Anda di halaman 1dari 23

ISOCOST DAN ISOQUANT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah TEORI EKONOMI MIKRO I, Oleh Dosen Mata
Kuliah TEORI EKONOMI MIKRO I

Prof. Dr. H. RULY INDRAWAN, M.Si.

MAKALAH

Di Susun Oleh:

Joerdhy Anand 165020062

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2018
Pengertian Isoquant dan Isocost dalam Teori Produksi
Produksi merupakan salah satu aktivitas terpenting dalam perekonomian. Dengan adanya produksi kita sebagai
konsumen mampu memnuhi kebutuhan hidup kita, bukan hanya konsumen yang diuntungkan nmaun negarapun juga
diuntungkan dengan adanya produksi yakni menambah hasil atau fungsi devisa negara. Untuk itulah produksi
memang sangat dibutuhkan oleh semua pihak dalam suatu negara terutama bagi kelangsungan dan kelancaran
perekonomian suatu negara.

Untuk suatu hal yang penting pasti ada sebuah batasan dan aturan di dalamnya. Layaknya seperti konsumen yang
perilakunya memiliki acuan dalam melakukan aktivitas perekonomiannya yakni hukum Gossen. Begitu juga produsen
memiliki sebuah perilaku yang harus memiliki acuan, dalam ilmu ekonomi ada dua acuan dalam perilaku produsen
yakni kurva isoquant dan isocost. Dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Isoquant dan Isocost

Isoquant
Isoquant merupakan salah satu kurva dalam perilaku produsen yang menunjukkan kombinasi antara dua faktor
produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama. Perlu anda ketahui bahwasannaya faktor produksi
merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam kegiatan produksi, ketika faktor produksi tidak baik atau ada
sebuah gangguan maka proses produksipun akan terpengaruh. Dalam dunia perekonomian atau dalam suatu
perusahaan pasti ada banyak faktor produksi yang ada dan di sini kurva isoquant berusaha mencari kombinasi antar
dua faktor produksi diantara banyak faktor untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas dalam jumlah yang
sama.

Contoh sederhana dari kombinasi antara dua faktor produksi yakni kombinasi antara tenaga kerja dan modal. Di sini
perusahaan harus memperhitungkan dengan cermat dan teliti agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Dua aspek ini sangat penting dalam hal produksi dimana tenaga kerja akan memberikan kontribusi lebih
dalam produksi sehingga menghasilkan output yang maksimal. Begitu juga dengan modal, aspek ini menjadi penting
dikarenakan dalam hal produksi jika ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal maka biaya atau modal produksi
harus ditekan dan diminimalkan.

Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Memiliki kemiringan negatif


 Jumlah output atau hasil produk ditunjukkan dengan garis kurva yang semakin ke kanan.
 Antara garis isoquant satu dan yang lainnya tidak pernah mengalami perpotongan.
 Arah kurva isoquant cembung menuju titik origin atau titik asal.

Ketika kita menngabungkan sejunlah garis isoquant pada satu grafik, maka akan terbentuk satu kesatuan yang
disebut dengan peta isoquant. Peta isoquant ini adalah cara lain yang bisa dilakukan untuk menggambarkan fungsi
dari produksi, hal ini sama dengan fungsi peta indeferensi yang ada dalam kurva indeferen yang ada di perilaku
konsumen yang berguna untuk menggambarkan fungsi utilitas. Setiap isoquant yang ada dalam grafik memiliki
beranekaragam tingkat output atau hasilnya dan tingkatan output ini akan bertambah ketika kurva isoquant naik.

Isoquant juga bisa menunjukkan fleksibilitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ketika mereka membuat suatu
keputusan yang berkaitan dengan produksi. Dalam sebuah perusahaan boasanya dilakukan sebuah upaya untuk
melakukan substitusi satu input dengan input yang lainnya untuk memperoleh suatu output tertentu. fleksibilitas di
atas sangat penting untuk diketahui oleh manajer suatu perusahaan karena dengan mempertimbangkan sebuah
fleksibilitas dalam sebuah proses produksi karena dengan pemahaman terhadap hal tersebut seorang manajer
mampu memilih dan menentukan kombinasi terbaik yakni meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan
pemasukan yakni meminimalkan input dan memaksimalkan sebuah output untuk mendapatkan sebuah keuntungan
yang maksimal.
Isocost
Isocost adalah salah satu kurva yang ada dalam perilaku produsen selain isoquant. Isocost adalah sebuah kurva yang
menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama. Inilah yang membedakan antara isoquant dan
isocost. Jika isoquant yang sama adalah jumlah output yang sama namun dalam isocost yang dibahas adalah biaya
yang sama. Kurva isocost ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan dengan garis anggaran yang dimiliki oleh
perilaku konsumen. Dalam kurva isocost ada beberapa hal penting yang dibahas yakni bagaimana cara menghemat
suatu pengeluaran dari produksi dan memaksimalkan pemasukan yang ada.

Ketika melihat kurva isocost pasti anda akan menemui sebuah kemiringan. Kemiringan ini berarti hasil rasio negatif
antara upah dibagai dengan biaya sewa. Garis isocost ini akan dikombinasikan dengan garis isoquant dalam uoaya
mencari dan menentukan titik produksi yang optimal (pada tingkat output tertentu). jika pada suatu saat terjadi
perubahan harga dari faktor produksi maka secara otomatis kurva isocost ini akan berotasi. Namun kurva akan
kembali sejajar ketika yang berubah adalah kemampuan anggarannya.

Menurut Ahli

A. Menurut Magfuri adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi
produksi merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan
untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran (Magfuri, 1987 : 72).

B. Menurut Ace Partadireja setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dinamai proses produksi
karena proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi (Ace
Partadireja, 1987 : 21).

C. Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padangan kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-intaj
yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu
mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir al-intaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa
yang jelas dengan menuntut adanya bantuan pengabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang
terbatas).

Jadi dapat disimpulkan pengertian produksi adalah usaha untuk menciptakan /menambah nilai ekonomi suatu benda
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

3. The Law Of Diminishing Return (Hukum hasil yang menurun)

Dalam ekonomi, hasil yang semakin menurun ( juga disebut sebagai hasil tambahan yang semakin menurun )
merujuk pada bagaimana nilai penambahan produksi dari sebuah faktor produksi mulai mengalami penurunan, saat
faktor produksi tersebut meningkat, berlawanan terhadap peningkatan yang seharusnya normal diharapkan.

Berdasarkan hubungan ini, dalam sebuah system produksi dengan input-input tetap dan variabel, ( seperti ukuran
pabrik dan jumah tenaga kerja ), setiap tambahan unit faktor produksi variabel (yaitu, orang-jam) menghasilkan
peningkatan yang semakin mengecil pada output, yang berarti juga mengurangi produktivitas setiap pekerja.
Sebaliknya, memproduksi satu unit output membutuhkan biaya yang lebih besar (karena jumlah input variabel utama
yang digunakan, pengaruhnya sangat kecil).

Konsep ini juga dikenal sebagai Hukum Hasil Tambahan Yang Semakin Menurun atau Hukum Peningkatan Biaya
Relatif.

CONTOH:

sebuah pabrik yang memiliki jumlah modal yang tetap, atau peralatan dan mesin, dan penawaran variable tenaga
kerja. Saat perusahaan meningkatkan jumlah pekerja, hasil total perusahaan meningkat namun, jumlah
peningkatannya selalu menurun. Hal ini disebabkan, setelah titik tertentu, pabrk menjadi terlalu sesak dan pekerja
mulai mengantri untuk menggunakan mesin-mesin. Solusi jangka panjang bagi masalah ini adalah meningkatkan
modal tetap perusahaan, seperti membeli mesin-mesin baru dan membangun lebih banyak pabrik.
Contoh Kurva Pembentukan Isoquant
Seorang produsen ingin memproduksi produk dalam jumlah tertentu. Untuk memproduksi barang tersebut dia
menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal yang dibutuhkan. Tujuan untuk menghasilkan 2000 unit barang
tersebut digunakan kombinasi modal dan tenaga kerja ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Kombinasi Tenaga Kerja Modal

I 2 14

II 4 8

III 8 4

IV 14 2

Jika dibuat dalam bentuk kurva maka bisa dibentuk seperti gambar di bawah ini.

Kurva Isoquant

Dalam memproduksi barang 2000 unit. Terlihat ada beberapa kombinasi yang bisa digunakan. Kombinasi pertama
adala 2 tenaga kerja, 14 modal. Kombinasi ke-dua, 4 tenaga kerja dan 8 modal, kombinasi ke-tiga 8 tenaga kerja dan
2 modal. Semenatara kombinasi ke empat digunakan 14 tenaga kerja dengan 2 modal.
Contoh Pembentukan Isocost
Seorang produsen ingin melakukan produksi 2000 unit dengan biaya total $600. Jika biaya tenaga kerja $20/unit dan
biaya modal $25/unit. Maka bisa dibuat kombinasi penggunaan tenaga kerja seperti tabel di bawah ini.

Kombinasi Total Cost Tenaga Kerja(unit) Modal(unit)

I $600 - 24 (24x$25 =$600)

II $600 10 (10x$20=$200) 16(16x$25=$400)

III $600 20 (20x$20=$400) 8(8x$25=$200)

IV $600 30(30x$20=$600) -

Tabel di atas menunjukkan beberapa pilihan kombinasi produksi yang bisa dilakukan. Jika dibentuk dalam kurva akan
didapat.

Kurva Isocost
FUNGSI PRODUKSI
Yang di maksud dengan fungsi produksi adalah hubungan teknis antara factor produksi bersifat variabel
produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut

Q = f(K,L)

Dimana : Q = jumlah barang yang diproduksi


K = barang modal
L = tenaga kerja
Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang
dalam hubungannya dengan produksi jangka pendek, di mana satu factor peoduksi bersifat variabel dan
factor-faktor produksi lainya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah
factor produksi variabel secara terus menerus, produksi total akan bertambah terus tetapi dengan tambahan
yang semakin kecil, dan setelah seatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
Produksi Jangka Panjang
yang dimaksud dengan produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi simana semua factor produksi
dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua factor produksi bersifat variabel
Isoquant
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik yang
menunjukan kombinasi dua factor produksi guna menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant
memiliki cirri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen.
Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang
sama
Contoh:

COMBINATIONS UNITS OF CAPITAL UNITS OF LABOUR TOTAL OUTPUT

A 50 1 1500

B 45 2 1500

C 41 3 1500

D 38 4 1500
Sumber: http://wikieducator.org
Isocost
Isocost adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang menunjukan kombinasi factor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri
kurva isocost sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku konsumen.
Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama.
Contoh :

Units of Capital Units of Labour


Combinations Total expenditure
Price = 150 Price = 100

A 8 0 1200

B 6 3 1200

C 4 6 1200

D 2 9 1200

E 0 12 1200
Sumber : http://economicsmicro.blogspot.com
Jumlah Produksi Optimum
Perusahaan dikatakan menghasilkan produk secara optimum apabila perusahaan tersebut dengan jumlah
produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan menghasilkan dengan kombinasi factor produksi yang paling
rendah biayanya (Least Cost Combination).
Secara garis besar Least Cost Combination tercapai saat kurva isocost bersinggungan dengan kurva
isoquant

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

TEORI PRODUKSI
Fungsi produksi menghubungkan input dengan output. Fungsi produksi menentukan tingkat output
maksimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input minimum
yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Fungsi produksi ini ditentukan oleh
teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu, hubungan input/output untuk setup sistem
produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan-bahan baku
dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan. Setiap perbaikan teknologi seperti pemakaian
komputer dalam proses pengendalian yang memungkinkan sebuah perusahaan mampu memproduksi
sejumlah output tertentu dengan bahan baku, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau adanya pro-
gram pelatihan yang bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja akan menghasilkan sebuah fungsi
produksi yang baru.
Sifat dasar dari fungsi produksi ini bisa diketahui melalui analisis fungsi produksi sederhana dengan sistem
2 input – 1output. Perhatikan proses produksi di bawah ini yang menunjukkan berbagai kombinasi input X
dan Y yang digunakan untuk memproduksi produk Q. Input X dan Y tersebut bisa melambangkan
sumberdaya-sumberdaya seperti tenaga kerja dan modal atau energi dan bahan baku. Produk Q bisa
berwujud TV, video cassette recorder, mobil, sepeda motor, kapal penumpang, makanan bayi, susu, tekstil
dan bisa juga berwujud jasa seperti jasa perawatan kesehatan, pendidikan, perbankan dan asuransi, biro
konsultan dan lain-lain.
Fungsi produksi dari sistem produksi di atas bisa disajikan dalam bentuk fungsi berikut ini:
Q = f (X.Y)
Tabe17-1 menyajikan sistem produksi 2 input – 1 output di atas. Setiap elemen pada tabel tersebut
menunjukkan kuantitas Q maksimum yang bisa dihasilkan dengan kombinasi X dan Y tertentu. Misalnya,
tabel tersebut menunjukkan bahwa kombinasi antara 2 unit X dan 3 unit Y bisa menghasilkan 49 unit output;
5 unit X dan 5 unit Y bisa menghasilkan 92 unit output; 4 unit X dan 10 unit Y menghasilkan 101 unit Q,
dan seterusnya. Unit input ini bisa melambangkan jam kerja (tenaga kerja), rupiah (modal), ton (bahan baku)
dan seterusnya. Sama juga halnya, unit Q bisa merupakan jumlah TV, kotak makanan bayi, kaleng susu,
jumlah pasien per hari, jumlah transaksi di Bank dan seterusnya.
Hubungan-hubungan produksi dalam Tabel 7.1 bisa juga disajikan secara grafis seperti tampak pada Gambar
7.1. Tinggi balok pada setiap kombinasi input menunjukkan tingkat output yang dihasilkan. Puncak balok
output itu menggambarkan permukaan produksi dari sistem tersebut.
Data produksi diskrit yang ditunjukkan Tabel 7.1 bisa digeneralisir dengan menganggap bahwa fungsi
produksi yang mendasarinya adalah kontinyu. Generalisasi ini akan membantu kita dalam menelaah konsep-
konsep produksi tersebut.
Tabel 7.1
Tabel Produksi

Jumlah Y
yang Jumlah Output
digunakan

10 52 71 87 101 113 122 127 129 130 131

9 56 74 89 102 111 120 125 127 128 129

8 59 75 91 99 108 117 122 124 125 126

7 61 77 87 96 104 112 117 120 121 122

6 62 72 82 91 99 107 111 114 116 117

5 55 66 75 84 92 99 104 107 109 110

4 47 58 68 77 85 91 97 100 102 103

3 35 49 59 68 76 83 89 91 90 89

2 15 31 48 59 68 72 73 72 70 67

1 5 12 35 48 56 55 5. 50 46 40

1 →2 →3 →4 →5 →6 →7 →8 →9 →10

Jumlah X yang digunakan

Gambar 7.1

Permukaan Produksi
Fungsi produksi yang kontinyu mempunyai arti bahwa input bisa divariasikan secara kontinyu. Untuk fungsi
produksi yang kontinyu, semua kemungkinan kombinasi input bisa disajikan melalui gambar permukaan
input, seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.2. Setiap titik pada bidang XY menyajikan kombinasi input X
dan Y yang akan menghasilkan tingkat output (Q) tertentu, ditentukan oleh hubungan yang ditunjukkan
persamaan 7.1.
Gambar 7.2
Permukaan Input untuk Fungsi Produksi:
Q= f(X, Y)
Diagram tiga dimensi yang ditunjukkan oleh Gambar 7.3 merupakan sajian grafis dari fungsi produksi yang
kontinyu dengan sistem input-1 output di atas. Semakin jauh ke arah luar suatu titik pada sumbu X,
menunjukkan bahwa Jumlah Input X yang digunakan meningkat; sedangkan pergerakan ke arah luar pada
sumbu Y, menunjukkan kenaikan penggunaan Y; dan pergerakan ke atas pada sumbu Q, berarti bahwa
jumlah output yang dihasilkan semakin besar. Jumlah Q maksimum yang bisa oleh setiap kombinasi input X
dan Y, ditunjukkan oleh tingginya permukaan produksi pada bidang input tersebut. Misalnya Q merupakan
Jumlah Q maksimum yang bisa dihasilkan dengan menggunakan kombinasi Input X dan Y
Gambar 7.3

Permukaan Produksi
Dalam mempelajari fungsi produksi, ada 2 macam hubungan antara input dengan output yang sangat
berguna bagi pembuatan keputusan manajerial. Pertama adalah hubungan antara output dengan beberapa
input yang digunakan secara bersama-sama. Hubungan ini kita kenal sebagai karakteristik returns to
scale dari sistem produksi. Konsep returns to scale ini memainkan peranan panting dalam pengambilan
keputusan manajerial. Konsep ini mempengaruhi skala produksi yang optimal atau peluang produksi suatu
perusahaan, Konsep ini juga mempengaruhi sifat persaingan dalam suatu industri dan oleh karena itu
konsep returns to scale ini juga merupakan faktor yang menentukan tingkat profitabilitas dari suatu
investasi.
Hubungan panting yang kedua adalah hubungan enters output dengan variasi dari satu input yang
digunakan. Istilah produktivitas dan penerimaan suatu faktor produksidigunakan untuk menandai hubungan
antara kuantitas suatu input yang digunakan secara individual dengan output yang
dihasilkan. Produktivitas faktor produksi ini merupakan faktor kunci dalam menentukan kombinasi input
yang optimal atau proporsi input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi suatu produk. Jadi,
produktivitas faktor produksi ini merupakan dasar dalam penggunaan sumberdaya yang efisien dalam suatu
sistem produksi. Oleh karena pemahaman tentang produktivitas faktor produksi ini akan membantu kita
dalam memahami konsep returns to scale secara lebih mendalam, maka kita akan menelaah hal ini terlebih
dahulu sebelum membahas permasalahan lainnya.

PRODUK TOTAL, RATA-RATA DAN MARGINAL


Produktivitas faktor produksi atau tingkat penerimaan faktor produksi seperti telah disinggung di muka
berperanan penting dalam proses penentuan kombinasi-kombinasi input yang optimal dalam suatu slalom
produksi. Oleh karena proses optimisasi memerlukan analisis hubungan antara nilai total dengan marginal
dari suatu fungsi, maka akan sangat berguna bagi kita jika diperkenalkan lebih dahulu konsep produk total,
rata-rata dan marginal dari sumberdaya-sumberdaya yang kita gunakan delam suatu sistem produksi.
Istilah produk total digunakan untuk menunjukkan output total dari suatu sistem produksi. Berarti sama
dengan Q dalam persamaan 7.1. Produk total merupakan jumlah output total atau produk total yang
dihasilkan dari penggunaan sejumlah tertentu sumberdaya dalam suatu sistem produksi. Konsep produk total
ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara output dengan hanya ada satu input yang berubah-
ubah yang digunakan dalam sebuah fungsi produksi. Misalkan Tabel 7.2 merupakan sistem produksi di
mana Y adalah sumberdaya modal dan X merupakan Input tenaga kerja. Jika perusahaan berproduksi
dengan menggunakan sejumlah modal tertentu (misalkan Y= 2), maka fungsi produksinya dalam Jangka
pendek ditunjukkan oleh baris dalam Tabel 7.1 yang sesuai dengan tingkat modal tersebut. Dengan
menggunakan 2 unit modal, maka output total dari sistem produksi tersebut tergantung pada jumlah tenaga
kerja (X) yang digunakan. Produk total dari X ini bisa dibaca dari baris Y = 2 dalam label 7.1. Juga
ditunjukkan dalam kolom 2 dari Tabel 7.2 dan digambarkan dilukiskan secara grafis dalam Gambar 7.4(a).
Tabel 7.2
Produksi Total, Rata-rata dan Marginal
Dari faktor produksi X, jika Y =2

Produk Marginal Produk Rata-rata


Kuantitas input Produksi Total dari dari Input Z dari Input X
(X) input X (Q)
(MPX = ΔQ/ΔX) (APX = Q/X)

1 15 +15 15,0

2 31 +16 15,5

3 48 +17 16,0

4 59 +11 14,7

5 68 +9 13,6

6 72 +4 12,0

7 73 +1 10,4

8 72 -1 9,0

9 70 -2 7,8
10 67 -3 6,7

Secara lebih umum, produk total dari suatu faktor produksi bisa ditunjukkan sebagai sebuah fungsi yang
menghubungkan output dengan jumlah sumberdaya yang digunakan. Melanjutkan contoh di muka, produk
total dari X ditunjukkan oleh fungsi produksi:
Q = f(X | Y = 2)
Persamaan ini menghubungkan jumlah output Q (produk total dari X) dengan jumlah input X yang
digunakan, dengar menetapkan jumlah Y yang digunakan adalah 2 unit. Tentunya kita akan dapat
memperoleh fungsi produksi produk total yang lain jika input Y diubah-ubah.
Gambar 7.5 melukiskan konsep yang lebih umum mengenai produk total dari sebuah input sebagai skedul
output yang diperoleh sesuai dengan kenaikan input itu, dengan menganggap jumlah penggunaan input-
input lain tidak berubah. Dalam Gambar 7.5 tersebut sekali lagi kita menganggap bahwa fungsi produksi
adalah kontinyu yang berarti bahwa input bisa divariasikan dengan cara yang kontinyu. Sekarang misalkan
jumlah input Y adalah tetap sebesar Y1. Kurva produk total dari input X, dengan menganggap input Y tetap
sebesar Y1, berawal dari Y1 dan kemudian meningkat sepanjang permukaan produksi jika penggunaan input
tersebut ditambah. Empat kurva produk total lainnya yang ditunjukkan dalam gambar tersebut adalah untuk
X dengan menganggap Y tetap pada Y2,dan tiga untuk input Y dengan menganggap; X tetap pada X1,
X2 dan X3.
Gambar 7.4

Produk Total, Rata-rata dan Marginal


dari Input X, jika Y = 2
Kurva-kurva produk total pada Gambar 7.5 tersebut bisa juga digambarkan secara dua dimensi. Kurva
produk total untuk input X dengan menganggap Y tetap pada Y1, ditunjukkan oleh Gambar 7.6 (a). Kurva
ini dibuat secara langsung dari Gambar 7.5, dan suatu seri dari kurva seperti itu bisa digambarkan untuk
berbagai tingkat Y. Sama juga halnya, kurva-kurva produk total bisa digambarkan untuk input Y dengan
menganggap X tetap pada berbagai tingkat.
Gambar 7.5
Kurva Produk Total untuk X dan Y
Dengan adanya fungsi produk total untuk sebuah input, maka produk marginal (MP) dan produk rata-rata
(AP)-nya secara gampang bisa diperoleh. Pertama, ingat bahwa produk marginal (MP) dari faktor produksi
X(MPX) adalah perubahan output yang dsebebkan oleh perubahan 1 unit faktor produksi X, dengan
menganggap input-input lainnya tetap. Oleh karena itu, untuk sebuah fungsi produk total (seperti
ditunjukkan dalam Tabel 7,2 (Gambar 7.4), MP-nya ditunjukkan oleh hubungan:
dimana Q adalah perubahan output yang terjadi karena perubahan input variabel X sebesar X unit, dengan
anggapan bahwa Jumlah Input lainnya (Y) tetap.
Jika suatu input bisa diubah-ubah secara kontinyu (bukan secara unkremental), maka MP-nya bisa diperoleh
dengan cara memberi turnan parsial dari fungsi produksi pada input variabel tersebut. Oleh karena itu,
produk marginal dari input X dari fungsi produksi yang ditunjukan oleh persamaan 7.1 adalah :
Produk rata-rata dari suatu faktor produksi adalah produk total itu dibagi dengan jumlah unit input yang
digunakan, atau:
Produk rata-rata untuk X, jika Y = 2 unit, dalam contoh produksi yang diskrit ditunjukkan pada kolom 4
Tabel 7.2.
Untuk fungsi produk total yang kontinyu, seperti dilukiskan dalam Gambar 7.6 (a), produk marginal (MP)-
nya adalah sama dengan slope kurva produk total tersebut. Sedangkan produk rata-rata (AP)-nya adalah
sama dengan slope dari sebuah garis yang dilukiskan dari titik origin menuju suatu titik pada kurva produk
total. Produk rata-rata dan marginal untuk input X bila ditentukan dengan cara ini, dan titik tersebut bisa
digambarkan untuk memperoleh kurva produk rata-rata dan marginal seperti dalam Gambar 7.6(b).
Tiga titik yang diperlukan: A, B dan C, ditunjukkan pada kurva produk total deism Gambar 7.6(a), dan
masing-masing titik mempunyai tempat pada kurva AP dan MP. Titik A merupakan titik belok dari kurva
produk total (TP). Produk marginal (MP) dari X (slope kurva TP tersebut) meningkat terus sampai titik
belok tersebut tercapai, setelah itu MP mulai menurun. Fenomena ini bisa dilihat pada Gambar 7.6(b), di
mana MPX mencapai titik maksimum pada A’.
Titik B pada kurva TP tersebut menunjukkan tingkat output pada saat AP sama dengan MP. Slope sebuah
garis titik dari origin menuju setiap titik pada kurva TP tersebut merupakan APX pada titik yang
bersangkutan, sedangkan MP adalah sama dengan slope dari kurva TP. Pada titik B tersebut, di mana input
X yang digunakan sebesar X2, sebuah garis dari origin bersinggungan dengan kurva TP, maka MPX =APX.
Perhatlkan juga bahwa slope dari garis yang berturut-turut digambarkan dari origin menuju kurva TP
meningkat sampai titik B, setelah itu slope-slope tersebut menurun. Oleh karena itu, kurva AP menaik
sampai kurva tersebut mencapai B, kemudian menurun. Ciri-ciri tersebut juga ditunjukkan oleh titik B’ pada
Gambar 7.6(b). Pada titik tersebut tampak bahwa MPX = APx dan APX berada pada keadaan maksimum.
Titik ketiga, yakni titik C, menunjukkan posisi di mana slope kurva TP sama dengan nol dan kurva tersebut
mencapai titik maksimumnya. Setelah melampaui titik C, MPX menjadi negatif. Artinya jika ada kenaikan
penggunaan input X justru akan menyebabkan penurunan produk total (TP). Titik yang sesuai dalam
Gambar 7.6(b) adalah titik C’ yaitu suatu titik di mana kurva MP berpotongan dengan sumbu X.

THE LAW OF DIMINISHING RETURNS


Kurva TIP dan MP pada Gambar 7.6 menunjukkan sifat yang kita kenal dengan istilah hukum kenaikan
hasil yang berkurang (the law of diminishing returns). Hukum ini menyatakan bahwa jika jumlah
penggunaan satu input variabel meningkat sementara jumlah penggunaan faktor-faktor produksi lainnya
tidak berubah maka pada mulanya kenaikan penggunaan input tersebut akan menyebabkan kenaikan output,
tetapi kemudian mulai menurun (berkurang). Atau dengan kata lain, hukum ini menyatakan bahwa MP dari
faktor produksi variabel akhirnya akan menurun, jika input tersebut dikombinasikan dengan satu input
lainnya atau lebih yang jumlahnya tetap.
Gambar 7.6

Kurva Produk Total, Rata-rata dan Marginal


Hukum kenaikan hasil yang berkurang ini bukanlah hukum yang bisa diturunkan secara deduktif. Hukum ini
merupakan generalisasi dari suatu hubungan empiris yang telah diamati dengan seksama dalam setiap sistem
produksi. Dasar dari hubungan ini secara gampang ditunjukkan oleh input tenaga kerja dalam suatu proses
produksi di mana jumlah modal yang digunakan adalah tetap.
Sekarang kita perhatikan sebuah pabrik yang merakit bagian-bagian mesin untuk memproduksi mobil. Jika
seorang pekerja ditugaskan untuk merakit sebuah mobil, maka pekerja itu harus melakukan semua kegiatan
yang diperlukan untuk membuat mobil tersebut. Output dari kombinasi penggunaan tenaga kerja dan modal
seperti itu tampaknya akan sangat kecil. Namun demikian, jika ada tambahan pekerja ke dalam kegiatan
perakitan tersebut, dengan menganggap kput modal tetap, maka output bisa ditingkatkan dengan cepat.
Intensitas penggunaan sumberdaya modal meningkat dengan adanya tambahan input tenaga kerja tersebut
dan kombinasi input menjadi lebih efisien. Perbaikan penggunaan modal yang disebabkan oleh pengerjaan
tenaga kerja yang semakin banyak tersebut bisa meningkatkan MP (meningkatkan output) setiap pekerja
sampai pada kisaran tertentu dari tambahan tenaga kerja tersebut. Kenaikan produktivitas marginal ini
terjadi karena setiap tenaga kerja semakin mampu mengelola sejumlah barang modal yang digunakannya
daripada jika jumlah tenaga kerja tersebut lebih sedikit. Spesialisasi kegiatan yang bisa menyertai kenaikan
pengerjaan tenaga kerja tersebut merupakan faktor lain yang bisa juga meningkatkan MP tenaga kerja jika
ada tambahan tenaga kerja yang digunakan.
Sebuah gambaran tentang keadaan produksi di mana MP dari suatu input meningkat pada suatu kisaran
tertentu ditunjukkan pada Tabel 7.2. Di situ unit pertama tenaga kerja (input X) menghasilkan 15 unit
produksi. Jika 2 unit tenaga kerja, maka 31 unit output yang dihasilkan, dan MP untuk tenaga kerja yang
kedua ini adalah 16 (lebih besar dari unit yang pertama yaitu 15). Demikian juga, tambahan satu unit tenaga
kerja lainnya bisa mengakibatkan kenaikan output menjadi 48 unit, yang berarti bahwa MP dari unit tenaga
kerja yang ketiga adalah 17 unit.
Akhirnya, setelah mencapai suatu kisaran tertentu, pertambahan tenaga kerja selanjutnya tidak akan
menghasilkan manfaat yang sama besarnya dengan manfaat yang diterima sebelumnya. Jika hal ini terjadi,
maka tingkat kenaikan output untuk setiap unit tambahan tenaga kerja (MP tenaga kerja) akan menurun.
Walaupun output total terus meningkat jika ada unit tambahan tenaga kerja yang digunakan (MP tenaga
kerja positif), tetapi tingkat kenaikan output tersebut akan menurun (MP akan turun). Penurunan
produktivitas marginal ini ditunjukkan oleh unit keempat, kelima, keenam dan ketujuh dari input X pada
Tabel 7.2 tersebut.
Akhirnya, suatu titik di mana jumlah input variabel sangat banyak sehingga output total mulai menurun
dengan adanya penambahan penggunaan input tersebut akan dicapai. Dalam contoh perakitan mobil itu, hal
ini akan terjadi jika tenaga kerja sangat banyak sehingga para pekerja terganggu dalam melakukan proses
produksi. Pada Tabel 7.2 ditunjukkan bahwa hal ini terjadi ketika lebih dari 7 unit input X dikombinasikan
dengan 2 unit input Y. Unit X yang kedelapan menyebabkan penurunan 1 unit output (berarti MP =-1),
sedangkan unit ke-9 dan ke-10 menyebabkan output turun masing-masing sebesar 2 dan 3.
Dalam Gambar 7.6(b), kisaran di mana input variabel X menunjukkan penerimaan hasil yang meningkat,
menurun dan negatif telah ditunjukkan. Walaupun informasi yang diberikan oleh hubungan tingkat
penerimaan hasil atau produktivitas ini tidak memungkinkan seseorang untuk menentukan jumlah
penggunaan input yang optimal yang akan digunakan dalam suatu kegiatan produksi, tetapi hubungan ini
bisa membantu seseorang untuk menghindari kombinasi penggunaan input yang tidak rasional menurut
kaidah-kaidah ekonomis yang realistis.
Konsep tahapan produksi yang tidak rasional ini, bisa diamati lebih mendalam dengan menggunakan analisis
isokuan yang secara eksplisit menyadari potensi variabilitas kedua faktor produksi (modal dan tenaga kerja)
tersebut dalam suatu sistem produksi 2 input – 1 output. Teknik ini dibahas pada bagian berikut di mana
teknik ini digunakan untuk menelaah peranan dari substitubilitas input dalam penentuan kombinasi input
yang optimal.
Walaupun kita bisa menelaah sifat-sifat fungsi produksi secara grafis dengan menggunakan permukaan
produksi tiga dimensi seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7.3, tetapi penyajian secara dua dimensi dengan
menggunakan isokuan biasanya lebih mudah dilakukan.
Isokuan berasal dari kata iso yang berarti sama dan quant yang berarti kuantitas adalah sebuah kurva yang
menunjukkan semua kombinasi penggunaan input yang berbeda secara efisien untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu. Misalnya, kita lihat pada Tabel 7.1 bahwa 91 unit output bisa dihasilkan oleh 4 kombinasi
input: X= 3, Y= 8; X = 4, Y= 6; X = 6, Y = 4; dan X = 8, Y= 3. Oleh karena itu, keempat kombinasi input
tersebut akan terletak pada isokuan Q = 91. Sama juga halnya, kombinasi-kombinasi X = 6, Y=10; X= 7, Y=
8; X=10, Y= 7; semuanya menghasilkan 122 unit produksi, dan oleh karena itu kombinasi – kombinasi
tersebut terletak pada isokuan Q= 122.
Kedua isokuan tersebut dilukiskan dalam Gambar7.7. Setiap titik pada isokuan Q = 91 menunjukkan
kombinasi penggunaan input X dan Y yang berbeda untuk menghasilkan 91 unit output. Misalnya, 91 unit
bisa dihasitkan dengan 3 unit X dan 8 unit Y, 4 unit X dan 6 unit Y, atau semua kombinasi X dan Y yang
lain pada isokuan Q= 91 tersebut. Interpretasi yang sama bisa digunakan untuk isokuan Q= 122 unit output.
Gambar 7.7

Isokuan dari data Tabel 7.1

Isokuan-isokuan untuk fungsi produksi yang kontinyu yang ditunjukkan dalam Gambar 7.3 bisa dibuat
melalui rangkaian bidang pada permukaan produksi itu, mendatar terhadap bidang XY pada berbagai
ketinggian, Setiap bidang menunjukkan tingkat output yang berbeda-beda. Dua bidang yang melalui
permukaan produksi itu ditunjukkan dalam Gambar 7.8 pada ketinggian Q1 dan Q2. Setiap titik pada
permukaan produksi tersebut dengan ketinggian Q1 di atas bidang input, yakni setara titik sepanjang kurva
Q1, menunjukkan kuantitas yang sama atau isokuan dari output sebesar Q1 unit. Kurva Q2menggambarkan
tempat kedudukan semua kombinasi input yang menghasilkan unit produksi Q2.
Kurva isokuan tersebut bisa dipindahkan ke permukaan input, seperti ditunjukkan oleh kurva Q1 dan Q2 pada
Gambar 7.8, dan kemudian dipindahkan ke gambar dua dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar 7.8.
Kurva-kurva yang terakhir ini menunjukkan bentuk standar dari sebuah isokuan.

Substitutabilitas Penggunaan Input


Bentuk isokuan dapat menunjukkan derajat substitutabilitas input yaitu kemampuan untuk saling
menggantikan antara satu input dengan input lainnya dalam proses produksi. Hal ini dilukiskan dalam
Gambar 7.10(a), (b)dan (c

Gambar 7.8
Penentuan Isokuan
Dalam beberapa sistem produksi, penggunaan input-input tertentu bisa dengan mudah digantikan dengan
input lainnya. Misalnya dalam produksi tenaga listrik, bahan bakar minyak yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik bisa merupakan contoh input yang bisa digantikan. Gambar 7.10 (a)
menunjukkan isokuan sistem pembangkit listrik seperti itu. Di situ ditunjukkan bahwa listrik bisa dihasilkan
oleh minyak dan atau gas. Di sini gas dan minyak bisa saling menggantikan secara sempurna in isokuan
merupakan garis lurus.
Gambar 7.9

Isokuan Produksi
Pada sisi lain dari substitutabilitas input ini adalah sistem produksi di mana input saling melengkapi
(komplementer) secara sempurna satu sama lain. Dalam keadaan seperti ini jumlah yang tepat dari setiap
input dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.

Faktor-faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang
disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas
sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.

a. Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam
bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.

Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam
langsung.

Coba Anda lihat di sekitar lingkungan tempat tinggalmu, faktor-faktor produksi sumberdaya alam apa
saja yang ada, dan dapat digunakan untuk produksi apa!

b. Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.

Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:

a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal
maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.

b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan
latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.

c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang
mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.

Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda klasifikasi tenaga kerja yang mana paling banyak di
daerah Anda.

c. Sumberdaya Modal

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala
merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan
produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.

Modal dapat dibedakan menurut:

1) Kegunaan dalam proses produksi.

a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses
produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.

b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.

2) Bentuk Modal
a) Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.

b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai nilai
dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.

d. Sumberdaya Pengusaha

Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan
faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.

Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki
kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi,
pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan usaha.

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN
Adapun bentuk-bentuk perusahaan :
1. Usaha Perseorangan,
2. Firma (Fa),
3. Perseroan Komanditer (CV),
4. Perseroan Terbatas Negara (Persero),
5. Perusahaan Negara Umum (PERUM),
6. Koperasi, dan
7. Yayasan
1. PERUSAHAAN PERORANGAN
Seluruh modal dari perusahaan jenis ini hanya dimiliki oleh satu orang saja, sehingga tanggung jawabnya pun
dibebankan kepada satu orang saja, yaitu pemilik modal selaku pengusaha tunggal. Adapun orang lain yang terlibat
dalam perusahaan ini hanya sebatas membantu pengusaha berdasarkan perjanjian kerja atau pemberian kuasa.
Dalam hukum positif di Indonesia, tidak ditemukan satu pun aturan hukum yang mengatur secara khusus tentang
perusahaan perseorangan ini. Menurut H.M.N. Purwosutjipto, bentuk perusahaan perseorangan secara resmi tidak
ada. Namun dalam dunia bisnis, masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk perusahaan perseorangan ini.
Pada umumnya masyarakat yang ingin menjalankan usahanya dalam bentuk perusahaan perseorangan ini
menggunakan bentuk Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD).
Kebaikan :
• Pemilik bebas mengambil keputusan
• Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan
• Rahasia perus ahaan terjamin
• Pemilik lebih giat berusaha
Keburukan :
• Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
• Sumber keuangan perusahaan terbatas
• Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin
• Seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri, sehingga pengelolaan manajemen menjadi kompleks
2. Ciri-ciri perusahaan perseorangan
Adapun ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain :
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil
2. FIRMA
Persekutuan antara dua orang atau lebih dengan bersama untuk melaksanak an usaha, umumnya dibentuk oleh
orang-orang yang memiliki Keahlian sama atau seprofesi dengan tanggungjawab masing-masing anggota tidak
terbatas, laba ataupun kerugian akan ditanggung bersama.
Kebaikan :
• Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara para anggota
• Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Ak ta atau tidak memerlukan Akta Pendirian
• Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi
Keburukan :
• Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
• Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota lainnya
• Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.
Ciri –ciri bentuk badan usaha firma
a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak ter
3. PERSEROAN KOMANDITER (CV)
Bentuk Badan Usaha CV adalah bentuk perusahaan kedua setelah PT yang paling banyak digunakan para pelaku
bisnis untuk menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Namun tidak semua bidang usaha dapat dijalankan
Perseroan Komanditer (CV), hal ini mengingat adanya beberapa bidang usaha tertentu yang diatur secara khusus
dan hanya dapat dilakukan oleh badan usaha Perseroan Terbatas (PT).
Perseroan Komanditer adalah bentuk perjanjian kerjasama berusaha bers ama antara 2 (dua) orang atau dengan
AKTA OTENTIK sebagai AKTA PENDIRIAN yang dibuat dihadapan NOTARIS yang berwenang. Para pendiri
perseroan komanditer terdiri dari PESERO AKTIF dan PERSERO PASIF yang membedakan adalah
tanggungjawabnya dalam perseroan.
Persero Aktif yaitu orang yang aktif menjalankan dan mengelola perusahaan termasuk bertanggung jawab secara
penuh atas kekayaan pribadinya. Persero Pasif yaitu orang yang hanya bertanggung jawab sebatas uang yang
disetor saja kedalam perusahaan tanpa melibatkan harta dan kekayaan peribadinya.
Kebaikan :
• Kemampuan manajemen lebih besar
• Proses pendirianya relatif mudah
• Modal yang dikumpulkan bisa lebih besar
• Mudah memperoleh kredit
Keburukan :
• Sebagian sekutu yang menjadi Persero Aktif memiliki tanggung tidak terbatas
• Sulit menarik kembali modal
• Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
4. PERSEROAN TERBATAS (PT)
Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling populer dalam bisnis dan paling banyak digunakan
oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usaha diberbagai bidang. Selain memiliki landasan
huk um yang jelas seperti yang diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PERSEROAN
TERBATAS bentuk PT ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal dalam
berusaha.
Sama halnya dengan CV pendirian PT juga dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang atau lebih, karena sistem hukum di
Indonesia menganggap dasar dari perseroan terbatas adalah suatu perjanjian maka pemegang saham dari perseroan
terbatas pun minimal haruslah berjumlah 2 (dua) orang, dengan jumlah modal dasar minimum Rp. 50.000.000,-,
sedangkan untuk bidang usaha tertentu jumlah modal dapat berbeda seperti yang ditentukan serta berlaku aturan
khusus yang mengatur tentang bidang usaha tersebut.
Berdasarkan Jenis Perseroan, maka Perseroan Terbatas (PT) dibagi menjadi :
- PT-Non Fasilitas Umum atau PT. Biasa
- PT-Fasilitas PMA
- PT-Fasilitas PMDN
- PT-Persero BUMN
- PT-Perbankan
- PT-Lembaga Keuangan Non Perbankan
- PT-Us aha Khusus
Berdasarkan penanaman modalnya jenis perseroan terbatas dibagi menjadi :
Perseroan Terbatas dalam rangka rangka Penanaman Modal Asing (PT-PMA)
Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PT-PMDN)
Perseroan Terbatas yang modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia (PT-SWASTA
NASIONAL)
PT-Perseron BUMN,Perseroan Terbatas yang telah go public (PT-Go Public) yaitu perseroan yang sebagian
modalnya telah dimiliki Publik dengan jalan membeli saham lewat pasar modal (Capital Market) melalui bursa-bursa
saham
Walaupun populer dalam kegiatan bisnis bentuk PT pun memiliki kebaikan dan keburukan antara lain :
Kebaikan :
* Pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan
* Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan mengeluarkan
saham baru
* Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
* Terdapat efesiensi pengelolaan sumber dana dan efesiensi pimpinan, karena
pimpinan dapat diganti sewak tu-waktu melalui Rapat Umum Pemegang Saham
* Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pemilik atau
pemegang saham.
* Diatur dengan jelas oleh undang-undang perseroan terbatas serta peraturan lain
yang mengikat dan melindungi kegiatan perusahaan
Keburukan :
* Merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima pemegang saham
akan dikenak an pajak
* Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan
kepada pemegang saham
* Proses pendiriannya membutuhkan wak tu lebih lama dan biaya yang lebih besar
dari CV
* Proses Pembubaran, Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan
Pengambilalihan perseroan membutuhk an waktu dan biaya serta persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Contoh : PT PERTAMINA, PT.Jasa Marga, PT. PLN, PT Asuransi Jiwasraya.
5. Perum / Perusahaan Umum
Perusahaan umum atau disingkat perum adalah perusahaan unit bisnis negara yang seluruh modal dan kepemilikan
dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan penyediaan barang dan jasa publik yang baik demi
melayani masyarakat umum serta mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan.Organ Perum
yaitu dewan pengawas, menteri dan direksi.Contoh perum / perusahaan umum yakni : Perum Peruri / PNRI
(Percetakan Negara RI), Perum Perhutani, Perum Damri, Perum Pegadaian, dll.
6. KOPERASI
Bagi masyarakat Indonesia koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa Koperasi dalam
rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat. Secara harfiah Kpoerasi yang berasal dari bahasa Inggris Coperation
terdiri dari dua suku kata :
Co berarti bersama dan operation berarti bekerja.
Jadi koperasi berarti bekerja sama,sehingga setiap bentuk yang bekerja sama selalu disebut dengan koperasi.
Pengertian pengertian pokok tentang Koperasi :
Merupakan perkumpulan orang orang termasuk badan hukum yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil.
Pengawasan dilakukan oleh anggota.
Mempunyai sifat saling tolong menolong.
7.YAYASAN
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan
kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Di
Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7 September 2004 menyetujui undang-
undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004.

TUJUAN PERUSAHAAN
Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai-nilai tertentu. Tujuan
perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :
• Tujuan Pelayanan Primer
Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Tujuan Organisatoris adalah nilai-nilai yang harus disumbangkan oleh masing-masing atau kelompok individu yang berada pada
bagian yang bersangkutan. Tujuan Operasional adalah nilai-nilai yang disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu unit
prosedur kerja secara keseluruhan.
• Tujuan Pelayanan Kolateral
Tujuan Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin dicapai oleh individu atau kelompok individu dalam perusahaan. Tujuan
Kolateral Sosial ialah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat dan yang dapat
secara langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.
• Tujuan Pelayanan Sekunder
Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan primer.
Tetapi secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa :
a. mencapai keuntungan maksimal
b. mempertahankan kelangsungan hidup
c. mengejar pertumbuhan
d. menampung tenaga kerja
Faktor-faktor produksi “5M” (Men, Materials, Machines, Methods, Money).
Manajemen adalah :
“Suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya yang lain.”
Manajemen juga menggunakan metode ilmiah yang meliputi urutan kegiatan sebagai berikut :
1. mengetahui adanya persoalan
2. mendefinisikan persoalan
3. mengumpulkan fakta, data dan informasi
4. menyusun alternatif penyelesaian
5. mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian
6. melaksanakan keputusan serta tindak lanjut

Konsepsi-konsepsi nilai dalam manajemen meliputi keyakinan-keyakinan sebagai berikut :


• pemberian kepuasan pada konsumen
• tujuan primer perusahaan harus diprioritaskan terlebih dahulu daripada kepentingan pribadi pemilik, manajer dan karyawan
• pentingnya digunakan metode ilmiah sebagai dasar untuk penyelesaian masalah perusahaan
• perlunya pengkajian terhadap prinsip-prinsip kepemimpinan eksekutif
• standar etika yang baik merupakan dasar hubungan usaha
• adanya hak pekerja untuk mengadakan perjanjian kerja sama kolektif
• pentingnya memelihara inisiatif perseorangan dan kebebasan bertindak
• kewajiban pemilik dan manajer untuk mengembangkan teknologi serta kemajuan perusahaan
Daftar Pustaka
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/sdm/pengertian-isoquant-dan-isocost

http://ruangbelajarekonomi.blogspot.co.id/2016/12/isoquant-isocost-teori-produksi.html

http://iwidiani.blogspot.co.id/2014/12/isoquant-dan-isocost.html

http://rezaadhisyah.blogspot.co.id/2013/11/isocost-dan-isoquant.html

Anda mungkin juga menyukai