dikeluarkan
tersebut akan diakumulasikan ke biaya produksi.
Biaya produksi diperlukan untuk mengetahui harga jual suatu Setelah seluruh biaya
produksi dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output yang dihasilkan dari
biaya tersebut dan menetapkan harga lengkap dengan margin labanya. Biaya produksi dapat
dikatakan efisien apabila pengeluaran biaya tersebut tidak terjadi suatu pemborosan serta
mampu menghasilkan output produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik, untuk itu
diperlukan suatu usaha yang sistematis pada perusahaan dengan cara membandingkan
prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan tepat. atas perbedaannya.

20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keputusan yang terkait dengan produksi menyangkut dua hal, yaitu berapa output yang
akan diproduksi dan berapa atau bagaimana kombinasi faktor produksi (input) yang
digunakan untuk menghasilkan tingkat output yang telah ditetapkan. Keputusan ini
didasarkan pada asumsi tujuan perusahaan memaksimumkan laba dan perusahaan beroperasi
di pasar persaingan sempurna.
Keputusan produksi dinyatakan dalam suatu fungsi produksi yang secara khusus.
menunjukkan keterkaitan input dan output. Diasumsikan hanya ada dua macam input yang
digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, keputusan produksi dalam jangka
pendek didasarkan pada kombinasi satu input tetap dan satu input variabel. Sedangkan dalam
jangka panjang, keputusan produksi didasarkan pada kombinasi dua input variabel.
Penentuan kombinasi input yang optimum sedemikian rupa sehingga mampu
memaksimumkan output pada suatu tingkat biaya tertentu atau meminimumkan biaya untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu. Kombinasi input yang memaksimumkan laba disebut
kombinasi input optimum.
Perubahan jumlah input yang digunakan dapat mempengaruhi tingkat output yang
dihasilkan. Keterkaitan perubahan input dengan perubahan output menunjukkan hasil balik
ke skala yang meningkat, konstan, atau menurun. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat
produktivitas input yang digunakan.

3.2 Saran
Agar Implementasi Fungsi Manajemen terlaksana dengan baik maka atasan yang
bertanggung jawab atas kegiatan produksi sesuai tanggung jawabnya maka diperlukan untuk
lebih ketat lagi memperhatikan proses kegiatan dalam penerapan tugas dan tanggung jawab
serta dibutuhkan kesadaran diri masingmasing karyawan dalam. penerapan tugas dan
tanggung jawab dan kesadaran akan keselamatan kerja agar tercapainya tujuan dengan efektif
dan efisien tanpa menimbulkan masalah Internal.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. (2021). Ekonomi Manajerial: Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis Edisi
Keempat. Yogyakarta: Yogyakarta: BPFE. Assagaf, Aminullah (2009).

Nurliza. (2020). EKONOMI MANAJERIAL: Pemecahan Masalah Keputusan. Pontianak: IAIN


Pontianak Press.

22

Anda mungkin juga menyukai